NovelToon NovelToon
Cinta Seindah Khayalan

Cinta Seindah Khayalan

Status: sedang berlangsung
Genre:Anak Genius / Wanita Karir
Popularitas:19.2k
Nilai: 5
Nama Author: Dewi Payang

"Tidak adakah pekerjaan yang bisa kamu lakukan selain mengganggu kesibukan orang lain?" Clive melirik dingin Berry yang duduk disebelahnya.

"Aku hanya ingin wanita itu menjadi ibuku. Bila menunggu Ayah, sampai sekarang tidak ada tanda-tanda kehidupan," Berry ikut melirik dingin pada ayahnya.

"Siapa yang mau menjadi Ibumu? Wanita itu?" Clive tersenyum sinis mendengar ucapan putranya.

"Aku saja tidak mau jadi Ayahmu. Terpaksa saja, karena kamu adalah anakku," Clive membuka sabuk pengamannya, lalu segera turun dari mobil. Ia membuka pintu, lalu meraih tubuh kecil Berry masuk dalam gendongannya dan menyerahkannya pada pengasuhnya.

"Pastikan pria kecil ini tidak membuntutiku lagi."

"Baik Tuan," David membungkuk hormat, lalu menggandeng tangan Berry yang segera ditepis anak itu lalu berlari memasuki rumah.

Ikuti kisah Berry, yang memilih sendiri siapa wanita yang dijadikan sebagai ibunya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dewi Payang, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

10. Seberharga Itukah?

"Tuan Clive dan Tuan kecil, mereka biasanya suka makan apa saja?" tanya Sizy didepan pintu kamarnya, begitu David baru selesai membawanya berkeliling dan memperkenalkan kediaman barunya.

"Semua jenis sayur-sayuran, beberapa jenis daging merah, semua jenis unggas, ikan, seafood juga Nyonya. Hanya saja--, tuan Clive alergi dengan kepiting, tubuhnya akan dipenuhi dengan ruam-ruam kalau memakannya. Begitu juga dengan Tuan kecil, dia juga memiliki alergi yang sama dengan Tuan, ruam-ruam yang besar dan melebar akan muncul dikulitnya begitu memakannya."

Ungkap David, mengingat pernah tanpa sengaja menghidangkan makanan hewan laut itu pada kedua majikannya beberapa bulan yang lalu karena keteledoran salah satu rekan sesam asistennya.

"Biasanya, Tuan sendiri yang memasak, saya hanya disuruh menyiapkan semua bahannya saja, kecuali bila Tuan pulang terlambat, barulah saya yang memasak buat Tuan kecil."

"Dalam hal ini, tuan Clive mirip dengan Paman, suka memasak," batin Sizy, begitu mendengar penuturan David.

"Kebetulan saya berada dirumah hari ini, saya yang akan memasak makan malam," putusnya.

"Tapi Nyonya, tuan Clive tidak ada berpesan seperti itu pada saya," David gegas menginterupsi, ia khawatir sang majikannya akan mengomeli dirinya nanti saat pulang.

"Bukannya memasak itu memang bagian tugas dari seorang isteri dan seorang Ibu? Tidak perlu sekaku itu asisten David, tidak harus mendapat persetujuan Tuan-mu hanya persoalan memasak."

"I-iya, Nyonya benar. T-tapi--" David nampak serba salah.

"Sudahlah, tidak perlu khawatir, saya rasa tuan Clive tidak akan memarahimu. Saya mau istirahat dulu, asisten David boleh kembali."

"Iya, baik Nyonya," pasrah David, pria itu merunduk sebentar lalu bergegas.

"Pegal juga kakiku rupanya," Sizy memijat betisnya sambil duduk disofa kamarnya. Walau hanya berkeliling diarea rumah, ternyata cukup melelahkan dirinya yang tidak terbiasa menghuni rumah sebesar rumah milik Clive

Drrt. Drrt. Drrt.

Sizy beranjak dari duduknya, begitu mendengar ponselnya berbunyi diatas nakas.

"Bibi?" gumamnya pelan, ia segera menggeser tombol hijau untuk berkomunikasi dengan bibinya itu.

