Yang Katanya Playboy!

"Woy curut, cepetan napa gue udah gak tahan nihh" Ujar Rani kepada Erin yang tengah memasukkan alat tulisnya kedalam tas

Kini jam kuliah di kelas Ayra dan kawan kawan sudah selesai, saatnya semua mahasiswa pergi meninggalkan ruangan kelas. Seperti rencana, Ayra dan ketiga temannya akan mampir ke kos Ayra.

"Kamu gak tahan mau ngapain ran?" Tanya Dina

"Pengen ketemu babang ganteng, udah kepo banget nihh" Ucap Rani mencak mencak tak jelas

Ayra hanya menatap Rani heran 'Kok bisa bisanya ya mereka suka sama cowo modelan begitu, ganteng sih ganteng tapi kalau punya banyak cewek ya percuma' Batin Ayra

"Nah udah, yuk berangkat" Keempat perempuan cantik itu berlalu meninggalkan kelas menuju parkiran kampus

"Ini kita mau langsung ke kossanku apa mau mampir ke minimarket dulu?" Tanya Ayra sebelum melajukan sepedanya

"Langsung aja ay, lagian di deket kosmu kan ada minimarket, kalau kita pengen jajan tinggal beli disana" Ujar Rani

Ayra hanya menganggukkan kepalanya, sebenarnya dilubuk hati Ayra yang paling dalam, Ayra malas untuk kembali ke kos, lebih tepatnya malas bertemu satu satunya lelaki yang ada di sekitaran kos Ayra, entah siapa laki laki itu kenapa bisa ada di rumah penjaga kos.

'Pokoknya nanti setelah sampe di kos kossan aku mau langsung masuk kekamar aja' Batin Ayra

Tak butuh waktu lama mereka berempat sudah sampai di kossan yang ditempati oleh Ayra dan Dina.

Mereka turun dari sepeda, hal pertama yang mereka lihat adalah rumah yang menempel pada kos

"Din, mana tu pria tampan kok gak ada" Bisik Rani terus menatap rumah didepannya

"Mana aku tau ran, didalem kali dianya atau lagi keluar" Ucap Dina

Ayra hanya diam, Dia bersyukur karena saat ini pria yang Ayra tak kenal namun Ayra membencinya itu tak berada di kossan Ayra. Entah kemana pria itu pergi Ayra tak peduli.

Sampai tiba tiba pintu rumah sedikit demi sedikit terbuka.

Dan keluarlah pria yang ketiga teman Ayra tunggu tunggu, pria itu keluar dari rumah menenteng kresek hitam yang kemungkinan isinya adalah sampah.

Melihat pria itu keluar Rani, Dina dan Erin jadi salting sendiri karena tak sengaja mata pria bertatapan dengan ketiga teman Ayra yang juga menatap pria itu kagum

"Oemjii, bening banget euyy" Gumam Rani pelan

"Beneran seganteng itu cuyy" Ucap Erin lirih

Ketiga teman Ayra terus menatap kagum pria yang tengah membuang sampah ke tempat yang lebih besar, dan sampah itu nanti akan diambil oleh petugas kebersihan daerah.

Sedangkan Ayra menatap sengit kepada pria itu dan menatap malas pada ketiga temannya yang tengah terkagum kagum.

'Hadehh, malesin banget deh ngapain si tu orang pakek keluar segala' Batin Ayra

Saat lelaki di depan mereka selesai membuang sampah, lelaki itu berbalik arah dan tak sengaja bertatapan dengan Ayra. Melihat itu Ayra langsung mengeluarkan tatapan sinisnya membuat lelaki yang berada tak jauh darinya mengernyitkan dahinya bingung.

Kemudian dengan tiba tiba Ayra memutuskan kontak mata mereka dan membalikkan badannya memasuki kos meninggalkan ketiga temannya yang masih terbengong-bengong menatap lelaki yang kata mereka tempat itu "Ngapain tu orang ngeliatin gue" Gerutu ayra saat sudah berada didalam kos

Melihat Ayra memasuki kos pria itu beralih menatap ketiga teman Ayra yang terdiam seperti patung, dia tersenyum tipis sebelum akhirnya masuk kedalam rumah.

"Omaygod, dia senyum cuy, mana manis banget lagi" Gumam Rani menatap pintu yang sudah tertutup rapat

"Kok bisa ya Ayra gak suka sama tu cowo" Ucap Erin heran

"Alesan Ayra gak suka ke dia tuh karena tu cowok diberitakan punya banyak cewek, mungkin kalau tu cowok gak punya banyak cewek kayak yang ada diberita berita itu mungkin Ayra juga bakalan suka sama tu cowok" Ucap Dina

"Iya kali ya, aku juga sebenernya males sih sama cowo yang punya banyak cewek, tapi kalau orangnya seganteng dan sekaya dia sih bisa dibicarakan baik baik lah" Ucap Rani diakhiri dengan senyum senyum sendiri

Plak

Dina memukul keras lengan Rani "Apaan sih Din" Ucap Rani cemberut sambil mengelus lengannya

"Udah jangan ngehalu mending kita masuk kedalam, lagian juga rasa penasaran kita sudah terkabulkan kan?" Ucap Dina

"Iya sih, tapi kurang lama" Ucap Rani

Dina dan Erin menghela nafas berat, memang temannya yang satu jika sudah melihat yang bening sedikit pasti langsung tergila gila

 "Udah yuk Rin kita masuk kedalam aja, biarin lah si Rani ini disini nungguin cowok itu keluar" Dina menarik tangan Erin, Erin yang ditarik pun hanya pasrah mengikuti langkah Dina

Rani yang melihat Dina dan Erin masuk kedalam pun ikut menyusul "Weyyy tungguin Napa, tega banget sih kalian ninggalin gue" Ucap Rani sedikit berteriak mengejar Dina dan Erin yang sudah berada didalam kos.

......................