NovelToon NovelToon
The Wicery Town Story

The Wicery Town Story

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Fantasi / Keluarga / Persahabatan
Popularitas:686
Nilai: 5
Nama Author: Si Bogeng

Sebuah cerita yang berfokus kepada seorang remaja bernama Celvin Lloyd Relgi. Dia berangan-angan untuk menjadi seorang pahlawan kelas-S terkuat yang pernah ia dambakan. Bersama teman-temannya mereka pergi berpetualang dengan keseruan, candaan, suka dan duka akan mereka alami pada perjalanan mereka. Musuh-musuh yang menjadi lebih kuat seiring berjalannya waktu membuat Celvin ingin menjadi semakin kuat demi melindungi orang-orang yang ia pedulikan.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Si Bogeng, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Chapter 8: Hubungan Seorang Teman

Aku dan amanda sedang berjalan pulang, dan kemudian dia menoleh ke arahku dan berbicara.

“Oh ya, omong-omong Celvin—kamu cukup kuat ya semenjak kepergian Feryl”

“Benarkah? Aku pikir aku tetaplah orang yang sama semenjak itu”

Amanda menggelengkan kepalanya dan berkata

“Tidak, itu tidak benar—justru faktanya kamu bisa bertahan dari serangan Shadow. Ya walaupun dengan bantuan Finn, setahuku hampir tidak ada orang yang selamat dari genggaman Shadow”

Kalau dipikir-pikir ada benarnya juga, paling tidak aku tidak terluka parah—namun aku masih penasaran soal Shadow itu.

Setelah beberapa lama, kami sampai di depan rumah, terlihat ibuku yang menunggu di depan pintu.

Ini dia, apakah aku akan mati malam ini?.

Terlihat ibu dengan muka yang sangat marah dan kecewa mendekatiku.

“E-eh anu ma itu..”

“Kalau begitu aku tinggal dulu” kata Amanda sambil pergi meninggalkanku

Ah!!!! Sial, dia malah pergi.

“M-m-maafkan aku ma, aku seharusnya tidak membahayakan diriku lagi”

Kemudian ibuku menundukan kepalanya, dan dengan seketika ekspresinya berubah, lalu dengan cepat ibuku memelukku erat-erat.

“K-kamu memang anak yang bodoh, hiks hiks hiks” kata ibu sambil menangis terisak-isak.

Loh tumben?? Apa yang terjadi ini? Nggak kayak yang biasanya.

“Kamu tahukan kamu sudah membuat ibu khawatir? Ibu pikir, ibu akan kehilanganmu”

Begitu ya, ternyata cinta seorang ibu memang begitu kuat.

“Baiklah masuklah, ada beberapa hal yang ingin ibu bicarakan denganmu”

Lho?!! Jangan-jangan yang tadi cuman tipuan saja?!!.

“Dan nggak, ibu nggak akan marah kali ini”

Aduh Mama, kamu bikin takut saja

Aku pun masuk ke dalam rumah dan duduk di ruang tamu dan berbicara dengan ibu.

“Jadi ma, apa yang ingin dibicarakan?”

Dengan serius ibuku melipat kedua tangannya dan berbicara dengan nada yang mengancam.

“Jadi begini, tampaknya misi yang kamu ambil ini seharusnya untuk kelas A keatas, dan lagi kamu malah melenceng dari tujuan misimu dengan berhadapan langsung dengan sosok Shadow itu.”

“Tapi kan ma, itu pertemuan yang tidak disengaja”

“Tetap saja, kamu baru saja mencapai tingkat C-2 dan lagi kamu masih belum siap dan cukup kuat”

“Tapi ma ituka-”

“SUDAH CUKUP!!!”

Ibuku kemudian menghantamkan tangannya ke meja dengan sangat keras.

*GUBRAK!!*

Itu adalah suara meja yang hancur terbelah menjadi dua.

“Eh aduh, aku kebablasan”

“Aduh, ada apa ini ribut-ribut?”

Terlihat ayahku masuk ruang tamu dengan muka datar.

“Loh? Mejanya kenapa, Melissa?”

“I-itu, ah sudahlah itu tidak penting!! Celvin sekarang sedang melakukan misi yang sangat berbahaya dan dia-”

“Iya-iya aku sudah tahu, Celvin—kamu sebaiknya batalkan saja misimu itu”

“Tapi yah, misi itu sudah berada di ujung tanduk dan aku hampir bisa menyelesaikannya”

“Dan apa? Kamu mungkin akan menyelesaikan hidupmu lebih dulu dari lada misi itu”

“T-tapi yah-”

“Aduh kamu ini, memang susah banget dibilangin, dengarkan saja kata-kata ibumu”

“B-baik yah”

Dengan perasaan kecewa aku pergi ke kamar untuk tidur.

Terdengar suara orang memanggilku.

