Pembalasan Putri Yang Diusir

Malam hari di kediaman Alfi.

Setelah makan malam bersama, Anjar, Tante Hesti dan kak Dinda memutuskan pulang ke rumah mereka. Sedangkan Mami Ara, Zay dan Mama Rena langsung beristirahat. Sekarang Mama Rena tinggal bersama Cila karena Papa Reza sudah menguasai aset keluarga Andara.

Dikamar Alfi dan Cila.

Alfi baru keluar dari kamar mandi melihat istrinya yang tidak menyadari keberadaannya.

"Sayang kamu mikirin apa?" Alfi mendekati istrinya yang duduk melamun dekat ranjang.

"Mas siapa orang tua kandung aku ya?" jawab Cila lirih.

Setelah pulang dari pesta pernikahan Vely dan Dika, Cila lebih banyak diam. Dia tidak seceria biasanya.

Alfi merangkup kedua pipi Cila.

"Jangan sedih, aku janji pasti bantuin kamu buat cari siapa orang tua kandung kamu." ucap Alfi kepada istrinya.

"Makasih ya mas." Cila memeluk Alfi dengan erat. Alfi terseyum dan membalas pelukan Cila.

"Ya udah sekarang kita istirahat. Hari ini sangat melelahkan." ucap Alfi terkekeh.

"Iya sangat-sangat melelahkan mas liat drama di pernikahan Vely sama Dika." jawab Cila ikut terkekeh.

Alfi dan Cila merebahkan tubuh dikasur sambil berpelukan.

"Love you istriku."

"Love you too suamiku."

Jika Alfi dan Cila tidur dengan berpelukan erat berbeda dengan Vely yang sedang dihina habis-habisan oleh Dika disebuah kamar apartemen milik Dika.

Sebenarnya Dika ingin langsung menelantarkan Vely tapi Vely terus memohon kepada Dika untuk membiarkan dia tinggal sementara waktu dengan Dika karena Papa Reza tidak mau mengakui Vely lagi sebagai anaknya. Vely juga tidak bisa meminta bantuan kepada kekasih gelapnya karena nomor handphone kekasihnya tidak bisa dihubungi.

"Jangan tidur dikasur ku, awas." Dika menarik tangan Vely dan menghempaskan ke lantai.

"Dika aku tidur dimana jika tidak boleh dikasur?" tanya Vely yang kesakitan memegang lengannya.

"Tidurlah di sofa atau jika kamu mau dilantai juga tidak masalah." jawab Dika acuh.

"Dika ini malam pertama kita tapi mengapa kita harus tidur terpisah." ucap Vely dengan tidak tahu malu.

"Kamu pikir aku mau menikmati malam pertama dengan wanita murahan seperti mu yang suka berselingkuh? Aku tidak berminat sama sekali Vely." jawab Dika memandang Vely dengan sinis.

"Bukankah kamu juga bermain dengan wanita dibelakang ku tapi aku tidak marah dan bisa menerima mu. Seharusnya kamu juga bisa menerima aku Dika." Vely memegang tangan Dika dan ingin memeluk Dika.

"Lepaskan aku. Walaupun aku bermain dengan wanita dibelakang mu setidaknya aku masih memprioritaskan dirimu Vely. Tidak seperti kamu yang hanya berniat memanfaatkan aku saja." Dika mendorong tubuh Vely hingga terbentuk meja.

Vely terkejut melihat perlakuan Dika kepadanya. Padahal dulu Dika selalu bersikap manis dan memperlakukan dia secara lembut tapi malam ini Dika seperti pria asing yang tidak dikenalnya.

"Kita ini baru menikah tapi kenapa kamu begitu kasar dengan ku? Aku tahu jika aku memang bersalah tapi tolong beri aku kesempatan untuk memperbaiki kesalahan yang sudah aku perbuat." Vely menangis sambil memohon kepada Dika.

Untuk saat ini Vely belum mau kehilangan Dika karena dia belum mendapatkan apa yang dia inginkan. Harta kekayaan Andara sudah gagal dia dapatkan dan kali ini dia tidak boleh gagal untuk masuk ke dalam keluarga Dika dan bisa menguras harta keluarga ini secara perlahan.

"Kamu pikir aku segampang itu bisa percaya dengan mu Vely? Tentu saja tidak. Kamu itu wanita bermuka dua dan sangat berbahaya. Aku beri kamu waktu 3 hari boleh menginap di apartemen ku tapi setelah itu silahkan pergi dan secepatnya surat perceraian kita aku selesaikan."

Dika tentu saja tidak bisa mempercayai ucapan Vely lagi. Cukup dia tergoda dan berpaling dari Cila. Sekarang dia tidak akan termakan bujuk rayu wanita ini lagi.

"Dika aku sangat mencintai kamu. Aku rela meninggalkan kekasihku dan menikah dengan mu jadi tolong jangan ceraikan aku."

Vely terpaksa berbohong jika dia sangat mencintai Dika. Padahal sebenarnya yang dicintai bukan Dika melainkan uang Dika.

"Sudahlah Vely jelas-jelas kamu memiliki perusahaan bersama kekasih mu itu jadi mana mungkin kamu mau mengkhianati kekasihmu demi aku." ucap Dika dengan emosi.

Vely kehabisan kata-kata untuk membujuk Dika. Dia berpikir keras bagaimana caranya supaya Dika tidak menceraikan dia sebelum dia mendapatkan apa yang telah direncanakan bersama kekasihnya.

Dika yang tadinya ingin tidur memilih keluar dari kamar dan meninggalkan Vely. Dia begitu kesal dengan Vely yang sudah membohonginya tapi masih berani berkata jika dia mencintai Dika.

Dika memilih pergi ke suatu tempat yang menurutnya bisa menghibur hatinya saat ini. Dia mengendarai mobil dengan kecepatan tinggi tanpa memikirkan pengguna jalan lain yang hampir celaka akibat ulahnya.

Sedangkan Vely dikamar berteriak dan menghancurkan barang-barang di kamar Dika. Padahal dia sudah menggunakan pakaian yang cukup menggoda didepan Dika tapi Dika tidak tergoda sama sekali dan sekarang dia ditinggalkan begitu saja oleh Dika saat malam pertama mereka.

"Awas saja kamu Dika, jika nanti aku sudah menguasai harta mu akan aku pastikan kamu orang pertama yang akan aku buat sengsara setelah itu baru Cila. Ya Cila, ini semua gara-gara Cila. Jika saja dia tidak datang dan muncul di pesta pernikahan aku dan Dika pasti saat ini aku tidak dicampakkan oleh Dika dan mendapatkan harta keluarga Andara. Awas saja kamu Cila. Tunggu pembalasan ku."

Vely berteriak keras meluapkan emosinya. Dia juga berusaha menghubungi kekasihnya tapi tetap saja nomor handphone kekasihnya tidak bisa dihubungi.

**Hai Reader's 😁

Jangan lupa dukungannya yaa 😁

Terimakasih sudah mampir ke novel ku 🙏

Semoga selalu diberi kesehatan 🤲

Salam Hangat dari Author ❤**