NovelToon NovelToon
PERJALANAN CINTA KINANTI DAN CERMIN AJAIB

PERJALANAN CINTA KINANTI DAN CERMIN AJAIB

Status: sedang berlangsung
Genre:Balas Dendam / CEO / Pengantin Pengganti / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Wanita Karir / Pusaka Ajaib
Popularitas:3.3k
Nilai: 5
Nama Author: Amelia's Story

Kinanti, seorang gadis sederhana dari desa kecil, hidup dalam kesederhanaan bersama keluarganya. Dia bekerja sebagai karyawan di sebuah pabrik untuk membantu memenuhi kebutuhan hidup.

Kehidupannya yang biasa mulai berubah ketika rencana pernikahannya dengan Fabio, seorang pria kota, hancur berantakan.

Fabio, yang sebelumnya mencintai Kinanti, tergoda oleh mantan kekasihnya dan memutuskan untuk membatalkan pernikahan mereka. Pengkhianatan itu membuat Kinanti terluka dan merasa dirinya tidak berharga.

Suatu hari, ayah Kinanti menemukan sebuah cermin tua di bawah pohon besar saat sedang bekerja di ladang. Cermin itu dibawa pulang dan diletakkan di rumah mereka. Awalnya, keluarga Kinanti menganggapnya hanya sebagai benda tua biasa.Namun cermin itu ternyata bisa membuat Kinanti terlihat cantik dan menarik .

Kinanti akhirnya bertemu laki-laki yang ternyata merupakan pengusaha kaya yaitu pemilik pabrik tempat dia bekerja.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Amelia's Story, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 14 . Kegaduhan di Rumah Sakit

Tak lama kemudian, keheningan di ruang tunggu kembali terusik oleh kedatangan paman, bibi, dan Citra, yang terlihat anggun seperti biasanya. Wajah bibi Kinanti langsung memperlihatkan ekspresi mencela, seolah kehadirannya di rumah sakit adalah sebuah pengorbanan besar.

"Kami dengar dari tetangga kalau ayahmu sedang dioperasi," ujar bibinya, Ratih sambil melirik ruang tunggu dengan ekspresi penuh penilaian. "Kenapa kamu tidak mengabari kami lebih dulu, Kinanti?"

Kinanti mencoba menahan rasa kesal. "Maaf, apa saya tidak salah dengar?Bukankah Tante yang menolak untuk menolong ayah saya?bahkan saya sudah memohon agar dipinjamkan mobil untuk membawa ayah saya ke rumah sakit?"

Sebelum bibinya bisa menyahut, Citra yang berdiri di belakangnya tampak gusar. Ia menatap Kinanti dengan sorot mata tajam, lalu melipat tangan di depan dada.

"Kinanti," suara Citra terdengar dingin. "Kenapa Fabio ke sini? Dia bahkan tidak bilang apa-apa ke aku!"

Kinanti langsung merasa darahnya mendidih. Dia sudah cukup stres dengan kondisi ayahnya, dan sekarang harus berhadapan dengan drama ini.

"Saya tidak tahu, Mbak Citra. Fabio datang sendiri tanpa saya undang. Saya malah sudah menyuruh dia pergi," jawab Kinanti dengan nada tegas namun tetap sopan.

Namun, Citra tampak tidak puas. "Kamu pasti melakukan sesuatu, kan? Sampai-sampai dia merasa perlu datang ke sini!"

Kinanti menghela napas, mencoba menahan emosinya. "Mbak Citra, saya tidak punya waktu untuk urusan seperti itu. Ayah saya sedang sakit, dan itu yang jadi prioritas saya sekarang."

Melihat situasi yang memanas, pamannya, Hendri, mencoba menengahi. "Sudahlah, Citra. Kita di sini untuk menjenguk adik Papa, bukan untuk membuat keributan."

Namun, Ratna tidak tinggal diam. Ia malah menyindir dengan nada sinis, "Tapi wajar Citra marah, Pa. Bagaimanapun juga, Fabio adalah suaminya. Jangan sampai ada yang berpikir aneh-aneh."

Kinanti merasa tenggorokannya tercekat mendengar sindiran itu, namun ia memutuskan untuk tidak merespons. Ia hanya menatap lurus ke arah bibinya, mencoba menunjukkan bahwa ia tidak terintimidasi.

