Setelah hidup dengan suami yang suka memukulinya selama bertahun-tahun, Freya 'dijual' karena suaminya telah jatuh hati pada wanita lain. Dia hanya bisa pasrah saat pelelangan berlangsung, sampai akhirnya... "Satu juta Yuan!" Semua mata tertuju pada pria bertudung yang menawar dengan harga ribuan kali lebih mahal. Siapa pria itu dan kisah seperti apa yang menanti mereka?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rossywiji, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Buku Masa Kecil
POV Lily
Tok
Tok
Tok
"Permisi nyonya.. apakah anda masih mem-..",
Ohh.. ternyata nyonyaku tertidur.
Yah.. wanita cantik tetap cantik walau sedang tertidur ya..
Untunglah aku sudah meletakkan bantal besar disini.
Nyonya Freya hebat. Beliau bahkan tidak melakukan tindak kejahatan walau sudah mengalami hal seberat itu ya.
Meskipun beliau masih sangat canggung dengan orang - orang, tapi beliau tetap memperlakukan kami semua dengan baik.
Nyonyaku sangat baik sekali.
'eemmm.. ngomong - ngomong, bagaimana caraku memindahkan nyonya Freya ya?'
Sepertinya aku tidak akan bisa memindahkan beliau dengan kekuatan ku sendiri. Apa aku bangunkan saja ya??
Yah, terpaksa akan ku bangunkan lebih dulu..
"Biar aku saja yang memindahkannya!", Tuan tiba-tiba datang dan berkata begitu..
"Tuan?", aku sedikit terkejut karena tidak mendengar langkah kaki tuan Albert saat beliau masuk.
"Syyuutt..", tuan Albert menempelkan jari telunjuk ke mulutnya.
Aku mundur membiarkan tuan Albert mengangkat nyonya untuk membawanya ke tempat tidur.
Ya tuhaaannn..
Romantis sekali tuan ku ini..
Nyonya sangat beruntung i cintai tuan dengan sedemikian rupa.
.
POV Albert
Ketika aku mengkat tubuh mungil itu, Freya sedikit membuka matanya karena mungkin terkejut.
"Tidurlah lagi Freya!", ucapku sambil menenangkannya.
Freya langsung kembali memejamkan kedua mata indahnya.
Awalnya, aku sudah merasa cukup senang karena dapat membawa dia ketempat ini. Tidak mudah untuk mencari orang yang jejak keberadaannya sengaja di hapus. Apalagi, masih banyak hal yang perlu aku lakukan. Berkat sebuah petunjuk kecil, aku berdiri di bar dan menunggunya.
Saat aku melihatnya masuk melalui pintu tua bar, napasku seketika itu juga tercekat dan Emosiku meluap sampai hampir meledak.
Wajah ayu nya terlihat Pucat pasi dan Perlakuan menyedihkan yang didapat nya sangatlah mengerikan. Ingin sekali aku langsung maju dan menghajar bedebah yang mengaku sebagai suaminya itu, mencekik orang - orang yang berusaha menawarnya di pelelangan itu, Lalu membawa wanita itu pergi saat itu juga.
Seandainya aku bisa menemukannya lebih cepat, seandainya Aku bisa mendapatkan posisi ini lebih cepat, pasti dia tidak harus mengalami situasi seperti ini.
Ujung - ujungnya, semua ini adalah salahku karena kejadian di masa lalu yang akhirnya merusak dirinya.
Aku pasti akan membantumu..
Mendapatkan kembali senyummu saat itu..
Agar kamu bisa kembali tersenyum dengan riang lagi..
Tanpa harus memikirkan pandangan dunia terhadapmu..
.
"Astagaaa!! Saya selalu Terkagum - kagum setiap kali melihat perpustakaan ini!!", ucap Debby menatap kagum setiap detail yang terlihat di perpustakaan keluarga Marques Davinci.
Kami mendatangi perpustakaan ini karena pelajaran hari ini adalah mencari buku yang sesuai dengan minat diri sendiri.
"Tempat ini tidak memiliki kekurangan! Dari kategori buku sampai interior nya begitu sempurna!!", ucap Debby masih terus mengagumi perpustakaan Marques Davinci.
"Ehemm.. nyonya marchionnes, Sebenarnya ada sesuatu yang ingin saya akui!", Ucap Debby sambil memasang ekspresi serius.
"Ya, silahkan mengakuinya..", jawabku.
"Astagaa.. bukankah anda terlalu santai? Tolong pasang ekspresi syok sedikitong!!", Debby sedikit memprotes jawabanku.
"Saya kan sudah tahu bahwa Nyonya Debby adalah guru yang penuh antusias dan suka bercerita. Jadi saya yakin hal yang akan anda akui bukanlah hal yang buruk", jawabku dengan sedikit terkikik geli.
"Waahhh.. nyonya jadi banyak bicara ya! Apa ini karena saya mengajari anda dengan baik??", tanya Debby dengan tersenyum cerah.
"Ya.. ini berkat anda!!", jawabku yang langsung mendapat tawa lirih dari Debby.
"Astaga.. astaga.. banyak bicara juga tidak buruk untuk nyonya kita yang cantik!!", Debby tertawa riang.
"Sejujurnya, saya bukan tipe orang yang bisa mengajari orang lain dengan baik! Mengajari seseorang itu harus punya tanggung jawab dan rasa peduli yang tinggi kepada orang yang diajari!", ungkap Debby kepadaku.
