Belahan Jiwa Fabio

Belahan Jiwa Fabio

Prolog

Tak mudah bagi seseorang untuk kembali membuka lembaran baru setelah orang terkasih pergi meninggalkan dunia dan segala kenangannya.

Arga Fabio Arvasatya, seorang pewaris muda di salah satu perusahaan ternama keluarga Arvasatya. Kala itu ia memilih untuk menikah muda setelah pertemuannya dengan gadis manis yang berhasil memikat hatinya.

#16 Tahun yang lalu.

"Apapun yang terjadi padaku, tolong jaga anakku, Sam. Tolong awasi dia, seperti kau menjaga dan mengawasiku. Dan Arga juga. Dia selalu bersikap gegabah, dan selalu saja ceroboh. Jadilah teman untuknya, Sam. Maaf karena membebanimu dengan permintaanku ini. Aku harap, kau masih bekerja pada Arga setelah kepergianku." Tutur Ralisha menatap sendu seorang pria yang berdiri tegap di samping ranjangnya.

"Sam! Kau mendengarku kan? Ini permohonan terakhirku, Sam!" Ralisha mengulang ucapannya. Ia tak cukup puas jika tak ada jawaban yang terucap dari lawan bicaranya.

"Tolong nyonya jangan berbicara seperti itu. Saya yakin anda akan selamat setelah melahirkan." Hanya begitu balasan Sammy untuk nyonya mudanya yang langsung tertawa pelan menanggapinya.

"Apa kau pernah melihat orang sekarat bisa bertahan hidup, Sam? Aku rasa tidak. Waktuku tidak lama. Dan Arga tahu itu. Hanya tinggal kau dan Laluna yang tak aku beritahu." Seketika suasana berubah hening setelah Ralisha mengatakan hal tersebut.

"Sam. Setelah anak ini lahir, aku yakin Arga akan mengabaikannya. Makanya aku memintamu untuk menjaga anak ini. Katakan pada Laluna beri nama sesuai yang aku minta padanya saat itu." Lagi, Ralisha terus berbicara meski Sammy tak berniat untuk menanggapi. Bukan, lebih tepatnya tak ingin mendengar apapun yang Ralisha katakan.

...******...

Azrina Febby Arvasatya, lahir tanggal 24 Februari 2007. Hari yang entah harus bahagia atau bersedih. Dimana hari itu bertepatan dengan meninggalnya Ralisha Athaya, istri Arga Fabio, dan Ibu dari Azrina Febby sendiri.

Bagi Fabio, hari itu adalah hari yang paling menyedihkan dalam hidupnya. Ia memilih duduk memeluk batu nisan mendiang istrinya, dibandingkan memeluk tubuh kecil putrinya. Dan sebagai ganti pelukan seorang ayah, Sammy memberikan kasih sayang layaknya seorang ayah kandung pada putrinya sendiri. Dan untuk memenuhi keinginan terakhir Ralisha pula, Sammy bertekad untuk menjaga Febby sampai Fabio menerima kehadiran Febby meski sulit, bahkan mustahil.

...******...

Tahun pertama, Sammy masih mengawasi pertumbuhan Febby di kediaman Laluna yang terpaksa tak melanjutkan study nya demi menjadi babby sitter untuk Febby. Lulusan SMA mungkin sudah cukup untuk Laluna karena ia tak perlu mencari pekerjaan selama Sammy mengirimkan kebutuhan bulanan Febby secara rutin.

"Kak Sam! Apa tak masalah jika kakak terus mengirimkan semua ini untuk Febby? Aku tahu ini semua bukan uang kak Fabio. Tapi uang kakak, kan?" Setelah setahun berlalu, akhirnya Laluna berani mempertanyakan hal ini pada Sammy. Ia terlalu khawatir jika calon istri Sammy akan salah faham padanya.

"Tak apa, Laluna. Melihat Tuan Fabio masih murung, aku tak ada hati untuk meminta hak nona Febby."