"Kalau begitu, terima kasih sudah datang," ujar Kinanti akhirnya, mencoba mengakhiri percakapan. "Tapi saya harus kembali ke ibu saya. Kami masih menunggu kabar tentang ayah dari dokter."

Tanpa menunggu tanggapan, Kinanti berbalik dan berjalan menuju ruang tunggu bersama ibunya. Di dalam hatinya, ia bersumpah untuk tidak membiarkan siapa pun mengganggu fokusnya lagi. Ayahnya adalah yang terpenting saat ini.

"Dasar,.tidak tahu sopan santun,keluarga datang malah ditinggal."Ratna menggerutu pelan.

"Sudah, nanti saja saya sendiri kesini, kalian malah membuat keributan!"Hendri melangkah mendahului Ratna menuju lorong pintu arah menuju parkir mobil.

"Lihat saja mas, kamu harus menjelaskan, apa maksudnya kamu datang ke sini sendirian!"batin Citra, dada terlihat kembang kempis, dengan tangan mengepal.

"Keluarga bapak Aryo?"panggil seorang perawat.

"Iya Suster,saya agaknya. "Kinan segera beranjak.

"Pasien sudah bisa pindah ke ruang perawatan, karena hasil observasinya semakin membaik."

"Alhamdulillah, terimakasih suster."Kinan mengucap syukur.

Setelah beberapa hari di ICU, akhirnya ayah Kinanti dipindahkan ke ruang rawat inap. Ketika Kinan menemani ibunya mengantar ayahnya ke ruangan baru, ia terkejut mendapati ayahnya dirawat di kamar kelas VIP.

"Ibu, ini pasti salah," kata Kinanti cemas. "Seharusnya ayah dirawat di kelas tiga. Saya sudah bilang ke bagian administrasi soal ini."

Ibunya tampak bingung. "Tapi perawat bilang semua sudah diatur. Mereka bilang seseorang yang membayarnya."

Kinanti langsung merasa tidak nyaman. Ia menghampiri perawat yang ada di dekat ruangan itu untuk meminta penjelasan. "Maaf, siapa yang mengatur agar ayah saya dipindahkan ke kamar VIP ini?"

Perawat itu tersenyum sopan. "Semua biaya sudah dilunasi oleh Bapak Zayn Wiratama, Mbak. Beliau juga memastikan agar ayah Anda mendapat perawatan terbaik."

Kinanti terdiam sejenak, merasa bingung sekaligus terkejut. Hatinya diliputi campuran rasa syukur dan perasaan berat karena merasa berhutang budi. Dengan langkah ragu, ia kembali ke ruangan ayahnya.

"Itu..Pak Zayn?"gumam Kinanti .

Ibunya, yang melihat perubahan ekspresi Kinanti, bertanya dengan lembut, "Kinan, siapa yang membayar semua ini?"

Kinanti menghela napas pelan. "Pak Zayn, Bu. Bos saya di pabrik. Dia yang membantu kita selama ini."

Mendengar itu, sang ibu tampak tersentuh. "Kamu benar-benar beruntung bertemu orang sebaik dia, Nak. Jangan lupa ucapkan terima kasih dengan tulus."

"Iya bu, dia memang sangat baik, Kinan tidak tahu bagaimana cara membalasnya."

Kinanti mengangguk, meskipun di dalam hatinya ia merasa resah. Zayn memang orang yang dingin dan tampak tak peduli, tetapi di balik sikap kerasnya, ternyata ia memiliki sisi perhatian yang luar biasa.

Di dalam kamar VIP itu, Kinanti memandang ayahnya yang mulai terlihat lebih tenang dan nyaman. Meski merasa terbebani oleh kebaikan Zayn, ia bertekad untuk membalas budi itu suatu hari nanti.

 Bahkan jika Zayn tidak memintanya, Kinan tahu ia tidak akan pernah melupakan bantuan besar ini."Terimakasih Pak Zayn,"gumam pelan Kinanti sambil tersenyum.

Saat Kinanti sedang duduk di kursi samping tempat tidur ayahnya, seorang staf rumah sakit masuk membawa sebuah keranjang besar berisi buah segar yang dihias dengan pita cantik.