“Celvin!, Celvin!”

“Ah, kamu ternyata Aero, ada apa kamu memanggilku?”

Aku berada di alam bawah sadarku lagi, sepertinya mereka sedang sering-seringnya mengunjungiku ada apa kira-kira? Aku jadi tidak bisa mimpi indah nih.

Terlihat tidak hanya Aero yang berada disana namun ada juga Aqua.

“Kamu cukup berani ya untuk seorang bocah ingusan HAHAHA!!” kata Aero sambil tertawa

“Tapi kamu tahu kan hal itu berbahaya”

“Ya itu benar, kamu bisa saja terbunuh—dan lagi kamu malah menuduh orang yang salah”

Kata Aqua, sambil menyilangkan tangannya dan menundukkan kepalanya.

“Iya aku tahu, maafkan aku”

“Sudahlah itu tidak penting, yang ingin kami berdua sampaikan adalah mungkin kamu sudah dekat dengan tujuanmu”

“Benarkah itu?!”

“Ya! Ketika kamu sedang bertarung dengan Shadow, energi negatifnya menjadi semakin kuat. Maka dengan itu , ada kemungkinan kalau si Shadow itulah akar dari permasalahan ini semua.”

“Begitu ya, ternyata sumbernya dari Shadow. Tapi memangnya hubungannya dengan identitas asli Shadow, apa?”

“Justru itu, investigasi mu sudah mulai dekat dengan akhir”

“Benarkah?, baiklah kalau begitu— omong-omong Aqua, apa kamu memiliki informasi atau petunjuk penting untukku pakai nanti?”

“Sayangnya tidak, tapi aku ada sedikit saran untukmu. Usahakan untuk pojokkan Shadow ke tempat yang dimana dia tidak bisa bergerak lagi”

“Huh?? Dipojokkan itu kayak gimana?”

“Secara emosional dan mental”

“Begitu ya, kalau dipikir-pikir nggak masuk akal juga jika aku memojokkannya lewat fisik”

Aero kemudian menyela dan berkata.

“Dan satu lagi, Celvin— jangan sampai kamu ketahuan ibumu, karena ini kemungkinan menjadi akhir dari misimu”

“Ya, aku mengerti” sambil menganggukan kepala”

Setelah itu aku bangun, dan kemudian aku menoleh ke arah jam.

Jam 7:34 ya? Tumben banget, ya sudah kalau begitu.

Aku pun bersiap-siap, mandi dan memakai seragamku. Aku kemudian turun tangga dan terlihat ada ayahku sedang duduk santai di ruang tamu, ayahku kemudian memanggilku.

“Hey Celvin, kamu nggak buru-buru? Inikan sudah jam 7:51 loh, nggak takut telat?”

“Gak apa-apa Yah, kan udah bikin surat izin juga”

Ayahku lalu menganggukan kepalanya dan berkata.

“Oh begitu ya, yasudah kalau begitu. Omong-omong Celvin, ibumu dan ayah sudah membicarakan dan mempertimbangkan tentang misi berbahayamu itu”

Benarkah? Kira-kira apa yang sudah ayah dan ibu pertimbangkan?.

“Jadi… sudah ayah pertimbangkan, kamu enggak bakal ambil misi itu”

Aku terkejut mendengar perkataan ayahku aku hanya bisa terdiam.

LOH?!! Kok gitu?!

“Begini, kamu tahu kan misi ini sangat berbahaya? Jadi setelah beberapa pertimbangan, kami telah memutuskan—bahwa kamu gak bakal ngambil misi ini lagi”

“T-tapi Yah, aku sudah sejauh ini—masa harus berhenti di sini?”

“Mau bagaimana lagi? ini juga perkataan ibumu juga, kamu nggak mau membantah ibumu juga kan?”

Lalu ibuku datang dari belakang dan menaruh panci panas ke atas kepalaku.

Fact 006: Setiap kekuatan elemental kebal terhadap berbagai elemen alami dari elemental mereka sendiri. Sebagai contoh, elemental api kebal dengan hawa panas, daun kebal dengan berbagai macam racun(tergantung dosis) dan sebagainya. Namun sebagai pengguna kekuatan elemen yang sama, tidak ada sistem kekebalan untuk kekuatan elemental satu sama lain, seperti pengguna api dan api akan tetap merasakan panas yang sama.

“Sudahlah Celvin, jangan membantah lagi—ini jugakan untuk kebaikanmu juga”

Sambil melihat ke bawah, aku menghela nafas dan berkata dengan nada kecewa.

“B-baiklah, Bu”

Kayaknya ini deh yang dimaksud dari saran Aqua, bagaimanapun aku harus menyelesaikan misi ini secepatnya.

Aku kemudian pergi berjalan ke sekolah, dan di tengah jalan aku bertemu dengan Finn.

