Srikandi, gadis cantik yang selalu digilai oleh setiap laki laki yang mengenalnya. karena selain cantik dan berasal dari keluarga kaya, Srikandi juga baik hati.
Srikandi memiliki seorang kekasih bernama Arjun, tetapi tanpa sepengetahuan Srikandi ternyata Arjun hanya menganggap dirinya sebagai piala yang dia menangkan dari hasil taruhan saja. Arjun tidak pernah mencintai Srikandi yang dia anggap sebagai gadis manja, yang hanya bisa mengandalkan harta orang tua.
Padahal tanpa sepengetahuan Arjun, Srikandi juga memiliki sebuah bisnis tersembunyi, yang hanya ayahnya saja yang tahu.
Saat Srikandi tahu kebusukan Arjun, Srikandi tidak marah. Srikandi bersikap santai tapi memikirkan sesuatu untuk membalas sakit hatinya. Apalagi hadirnya pria tampan yang mencintai dirinya dengan tulus. menambah lengkap rencana Srikandi.
Arjun harus merasakan juga mencintai tapi tidak di anggap. Arjun harus tahu rasanya patah hati .
ikuti kisah selengkapnya dalam
BUKAN LELAKI CADANGAN
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mama Mia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
10
Penunjuk waktu telah telah menunjukkan angka 15.00. itu artinya sebentar lagi adalah waktunya pulang untuk para pekerja kantoran.
Di tempat duduknya, kursi kebesaran perusahaannya, Srikandi sedang duduk termenung sambil menggigit ujung pulpen. Ada satu rencana yang sedang dia pikirkan.
"Kenapa rasanya lama sekali menunggu akhir pekan? Padahal aku ingin segera mengerjai kembali si cecunguk itu. Apa aku lakukan sekarang aja ya, mumpung aku tidak terlalu lelah. Membuat hiburan kecil disore hari sepertinya asik." Srikandi bergumam-gundam sendiri, bertanya sendiri dan dijawab sendiri.
"Ahaaa..." Srikandi menjentikkan jarinya ketika muncul ide cemerlang di dalam otaknya. Segera diambil ponsel yang sejak dari tadi berbaring manis di sebelah tangannya.
Ketik ketik ketik ketik...
"Arjun, sore ini aku jemput untuk makan di restoran mau nggak. Aku lebih ingin makan di luar, sedang bosan dengan makanan di rumah. Aku yang traktir kamu ya?"
Send
Sebuah pesan ajakan terkirim ke nomor Arjun.
"Mari saudara-saudara, kita tunggu sebentar jawaban dari cecunguk brengsek itu." Srikandi berbicara sambil mengetuk-ngetuk kan jarinya di meja kerjanya.
Di perusahaan tempat Arjun bekerja
Pria itu sedang fokus dengan laptop di hadapannya. Mendengus kesal karena pekerjaannya seperti tak habis-habis. Setiap kali selesai satu muncul lagi pekerjaan lainnya. Dan itu sudah berlangsung sejak dia selesai makan siang. Bahkan untuk sekedar memutar pinggang dan menyandarkan punggung pun dia tak sempat.
Tring...
Ponselnya berbunyi menandakan ada notif pesan masuk. Dilihat sekilas dan tertera nama Srikandi di sana. Mengernyitkan dahi, pria itu mengalihkan sejenak tatapannya dari layar laptop, untuk membuka pesan dari wanita yang sedang ingin dia manfaatkan.
Senyum manis tersungging begitu melihat pesan dari Srikandi. Ini sungguh satu kebetulan, Dia sedang ingin makan makanan mewah, tetapi malas mengeluarkan uang. Dan tiba-tiba saja angin segar datang. Siapa yang akan menolak?
"Baiklah, Tuan Putri. Hamba ini akan mengantarkan kemanapun Tuan Putri pergi." Arjun mengetik pesan balasan dan segera mengirimnya.
"Tapi mungkin aku nanti akan datang terlambat ya, pekerjaanku sedang full hari ini. Ketua departemen memberikan tugas tambahan padaku." Arjun mengirimkan pesan berikutnya, sambil melirik kesal ke arah laptop yang masih menyala.
Kalau saja pekerjaannya saat ini tidak sedang mengejar deadline, mungkin dia akan menundanya dan akan mengerjakan kembali besok pagi.
Tring...
"Jangan khawatir, aku yang akan menjemputmu dengan mobilku bagaimana? Tapi nanti kamu yang menyetir ya. Entah kenapa aku merasa bahwa mobil mewahku ini sudah menjadi milikmu."
Satu pesan balasan datang dari Srikandi, membuat lelaki itu tak bisa menahan senyumnya yang semakin lebar. Dia seperti sedang mendapatkan jackpot, setelah beberapa hari yang lalu tabungannya terkuras hingga menyisakan dua pertiganya.
"Apapun untukmu Honey. Aku bersedia menjadi sopirmu dan mengantarkan ke manapun kamu pergi. Sekarang aku lanjutkan pekerjaanku dulu ya, supaya nanti saat kamu datang menjemput aku sudah siap." Arjun yang semula mendengus kesal kini menjadi bersemangat. Dan segera melanjutkan pekerjaannya begitu mendapatkan balasan "Oke" dari Srikandi.
Kembali ke perusahaan Srikandi
"Kau tidak ingin pulang, memangnya kau tidak lelah duduk terus di kursi itu?" Satu suara tiba-tiba terdengar masuk ke dalam ruangan membuyarkan Srikandi yang sedang tersenyum-senyum sendiri
Srikandi melirik ke arah penunjuk waktu yang melingkar di pergelangan tangannya, lalu mendongak menatap ke arah pria yang selalu datang sesuka hati.
