NovelToon NovelToon
Pelukan Mantan Ketua Gangster

Pelukan Mantan Ketua Gangster

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / Cintamanis / Model / Romansa / Gangster / Kriminal dan Bidadari
Popularitas:6.8k
Nilai: 5
Nama Author: Lyaliaa

Florin, yang baru saja mengalami patah hati, secara tidak sengaja bertemu dengan Liam, mantan ketua gangster yang memiliki masa lalu kelam. Dia terjebak dalam hasrat cinta semalam yang membuat gairah itu terus berlanjut tanpa rencana. Namun saat hubungan mereka semakin dalam, masa lalu Liam yang gelap kembali menghantui, membawa ancaman dan bahaya dalam kehidupan mereka.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lyaliaa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 16

Sangat indah, pemandangan matahari yang hampir tenggelam di balik pepohonan tinggi menjulang tampak mempesona. Florin berdiri di dekat jendela kamarnya yang terbuka untuk menikmati sisa hari ini, dia menatap lama ke langit. Dia sedang memikirkan tentang apa yang baru saja dia dengar beberapa saat yang lalu.

"Sepertinya sore ini sangat cerah.. Tuhan, bagaimana menurut-Mu? Apa aku harus mengakhiri hubungan ini?" gumam Florin ke udara. Dia menutup matanya perlahan dan merasakan angin yang bertiup cukup kencang menghampiri nya. Dia membayangkan bagaimana diri Liam di masa lalu, sebelum mengenal dirinya.

"Tapi aku sungguh tak bisa mengakhirinya," lanjutnya.

Mata Florin kembali terbuka perlahan, bulu mata nya yang lentik menciptakan bayangan identik di kelopak matanya. Dia sudah mengambil keputusan, dia sudah membuat keputusan yang tidak akan berubah. Meskipun dia akan melanjutkan sisa hidupnya dengan pria yang pernah berurusan dengan obat terlarang dan pembunuhan.

"Bagaimanapun, kami akan tetap menikah," lanjutnya lagi sambil menyatukan tangan di depan dadanya dengan penuh harapan dan keinginan. Dia berharap keputusan yang dia buat adalah benar. "Aku harus segera menghubungi paman."

Florin mendengar semuanya saat pria yang melukainya datang kembali ke rumah nya dan berbicara dengan Liam. Dia tak sengaja menguping pembicaraan mereka saat dirinya ingin mengambil minuman di dapur. Dia mendengar suara orang mengobrol di ruang tamu.

Siang tadi setelah Liam kembali, dia menjanjikan pada Florin kalau semuanya akan baik-baik saja dan dia ingin memulai hidup baru dengannya. Florin belum memberikan jawaban, dan Liam tak menuntut jawaban segera. Dia tak ingin memaksa seorang wanita yang tak kenal akan dunia yang dulu menjadi tempat hidupnya untuk tetap bersamanya setelah apa yang terjadi.

Dinding bercat putih yang menjadi warna seluruh rumah Florin masih tampak bagus. Florin menguping di balik dinding yang membatasi dapur dan ruang tamu.

"Aku sudah membereskan kroco yang mencuri barangmu, mereka mengedarkannya dengan harga murah di beberapa tempat," ucap Jarrel sambil memberikan beberapa foto pada Liam. Reiga yang duduk di sampingnya ikut melihat, pria bertopi, bar, orang asing dan—narkoba.

"Lalu yang tersisa?" tanya Liam setelah melempar foto-foto itu ke atas meja. Vas bunga yang ada di atas meja bergeser sedikit karena dorongan dari lemparan pria itu.

Jarrel menjauh dari sandaran sofa empuk berwarna ungu yang menahan tubuhnya sedari tadi, dia menunduk dan tampak serius.

"Tetua menyimpannya, dia tak ingin orang-orang membeli barangnya dengan harga murah. Kau tahu bagaimana dia berbisnis, tapi anehnya dia juga tak ingin menjualnya lagi. Dan juga dia memintaku untuk membebaskan tawanan yang akan kita jual. Dia ingin menghentikan semuanya. Aku tak mengerti apa yang sedang kau dan dia lakukan. Beritahu aku apa yang terjadi? Apa yang kalian bicarakan tadi pagi?"