"Tapi mau sampai kapan dia murung begitu? Febby butuh perhatian orang tua kandungnya, kak. Apa dia memang tak peduli? Kepergian kak Ralisha sepenuhnya bukan salah Febby. Kak Ralisha memang sudah sakit sejak lama. Meskipun aku baru tahu, tapi aku tak mau menyalahkan kak Ralisha karena sudah menyembunyikan penyakitnya." Sejenak Laluna terdiam tak kuasa melanjutkan ucapannya. Ia memilih menghela nafas dalam dan perlahan menghembuskannya.

"Lusa itu hari ulang tahun Febby. Kalau Kak Fabio masih tak peduli pada Febby, aku akan pergi dari kota ini." Tutur Laluna selanjutnya. Sontak saja Sammy terhenyak dan langsung meraih kedua lengan Laluna.

"Jangan. Aku mohon, Laluna. Beri aku waktu untuk meyakinkan Tuan Fabio agar menerima kehadiran nona Febby." Dengan tatapan memelas, Sammy mencoba membujuk Laluna agar tak mengambil keputusan secepat itu.

"Tapi aku tak sanggup, Kak. Aku tak berpengalaman merawat bayi. Aku baru saja lulus SMA. Kau tak kasihan padaku? Ibu dan Ayah sudah meninggal, dan aku hanya tinggal dengan Febby sekarang."

"Kalau kau tak sanggup, kenapa kau pergi dari rumah? Bukankah Tuan tak keberatan jika kau tinggal di sana bersama nona Febby?"

"Kau gila Kak? Aku sadar diri. Sebulan aku masih tinggal dengannya, Ia tak sedikitpun mempedulikan aku dan Febby. Ia terus melamun di balkon tanpa ingin tahu keadaan Febby. Bahkan, Ia juga yang menyuruhku membawa Febby jauh dari pandangannya." Akhirnya, luruh sudah air mata yang semula Laluna tahan agar tak menangis di depan Sammy. Mendengar apa yang dikatakan Laluna tersebut, Sammy tak bisa menyangkal. Memang benar Fabio selalu menyuruh Laluna ataupun dirinya membawa Febby kemana pun agar tak terlihat oleh matanya.

Semalang itukah menjadi anak yang tak diterima oleh ayah kandung sendiri? Sesakit itukah menjadi Laluna yang rela tidak berpendidikan tinggi demi merawat keponakan meski dirinya tak tahu bagaimana caranya? Dan sebimbang itukah menjadi Sammy yang harus menjadi penengah antara ego Fabio dan permintaan terakhir Ralisha?

Tahun ke-5, Laluna sudah terlalu muak dengan keadaan dimana tak ada tanda-tanda Fabio mulai mencari kabar tentang Febby. Hingga saat ia berniat untuk pergi meninggalkan kota, Sammy lebih dahulu memberi kabar bahwa Fabio akan pindah kota meninggalkan semua rasa sakit dan kenangan yang ada di sana.

"Jika kalian pergi untuk meninggalkan kenangan pahit di kota ini, apakah Febby termasuk hal yang membuat kalian sakit? Setidaknya lihatlah wajah tak berdosanya ini. Dia tak tahu apa-apa, Kak." Lirih Laluna memeluk kepala Febby yang tertidur di pangkuannya.

"Maafkan aku, Laluna. Aku tak bisa membuat Tuan menerima kehadiran nona Febby. Sebagai gantinya, aku akan merekomendasikan dirimu agar bisa bekerja di perusahaan Arvasatya 3. Meski berbeda kota, namun perusahaan itu masih dalam jangkauan Tuan Fabio." Laluna sudah terlanjur kecewa. Ia tak berniat untuk menanggapi ataupun berterima kasih pada Sammy yang akhirnya pergi meninggalkan kediamannya dengan meninggalkan sepucuk surat pernyataan yang entah apa isinya. Tak hanya itu, Sammy pun menyimpan sebuah kunci di atas Map yang Ia simpan di atas meja.