📞"Hallo Bibi," sapa Sizy bersemangat sembari tersenyum.

📞"Dari tadi Bibi menelpon tapi tidak diangkat, apa kamu baik-baik saja?" terdengar nada omelan.

📞"Maaf Bibi, aku meninggalkan ponselku dikamar karena sedang diisi daya," sahut Sizy memberi alasan.

📞"Disini, aku baik-baik saja Bi," imbuhnya lagi.

📞"Ya syukurlah kalau begitu. Tadi Bibi sudah mengirimkan pakaian dinas kerjamu, sopir suamimu yang mengambilnya kemari. Dan pakaianmu yang lainnya ditinggal, menurut nak Clive, bila kamu berkunjung kemari tidak repot membawa pakaian ganti lagi. Enak ya jadi orang kaya," gumam Margareta sembari tertawa kecil, lalu menutup telepon seenaknya.

Sizy menatap layar ponselnya yang sudah terputus, padahal ia masih ingin berbagi kabar. Dilihatnya ada notif e-mail, tentu dari tempatnya bekerja, batinnya, sambil menekan notif.

"Apa ini?" Sizy menggulir layar ponselnya terus kebawah.

"I-ini tidak mungkin..." kaget Sizy, wajahnya berubah tegang.

"Se-enaknya saja dia melakukan ini padaku," begitu membaca beberapa daftar nama perusahaan dengan 60% saham milik suaminya disana telah beralih atas nama dirinya, belum lagi beberapa properti juga sudah beralih atas namanya.

"Oh ini sangat menakutkan," Seketika wanita itu merasa kalut dan ngeri, membayangkan bagaimana dirinya harus membayar pajak bumi dan bangunan akibat kepemilikan aset properti itu, belum lagi pajak penghasilan dan lain sebagainya yang memusingkan.

Dengan sedikit sempoyongan Sizy beringsut menuju tempat tidurnya untuk segera berbaring. Kepalanya pening, seketika penuh dengan angka-angka fantastis yang tidak terjangkau olehnya. Niat awalnya yang akan beristirahat seketika sirna, kalut memikirkan hal-hal yang seharusnya tidak perlu ia cemaskan.

...***...

"Ibu masih menunggu Ayah?" Berry memandangi wajah Sisy yang baru selesai merapikan selimut yang menutupi tubuhnya.

Sizy mengangguk sembari tersenyum, memandangi raut Berry yang sudah mulai mengantuk.

"Apa boleh Ibu berbaring disini menemanimu sampai tertidur?"

"Sebenarnya aku tidak terbiasa tidur ditemani seseorang, apalagi seorang wanita. Kata Ayah, pria sejati tidak boleh tidur dengan sembarang wanita, kecuali itu isterinya. Kalau bukan isterinya, dia wajib menikahinya sebagai bentuk tanggung jawab."

Sizy tertegun mendengar penuturan pria kecil itu, apa itu sebabnya Clive begitu memaksa menikahi gadis biasa seperti dirinya karena insiden tidak terduga waktu itu?

"Jadi, kalau Ibu tidur denganku, aku bingung bagaimana caranya menikahi isteri Ayahku? Tentu Ayahku itu akan membuat perhitungan denganku."

Sizy tertawa pelan, merasa lucu mendengar ucapan Berry yang begitu polos menurutnya.

"Anak pintar," gumamnya, membelai lembut kepala pria kecil itu.

"Bila seorang ibu menemani anak laki-lakinya tidur, itu adalah hal yang wajar, semua ibu didunia ini boleh melakukannya. Jadi kamu tidak perlu mencemaskan itu. Mungkin maksud Ayahmu, bila seorang pria dewasa tidur bersama wanita dewasa dan keduanya bukan sedarah, hal yang kamu katakan tadi baru boleh terjadi."

"Kasihan sekali anak ini, pengajaran dan didikan tuan Clive membuatnya dewasa sebelum waktunya," batin Sizy, merasa iba.

