Di desa penggarit, hiduplah seorang Tuan Muda bernama galih yang terbuang dari keluarganya sendiri karena fitnah dari kakak dan adiknya sendiri
Suatu hari, galih bertemu dengan satu ekor monyet putih yang terjebak di akar akar pohon di gunung pangrango.
galih tidak mengetahui bahwa monyet itu adalah sebenarnya sosok jin khodam yang menjelma menjadi monyet, sosok jin itu bernama condromowo.
hingga akhirnya galih di ikuti oleh sosok jin itu, galih sangat terbantu dengan kehadiran condromowo.
Namun, hubungan antara galih dan condromowo tidaklah sederhana. Mereka harus menghadapi berbagai macam tantangan dan bahaya yang mengancam desa mereka. Mereka juga harus menghadapi kebenaran tentang masa lalu galih dan kekuatan yang sebenarnya dimilikinya.
ig:abdulrizqi60
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Abdul Rizqi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
deduksi pak jono
Waktu berjalan cepat, tidak terasa pagi pun tiba setelah melaksanakan kewajibanya galih saat ini duduk di sofa sambil menelpon bu maya.
Tuttt!!! Bunyi panggilan dari galih.
Tidak lama kemudian telephone di angkat.
"Assalamualaikum bu, maaf pagi pagi ganggu." Ucap galih
"Walaikumsalam, ga papah mas... emangnya ada apa...? Apa ada masalah?" Tanya bu maya.
"Ini bu, saya mau minta batang pohon bambu, yang di belakang buat bikin kandang kambing."
"Silahkan mas, ga masalah.... emangnya mas beli kambing?"
"Di kasih bu sama orang kalibaros. lumayan jadi ada kegiatan."
"Kok bisa di kasih mas?"
"Karena saya nolongin anaknya bu. Maaf yah udah dulu. Oh yah makasih bambunya bu, Assalamualaikum."
"Iya, Walaikumsalam."
Panggilan telephonepun terputus, saat ini galih dilema, apakah dia menelphone ibunya. nomor ibunya sudah di depan mata galih, tetapi galih masih ragu.
"Nanti aja lah." Ucap galih kemudian beranjak bangkit dan berjalan ke dapur membuat sarapan. Galih membuat sarapan dengan lauk telor ceplok dan kecap.
Setelah galih sarapan, galih memandangi kujang yang tergeletak di meja makanya.
"Hari ini kamu bakalan kerja." ucap galih kemudian mengambil kujang itu.
Galih kemudian berjalan ke halaman belakang rumahnya.
"Sringgg!! Galih melepas kujang itu dari sarungnya. Seketika bunyi sangat nyaring terdengar.
"Napa bunyinya nyaring banget sih." Gumam galih heran, pasalnya dia melepas bilahnya pelan pelan. Kemudian galih kembali memandangi bilah kujangnya.
Galih mengerutkan matanya melihat sedikit bercak darah yang sudah mengering di bilah kujang miliknya.
"Darah siapa ini...? Perasaan kemarin ga ada bercak darah kaya gini." Gumam galih.
Galih tidak terlalu memikirkanya. galih langsung memotong motong pohon bambu yang di depanya, dengan kujang miliknya yang ternyata sangat tajam, sekali tebas satu pohon bambu tumbang. Galih terlihat sangat puas Dengan kujangnya.
Setelah memotong motong batang pohon bambu, kemudian galih mensisiki batang pohon bambu tersebut agar halus.
"Assalamualaikum." Ucap fauziah yang tiba tiba datang.
"Walaikumsalam, silahkan duduk zah." Jawab galih.
"Mau buat apa mas?"
"Mau buat kandang kambing zah, kenapa kamu kesini?"
"O..."
"Kayanya waktunya ga tepat deh buat ngomongin soal lamaran." Gumam fauziah.
"Ga papah mas... tadi ga sengaja lihat, penasaran aja mau buat apa, Eh apa itu mas?" ucap fauziah yang tidak sengaja melihat kujang galih.
"Oh, ini namanya kujang, mas ga sengaja dapet di selokan di sekitar rumahnya pak jono yang di kalibaros."
"Kujang itu kalau ga salah pusakakan mas? Eh ini mas malah buat sisikin pohon bambu."
"Haha...!! yah ga masalah zah, yang penting tajem lumayan mumpung belum Beli pisau nemu ini."
Fauziah kemudian memandangi bilah indah kujang milik galih.
"Aku tidak merasakan ada yang istimewa dari kujang itu. tetapi kenapa perasaanku mengatakan kujang itu bukan kujang biasa. Apa kau merasakanya lingga." Tanya fauziah pada lingga.
