NovelToon NovelToon
Unblessed Story

Unblessed Story

Status: sedang berlangsung
Genre:Fantasi Timur / Spiritual / Romansa / Ahli Bela Diri Kuno / Penyeberangan Dunia Lain
Popularitas:9k
Nilai: 5
Nama Author: iyan al

Seorang gadis yang selalu mengeluh tentang hidupnya yang membosankan tiba-tiba saja di transmigrasi ke sebuah dunia antah berantah, menguak rahasia besar yang selama ini ia lupakan.

Penyerangan yang tiba-tiba membuat dirinya mau tidak mau harus meninggalkan seseorang yang menarik perhatiannya saat ia tiba.

Akankah gadis itu berhasil menguak identitas yang ia lupakan? Bisakah takdir mereka menyatu kembali? Apakah benang merah mereka mengkhianati mereka?

⚠️Perubahan pov akan terjadi untuk mendukung cerita, harap teliti agar tidak terlewat dan bingung.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon iyan al, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Si Manis di Tengah Teratai

Setelah berjalan dengan lama, akhirnya Xian sampai di sebuah rumah yang terbuat dari bambu dan kayu, di hadapannya ada sebuah jembatan yang melengkung, menghubungkan rumah yang terapung itu dengan pinggiran sungai. Rumah itu dikelilingi oleh danau yang cukup besar, bunga teratai mekar dengan sangat indah yang berkumpul di dekat rumah itu, air danau memantulkan langit, Xian merasa jika ia sedang melihat lukisan secara nyata.

Saat dia menghirup udara, wangi teratai dengan lembut menyapa indra penciumannya, matanya melihat kearah rumah itu tanpa melewatkan hal sekecil pun, hingga matanya menangkap sebuah pohon yang tumbuh tidak jauh dari rumah itu.

Pohon itu mengeluarkan aura putih dan hitam secara bersamaan tapi membuat Xian merasa tidak asing. Ia merasa jika ia pernah melihat pohon ini dulu sekali sampai-sampai ia tidak ingat tepatnya. Sambil memiringkan kepalanya, mengusap telinganya yang tiba-tiba terasa gatal.

"Kenapa pohon cendana ini ada disini?"

Ya, pohon cendana itu adalah pohon yang ia temukan di perbatasan antara dunia bawah dan surga tempat para dewa dewi tinggal. Seingatnya, dulu pohon ini hanya memiliki aura putih, bukan aura putih yang tercampur hitam. ia memikirkan kemungkinan-kemungkinan yang bisa saja terjadi. Tidak lama setelah dirinya berdiri mematung di depan jembatan, seorang pemuda dengan rambut yang panjang dan baju berwarna putih keluar dari rumah itu sambil merapihkan rambutnya.

Awalnya Chyou tidak menyadari kehadiran Xian, tapi tidak lama kemudian keduanya saling bertatapan Chyou mulai merasa siaga, matanya memicing tajam melihat seseorang yang tidak di kenal berdiri di depan rumahnya. Melihat itu, Xian mengangkat kedua tangannya, memberi tanda jika ia tidak berniat untuk berbuat jahat. Keadaan tertahan seperti itu sampai beberapa menit, setelah itu  menjadi canggung, Chyou memaksakan senyumnya karena merasa dirinya bersikap berlebihan.

"Siapa kau? apa kau dikirim seseorang?"

Chyou berjalan mendekat, membuka perisai yang ia buat saat baru sampai dari ibukota tadi. Suaranya terdengar serak, namun masih tergolong nyaman untuk di dengar, Xian bahkan berpikir jika suara ini adalah suara yang tergolong langka.

Chyou kini sudah selesai merapikan rambutnya, ia tusukkan sebuah hiasan rambut yang ia beli bersama Alin ke setengah rambut yang ia sanggul, pakaiannya terlihat sudah lama namun masih terlihat sangat mahal karena pola yang rumit itu baru ia lihat.

"Aku Xian, seorang kultivator yang tidak sengaja tersesat di hutan ini dan menemukan rumahmu."

Mendengar jawabannya, binar mata Chyou meredup, pundaknya meluruh tak bersemangat dan senyumannya seperti habis tak tersisa. Ditengah kecanggungan itu, Xian memecahkannya dan bertanya apakah ia boleh mengambil biji teratai itu, setelah diizinkan ia secara acak mengambil biji teratai beserta tangkainya.