"Setidaknya aku bisa memastikan kalian baik-baik saja." Gumam Sammy seketika Ia menoleh ke dalam rumah. Langkahnya terasa berat meninggalkan rumah yang selalu menjadi tempat favoritnya saat hari libur tiba. Ia yang menyempatkan waktu bermain dengan Febby, kini harus pergi yang entah kapan akan kembali.

"Saya harap, saat hari itu tiba, Tuan sudah bisa menerima nona kecil sebagai putrinya. Itu janji saya pada nona kecil dan mendiang nyonya muda." Lagi, Sammy bergumam hingga pada akhirnya ia melangkah dengan teguh meninggalkan kenangannya bersama Laluna dan Febby.

...-bersambung...

Follow IG terbaruku ya

@triliaigris

Salam dari author pemula🥰🙂😊. Mohon dukung karyaku🤗 terima kasih.

Terpopuler

Comments

LISA

LISA

Aq mampir Kak

2024-07-17

0

Capricorn 🦄

Capricorn 🦄

.

2024-07-07

0

lihat semua
Episodes
1 Prolog
2 Bab 1. Kembali setelah pelarian
3 Bab 2. Sesuatu yang hilang
4 Bab 3. Penyesalan
5 Bab 4. Pemilik nama Arvasatya
6 Bab 5. Ikatan keluarga
7 Bab 6. Permintaan
8 Bab 7. Nama yang sama
9 Bab 8. Cemburu
10 Bab 9. Temu
11 Bab 10. Pertemuan tak terduga
12 Bab 11. Keputusan, dan ucapan istimewa.
13 Bab 12. Rumah
14 Bab 13. Rumah (PART 2)
15 Bab 14. Rumah Utama Arvasatya
16 Bab 15. Kesepakatan dengan Rasya
17 Bab 16. Hadiah untuk Laluna
18 Bab 17. Kekasih masa lalu
19 Bab 18. Sisi Lain
20 Bab 19. Bukan tak peduli
21 Bab 20. Rahasia Rega
22 Bab 21. Berlindung di balik kata baik-baik saja.
23 Bab 22. Putus karena restu
24 Bab 23. Waktu bersama
25 Bab 24. Dinner
26 Bab 25. Batal Dinner
27 Bab 26. Murid pindahan
28 Bab 27. Bukan orang yang sama
29 Bab 28. Malam minggu bersama Papa
30 Bab 29. Liburan
31 Bab 30. Liburan (PART 2)
32 Bab 31. Kembali pulang
33 Bab 32. Tamu tak diundang
34 Bab 33. Haruskah lari dari kenyataan?
35 Bab 34. Masa lalu yang tak bisa diubah
36 Bab 35. Pelarian
37 Bab 36. Kepedulian Keen
38 Bab 37. Laluna dan Dirga
39 Bab 38. Dua Wanita Keras Kepala
40 Bab 39. Lagu untuk Febby
41 Bab 40. Restu Fabio
42 Bab 41. Rundingan
43 Bab 42. Kedatangan Emran
44 Bab 43. Satu sekolah
45 Bab 44. Double date tak disengaja
46 Bab 45. Lampu hijau dari Fabio
47 Bab 46. Acara peresmian
48 Episode 47. Jebakan?
49 Bab 48. Gertakan Sammy
50 Bab 49. Permintaan Seth.
51 Bab 50. Cinta tak terbalas.
52 Bab 51. Pengakuan Febby
53 Bab 52. Diambang kematian
54 Bab 53. "Tolong!"
55 Bab 54. Kesalahan fatal
56 Bab 55. Ketidakberdayaan Qinara.
57 Bab 56. Kebencian Keen.
58 Bab 57. Penyakit Rega.
59 Bab 58. Cinta pertama dan terakhir.
60 Bab 59. Pelukan pertama dan terakhir
61 Bab 60. Pemakaman
62 Bab 61. Kenangan
63 Bab 62. Kecurigaan Laluna
64 Bab 63. Wajah dibalik topeng.
65 Bab 64. Tragedi
66 Bab 65. Kuburan tanpa jasad dan Penyesalan Seth
67 Bab 66. Titip rindu pada rembulan
68 Bab 67. Kegundahan Revian, dan siapa pelakunya?
69 Bab 68. Siapa Putri Fabio?
70 Bab 69. Kemarahan Sammy
71 Bab 70. Pasien kritis
72 Bab 71. Kecemasan Miranda, dan kesadaran Laluna
73 Bab 72. Keinginan Febby.
74 Bab 73. Usaha Dirga
75 Bab 74. Pembuktian
Episodes

