Percayalah Pada Ku Hyung!

"Neeeee"

"Saranghae Jooheon-ssi"

"Fighting!!!"

"Love you"

Terdengar teriakkan penuh semangat dari seluruh Monbebe yang hadir malam itu, seolah ingin menenangkan para personil yang kewalahan bertarung dengan pikiran mereka sendiri.

Pikiran yang seolah menjudge diri mereka sendiri yang pada kenyataannya malah hanya membebani fisik mereka.

Sekarang dibawah sorot cahaya redup dari langit-langit panggung, Monsta X memberikan penghormatan terakhir sebelum meninggalkan para fans beserta kota itu.

Terimakasih yang terdalam dari lubuk hati mereka untuk kesekian tahun yang telah mereka lalui bersama.

Tanpa Monbebe tak akan ada Monsta X yang sekarang, dan begitulah simbiosis mutualisme yang akan menjadi rantai tak terputus antara mereka.

Kesempurnaan, namun meskipun merasa agak terhibur, tetap saja mereka harus kembali pada kenyataan dimana semuanya terasa hancur berkeping-keping hanya karna sebuah rekaman yang bahkan tidak diketahui oleh pihak yang bersangkutan.

Kini, mereka hanya bisa terdiam ketika pesawat membawa mereka pulang ke Korea, Ayah dan Ibu Changkyun sebenarnya agak khawatir ketika mengetahui masalah ini, apalagi Changkyun yang belum terlalu lama pulih dari kejadian beberapa bulan yang lalu, namun apa daya, mereka hanya bisa kembali menyemangati anak mereka yang akan kembali dan berjuang dengan cara yang mereka juga tidak ketahui.

.

"Kalian sadar apa yang sudah kalian lakukan?!"

Teriak CEO Starhip dengan wajahnya yang amat mengerikan, kendati demikian, seluruh member tak memberikan ekspresi lain, hanya wajah yang tertunduk dengan tatapan kosong seolah kehilangan segalanya.

Ini bukan hal yang mereka ingin dapatkan ketika tiba disini, namun bagaimanapun mereka tetap harus menghadapinya hingga beberapa menit kemudian Sajangnim memilih untuk memulangkan mereka semua ke dorm, tentu saja diantarkan oleh Jiseong yang kondisinya sama dengan mereka, tidak tau harus berbuat apa.

Jadi, disinilah mereka, berada dalam satu mobil yang dipenuhi oleh orang-orang tanpa ekspresi.

Dorm juga berubah seperti rumah hantu, tak ada yang berniat melakukan aktivitas lain selain tidur, bahkan lampu depan teras dibiarkan mati karna tak ada satu orang yang berniat keluar dari kamar untuk memencet saklar lampu tersebut.

Selamat, kalian Monsta X lulus dalam puasa bicara, hehe..

Back to the topic,

Waktu menunjukkan pukul satu dini hari ketika akhirnya terdengar suara rusuh dari dapur, siapa lagi kalau bukan Kihyun.

Entah bagaimana ia memilih bangun dan memasak di jam yang membangongkan, siapa pula yang ingin makan di jam segitu?

Tentu saja ada, Shownu, leader laknat yang selalu membangunkan Kihyun untuk memasak.

Sebenarnya Shownu tidak pernah membangunkan Kihyun pada pukul 12 hingga 5 pagi, namun kali ini perutnya tak bisa diajak kompromi, jadi disinilah mereka berdua, eh..

Bertiga, karna ada Changkyun yang tiba-tiba melewati mereka, ia barusaja kembali dari toilet dan ikut nimbrung.

Alhasil mereka makan dalam diam dan kembali tidur seperti tak berniat membicarakan sesuatu.

.

Esoknya mereka bangun dan memulai hari seperti biasanya, bahkan pergi ke agensi untuk sedikit berlatih, namun ketika akan pulang, Jiseong memanggil mereka untuk membicarakan sesuatu.

"Semua sudah lengkap?"

Tanya Jiseong ketika membuka pintu, ia adalah orang terakhir yang datang padahal ia sendiri yang berjanji pada mereka.

"Waeyo hyung?"

Tanya Hyungwon sambil tetap tidur dengan kepala yang berada diatas paha milik Wonho.

"Kalian harus mendengar ini"

Semuanya bingung namun setelah mendengarkan apa yang ingin di mengerti sampaikan, mereka segera bersorak riang.

Jiseong menyampaikan bahwa gugatan mereka tetap akan dilanjutkan karna Sajangnim menyetujuinya dengan syarat semua sanksi dan denda akan Monsta X tanggung sendiri dan memang ini adalah niat awal mereka sebelum memutuskan untuk mengajukan gugatan tersebut.

"Tapi kenapa secepat ini Sajangnim berubah pikiran?"

Tanya Minhyuk penasaran.

