NovelToon NovelToon
Belahan Jiwa Fabio

Belahan Jiwa Fabio

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Crazy Rich/Konglomerat / Teen School/College / Keluarga / Romansa / Trauma masa lalu
Popularitas:11.4k
Nilai: 5
Nama Author: Trilia Igriss

Fabio yang merupakan seorang ayah, namun ia tak mengakui keberadaan putrinya karena kepergian sang istri tepat setelah melahirkan. Kebencian terhadap sang anak membuatnya menjadi pribadi yang tertutup. Bahkan ia menutup diri dari dunia luar hanya karena ingin melupakan segala kenangan ketika bersama istri yang ia anggap sebagai belahan jiwanya.

Siapa sangka, hatinya mulai terbuka dan berpikir jika belahan jiwanya bukan hanya mendiang istrinya, tapi juga anak yang merupakan darah dagingnya.
Hingga waktu bergulir, Fabio yang menua, dan putrinya yang beranjak dewasa, akankah keduanya dapat bersama sebagai keluarga kecil yang semestinya?


IG: triliaigris

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Trilia Igriss, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 9. Temu

Pagi-pagi sekali Febby bergegas menitipkan secarik kertas kepada teman baiknya, Abila. Selain karena rumahnya yang paling dekat, Abila juga bisa diajak kompromi dalam hal apapun. Termasuk hari ini, dimana Febby izin untuk tidak bersekolah karena alasan sakit. Mungkin guru dan teman sekelasnya pun akan memaklumi karena kemarin Ia memang masuk UKS akibat tak sadarkan diri.

Setelahnya, Febby melakukan rutinitas tahunannya ke makam sang ibu. Ia ditemani Laluna menyusuri setiap gundukan tanah menuju tempat dimana Ralisha dikebumikan. Sudah hampir jam 8 mereka ke sana, terlihat tak ada seorang pun yang mengunjungi makam. Dengan kata lain, hanya mereka berdua.

Febby membersihkan rerumputan liar yang ada di sekitar makam Ralisha, kemudian Ia menuangkan air di atas makam, dan menaburkan bunga seraya membaca sebuah doa. Selanjutnya, Febby menatap nanar pada batu nisan yang bertuliskan nama sang ibu, yang bahkan Ia tak tahu bagaimana perwujudannya.

"Mama... happy birthday for me. Aku ulang tahun lagi Ma. Tak terasa ya? Aku sudah 16 tahun sekarang. Mama tahu tidak? Aku kemarin jatuh, kesandung kaki orang. Tapi, aku gapapa. Hidungku cuma berdarah, dan dahiku cuman memar. Tuh masih ada." Paparnya seraya menyingkapkan poni yang menghalangi dahinya. "Hari ini, mungkin aku gak akan banyak bercerita, karena gak ada hal istimewa yang harus aku ceritakan. Aku belum bertemu Papa, Ma. Jujur, aku rindu Papa, tapi semakin lama, rindu itu kian menghilang karena Papa tak kunjung menemui ku. Aku gak tahu harus rindu atau enggak. Jika rindu, apa yang harus aku rindukan? Kasih sayang? Papa tak pernah menyayangiku. Hartanya, aku tak tahu rasanya mendapatkan uang darinya, Ma. Semakin aku beranjak dewasa, aku semakin mengerti kalau Papa tak pernah peduli padaku. Tapi jika Papa memang tak mau bertemu denganku, setidaknya aku ingin tahu wajahnya bagaimana? Ma... kasihan Aunty. Aunty belum juga menikah, karena khawatir padaku." Papar Febby selanjutnya. Tanpa Febby sadari, Laluna terkejut mendapati seseorang berdiri tepat di belakangnya dan ada buket bunga tepat di samping kaki pria itu. Wajahnya berpaling sesaat setelah Ia menoleh dan memastikan. Kemudian, terdengar suara benda jatuh di belakang Febby yang mengharuskan dirinya menoleh. Pandangannya terpaku mendapati wajah yang tak asing tengah menatapnya dengan deraian air mata.

"Siapa? Kenapa dia menatapku begitu? Wajahnya tak asing bagiku, tapi siapa?" Batin Febby memalingkan wajah seraya menyeka embun yang hampir terjatuh dari pelupuk matanya.