Sementara Xian memakan biji teratai, pemuda itu hanya duduk di teras sambil memandangi danau sangat jauh, sepertinya pemuda itu tengah merindukan seseorang yang jauh di sana. Karena tidak bisa berdiam diri dengan lama, Xian mulai mencuri pandang ke arah pemuda itu. Matanya dengan gesit memindai tubuh pemuda tersebut dengan detail.

"Maaf mengganggu waktumu, tapi bolehkah aku dan saudaraku tinggal disini beberapa waktu? Kami akan membayar sewa."

Setelah mengatakan hal itu, Xian kembali memperhatikan reaksi pemuda itu namun itu hanya membuang-buang waktu. Pemuda itu hanya terdiam, tidak memberikan reaksi yang berarti.

Xian mulai bertanya-tanya apakah dirinya melakukan kesalahan? Keningnya berkerut karena memikirkan hal itu, namun dirinya tidak mendapat jawaban. Baik di masa lalu maupun saat ini, Ia tidak merasa melakukan suatu kesalahan sedikitpun saat berbicara dengan pemuda itu, mereka bahkan baru bertemu beberapa saat yang lalu.

Setelah lama menunggu, akhirnya kesabaran Xian membuahkan hasil semanis biji teratai yang ia makan. Pemuda itu bangkit dan berbicara.

"Gunakan kamar apapun yang kau mau, tidak perlu membayar sewa."

Setelah itu Chyou masuk ke dalam rumah tanpa menengok kearah belakang lagi. Diam-diam Xian mengucap syukur karena dirinya tidak menjadi gelandangan di dunia asalnya.

'Ting'

Suara lonceng terdengar di kepala, kedua jari telunjuk dan jari tengahnya memegang pelipisnya, suara teriakan Jenar tiba-tiba muncul membuat kepalanya menjadi sangat pusing.

"Tidak perlu berteriak, aku tidak tuli. Sekarang apa lagi?" Ketus Xian sambil melemparkan beberapa biji teratai kearah danau. Secara ajaib, biji-biji itu bergetar dan terbelah menjadi dua memunculkan sebuah teratai yang bunganya bermekaran lebih indah dari yang lain.

'Lama sekali, katakan dimana posisimu'

"Rumah si manis di tengah teratai, aku sudah menemukan tempat penginapan, gratis."

'Baiklah.'

Setelah itu suasana kembali hening, membuat Xian menjadi sangat sangat bosan. Tidak banyak yang bisa ia mainkan disini. Sekali-kali Xian menatap kearah pintu berharap pemuda itu muncul dan mengajaknya berbicara, namun Xian kembali menyadarkan diri dari pikiran anehnya. Xian mencabut beberapa biji teratai lagi dan mengupasnya dalam diam.

Dulu, tempat ini hanya sebuah lahan kosong yang ada di tengah hutan yang padat, benar-benar kosong bahkan rumput tidak tumbuh mengisi lahan. Ia menemukan tempat ini saat ia bermain-main dengan lingkaran teleportasi, secara tidak sengaja ia membuat dunia baru di antar dunia bawah yang ditetapkan sebagai dunia iblis dan dunia pengadilan, dunia para dewa.

Setelah celah dunia itu tercipta, para dewa yang bertugas menekan aktifitas iblis pun harus terpecah untuk melindungi dunia yang tercipta itu, karena dunia bawah mulai berpindah-pindah ketika para dewa menemukan mereka.

Hingga raja iblis terlahir membuat para dewa terdesak, Xian pergi ke dunia itu untuk mengalahkan raja iblis. Meski raja iblis itu berhasil dikalahkan, ia juga menderita banyak kerugian. Separuh dunia yang ia ciptakan mengalami kerusakan, kekuatannya habis hingga akhirnya jatuh limbung ke atas tanah.

Kekacauan itu diketahui oleh para dewa, setelah berdebat panjang, mereka memutuskan untuk menyegel celah dunia tanpa melihat apa yang tersisa. Tahun berganti tahun, entah sudah berapa lama Xian tidak sadarkan diri.

Setelah waktu yang lama ia membuka matanya, dua orang asing duduk di hadapannya yang berselimut salju, menyalurkan kekuatan yang membuat tubuhnya yang dingin merasa hangat, wajahnya yang pucat mulai berwarna, rasa sakitnya mulai berkurang seiring dengan nafasnya yang tidak lagi tersengal.

Orang yang memegang tangannya adalah Jenar, disebelahnya Juan hanya memperhatikan sambil melihat ke sekeliling. Mereka baru kembali dari perjalanan panjang setelah mendapat dua sinyal kekuatan besar yang muncul tiba-tiba lalu menghilang begitu saja. Saat sampai, dunia yang awalnya tandus itu berubah di selimuti salju yang tebal.

