Ah apa tidak salah jatuh hati pada gadis kecil, tapi rasanya tak bisa berpaling dari gadis kecil itu.
Ah masa bodoh, tak perduli dia masih kecil tapi dia harus jadi milikku, tak perduli aku harus menunggu bertahun-tahun, kamu tetap harus jadi milikku karena kamu orang yang pertama membuatku terus memikirkan satu nama dalam kepalaku setiap hari.
"akan ku buat kamu hanya mengarah padaku saat kamu sudah dewasa" ucap seorang pria dengan seringaian tipisnya
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon nerissa ningrum, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Mengejar apa
Neva meletakan kembali ponsel Ocean di atas meja samping ranjang di mana Ocean tertidur, kembali Neva mengusap kepala Ocean yang masih betah terlelap di kamar kecil milik Neva di desa " sebenarnya apa yang kamu kejar kak, aku masih belum tahu apa yang kamu inginkan sebenarnya, ingin aku menyerah tapi aku tidak tega meninggalkanmu yang seolah begitu membutuhkan ku " gumam Neva bertanya-tanya sebenarnya apa yang Ocean kejar di hidupnya, satu sisi ia merasa begitu di cintai tapi di sisi lain ia tidak habis pikir kenapa Oecan mengkhianati hubungannya
Ocean begitu berusaha keras menikahinya tapi malah menjalin hubungan dengan wanita yang katanya membuatnya risih, sebenarnya Neva ingin tahu alasan Ocean mengkhianatinya dengan bertanya langsung pada Ocean, tapi Neva rasa sekarang bukanlah momen yang pas, Neva akan menunggu sampai dia rasa kuat untuk bertanya pada Ocean dan mendengar jawaban Ocean biarpun seburuk apapun itu
"tidur yang nyenyak ya kak" Neva mengecup kening Ocean dan meninggalkan kamar Ocean perlahan agar Ocean tidak terbangun dari tidur nyenyak nya
***
jika di tempat Neva Ocean sedang tidur nyenyak karena begitu nyaman bersama Neva maka berbeda dengan kondisi Elsa di rumah keluarganya, rumah yang dulunya terasa penuh cinta namun kini terasa begitu mencekam "sebenarnya apa yang kamu kejar Elsa " teriak Fathan dengan suara baritonnya menggema ke penjuru ruangan, tak perduli orang lain ketakutan karena suara Fathan yang menggema ke seluruh penjuru ruangan
"aku dan kak Ocean saling mencintai yah" lirih Elsa masih tak mau di salahkan oleh ayahnya yang merasa perbuatan Elsa itu salah
Fathan memicingkan matanya ke arah sang putri " saling mencintai kamu bilang " Fathan benar-benar tidak habis pikir dengan pola pikir anaknya " kalau dia memang mencintaimu, dia tidak akan menjadikanmu simpanannya " teriak Fathan
Elsa mendongakkan kepalanya dengan mata berkaca-kaca " aku bukan simpanan Ocean, ayah " teriak Elsa tidak terima di katakan sebagai simpanan
"lalu apa " tanya Fathan " apa namanya jika kamu menjalin hubungan dengan pria yang sudah memiliki pasangan " geram Fathan akan tingkah putrinya "di mana kamu di sembunyikan dari dunia, semua orang juga tahu kalau tunangan Ocean adalah seorang Kallandra bukan Gunandhya" teriak Fathan memukul telak kenyataan ke hadapan Elsa
"Ocean itu mencintaiku yah " lirih Elsa dengan berlinang air mata
"kalau memang dia mencintaimu, telpon dia sekarang, minta dia menemui ayah sekrang juga " titah Fathan menunjuk ke arah ponsel Elsa Yanga ada dalam genggaman tangan Elsa
dengan terpaksa Elsa menghubungi Ocean berulang kali namun tak kunjung ditanggapi "dia tidak mengangkat teleponku " Elsa hanya bisa menundukkan kepalanya karena takut akan kemarahan ayahnya
"kenapa kamu bisa bodoh sekali Elsa!" umpat Fathan pada putrinya yang Fathan rasa begitu bodoh
"sudah lah mas, kasihan anak kita " rayu Kristal agar suaminya tidak terus marah pada Elsa