"Tak ada hubungannya denganmu," jawab Liam cuek seperti biasa.

"Aish, tak ada hubungannya denganku tapi aku yang membereskan semuanya. Persetan denganmu, aku hanya ingin tahu apa yang sedang direncanakan olehnya sekarang."

"Kau melihatnya sendiri, dia ingin menghentikan semuanya."

Percakapan Liam dan Jarrel berlangsung lama, Reiga yang duduk di samping Liam hanya mendengarkan sambil menikmati secangkir kopi yang dia buat sendiri. Dan di balik tembok, tak ada satupun yang menyadari akan keberadaan Florin yang menguping pembicaraan mereka.

"Tak mungkin kalian berdua tiba-tiba seperti ini, dan kau—kau pasti merencanakan sesuatu kan? Dia tiba-tiba menyuruhku melakukan ini dan itu setelah kau datang ke rumah besar."

"Hahh," Liam menghembuskan nafas panjang sebelum menjawab, "kau bisa tanyakan sendiri padanya. Dia juga tidak ingin mengatakan apapun padaku."

"Sudahlah. Aku akan mencari tahu sendiri, lalu wanita itu— bagaimana dengannya? Kalian sungguh akan menikah?"

"Ya. Dia juga sudah memberikan restunya."

"Bagaimana bisa? Waktu itu dia bilang kau akan menyesalinya, tapi dia merestui kalian. Aneh." Jarrel kembali bersandar ke sofa.

"Dia tak ada membahas tentang itu denganku, dia hanya mengingatkan ku untuk menjaganya baik-baik kalau aku memang ingin memulai hidup yang baru."

"Ih, aku merinding. Cara bicara mu sangat mirip dengannya, dan disini— kenapa rumah ini serasa lebih cerah dari terakhir kali. Sangat menggangu, kalau bukan karena permintaannya aku tidak akan kesini lagi."

Jarrel berdiri, dia memasang kacamata hitam di hidung mancungnya. Sebuah kacamata bermerk yang menggantung di bajunya sejak dia duduk setengah jam lalu. "Aku pergi," Jarrel melangkah menjauh, tapi hanya terhitung empat langkah dia berhenti dan berbalik. "Ah ya, mungkin aku tidak akan datang kalau kalian menikah. Jadi—Selamat atas pernikahannya."

Reiga menggeleng-gelengkan kepalanya tak percaya dengan apa yang dia lihat, tak percaya dengan apa yang terjadi. Semuanya berubah, begitu mudah dan cepat seolah hanya sedang membalikkan telapak tangan.

Jarrel yang tak pernah suka berbincang lama dengan Liam selama ini telah berubah. Bukan hanya dia, Tetua mereka pun juga ikut berubah seketika. Dan semua itu berawal sejak Liam memutuskan untuk membubarkan geng Zion secara tiba-tiba tanpa aba-aba atau mungkin— karena seorang wanita, Florin.

Deg. Deg. Deg.

Jantung Florin berdebar kencang begitu mendengarnya, dia lega, dia senang. Semuanya berjalan lancar, semuanya baik-baik saja. Ucapan selamat yang terucap dari mulut pria yang ingin membunuhnya membuatnya seakan tersetrum di sekujur tubuh.

"Ternyata pagi tadi dia pergi untuk meminta restu seseorang..," batin Florin sambil berusaha melangkahkan kakinya. Dia menaiki tiap anak tangga satu persatu dengan hati-hati, berharap tak ada yang menyadari dirinya disana. Dia ingin segera kembali ke kamarnya.

...----------------...

1
Luka Ingin Mencintai
mampir kak...🙏, folow aku balik ya kak.../Smile/
Agus Tina
kayaknya bagus ... cuus
ros
Luar biasa
LxyHa
kasian nya si flo🥹
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!