Kesadaran Xian menjadi buah manis untuk kedua dewa itu, tanpa membuang waktu, mereka mengangkat Xian sebagai anggota keluarga, membawanya ke pengadilan dan memperkenalkan pemuda itu sebagai putra kedua dan adik bungsu. Hal ini tidak di terima dengan baik oleh para dewa, banyak yang menganggap jika Xian adalah pembawa sial, kedatangannya membuat kedua dunia berantakan.

Di tengah kekacauan itu, hewan spiritual pergi dari pengadilan, menempati celah dunia dan berbagi kekuasan dengan hewan spiritual dari dunia iblis. Mereka hidup saling menjauhi wilayah masing-masing. Bertahun-tahun kemudian, es yang melapisi daratan mulai mencair, daratan luas itu terpecah menjadi tiga bagian yang di pisahkan oleh sungai gletser.

Ketiga benua itu adalah Benua Beast, Benua Saest dan Benua Vuest.

Benua Beast di tempati oleh hewan spiritual dari dunia iblis, namun kemunculan monster membuat hewan spiritual menjauh dari pinggiran, mendiami benua bagian terdalam, monster-monster itu selalu membuat kerusuhan yang sangat bertolakbelakang dengan sifat spiritual yang cinta damai.

Benua Saest berada di sebelah kanan Benua Beast, benua ini di tempati oleh berbagai hewan spiritual yang berasal dari surga. Terkadang pejabat pengadilan baik itu yang senior maupun junior sering kali mengambil dan menaruh hewan spiritualnya di celah dunia.

Yang terakhir adalah benua Vuest, benua itu awalnya tidak berpenghuni, namun entah dari mana makhluk fana muncul secara tiba-tiba, membuat permukiman dan berkembang dengan cepat. Kerajaan-kerajaan di bangun membuat pohon dan spesies lainnya kehilangan tempat tinggal. Tidak hanya itu, mereka pergi ke dua benua lainnya dan memburu hewan-hewan spiritual, menganggap hewan itu mengancam kelangsungan hidup mereka. Sampai saat ini, hewan spiritual baik dari neraka maupun surga sangat sulit untuk di temui.

"Xian, dimana pemilik rumah ini?"

Suara Jenar menarik kesadarannya kembali, Xian berhenti melemparkan biji teratai dan menggerakkan dagunya kearah pintu, lalu memasukkan benda yang tergapai tangannya ke mulut.

"Uek pahit, sial, kemana biji teratai yang sudah aku kupas?"

Warna merah mewarnai wajahnya, kesal karena kebodohannya sendiri yang melemparkan biji teratai bukannya kulit dari biji teratai.

"Jenar kau menyebalkan sekali"

Ia menyalahkan Jenar atas kesalahan yang dia perbuat sendiri, yang dibalas dengan lemparan yang dengan senang hati diberikan oleh Jenar. Jenar kemudian masuk ke dalam rumah itu dan menghiraukan Xian yang sudah merasa bosan akut.

1
Naomi Arin
tambah penasaran sm episode selanjutnya wooeyy,
mampir dinovelku Mati Rasa ya gaess, sukses trs thor 😍
Husna15🐅
njirr😂
Husna15🐅
gimana klau Xian ktmu Ian d depan mata Chyou
Husna15🐅
Ooh🤭
Husna15🐅
😂
Husna15🐅
aku ngakak bentar kak🤣
Husna15🐅
hah? pantesan bnyk yg ngincer ian
Husna15🐅
tapi mimpi emang sering kek nyata, saking nyata perasaan dalam mimpi ke bawa d dunia nyata
Husna15🐅
lahh, efeknya masih ada terus ian gk sadar dri tdi
Husna15🐅
tunggu² aku kek ragu² 😂

alin itu ian kan? aduh.. gk salah inget kan akunya
Iyan: Alin itu Lian kak, tapi dia dipanggil apa aja juga nyaut
total 1 replies
Husna15🐅
hm, udah kembali ke dunia asli
Husna15🐅
akhirnya tau kondisi ian
Husna15🐅
ada hati yang harua di jaga😌
Husna15🐅
seperti hewan iblis
Husna15🐅
😂
Husna15🐅
ehh, tpi ini singa😆
Husna15🐅
dri dulu pengen pelihara harimau
Husna15🐅
kuat banget ya Xian
Iyan: Soalnya dia setiap cobaan dicobain
total 1 replies
Husna15🐅
😔
Husna15🐅
aku blm prnah nyium bau teratai
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!