"Waktu baru menunjukkan pukul 15.13. belum waktunya pulang untuk orang yang pekerja kantoran. Dan sebagai seorang pemimpin tentu saja aku ingin memberikan contoh yang baik bagi para karyawanku. Akan tetapi nampaknya hal-hal seperti itu tidak berlaku bagi Tuan Yudistira yang terhormat ini."
Ha ha ha ha ha
Bukannya marah, Yudistira justru tertawa tergelak mendengar sindiran pedas yang meluncur dari bibir wanita di hadapannya. Macam wanita itu sangat menggemaskan ketika sedang kesal.
"Bunga yang cantik untuk pacar yang cantik." Kalimat yang sama setiap hari laki-laki didengar oleh Srikandi.
"Aku memang sudah cantik sejak lahir. Jadi tak perlu mengucapkannya berulang kali." Srikandi berucap sambil menerima buket bunga yang diulurkan oleh Yudistira.
"Jadi Tuan Yudistira, kali ini apa maksud kedatangan Anda ke sini?" Lanjut Srikandi. Meskipun sebenarnya dia sudah hafal dengan kebiasaan Yudistira yang memang selalu mampir sebelum dia pulang kerja. Bahkan dia juga sudah terbiasa dengan kehadiran pria itu.
"Hanya mampir, ingin melihat apa yang sedang dilakukan oleh pacar cantikku. Tapi tentu aku akan lebih senang, kalau pacar mau aku ajak untuk mencari makan selepas pulang kerja." Jawab Yudistira yang kini telah duduk bersantai di sofa yang berhadapan langsung dengan Srikandi.
"Tapi sayangnya aku tidak bisa, aku sudah ada janji dengan Arjun." Srikandi berkata jujur. Toh Yudistira juga tahu bahwa dia masih menjalin hubungan dengan Arjun meskipun itu tinggallah sebatas sandiwara.
Diam-diam Yudistira mengepalkan kedua tangan dan mengeraskan rahang. Akan tetapi sekejap kemudian dia berhasil untuk menguasai diri. Dia tidak akan menampakan di hadapan Srikandi jika dia tengah marah. Karena wanita di hadapannya masih juga menjalin hubungan dengan si pria pecundang.
Yudistira merasa kesal, ingin sekali dia segera melempar Arjun hingga ke benua Antartika, benua yang terletak di kutub selatan bumi. Dia kerap kali tidak bisa menahan cemburunya setiap kali melihat Srikandi berjalan dengan Arjun meskipun saat ini dia tahu bahwa itu hanya sekedar sandiwara.
"Pria di hadapanku ini mengatakan kalau dia menyukaiku dan bahkan mencintaiku. Akan tetapi dia tidak pernah menampakkan bahwa dia cemburu padaku. Sebenarnya seperti apa perasaan yang dia punya untukku? Apakah benar-benar mencintaiku atau hanya sekedar ingin balas budi saja?"
Batin Srikandi bergejolak ketika dia memperhatikan raut wajah Yudistira yang tampak biasa saja. Sedikit kegamangan muncul. Apa menerima Yudistira adalah pilihan yang tepat. Bagaimana kalau pada akhirnya dia akan kembali tertipu seperti kasusnya dengan Arjuna.
"Apa kalian akan pergi kencan?" Tanya Yudistira setelah dia bisa menetralisir kemarahan dan kecemburuan dalam hatinya.
"Bisa dibilang seperti itu. Tetapi aku hanya akan mengajaknya makan di restoran mewah saja." Jawab Srikandi
"Libatkan aku dalam rencanamu kali ini!" Sambil berkata seperti itu Yudistira bangkit dan berjalan menuju meja Srikandi. Menopang tubuhnya dengan kedua tangan, mencondongkan wajah ke depan, membuat Srikandi mendorong mundur kursinya agar posisi mereka tidak terlalu dekat.
"Rencana apa yang Tuan Yudistira maksud?" Tanya Srikandi sambil mengernyitkan kening.
"Apa kau sedang tidak membuat rencana seperti yang kau lakukan di mall waktu itu?" Tanya Yudistira sambil menatap lurus ke arah mata Srikandi.
"Wah wah wah, apa ternyata Tuan Yudistira sudah beralih profesi menjadi seorang penguntit?" Srikandi mulai paham apa yang dimaksud oleh Yudistira.
"Ya, bahkan aku turut andil menambah kesengsaraan pria itu." Yudistira kemudian menceritakan apa yang dia lakukan setelah Arjun keluar dari mall.
Srikandi membelalakkan matanya tak percaya. Tetapi tetap kemudian dia tersenyum. Sambil membayangkan apa yang menimpa Arjun pada waktu itu. Kalau dia ada di sana saat itu, mungkin dia akan tertawa sambil bertepuk tangan dengan kencang.
Dan sekarang laki-laki pria yang Baru saja datang itu mengusulkan diri untuk dilibatkan. Apa sebaiknya dia terima saja usulan pria itu. Bekerja dengan tim tentu lebih mudah daripada bekerja sendirian.
Srikandi tersenyum menyeringai, rencananya akan semakin mulus dengan keikutsertaan Yudistira.
"Kalau begitu ... ... ..."
"Baiklah, akan kulakukan dengan senang hati!"
bnrn yudistira yg jd dktr.....
Duuhh....kl srikandi jdian sm dia,bruntung bgt....udh baik,kya rya,pduli sesama jg....d jmin bkln bhgia kl hdp sm dia....
Btw,tu nnek shir msh ngeyel aja....
tar mlah blik k dri sndri....
tapi sekarang mending, satu doang yg tembus. telkomsel. selain itu jangan harap ada jaringan.