"Dari pada mengajari orang, saya lebih suka membaca dan belajar sendiri. Tetapi imbalan yang disodorkan tuan Marques terlalu menggiurkan untuk di tolak begitu saja!!", lanjut Debby.
"Ahh.. apakah beliau memberikan izin untuk bebas keluar masuk perpustakaan?", tebakku.
Ya, dengan melihat dari kepribadiannya, itu sudah tertebak dengan sendirinya.
"Hehehe.. mirip seperti itulah!", jawab Debby sambil tersenyum misterius.
"Anda tahu? Bahkan beliau menunjukkan buku yang tidak di buka untuk umum!!!!", Debby sangat excited saat menceritakannya.
"Belakangan ini saya sedang menulis makalah, Dan koleksi pribadi, jadi buku - buku dari kediaman Marques Davinci sangat membantu!", ujar Debby setelah dia bisa menormalkan kembali ekspresi nya.
"Makalah saya itu tentang......"
Ternyata orang bisa segembira ini karena hal yang di sukainya.
Dulu aku juga begitu, ayah dan ibu selalu membawakan ku sesuatu, berbagai macam desert, pita, gaun, mainan dan lain - lain.
Itu sangat membuatku senang.
Sekarang satu - satunya hal yang membuatku bahagia adalah perhatian tulus dari Albert.
'Astaga.. kenapa aku bisa berpikir seperti itu??', aku merutuki pemikiranku.
Bisa - bisanya aku malah gampang percaya kepada Albert.
Tapi, Debby terlihat sangat bahagia kan?
"Menurut saya, itu topik yang bagus!", ujarku menanggapi ceritanya.
"Anda hebat sekali bisa membuat makalah seperti itu. Pasti sangat menarik bisa mendalami satu topik secara profesional seperti itu", lanjutku masih menanggapi cerita Debby tadi.
"Anda pun sudah berkembang menjadi jauh lebih baik, nyonya, di bandingkan saat pertama kali kita bertemu, anda sangat pendiam saat itu!", ucap Debby kepadaku.
"Jujur saja, Saya pikir anda tidak mau belajar dengan saya karena anda hanya diam saja. Hehehe, padahal kan anda memang pendiam!", lanjut Debby lagi. Dia tersenyum hangat sambil menatapku.
"ahh .. bukan begitu kok!", tanggapku.
Kami melanjutkan mencari buku yang akan di baca hari ini. Ini cukup menyenangkan.
Saat aku melihat di bagian rak paling kiri, aku melihat buku yang kubaca saat masih kecil dulu.
'Si kerudung merah', ya.. dulu aku belum sempat menamatkan edisi buku ini.
Buku yang mengingatkanku dengan kebahagiaan waktu kecilku.
Entah kapan terakhir kali aku melihat edisi buku ini.
"Ah.. ini edisi si kerudung merah! Saat kecil dulu, saya juga sangat menyukai edisi buku ini!", ucap Debby saat melihatku mengambil buku itu.
Kisah pertumbuhan seorang gadis yang hidup bersama sang nenek. Mereka hidup jauh di pelosok desa yang sunyi. Dengan rumah yang berbatasan dengan hutan. Gadis itu sangat menyukai kerudung merah yang ditinggalkan ibunya.
Saat beranjak dewasa dan sudah mengenal cinta, gadis itu terpesona dengan seorang pemuda pengembara yang menetap sementara di desa itu.
Itu adalah kisah yang sangat menarik bagiku yang saat ini masih terlalu naif dengan kata cinta.
"Tampaknya Anda menyukai buku ini nyonya? Saya juga sangat menyukainya saat itu, sampai - sampai saya Sudah membacanya beberapa kali. Bahkan saya menangis hAnya karena edisi buku ini berakhir di jilid ke 14!", tanggap Debby.
"Saya baru membacanya sampai jilid 5..", jawabku.
Dulu, setiap jilid buku ini keluar, Aku selalu berberlari ke toko buku untuk membelinya sendiri. Tapi ketika setelah jilid ke 4 keluar, hari - hariku semakin sulit, samapi aku melupakannya.
Sekarang aku sudah tahu bahwa paman kepala desa yang muncul sebagai antagonis di novel si kerudung merah ini bukanlah apa-apa. Antagonis di novel malah lebih bermoral ketimbang orang jahat di dunia nyata.
"Hehehe.. kalau begitu, saya tidak akan memberi bocoran tentang akhirnya! Ceritanya akan menjadi lebih menarik jika anda membacanya sambil harap - harap cemas Setiap membalik lembar demi lembarnya!", ucap Debby sambil tersenyum hangat.
"Iya, itu benar!" Jawab ku.
"Jadi, ini buku yang ingin anda baca hari ini?", tanya Debby.
"Ya!", jawabku.
Meski ini hanya buku biasa, tapi aku sangat bahagia karena seperti mendapat tambahan kenangan Masa lalu yang berharga.
Cerita yang sudah lama tidak kubaca sungguh terasa sangat menarik.
Sampai - sampai Lily beberapa kali harus masuk ke kamar ku untuk memastikan apakah aku sudah tidur.
Ya, karena aku ingin segera menyelesaikan semua serinya.
Sampai - sampai aku baru tidur setelah membaca hingga tengah malam.
'lily bilang bahwa sebaiknya aku kembali tidur lagi, tapi sebentar lagi kan ada kelas.. duhh ngantuknya!', aku masih menguap setelah sampai di dalam ruang belajar.
Apalagi kelas hari ini, entah kenapa aku tidak suka.