NovelToon NovelToon
Fanatic Obsession

Fanatic Obsession

Status: sedang berlangsung
Genre:Percintaan Konglomerat / Wanita Karir / Karir / Dendam Kesumat / Menyembunyikan Identitas / Office Romance
Popularitas:3k
Nilai: 5
Nama Author: Janice SN

Stella adalah seorang aktris terkenal, baginya hidup ini terasa mudah saat begitu banyak penggemar yang mencintainya. Tetapi lama-lama salah satu penggemar membuat Stella tak merasa nyaman, dia selalu mengatakan bahwa Stella harus bersikap baik dan mematuhinya, jika tidak, kejadian tak diinginkan akan terjadi.

Lalu Stella mulai mencurigai seseorang, apakah orang itu akan tertangkap? Atau Stella malah terperangkap jauh dalam genggamannya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Janice SN, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Aman dan Bagus

"Selamat datang kembali!"

Stella tersenyum canggung, baru dua hari dirinya menghilang, pak direktur sudah mencarinya. Senang rasanya, tapi dirinya tak bisa terlihat senang secara terang-terangan. Stella bersikap sok cuek. "Ya terimakasih."

Pak direktur yang selalu disebut Pak tua itu tersenyum senang. "Terimakasih, kau sudah mau kembali. Tetap semangat Stella, film mu pasti akan mendapatkan penghargaan!"

Stella menarik bibirnya membentuk senyuman setipis tisu. Bahkan Pak tua itu seperti bersembunyi saat para wartawan mengganggunya, lalu sekarang setelah Morgan menyelesaikan masalahnya, agensi langsung menghubunginya, dan membatalkan pemutusan kontrak, ini sangat membuat kesal. Tapi dirinya tak bisa memilih agensi lain belum tentu, bisa sebebas agensi ini.

"Baik Pak, saya akan kembali ke lokasi syuting." Setelah mendapatkan anggukan, Stella pergi dari agensinya. Perempuan itu masuk ke dalam mobil yang di dalamnya ada Lea yang sedari tadi menunggunya.

"Selamat datang Stella Naomi, aktris beruntung yang memiliki pacar setampan Morgan!"

Stella duduk di kursinya. "Ayo berangkat!" katanya diiringi nada kesal. Masalahnya memang selesai, tapi masalah lain yang muncul ke permukaan. Seperti 'Berpura-pura bersahabat padahal berpacaran' lalu 'Stella Naomi yang memiliki sikap seperti preman kebaikan'

Stella kembali mengingat hari-hari itu...

Satu hari setelah kepindahannya, Stella diam di rumah dengan wajah yang ketakutan. Perempuan itu bahkan memasang beberapa CCTV di ruangan apartemennya. Kamar, dapur, ruangan tengah dan di depan pintu kamar mandi. Perempuan itu takut jika seseorang yang selalu mengganggunya akan datang kembali. Tapi dia juga memikirkan bagaimana caranya kamera tersembunyi itu terpasang di ruang tengah? Tetapi untungnya, di ruangan yang yang lain tak ada. Perempuan itu mencoba mengingat, siapa saja yang pernah masuk ke dalam apartemennya.

"Lea? Morgan? James?" katanya yang bahkan tidak mempercayai jika di antara mereka adalah pelakunya, mereka itu orang-orang yang baik, pikirnya. Lalu pesan muncul ke dalam ponselnya.

["Kau harus melihat ini."]

Stella langsung membuka foto yang dikirimkan Lea. Perempuan itu bisa melihat Asta yang mengirimkan sebuah postingan.

[ Selamat malam, ini Asta Revadi. Saya akan memberikan klarifikasi tentang berita yang sedang tersebar. Di sini saya menjelaskan bahwa hubungan saya dan aktris bernama Stella Naomi hanyalah teman. Kami begitu dekat saat masa sekolah, sehingga membuat kesalahpahaman yang mengira, kami pernah menjalin hubungan. Tentang kesalahan saya yang berada di klub, saya yang menghubungi duluan, keadaan saya saat itu tidak sadar, sehingga menyuruh teman saya untuk menjemput saya. Tapi Stella, hanya datang untuk memarahi saya, bahkan ada foto yang bisa menjadi bukti dari penjelaskan saya.]

Stella pun melihat foto yang memperlihatkan dirinya yang menampar Asta. Stella mendengus kesal, dirinya merasa malu, tapi Stella tetap meneruskan membaca postingan Asta.

[ Saya yang masih terpengaruh alkohol, tanpa sadar, datang untuk menemui Stella. Tapi teman saya itu, segera menyuruh saya pulang. Hanya ini yang bisa saya jelaskan, saya meminta maaf yang sebesar-besarnya kepada pihak yang terlibat.]

Stella bernafas lega, akhirnya masalahnya selesai, meskipun dirinya sendiri yakin jika Asta diancam untuk melakukannya, pria itu selalu masa bodoh jika menyangkut pemberitaan. Tetapi siapa yang mengancamnya?