"Aku mengerti, Ibu boleh tidur disini bersamaku, dan tidak perlu menunggui Ayah. Mulai sekarang, Ibu harus terbiasa dengan Ayah yang sering pulang larut malam," Berry tersenyum tipis dan memberi ruang untuk Sizy berbaring disebelahnya.

"Ibu baca'in dongeng ya, kebetulan tadi ibu membawa buku kemari," Sizy meraih buku yang sebelumnya ia letakan diatas kepala tempat tidur Berry, dan pria kecil itu hanya mengangguk kecil mengiyakan, karena tidak ada pilihan lain.

"Burung Bangau Yang Angkuh," Sizy memulai bacaan dongengnya.

"Pada suatu pagi yang indah, terdapat seekor burung bangau yang berdiri di pinggiran sungai. Ia melihat ke arah sungai tersebut, terdapat ikan yang berenang di pinggiran sungainya. Hanya saja, menurut Bangau ikan tersebut tidaklah indah, kurus, kecil dan seperti tidak ada nutrisinya."

"Bangau pun berkata, 'Aku tak akan memakan ikan-ikan kecil di pinggiran sungai itu. Mana mungkin bangau yang anggun dan indah sepertiku akan memakan ikan-ikan sekecil dan sekurus itu'.”

Berry memandangi wajah Sizy, wanita itu nampak serius. Pria kecil itu dapat merasakan kalau ibu barunya itu begitu pandai memainkan intonasi nada suaranya, sehingga ceritanya terdengar hidup dan menarik.

"Karena sudah bertekad demikian, ketika ikan-ikan kecil lewat di depannya Bangau pun memilih mengabaikannya. Ia tak mengambilnya satu pun. Bangau hanya menunggu sampai ikan-ikan yang lebih besar berenang di pinggiran sungai dan menurutnya cocok untuk dirinya yang anggun."

"Tak berselang lama, terdapat seekor ikan besar lewat. Namun alih-alih mengambilnya, bangau pun bilang, 'Aku tidak mau ikan besar itu. Ia terlalu besar untukku'." Sizy mengatur suaranya, seolah-olah itu suara bangau, membuat Berry kembali tertawa kecil mendengarnya.

"Sampai pada akhirnya, Bangau menunggu lagi dan lagi. Matahari pun mulai naik dan hari sudah mulai panas. Air menyurut dan ikan-ikan pun berenang ke tengah sungai."

"Saat itu terjadi, Bangau berusaha mengejar mereka. Tapi Bangau tidak bisa berenang seperti ikan. Ia tak bisa menjangkau ke tengah sungai."

"Bangau hanya bisa memakan siput-siput yang tertinggal di pinggiran sungai. Dan akhirnya sampai sore tiba, sama sekali ia tak bisa mendapatkan ikan. Selesai. Kamu suka?" Sizy mengulas senyum terbaiknya memandangi Berry yang malah matanya tidak mengantuk.

"Suka Bu, ceritanya bagus. Pesan moralnya, setiap orang memang menginginkan yang terbaik untuk dirinya. Namun jangan juga terlalu memilih-milih karena alih-alih mendapatkan yang terbaik, justru kita tidak akan mendapatkan apapun sama sekali."

Sizy terperangah, ia begitu kagum pada pemahaman Berry setelah mendengar dongeng yang ia bacakan.

"Kita tidak akan pernah tahu mana yang terbaik jika tidak mencoba mengambilnya. Kita juga tidak akan pernah tahu kapan kesempatan yang sama itu muncul. Jadi lakukan yang terbaik dan ambil kesempatan yang ada di depan mata, jangan menunda-nundanya karena esok mungkin kesempatan itu tidak ada lagi untuk kita," imbuh Berry mengakhiri.

"Luar biasa Sayang, Ibu sangat kagum padamu," puji Sizy dengan rautnya yang benar-benar merasa kagum.

"Itulah sebabnya ayah buru-buru menikahi Ibu, bila ditunda--, aku dan Ayah khawatir tidak punya kesempatan kedua."

Sizy kembali terperangah, bagaimana bisa Berry berucap demikian, dan seberharga itukah dirinya yang hanya seorang wanita dari kalangan biasa?