"Aku juga tidak merasakan ada yang istimewa dari kujang itu, kujang itu seperti kujang biasa tetapi perasaanku juga sama sepertimu, aku merasakan ada yang ganjal dari kujang itu." Jawab lingga.
"ya sudah mas, fauziah mau ke warung dulu, assalamualaikum." Ucap fauziah kemudian berjalan pergi.
"Walaikumsalam." Jawab galih dan kembali melanjutkan membuat kandang kambingnya.
Setelah satu jam setengah galih membuat kandang kambing, pak jono datang ke rumah kontrakan galih, dengan membawa anak anak kambing yang di bawa menggunakan mobil pick up.
"Assalamualaikum mas, lagi sibuk yah mas." Tanya pak jono yang melihat galih sedang memaku maku bambu di halaman depan.
"Walaikumsalam, iya pak ini lagi buat kandang kambing." Jawab galih.
"Saya bantuin yah mas."
"Ga usah repot repot pak."
"Ga papah mas..... santai aja."
Akhrinya galih, dan pak jono membuat kandang kambing bersama. Setelah beberapa menit membuat kandang kambing, akhrinya selesai dan anak anak kambing galih langsung di taruh di kandangnya. Saat ini galih dan pak jono sedang duduk di teras, di temani rokok dan kopi hitam.
"Makasih yah pak, bapak udah ngasih saya anak kambing sama mau bantuin buat kandangnya." Ucap galih.
"Santai aja mas kalau ga ada mas mungkin anak saya Belum bangun sampai sekarang... oh yah mas, apa mas udah tau berita di desa saya." Tanya pak jono.
"Berita apa pak?"
"Ini yang saya mau sampein mas, orang pinter yang kemarin saya dan istri saya samperin udah meninggal mas."
"Inalilahi, emangnya meninggal kenapa pak."
"Mas serius ga tau?"
"Ga pak." Galih heran kenapa pak jono menatap galih dengan tatapan curiga.
"Mas jangan kaget yah." Ucap pak jono di balas anggukan oleh galih.
"Nama orang pinter yang mati itu namanya ki trimo mas, beliau mati dengan luka tusuk di jantung seperti di tusuk pakai pisau. Dan di saat beliau di temukan meninggal beliau memegang foto mas di tangan kananya."
"Hah!!, serius pak saya ga ngebunuh dukun itu saya juga ga pernah ketemu sama dukun itu."
"Saya percaya sama mas tenang aja mas, kayanya dukun itu mau nyatet mas, foto itu foto saat mas di kamar neta berarti orang yang berpakaiyan hitam kemarin yang di jendela itu ngefoto mas, terus nyuruh ki trimo buat nyantet mas tapi sebelum ki trimo nyantet mas dia di tikam oleh seseorang." Ucap pak jono
Nampak galih manggut manggut dengan deduksi pak jono yang seperti detektif.
"Serius pak bukan saya yang ngebunuh ki trimo, saya tadi malam jalan jalan sama calon istri saya."
"Iya mas saya percaya tenang aja. jadi mas udah punya calon istri?"
"Iya pak."
"Haduh, kirain mas masih jomblo kemarin saya, neta, sama istri saya bicarain buat jodohin mas sama neta."
Galih hanya tersenyum garing mendengar ucapan pak jono.
"Pak, pak neta kan masih muda pak masa main jodoh jodohin aja, biarin dia milih pak calon pendamping hidupnya sendiri."
"Hehe istri saya juga udah bilang gitu mas, tapi saya yang ngebet maaf yah mas."
"Iya pak, aman."
"Ya udah saya permisi yah mas. assalamualaikum." Ucap pak jono sambil berjalan pergi.
"Walaikumsalam." Jawab galih.
Setelah pak jono pergi galih langsung mengambil kujangnya, dan masuk kerumah lalu di kunci. Galih memandangi kujang itu dengan tatapan curiga.
"Condormowo hadirlah." Ucap galih
Sedetik kemudian asap putih tipis muncul lalu menampakan monyet putih.
"Ada apa nak?" Tanya condromowo.
"Apa kau yang membunuh dukun yang di maksud pak jono dengan kujang ini. tidak mungkinkan kujang ini bergerak sendiri. sementara dukun itu mau menyantetku lalu kau menggunakan kujang ini untuk menikam ki trimo sebelum dia menyantetku. Ucap galih panjang lebar sambil memandangi wajah condromowo yang hanya plonga plongo.
seru bngt thor semangat yah nulis nya. 😍😍