Loh, ada Finn— tumben banget. Biasanya dia paling cepet, coba aku sapa dia.

“Oh hey, Finn—apa kabar?”

“O-oh Celvin, aku baik—ada apa?”

“Tumben banget kamu agak lambat, kenapa nggak pake aja kekuatan petirmu?”

“Oh itu, aku hanya sedikit malas. Dan lagi bukankah itu buang-buang tenaga saja? Lagipula kita kan bisa masuk jam berapa saja”

“Eeh ada benarnya juga sih”

“Omong-omong, Celvin—kamu harus minta maaf dengan Austin, nanti. Aku sudah tahu apa yang terjadi semalam”

“Ya kau benar, aku juga merasa sangat bersalah tellah menuduh dan membahayakan nyawanya”

Sesampainya di sekolah kami menunjukan surat izin ke satpam sekolah dan kemudian kami diperbolehkan masuk. Kami berjalan ke arah kelas melalui lorong yang sepi, ya tampaknya kegiatan belajar sudah dimulai—toh ini juga sudah jam 8:05. Aku kemudian masuk kelas sambil menunjukkan surat izin dan menaruh tasku di bangku dan duduk, sekarang sedang berlangsung pelajaran kimia, yah salah satu pelajaran yang paling benci selain ketika praktik, ya jelas dong siapa yang gak suka ledakan ketika melakukan praktik. Dari meja belakang, aku melihat Austin yang duduk dan memandangku dengan tatapan sinis, lalu Finn berbisik ke arah ku.

“Tuh, kamu lihatkan—kamu harus minta maaf secepatnya dengan dia”

Ya, Finn benar—aku harus cepat-cepat minta maaf kepada Austin.

Guru kimia, nona Spark kemudian menegur Finn.

“Finn! Perhatikan ketika pelajaran”

“Baik maaf, bu”

Matilah aku, dia kayaknya marah banget. Secepatnya aku harus minta maaf dengan dia, tatapannya itu udah hampir mengerikannya kayak Shadow.

Bell istirahat kemudian berbunyi, setelah mrngumpulkan beberapa keberanian. Aku pun mendatangi Austin, dan berniat untuk meminta maaf.

“Uh hei, Austin”

“.....huft, ada apa?!”

“Aku ingin meminta maaf soal kemarin”

“Ya, kalau dipikir-pikir. Kayaknya aku memang sedikit mencurigakan sih”

Austin kemudian berdiri dan mengangkat kedua tangannya setinggi dengan bahunya.

“Bagaimanapun juga kalau bukan karena kamu, mungkin aku bisa saja mati”

Sambil menjulurkan tangannya seperti ingin berjabat tangan, aku pun menjulurkan tanganku juga. Tapi sebelum aku menyentuh tangannya, Austin menarik tangannya dan kemudian.

*BRAAK!!*

“Aaaaaah!”

Suara pukulan tepat mengenai wajahku, aku yang terkena pukulannya yang cukup kuat, terlempar dan terjatuh sambil tersungkur.

Ouchh! Ya, aku memang berhak mendapatkan itu.

Austin kemudian mendekatiku sambil menggenggam kerah bajuku dia berkata

“Lain kali, jangan menuduh orang sembarangan. Lagi pula sudah ku bilang berkali-kali kan?, dan oh iya satu lagi—jangan coba-coba mengikut campuri urusan orang lain”

“I-iya maafkan aku”

“Ya sudah kalau begitu, maaf telah memukulmu”

Austin kemudian mengulurkan tangannya kepadaku.

“Ingat, akan ku kuliti kau dari ujung bawah sampai atas, jika kau asal melakukan hal yang sama lagi”

Serem banget kata-katanya.

“Iyadeh, aku minta maaf—Ini juga memang sepenuhnya salahku. Omong-omong, Austin kalau aku boleh tahu—untuk apa pedang yang kamu sembunyikan dibelakang sekolah kemarin?”

“Kamu ini, pengen tahu banget. Belakangan ini kan aku suka keluar malam-malam, Dan lagi—banyak preman yang sering keluar belakangan ini. Jadi aku kepikiran untuk melindungi diriku, makanya aku membeli pedang itu”

“Begitu ya, kayaknya aku memang salah sangka denganmu”

“Ya begitulah, kalau kamu mau tahu juga. Kamu tahukan keadaan rumah tanggaku sedang nggak baik-baik aja, terkadang aku suka pergi keluar untuk relaksasi sebentar”

Bentar, tapi ada apa dengan darah yang waktu itu?.

“Lalu kenapa ada bercak darah di pedang mu?”