"diam kamu Kristal " tunjuk Fathan ke arah Kristal istrinya " aku masih belum meminta pertanggung jawabanmu karena mencoba menutupinya dariku, kalau tidak ada video Isabella mengamuk dan aku menekan Bella untuk bicara jujur padaku, entah kapan aku tahu kalau kelakuan putriku begitu rendahan" ucap Fathan dengan begitu marah karena ia baru tahu skandal putrinya melalui sebuah Video yang begitu viral sampai membuat saham perusahaannya anjlok sehingga ia bisa menekan Bella untuk jujur
"aku tidak murahan ayah" protes Elsa begitu sakit hati dengan perkataan ayahnya
Hansel yang sedari tadi diam saja mendengar kemarahan ayahnya kini juga ikut melirik tajam ke arah kakaknya " aku sama seperti ayah, bagiku kakak itu murahan, murahan karena mengobral harga diri kakak demi mendapatkan sentuhan pria, harusnya sekalian saja kakak menjual diri kakak di jalanan" teriak Hansel yang ikut kecewa dengan tingkah laku kakaknya yang menurutnya rendahan
Hansel kenal baik dengan Neva, dan menurut Hansel, Neva itu perempuan baik dan juga begitu sopan, aneva juga wanita yang begitu menjaga martabatnya jadi bagaimana bisa kakaknya menggoda tunangan Neva
"Hansel !" bentak Kristal dengan tatapan nyalangnya, tak terima saja rasanya ketika puteranya mengatai anak sulungnya dengan kata yang begitu kasar
Jeremy menoleh ke arah mamanya " maaf mah, tapi kali ini aku malu punya kakak seperti dia yang menghalalkan segala cara demi mendapatkan seorang pria " Hansel berlalu pergi dari pada kata-kata kasar terus keluar dari mulutnya yang tak tahan mengumpat kelakuan kakaknya
Kristal terus mengusap punggung Elsa yang ada dalam pelukannya "yang sabar sayang" ucap Kristal dengan linangan air mata
"aku sangat mencintainya mah " rengek Elsa membuat frustasi Fathan yang mendengarnya
"lupakan dia Elsa, masih banyak pria yang jauh lebih baik dari Ocean" teriak Fathan
"aku gak bisa berpaling dari kak Oce yah" tolak Elsa membuat Fathan makin meradang
Kristal menoleh ke arah suaminya " kamu bicaralah sama kak Dania dan kak Myles, untuk menikahkan Ocean dan Elsa, toh mereka juga baru bertunangan, jadi tak apa jika mereka tak jadi menikah " pinta Kristal, memelas ke arah suaminya
Fathan memicingkan matanya ke arah Kristal " kamu memintaku Kristal " tanya Fathan tak percaya "apa kamu gila" teriak Fathan
" putri kita sudah menyerahkan hal berharganya untuk Ocean mas " teriak Kristal tak kalah nyaring dari Fathan
"itu salahnya sendiri " tunjuk Fathan pada putrinya
Fathan menunjuk ke arah otaknya " harusnya kamu pikir pakai otakmu Elsa, Ocean sangat mencintai Neva dan dia sudah bilang itu berkali-kali padamu tapi kamu yang tidak punya harga diri menyerahkan diri padanya, jadi kamu terima konsekuensinya" ucap Fathan dengan lantang
"mas!" sentak Kristal " dia putri kita " lirih Kristal dengan delapan air mata "bagaimana bisa kamu setega itu sama anak kita " ucap Kristal dengan isak tangis
"ini bukan tega Kristal tapi di sini posisi anaknya salah, kamu gak tahu seberapa besar kotoran yang di lemparkan putrimu itu untukku, dan dengan bodohnya kamu menutupinya dariku padahal kamu jauh lebih dulu tahu Kristal, kamu lebih memilih di cibir keluarga besar kita hanya demi keserakahan putrimu itu" papar Fathan panjang lebar
"dia hanya terlalu mencintainya mas" protes Kristal
"terserah" teriak Fathan "aku tidak perduli lagi dengan putrimu itu, silahkan lakukan yang kamu inginkan, mau mengemis ke keluarga Oliver untuk di nikahi pun aku tidak perduli " Fathan sudah terlanjur kecewa, dan tak perduli lagi jika putrinya harus menanggung malu, toh memang putrinya sendiri lah yang melemparkan kotoran padanya jadi sekalian saja ia basung ke kubangan kotoran
Kristal terus mengusap punggung putrinya " tenang sayang, kalau ayah kamu tidak mau membantu kita, maka mama yang akan mendatangi keluarga Ocean untuk meminta pertanggung jawaban pada mereka " ucap Kristal
"terima kasih mah " Elsa mengeratkan pelukannya kepada mamanya yang sudah mau mendukungnya biarpun orang lain mencelanya dan menyalahkannya