Sinopsis : Menceritakan seorang siswa sma biasa saja tanpa mencolok, dan tidak suka terlibat dalam masalah.Dia awalnya bergumam ingin dunianya hancur....
Tiba tiba sebuah objek besar terlihat dari luar jendelanya seperti sebuah meteor, Dan kemudian...
Bagaimana kelanjutan petualangan yang akan dilalui oleh Leon?
Genre : Adventure, Isekai, Fantasy, Magic, Harem School, Mystery
Theme : Isekai
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Zairiru, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Cerita [Archalia]
Sejuknya udara pagi menyapa kulitku saat aku membuka jendela kamarku. Sinar matahari keemasan menyelinap masuk, menerangi ruangan yang dipenuhi dengan buku-buku sihir dan pernak-pernik kerajaan.
Hari ini adalah hari yang istimewa, hari pertama Leon di Akademi Sihir Aetheria. Aku, Archalia Noveria, putri tunggal Raja Aetheria, tidak bisa menyembunyikan rasa senangku.
Sejak pertemuan pertama kami di perpustakaan, Leon telah menarik perhatianku. Dia berbeda dari semua pemuda yang pernah kutemui. Tenang, misterius, dan kuat, namun tetap rendah hati.
Aku masih ingat jelas bagaimana dia dengan mudah mengalahkan monster-monster yang menyerang akademi beberapa hari yang lalu.
Kekuatan sihirnya sungguh luar biasa, jauh melebihi siapa pun yang pernah kulihat. Tapi yang paling membuatku kagum adalah sikap tenangnya, seolah-olah menghadapi bahaya adalah hal biasa baginya.
"Archalia, ayo kita berangkat!" suara Leon membuyarkan lamunanku. Aku menoleh dan melihat Leon berdiri di ambang pintu, terlihat tampan dalam seragam akademi barunya.
Rambut hitamnya yang sedikit berantakan dan mata cokelatnya yang tajam membuatnya semakin menarik.
"Baiklah, Leon," kataku sambil tersenyum. Kami berjalan bersama menuju kereta kerajaan yang akan membawa kami ke akademi.
Selama perjalanan, aku tidak bisa menahan diri untuk tidak mencuri pandang ke arah Leon. Dia terlihat begitu tenang dan fokus, seolah-olah sedang memikirkan sesuatu yang penting.
"Leon," panggilku pelan. "Ya, Archalia?" jawabnya sambil menoleh ke arahku. "Apakah kamu gugup?" tanyaku. Leon tersenyum kecil. "Sedikit," akunya.
"Tapi aku yakin aku akan baik-baik saja." Aku mengangguk, yakin dengan kemampuan Leon. "Aku juga yakin," kataku. "Dan aku akan selalu ada untukmu." Leon menatapku dengan tatapan hangat yang membuat jantungku berdebar kencang.
"Terima kasih, Archalia," katanya lembut. Saat kami tiba di akademi, aku bisa merasakan tatapan iri dari beberapa siswi yang melihat kami bersama.
Aku tahu mereka iri padaku karena bisa dekat dengan Leon, pemuda paling misterius dan kuat di akademi.
Aku mengabaikan tatapan mereka dan menggenggam tangan Leon erat-erat. Aku tidak peduli apa yang orang lain pikirkan.
Yang penting bagiku adalah Leon, dan aku akan selalu berada di sisinya. Kami memasuki aula besar akademi, di mana upacara penyambutan sedang berlangsung.
Semua mata tertuju pada kami, terutama pada Leon. Aku bisa merasakan ketegangan di udara, seolah-olah semua orang sedang menunggu sesuatu yang luar biasa terjadi.
Dan Leon tidak mengecewakan mereka. Saat dia menyentuh Orb Evaluasi, bola itu langsung bersinar dengan warna ungu gelap yang sangat pekat.
Semua orang terdiam, terkejut melihat warna yang belum pernah mereka lihat sebelumnya. Tiba-tiba, Orb Evaluasi bergetar hebat dan mulai retak. Dalam hitungan detik, Orb itu meledak menjadi pecahan-pecahan kecil, menghancurkan alat pengukur sihir.
Aku menatap Leon dengan mata berbinar. Aku tahu dia istimewa, tapi aku tidak menyangka dia sekuat ini. Aku tidak sabar untuk melihat apa lagi yang bisa dia lakukan.
Aku yakin, Leon akan menjadi legenda di akademi ini, dan aku akan menjadi saksi dari perjalanan luar biasanya.
Setelah upacara penyambutan, kami menuju ke ruang kelas Leon. Aku sebenarnya ingin dia berada di kelasku, tapi sepertinya itu tidak mungkin.
Aku hanya bisa berharap dia bisa beradaptasi dengan baik di kelas barunya. "Leon, semoga harimu menyenangkan," kataku sambil melambaikan tangan.
"Terima kasih, Archalia. Sampai jumpa nanti," balas Leon sambil tersenyum. Aku melihat Leon berjalan menuju kelasnya, dan aku tidak bisa menahan diri untuk tidak tersenyum.
Aku merasa senang bisa menjadi bagian dari hidupnya, meskipun hanya sebagai teman. Tapi siapa tahu, mungkin suatu hari nanti... Aku menggelengkan kepala, mengusir pikiran-pikiran itu.
Aku harus fokus pada tugasku sebagai seorang putri dan calon pemimpin kerajaan. Tapi aku berjanji pada diriku sendiri, aku akan selalu mendukung dan membantu Leon, apa pun yang terjadi.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
mungkin ane juga buat drama kek gini ya, tapi yg kena si Luna sepupu si Rina 😹
Rio : udh lah bro, terima nasib aja. aku juga pernah ditanya kek gini alhasil ngeharem ampe punya 6 istri 🗿😁