Seorang perempuan yang selalu menunggu kedatangan lelaki tercintanya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Windia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Hari yang Tak Diinginkan
"oh ternyata Devan memiliki kekasih di Indonesia, aku baru tahu ini tidak bisa dibiarkan aku harus berbuat sesuatu" ucap Johan dengan penuh keseriusan Karena dia sudah mendengar dan mendapat laporan dari orang suruhannya untuk mencari informasi tentang teman dekat Devan di Indonesia, dan dia mendapat kabar mendapatkan informasi bahwa Lila adalah kekasih Devan. Johan langsung bergegas menuju kamar Devan.
"Devan papa ingin berbicara dengan kamu" dengan muka kesalnya Devan terpaksa mengikuti permintaan Johan.
"Bicaralah tah aku nggak mau basa-basi" ucap Devan to the point.
"Papa baru tahu kalau kamu mempunyai kekasih di Indonesia" mendengar ucapan papahnya Devan terkejut.
"Papah tahu dari mana?" Tanya balik Devan.
"Tidak perlu kau tahu papa mendapat informasi dari mana yang terpenting sekarang kamu harus melaksanakan pertunangan itu atau kamu tidak akan bertemu dengan gadis yang kamu cintai untuk selamanya"
Devan semakin dibuat geram oleh omongan papanya, dia sama sekali tidak ingin membawa kekasihnya terlibat dalam masalah ini.
"Maksud papah apa"
"Kamu harus melaksanakan pertunangan besok lusa atau Kamu tidak akan melihat kekasihmu lagi untuk selamanya" Johan mengulangi kata-katanya.
"Mau papah apaan?"
"Papa cuma mau kamu bertunangan dengan Amanda wanita yang baik dan setara dengan kamu"
"Pacarku juga setara denganku apa harus semua hubungan itu membutuhkan kesetaraan?" Kesal Devan.
"Sudahlah papa tidak mau mendengar bantahan dari kamu yang terpenting kamu sekarang bersiap untuk pertunangan kamu besok lusa papa udah nggak mau dengar jika kamu berhubungan dengan wanita itu"
Setelah mengatakan itu Johan langsung keluar dari kamar Devan.
"Agghhhhhhhhhh" Devan melempar semua barang yang ada di depan meja mulai dari buku yang sudah berserakan di lantai kamarnya.
"Anjirrrrr kenapa jadi gini" kesal Devan.
Devan sama sekali tidak membayangkan bahwa dia akan membohongi Lila.
Apalagi yang menjadi beban di hidupnya saat ini adalah bertunangan dengan wanita yang sama sekali tidak ia cintai dan dia harus melepas wanita yang sedari dulu membuatnya nyaman dan menyakiti hati kekasihnya.
'hal terberat dalam hubungan yaitu melepaskan seseorang yang sudah menjadi rumah kedua kita'.
..............
Di sebuah gedung yang terletak di pinggir pantai kini sudah ramai dengan tamu undangan dari kerabat kerabat terdekat.
Hari ini adalah hari di mana Devan harus memutuskan untuk menyetujui pertunangan dan terpaksa mengikat dirinya dengan wanita yang sama sekali tidak dia cintai.
Meskipun acara yang dilaksanakan di negara orang lain akan tetapi orang tua Devan dan juga keluarga Amanda Tengah mengundang semua rekan bisnis mulai dari staf-staf yang ada di kantor untuk melihat acara yang paling penting dari kedua anaknya.
"Sayang kamu cantik sekali" ucapnya nidya dengan begitu senang.
"Makasih mah ini semua berkat mamah, Mamah memang yang terhebat" Amanda langsung mengejut pipi mamahnya.
"Akhirnya kamu bisa memiliki Devan sayang".
"Iya mah, aku nggak bakal nyerah sebelum aku bisa ngedapetin apa yang aku inginkan" ucap Amanda merasa bangga pada prinsipnya.
"Ya sudah ayo kita keluar Devan sudah menunggu kamu di luar".
Dengan begitu anggun Amanda berjalan menuju Devan.
Devan dengan malasnya tidak Devan dengan malasnya sama sekali tidak melirik Amanda karena menurutnya tidak ada yang lebih menarik dari pada kekasihnya Lila.