Dalam waktu yang lama mereka saling diam, bahkan Febby pun tak lagi bercerita sepatah katapun karena keberadaan Fabio di sana.

"Sedang apa kau di sini?" Suara berat, menekan, dan dingin itu berhasil membuat Febby terhenyak merinding dibuatnya.

"Aku tanya, sedang apa kau di sini?" Suara Fabio kian meninggi saat tak mendapati jawaban apapun dari Febby ataupun Laluna.

"Tidak kah anda lihat saya sedang berziarah di makam Mama saya?" Suara Febby tak kalah menekan dan lebih terdengar seperti menantang Fabio.

"Mama? Kau katakan dia Mama? Hahaha anak mana yang berani membunuh Ibunya sendiri?"

'Deg!'

Bukan hanya Febby, Laluna pun sama terkejutnya dengan apa yang dikatakan Fabio.

"Anda tahu apa tentang saya dan Mama?" Pekik Febby beranjak dan menghadap langsung pada Fabio dengan wajah penuh dengan air mata.

"Aku suaminya! Aku lebih tahu apa yang terjadi pada istriku!" Lagi, Fabio kembali dengan suara dingin menjawab pertanyaan Febby.

"Su-suami? Jika anda suaminya, maka aku...."

"Anakku sudah mati!" Kali ini bukan hanya dingin, namun jawaban Fabio begitu tak berperasaan sampai Febby terhuyung merasakan dahinya berdenyut. Sebelum pandangan Febby semakin gelap, Ia melihat wajah Fabio begitu sendu menatapnya yang kian melemah dan tak sadarkan diri.

"Febby." Pekik Laluna meraih Febby sesegera mungkin agar tak terjatuh diantara tanah merah yang mungkin akan membuat pakaiannya kotor.

"Nona!" Pekik Sammy yang baru saja sampai menyusul Fabio.

"Kak Sam! Tolong bawa Febby ke mobilku. Ini kuncinya." Titah Laluna seraya memberikan kunci mobilnya pada Sammy. Tanpa menunggu titah dari Fabio, Sammy langsung menggendong Febby dan segera meninggalkan Fabio dan Laluna.

Tak lama berselang, terdengar suara nyaring yang tak asing di telinga Sammy yang membuat dirinya menoleh dan mendapati Fabio yang sedikit memalingkan wajahnya. Meski demikian, Sammy terus berjalan meninggalkan area makam menuju tempat parkir mobil.

"Apa kau puas? Kalau akhirnya kau akan begini pada Febby, lantas untuk apa usahamu kemarin, hah? Untuk apa kau menanyakan semua yang Febby suka, untuk apa kau mengawasi Febby setiap saat? Ishhhhh kau memang sudah gila. Aku semakin yakin untuk tidak menyerahkan Febby padamu." Pecah sudah tangis dan amarah Laluna, dan sejujurnya Ia belum puas jika hanya menampar wajah Fabio satu kali saja.

Laluna bergegas menyusul Sammy menuju mobil dan membawa Febby pulang. Ia tak ingin terlibat dalam pertemuannya dengan Fabio semakin lama.

"Laluna..."

"Terima kasih Kak Sam. Maaf aku pulang dulu. Dan katakan pada majikanmu, jangan pernah menemuiku dan Febby lagi. Siang nanti aku akan mengajukan surat pengunduran diri." Tutur Laluna menyela cepat sebelum Sammy mengatakan apa yang ingin Ia katakan.

"Tapi Laluna.."

"Kak Sam. Aku tak mau Febby semakin sakit hati karena terus bertemu dengan ayah yang sudah menganggapnya mati. Febby masih dalam fase mencari jati dirinya sendiri, dan luka pertama yang Ia dapatkan justru dari ayahnya. Kau tak akan paham jika Febby sangat terpukul dengan ucapan Fabio. Jika memang tak ingin bertemu, setidaknya jangan melontarkan kata-kata kejam yang membuat Febby terpuruk. Jadi, berhenti mencari tahu keberadaan ku dan Febby lagi. Aku dan Febby sudah cukup tenang tanpa kehadiran kalian."