Bersambung...✍️

1
Aerik_chan
3 bunga dan 3 iklan untukmu kak/Rose//Rose//Rose//Plusone//Plusone//Plusone/
Aerik_chan
suka kalau semua sayang begini
Zenun
ya, ya, memang seperti itu adanya.
Dewi Payang: 😁😁😁😁😁😁😁😁
Zenun: hehehehe
total 3 replies
Zenun
Lah, udahan ini? 😁
Dewi Payang: 🤭🤭🤭🤭🤭🤭
Zenun: emang ya? 😄 siapakah gerangan
total 5 replies
Nay
👍👍👍 jd nambah banyak pengetahuan nih
Dewi Payang: Semoga bermanfaat kak, dan terima kasih untuk apresiasinya kakak pada karya novel ini sampai sekarang🙏🙏👌
total 1 replies
Nay
Ho oh.. emang sangat membagongkan..
Dewi Payang: 🤣🤣🤣🤣🤣🤣👍
total 1 replies
Nay
Tahan…. Tahan…. Tahan….
Otw unboking kah…
🤭🤭
Dewi Payang: 😂😂😂sepertinya begitu...🤭🤭
total 1 replies
Nay
🤭🤭🤭🤭🤭🤭
Dewi Payang: Diledekin terus sama.Clive😄
total 1 replies
@Intan.PS_Army🐨💜
ih Bunda mah
Dewi Payang: Kenapa kak?😄
total 1 replies
neng ade
aku idola Chairil Anwar puisi nya yg berjudul Aku pernah jadi ajang lomba saat aku duduk di bangku SMEA meski dapat juara ke 3 tapi aku bangga 😁😍🙏
Dewi Payang: Wow, mantap kakak👍👍 pasti seru lombanya...🥰🥰 aku malah gak pernah juara lomba baca puissi kak😂😂😂
total 1 replies
Mei Mei
Luar biasa
Dewi Payang: Terima kasih kak Mei untuk apresiasi rate bintang 5 nya🫰🫰
total 1 replies
Rembulan Pagi
is is is
Dewi Payang: 😭😭😭😭😭😭
total 1 replies
F.T Zira
5🌹 buat ka author yg udh membagikan ilmunya...

malu sangat diriku,, gak terlalu banyak tau tentang budaya sendiri🥲🥲🥲
Dewi Payang: Iya kak, apa lagi udah jadi IKN😂
F.T Zira: masama akak🥰🥰🫰🫰

wihhh.. keren nih akak ku,, aku cuma bebebrapa aja, gak sampe sebanyak itu😱😱😱
total 3 replies
F.T Zira
aahh... lanjut kan😏😏
Dewi Payang: 🤣🤣🤣🤣🤣🤣
total 1 replies
F.T Zira
duhh jantungmu aman gak Clive🤭🤭
Dewi Payang: 🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣
F.T Zira: bahaya🤣🤣🤣🤣
total 3 replies
F.T Zira
ho oh.. curiga.. kan Sizy istrimu🤭🤭🤭
Dewi Payang: 😄😄😄😄😄😄
total 1 replies
F.T Zira
sudah mengakui ya kalo satu keluarga😏😏😏
Dewi Payang: 😂😂😂😂😂😂😂😂
F.T Zira: asyeekkk... siap siap kecebongnya berenang bebas... ehhh🤭🤭🤭🤭
total 3 replies
Teteh Lia
10 iklan meluncur ....

iklan ku masih lengkap padahal udah malem.🤭
Dewi Payang: Ma kasih banyak kak🫰😁 aku tu kadang lupa pake iklan, jadi angus😄
Kakak apa kabar? siapa yg sakit kak? yg bolak balik rumah sakit kapan hari itu?
total 1 replies
Teteh Lia
balai pustaka... ah... jadi ingat masa sekolah... mojok di perpustakaan...
Dewi Payang: Lebih khusuk bacanya klo mojok ya kak😄
total 1 replies
Teteh Lia
justru aq malah suka bau keringat misua..🤭
Dewi Payang: Sama dengan Sizy donk Kak😄😄 bau keringatnya selalu buat rindu yaa kak🤭🤭🤭🤭🤭🤭🤭
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!