Tak lama acara pertunangan itu pun selesai dan para tamu sudah mulai mencicipi hidangan-hidangan yang ada di sana.
"Beb makasih ya kamu udah nerima pertunangan ini dan makasih juga kamu udah percaya sama aku" ucap Amanda.
Devan yang malas mendengar ucapan Amanda kini berjalan menuju meja yang berisi minuman di sana. Melihat tingkah Devan yang sama sekali tidak mau mendengar ucapan Amanda membuat Amanda sedikit kesal.
Entah kenapa Devan masih memikirkan Lila saat ini dia sudah melakukan kesalahan besar dengan berbohong kepada Lila. Akan tetapi ini iya lakukan demi menyelamatkan Lila.
Devan tidak mau kekasihnya itu kenapa-napa karena dia tahu papahnya akan berbuat sesukanya.
Tak terasa acara pun sudah selesai kini depan yang sangat lelah langsung pulang ke apartemennya tanpa memperdulikan Amanda. Padahal Johan sudah memperingatkan bahwa Devan harus pulang bersama Amanda akan tetapi Devan malah meninggalkan Amanda dan menyuruh perempuan itu untuk naik taksi di sekitar. Sampainya di kamar depan langsung merebahkan tubuhnya dan menghilangkan rasa penatnya.
.........
Kini Lila sedang berada di dalam mobil karena dia ingin menemui Bima teman Devan.
Lila ingin menanyakan informasi tentang Devan kenapa dua hari ini Devan sama sekali belum menghubungi.
"Hai Bim"
"Hai Lila" sapa Bima dengan hangat.
"Tumben lu ke sini mau ngapain?" Tanya Bima kepada Lila.
"Gue ke sini cuma mau nanyain Devan kenapa ya dia 2 hari ini dia belum ngasih gue kabar apa lo tahu dia lagi ngapain"
Degggg
Bima yang sudah tahu bahwa Devan sudah bertunangan dengan Amanda ini langsung terkejut mendengar ucapan Lila yang datang kepadanya untuk menanyakan Devan. Bima secelingukan dan bingung harus menjawab apa kepada Lila.
" Ehh kalau itu sih Lil gue kurang tahu soalnya kan lo tau sendiri si Devan di sana ngambil bisnis ya mungkin dia sibuk atau nggak dia lembur kali"
"Oh mungkin aja kali ya tapi perasaan gue nggak enak"
"Itu perasaan loh doang kali Lil" Bima mencoba menenangkan Lila. Karena Bima mendapat amanat dari Devan untuk tidak memberitahu hal ini dengan Lila.
"Oh ya udah gue pamit duluan ya"
"Iya Lil lo hati-hati ya" ucap Bima yang merasa kasihan dengan Lila saat ini.
'maafin gue Lil gue terpaksa bohong semua tapi gue berharap semoga hubungan kalian berdua tetap lanjut' batin Bima dengan penuh harap.
Lila yang berada di dalam mobilnya masih kurang puas dengan jawaban yang diberikan oleh Bima. Akhirnya Lila memutuskan untuk pulang ke rumahnya.
"Apa Gue telepon Devan aja ya"
Kemudian tak membuang waktu Lila langsung mengambil handphonenya segera menekan nomor telepon kekasihnya itu.
Beberapa menit kemudian Lila sudah mencoba menelepon Devan dan hasilnya Devan tidak menjawab teleponnya.
"Apa dia sesibuk ini ya sampai-sampai telepon aku aja nggak dibales" gumam Lila.
Lila semakin cemas dan secara tiba-tiba Handa telepon yang menelpon dirinya.
"Ya hallo dri".
"Lo harus ketemu sama gue sekarang di tempat biasa ada hal penting yang harus gue omongin sama Lo" terdengar suara Indri yang sangat tergesa-gesa.
"Oke ya udah gue ke sana sekarang" Dila langsung bangkit dan segera menghampiri Indri.
'kira-kira apa ya yang bikin Indri kok sampai panik gitu' batin Lila yang sangat cemas dan penasaran atas apa yang ingin disampaikan oleh Hendri.