Updated 75 Episodes

1
Prolog
2
Bab 1. Kembali setelah pelarian
3
Bab 2. Sesuatu yang hilang
4
Bab 3. Penyesalan
5
Bab 4. Pemilik nama Arvasatya
6
Bab 5. Ikatan keluarga
7
Bab 6. Permintaan
8
Bab 7. Nama yang sama
9
Bab 8. Cemburu
10
Bab 9. Temu
11
Bab 10. Pertemuan tak terduga
12
Bab 11. Keputusan, dan ucapan istimewa.
13
Bab 12. Rumah
14
Bab 13. Rumah (PART 2)
15
Bab 14. Rumah Utama Arvasatya
16
Bab 15. Kesepakatan dengan Rasya
17
Bab 16. Hadiah untuk Laluna
18
Bab 17. Kekasih masa lalu
19
Bab 18. Sisi Lain
20
Bab 19. Bukan tak peduli
21
Bab 20. Rahasia Rega
22
Bab 21. Berlindung di balik kata baik-baik saja.
23
Bab 22. Putus karena restu
24
Bab 23. Waktu bersama
25
Bab 24. Dinner
26
Bab 25. Batal Dinner
27
Bab 26. Murid pindahan
28
Bab 27. Bukan orang yang sama
29
Bab 28. Malam minggu bersama Papa
30
Bab 29. Liburan
31
Bab 30. Liburan (PART 2)
32
Bab 31. Kembali pulang
33
Bab 32. Tamu tak diundang
34
Bab 33. Haruskah lari dari kenyataan?
35
Bab 34. Masa lalu yang tak bisa diubah
36
Bab 35. Pelarian
37
Bab 36. Kepedulian Keen
38
Bab 37. Laluna dan Dirga
39
Bab 38. Dua Wanita Keras Kepala
40
Bab 39. Lagu untuk Febby
41
Bab 40. Restu Fabio
42
Bab 41. Rundingan
43
Bab 42. Kedatangan Emran
44
Bab 43. Satu sekolah
45
Bab 44. Double date tak disengaja
46
Bab 45. Lampu hijau dari Fabio
47
Bab 46. Acara peresmian
48
Episode 47. Jebakan?
49
Bab 48. Gertakan Sammy
50
Bab 49. Permintaan Seth.
51
Bab 50. Cinta tak terbalas.
52
Bab 51. Pengakuan Febby
53
Bab 52. Diambang kematian
54
Bab 53. "Tolong!"
55
Bab 54. Kesalahan fatal
56
Bab 55. Ketidakberdayaan Qinara.
57
Bab 56. Kebencian Keen.
58
Bab 57. Penyakit Rega.
59
Bab 58. Cinta pertama dan terakhir.
60
Bab 59. Pelukan pertama dan terakhir
61
Bab 60. Pemakaman
62
Bab 61. Kenangan
63
Bab 62. Kecurigaan Laluna
64
Bab 63. Wajah dibalik topeng.
65
Bab 64. Tragedi
66
Bab 65. Kuburan tanpa jasad dan Penyesalan Seth
67
Bab 66. Titip rindu pada rembulan
68
Bab 67. Kegundahan Revian, dan siapa pelakunya?
69
Bab 68. Siapa Putri Fabio?
70
Bab 69. Kemarahan Sammy
71
Bab 70. Pasien kritis
72
Bab 71. Kecemasan Miranda, dan kesadaran Laluna
73
Bab 72. Keinginan Febby.
74
Bab 73. Usaha Dirga
75
Bab 74. Pembuktian

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!