Dan setelah mengatakan kalimat panjang lebar itu, Laluna segera pergi meninggalkan Sammy yang mematung menatap kepergiannya.

"Kau salah faham Laluna. Tuan tidak seburuk itu. Dia selalu depresi tepat di hari kematian Nyonya Ralisha." Gumam Sammy kian sendu.

Di depan makam Ralisha, Fabio terduduk lesu dan tangisnya semakin menjadi. Ia mencengkram kuat rambutnya dan terus memaki dirinya sendiri. Rasa sesal mulai memenuhi pikiran dan hatinya.

"Tuan..." panggil Sammy dengan suara yang begitu tenang.

"Pergi Sam. Aku ingin sendiri." Ucap Fabio penuh penegasan. Tanpa menjawab ataupun menanggapi, Sammy berlalu dan mengawasi Fabio dari kejauhan. Dapat Ia lihat jika Fabio lebih terpukul telah membuat gadis yang mereka rindukan mungkin kini telah membencinya.

Hari semakin gelap dengan awan hitam menyelimuti langit siang ini, dan Fabio belum juga beranjak dari tempatnya. Bahkan saat hujan turun semakin deras pun, Fabio masih tetap di sana. Payung hitam melindungi Fabio dari derasnya hujan, dan Sammy tak berucap sepatah katapun agar amarah majikannya tak lagi meluap. Sammy tahu sesedih apa Fabio saat tiba hari kematian istrinya. Cinta yang begitu besar membuat Fabio tak lagi berniat menikah setelah 16 tahun lamanya Ia sendiri. Di benak Fabio, tak ada cinta yang tulus selain cinta Ralisha untuknya. Kalau pun ada, mungkin Ia yang tak akan bisa melihatnya. Semua rasa cintanya sudah habis untuk Ralisha seorang. Dan saat Ralisha hilang, hidupnya hancur berantakan. Tak Ia temukan lagi sosok yang mampu menata kembali puing-puing luka yang sudah membekas selama belasan tahun.

"Maafkan Papa, Febby." Lirih Fabio tak begitu terdengar oleh Sammy.

...-bersambung...

1
Trilia Igriss
Sambil nunggu karya aku Belahan Jiwa Fabio update, boleh intip karya baru aku yang judulnya Tanpa Cinta (Istri Kedua) baru rilis🤗🤗😊
@Biru791
kenapa ta up lgi
Trilia Igriss: Sambil nunggu Belahan Jiwa Fabio update, boleh kakak baca karya baru aku yang judul Tanpa Cinta (Istri Kedua). Baru rilis ya kak😊
total 1 replies
@Biru791
cemungutt up
@Biru791
apakah sammy penghianat soal nya d akrab ama miranda
Ambo Nai
kapan Fabio tau kelakuan busuk Miranda.
Trilia Igriss: Ikuti terus ceritanya ya kak😊
total 1 replies
@Biru791
dah lama blm up
@Biru791
cemungutt up yaa msih ada aku nungguin up nya
Trilia Igriss: Siap kak. Ikuti terus ya😊
total 1 replies
Ambo Nai
kapan miranda kebohongan Miranda terbongkar.pabio mau diadu domba sama anak jalang .
Trilia Igriss: Ikuti terus ceritanya ya kak. Jangan lupa jempolnya juga😉
total 1 replies
Ehra Waty AR
lanjut thor
Trilia Igriss: Siap kakak🥰
total 1 replies
@Biru791
cemunguttt rajin up yaa
Trilia Igriss: Makasih kak. Tunggu bab terbarunya ya! 🙂
total 1 replies
@Biru791
thour kmu kemna blm up lagi
@Biru791
blm ada up lgi
@Biru791
belum up lgi
LISA
Aq mampir Kak
Trilia Igriss: terima kasih kak🙂
total 1 replies
@Biru791
hari ini blm up
@Biru791
cepett upp lgii
@Biru791
cemunguttt upp
Capricorn 🦄
.
@Biru791
cemngutt upp
Trilia Igriss: Asiaaapppp.
total 1 replies
Aulia putri©®
penulisan nya rapi gak bikin pusing pas dibaca
Trilia Igriss: Boleh kak boleh😊
Aulia putri©®: ku follow deh moga aja difollback/Slight/
total 3 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!