"Tentu saja karna lebih banyak yang mendukung kalian untuk tetap bersama, jadi jangan lupa memberikan hadiah pada Monbebe setelah kemenangan kalian ok?"

Semua segera menganggukkan kepala dan kembali bersorak dengan senang.

"Sttt, tenang dulu, hyung belum selesai memberi pengumuman, selanjutnya kalian harus menghadiri persidangan, 3 hari lagi ok?"

"Nde hyungggg....... "

.

"Brengsek!, seharusnya ia mati saja"

Yunho membanting segala barang diruangannya karna beberapa menit yang lalu salah satu bawahannya baru saja memberi berita tentang alasan dibalik gugatan itu.

Tentu saja ia sangat emosi karna disatu sisi ia akan kehilangan emas yang ia bentuk dengan jumlah yang tidak banyak, dan juga dalang dari semua itu tak lain adalah pemain tambahan yang ia beri kesempatan untuk bermain dalam permainannya.

Yunho merasa menyesal karna tidak menyingkirkan anak itu dengan baik.

.

Pagi ini sebelum keluar dari dorm, Changkyun menerima pesan dari ibunya.

"Semangat anakku!"

"Nde eomma, saranghae"

"Nado saranghae"

"Salam appa!"

"Okok"

Hari ini mereka tidak berencana untuk latihan, tujuan Monsta X hari ini adalah pergi check up di rumah sakit dan setelahnya mereka akan bermain di taman bermain sambil makan teobokki yang dibungkus.

"Hyung tunggu saja disini"

Changkyun segera memasuki ruangan milik salah satu dokter disana, meninggalkan member lainnya duduk menunggu mereka, saat itu Jooheon mendadal sakit perut dan meminta Minhyuk untuk menemaninya pergi ke toilet.

Namun ketika hendak membuka pintu, seseorang dari dalam sana menarik Jooheon, Minhyuk yang melihatnya segera ikut kedalam, dan mendapati Yonho yang sedang menyandera Jooheon.

"Ajusshi, jangan lakukan itu"

Minhyuk setengah gugup karna ada sebuah pisau yang disodorkan tepat di sisi leher Jooheon.

Di lain tempat Changkyun sudah selesai berkonsultasi dan keluar menemui hyung nya,

"Dimana Jooheon hyung dan Minhyuk hyung?"

Tanyanya.

"Mereka ke toilet, ayo kita susul saja supaya langsung pergi ke taman bermain"

Selangkah demi selangkah mereka mendekat kearah toilet yang sudah dipenuhi oleh beberapa orang yang berdiri dengan ekspresi panik, dan tentu saja mereka juga tiba-tiba menjadi panik.

"Apa yang?"

Belum sempat Shownu bertanya, Yunho berlari dengan tangan yang berlumuran darah.

Semua segera berlari ke dalam, memastikan apa yang sudah terjadi, namun Changkyun malah memilih berlari mengejar Yunho dan tak ada satupun yang menyadari hal itu karna terlalu fokus dengan Jooheon yang sudah tak sadarkan diri.

"Apa yang terjadi Minhyuk-ah?"

Shownu berusaha membujuk Minyuk untuk menjelaskan kejadian tadi namun yang bersangkutan masih syok bahkan jatuh pingsan beberapa saat setelahnya.

Kihyun sudah menghubungi ambulance dan kembali menangkan yang lainnya ketika akhirnya menyadari tak ada Changkyun diantara mereka.

"Yak! Dimana Changkyun?!"

Panik gak?

Panik gak?

Paniklah masa enggak?

Maksudnya benar-benar kalut, mereka sangat khawatir.

"Biar aku yang mencarinya"

Shownu mengajukan diri.

"Aku ikut"

Wonho segera bangkit dan mengikutinya.

.

"Berhenti!"

Teriak Changkyun saat mereka sampai di ujung rooftop.

Yunho membalikkan badannya, sekedar hanya untuk tertawa.

"Untuk apa kau mengejarku pecundang?"

Changkyun perlahan mendekat dan dari pintu, Shownu dan Wonho berlari menghampiri Changkyun.

Kini hanya Yunho yang sendirian diujung sana, sangat dekat dengan udara hampa.

Yunho mengangkat salah satu kakinya dan keluar dari pembatas gedung, sontak membuat ketiga orang tadi melangkah maju.

"Apa yang kau lakukan paman brengs*k?"

Shownu sangat marah terlebih karna mengingat Jooheon yang sedang menunggu pertolongan, luka dibagian bahu Jooheon kembali terbayang dalam ingatannya.

"Jangan berani mati sebelum menerima hukumanmu bajin**n!"

Changkyun masih fokus ketika yang lainnnya diselimuti amarah, hanya beberapa detik ketika dengan cepat kejadian itu terjadi.

Yunho di dorong kembali dan Changkyun yang terjatuh.

Tak ada yang menyadari bagaimana anak itu sampai disana dan yang terjadi sekarang adalah bencana.