“Oh, itu karena setelah membeli pedang itu aku langsung berhadapan dengan beberapa preman, dan aku berhasil memukul mundur mereka. Walaupun dengan beberapa luka di tubuhku, dan setelah itu aku nggak mau kedua orang tuaku maupun orang lain berprasangka buruk, jadi kusembunyikan dibelakang sekolah saja”

ternyata begitu ya? Tapi sedikit aneh saja, kenapa harus di belakang sekolah.

Austin tiba-tiba menepuk punggungku dan berkata dengan nada sedikit marah.

“Dan satu lagi, jangan lagi menguntit atau mengikut campuri urusan orang lain. Kamu paham?!”

“Y-ya tentu”

Kemudian James dan Nevy menghampiri kami, lalu Nevy berkata.

“Hey ada apa?”

“Ah, enggak apa-apa kok” jawab Austin.

“Kalian berdua gak apa-apa kan?” Kata James dengan nada santai.

Aku melihat kedua kelopak mata James yang hitam dan bertanya kepadanya.

“Mata panda? James, ada apa dengan matamu?” kataku sambil bingung.

“Oh ini? Yah begitu deh, aku belakangan ini kurang tidur”

Nevy kemudian menyela kata dari James.

“Makanya kalo main game jangan kemalaman, apalahi sampe begadang”

James kemudian menjawab dengan sedikit kesal.

“Dih, mana ada!! Lagian tugas dari nona Spark juga banyak banget”

“Kalau itu memang salahmu, harusnya kamu selesaiin setelah pulang. Bukan H-1”

“Aduh iya deh, kayaknya aku harus kurangin lagi malas-malasan”

Aku melihat sekitar, tapi kayaknya ada yang aneh.

“Hey James, mana Finn dan Viro?”

“Oh, mereka sedang ke kantin”

“Ke kantin ya? Baiklah aku akan menyusul mereka”

Aku kemudian pergi ke kantin, sesampainya di kantin—suasana kantin cukup ramai. Lagi pula ini kan juga jam istirahat, wajar kalau ramai. Aku melihat sekitar dan menemukan mereka berdua.

“Hey, Finn! Viro!”

Finn lalu menoleh dan menjawabku

“Oi, Celvin! Kemarilah, ada apa?”

Aku mendatangi mereka dan duduk di samping mereka.

Sambil makan, Finn berkata kepadaku.

“Eh Celvin, kamu nggak makan”

“Nggak, aku udah makan tadi dirumah. Oh iya omong-omong, Finn—ada hal yang ingin ku bicarakan”

Finn lalu menoleh ke arahku dan berbisik.

“Hal apa? Apa berhubungan dengan Shadow?”

“Ya, tepatnya itu”

Viro kemudian menyela di tengah-tengah percakapan.

“Ada apa ini, ada hal yang penting? Gosip, atau berbagi rahasia nih. Aku juga mau dengar dong”

Aduh anak ini, memang.

“Eh begini, Viro—ada hal penting yang ingin ku bicarakan dengan Finn. Ini tentang pekerjaan kami, jadi tolong—kami minta sedikit privasi oke?”

“Oh begitu toh? Ya sudah kalau begitu”

Baguslah.

Aku kemudian saling berbisik dengan Finn.

“Jadi begini, Finn—tak lama ini aku baru saja bertemu dengan para “The Element Origin”. Lebih tepatnya si Aqua”

“Benarkah? Lalu bagaimana”

“Yang memberiku arahan dan petunjuk mengenai Shadow selama ini juga dia, dan baru saja semalam. Dia bilang kepadaku kalau cara untuk melawan Shadow, adalah memojokkan dia”

“Kau gila ya? Apa kau sudah lupa seberapa kuat dia semalam?”

“Bukan secara fisik, tapi secara emosional dan mental”

“Ah, begitu ya. Tapi bagaimana caranya kita memojokkannya secara mental? Apalagi emosional. Dia kan memang dikenal sebagai pembunuh berdarah dingin”

“Ya, justru itulah yang sedang kupikirkan. Kau tidak bisa anggap remeh saran dari Aqua”

Viro kemudian memanggil kami dam berkata.

“Oh iya, aku dengar kalian berdua semalam bertarung langsung dengan Shadow ya?”

Dengan terkejut aku membalas.

“Hah?! Bagaimana kau bisa tahu?”

“Bukankah itu sudah jelas? Kalian berdua viral belakangan ini. Belum lihat berita semalam ya?”

Sambil mengambil handphonenya Viro menunjukkan kami berita yang dia maksud.

*Dua pahlawan rookie kelas-C berhadapan langsung dengan Shadow*

Aku kemudian saling tatap-tatapan dengan Finn dengan wajah kebingungan.

“Uhhhh”

“Uhhhh”

1
Raptor gamer
Ngakak banget!
Lourdes zabala
Aku merasa seperti ikut hidup dalam cerita ini, dari setiap aksi hingga percintaannya 💕
izzky.
Tema ceritanya sangat menarik, semangat thor
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!