"Parcel ini dari Tuan Zayn Wiratama," kata staf itu sambil tersenyum, meletakkan keranjang di meja dekat tempat tidur.

Kinanti memandang parcel itu dengan bingung. Sebuah kartu kecil terselip di antara buah-buahan tersebut. Dengan tangan gemetar, ia mengambil kartu itu dan membacanya.

"Semoga Ayahmu lekas sembuh. Tetaplah kuat dan jangan khawatir soal biaya. Fokuskan perhatianmu pada keluargamu.

Pesan singkat itu membuat hati Kinanti bergetar. Ia tidak pernah menerima perhatian seperti ini dari seorang laki-laki, terutama dari seseorang yang dikenal sebagai bos besar yang dingin seperti Zayn.

Tepat saat itu, ponselnya bergetar. Sebuah pesan singkat dari Zayn masuk:

"Jika ada yang dibutuhkan untuk perawatan ayahmu, beri tahu aku. Jangan ragu."

Kinanti membaca pesan itu berulang kali, merasa hatinya hangat dan penuh rasa haru. Ia tidak menyangka Zayn, yang selama ini ia anggap arogan dan tak peduli, ternyata memiliki sisi perhatian yang begitu tulus.

"Aaarghhh, ada apa denganku, kenapa jantungku berdebar kencang begini?"

Hatinya mulai berbunga-bunga, meskipun ia berusaha menepis perasaan itu. "Tidak mungkin dia benar-benar peduli padaku lebih dari sekadar bos kepada bawahannya," pikirnya. Namun, perhatian ini tetap meninggalkan kesan mendalam."Sadarlah Kinanti, kamu hanyalah seorang karyawan yang sedang dibantu olehnya."

Dengan senyum kecil yang tidak bisa ia tahan, Kinanti membalas pesan itu.

"Terima kasih banyak, Pak Zayn, untuk semua bantuannya. Saya dan keluarga saya sangat menghargainya."

Malam itu, Kinanti tidur dengan perasaan yang berbeda. Untuk pertama kalinya dalam hidupnya, ada seseorang yang benar-benar peduli padanya tanpa meminta imbalan apa pun.Dia tidur di sofa yang ada di kamar VIP tersebut.

Saat di rumah, Citra langsung memberondong Fabio dengan banyak pertanyaan.

"Baru pulang mas ,tadi.. kemana saja hari ini?"

"Enggak kemana-mana aku dari kantor. "

"Ooh, bukannya tadi pagi rumah sakit ya nemuin Kinanti?"

"Deg."

bersambung...

1
mB€|6€D€§
alurnya diperbaiki thorrrr... jgn muter2, bolak balik, mbulllettt...
mB€|6€D€§
ini mulai kacao ceritanya...
di awal minggu depan mulai pindah ke kantor pusat... ternyata mbulettt
di awal nenek lastri.. sekarang nenek parwati.. 😇😇😇
mB€|6€D€§
"Le" itu panggilan utk anak laki2 thor.. kalo anak gadis manggilnya "nduk".. 😇
mB€|6€D€§
ibunya citra yg bener sapa thor? irma atw ratih? 🤭
nyong mandan bingung kiye...
mB€|6€D€§
jajali nyong mampir dilut.. apik mbok..😊
Reni Fitria Mai
Dak seruu baca novel toon selalu di gantung cerita nya😡
Amelia story: Stay reading ya, ka karena author up setiap hari, terimakasih sudah mampir membaca /Drool/
total 1 replies
yanah~
mampir kak 🤗
Amelia story: Terimakasih kak
total 1 replies
Rian Gahar
ceritanya memiliki alur yang bagus dan plot twist yang gak terduga, tapi usahain jangn buat bahasa cerita yang terlalu baku, sehingga tingkat penasaran akan plot cerita nya lebih menegangkan
Amelia story: iya kaka, terimakasih masukannya
total 1 replies
Otra Mas Aqui
Keren banget sih, Plot twist-nya bikin baper!
Amelia story: Terimakasih ya ka sudah mampir di buku ini, semoga berkenan
total 1 replies
Guchuko
Sudah berapa lama nih thor? Aku rindu sama ceritanya
Amelia story: terimakasih sudah mampir ,ditunggu ya ... on proses
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!