Tapi kemudian, Lea memberikan beberapa foto. Stella melihatnya satu-persatu. Di dalam foto itu, ada beberapa orang yang menyebutkan bahwa Stella dan Asta hanyalah berteman karena sudah punya pacar, yaitu Morgan Kevano. Stella langsung melotot melihat komentar itu, yang setelahnya langsung menjadi ramai. Bahkan sampai keluar artikel yang membuktikan bahwa dirinya menjalin hubungan dengan Morgan. Lalu Lea kembali memberikan pesan.

["Katanya orang yang mengancam Asta agar klarifikasi, adalah Morgan. Dia yang mengancamnya."]

Stella menelan ludahnya sendiri. Ada apa dengan Morgan? Kenapa dia melakukan ini untuknya? Stella juga kesal, dirinya tak bisa menghubungi Morgan, ponsel lelaki itu tidak aktif.

Stella memijat kepalanya, dirinya harus berterima kasih atau malah memarahinya? Stella diam memperhatikan jalan, sampai akhirnya, mobil berhenti di tempat lokasi syuting.

"Kau baik-baik saja?" tanya Lea yang sedari tadi memperhatikan Stella. "Aku lihat, kau terus menghela nafas, sambil memijat kening, sepertinya kau memang tidak baik-baik saja, kau ingin libur dulu?"

Stella menggelengkan kepalanya. Masalahnya sudah selesai, dirinya tidak mau bersembunyi lagi. "Aku tidak apa-apa, kau tahu kan, aku manusia kuat," katanya dengan nada yang sombong.

Lea menggelengkan kepalanya. "Baiklah manusia kuat, tapi aku akan langsung menghubungi ambulans, jika kau mendadak pingsan!"

Stella terkekeh, dan keluar dari mobil.

"KAK STELLA!"

Tubuh Stella langsung membeku ketika sebuah suara terdengar keras, bersamaan dengan tubuh seseorang yang tiba-tiba memeluknya. Stella menunduk, matanya bisa melihat James yang memeluknya erat. Bahkan lelaki itu sedikit sesenggukan. Stella menjadi canggung, apalagi begitu banyak orang yang melihatnya.

"Hei, kenapa menangis?" Stella mencoba bertanya baik-baik. "Aku kehabisan nafas tahu, karena pelukanmu ini!" serunya dengan nada yang sedikit kesal, tapi masih bersahabat.

James langsung melepaskan pelukannya. "Maafkan aku Kak. Aku tahu Kakak pasti terluka karena berita tentangmu dan Kak Asta. Aku sungguh meminta maaf, karena tidak membantu!"

Stella dapat melihat wajah James yang memerah, hal itu membuat senyuman Stella mengembang. "Tidak apa-apa, aku bahkan merasa senang, karena sepertinya kau masih menjadi penggemarku."

"TENTU!" seru James yang terlalu semangat. "Aku akan selalu menjadi penggemarmu Kak, bahkan setelah Kakak punya pacar..."

"Hei tidak! Aku tidak berpacaran dengannya!" terang Stella yang tiba-tiba panik. James hanya tersenyum, lalu pergi dari hadapan Stella. Hal itu membuat Stella sedikit kesal, dirinya tidak mau penggemar imutnya salah paham.

"Selamat datang kembali," sapa Austin pada Stella.

Stella mengangguk. "Ya, pemeran utama perempuan di film ini, telah kembali. Kau seharusnya senang kan?"

"Ya," sahut Austin yang terkekeh kecil. "Aku senang karena pemeran utama perempuan, tidak diganti."

***

"Kau pulang naik taksi saja ya?"

Lea kebingungan, tapi tak protes. Perempuan itu diam melihat Stella yang seperti tidak mau ketinggalan pesawat.

Stella mengemudikan mobilnya dengan kecepatan tinggi. Perempuan itu terlihat khawatir setelah mendapatkan satu pesan. Stella benar-benar ketakutan. Setelah sampai, Stella langsung berlari kencang. Tak perduli dengan tatapan orang-orang yang melihatnya. Yang ia pedulikan, hanya keselamatan Ranu.

"Ranu, kau tidak apa-apa?!" Stella masuk ke dalam ruangan. Orang yang dipanggilnya langsung bersembunyi di bawah selimut.

"Hei, coba keluar! Aku ingin melihatmu!" Stella mencoba mendekati Ranu, tapi Ibunya menyeretnya keluar dari ruangan. Stella memberontak. "Aku ingin melihatnya, Bu! Aku ingin memastikannya baik-baik saja!"

"Kau ini!" Ibunya yang berhasil membawa Stella keluar, langsung menghempaskannya dan memarahinya. "Dia tadinya, baik-baik saja! Tapi setelah melihat kau, dia langsung ketakutan!"

Stella berhenti memberontak, perempuan itu hanya menundukkan kepala.

Ibunya kembali bersuara. "Jika kau ingin membuatnya senang, kau harus memberiku rumah!"

Stella menggelengkan kepalanya. "Itu tidak aman Bu! Kau harus tinggal di sana!"

Ibunya berdecak kesal. "Suamiku akan menjual rumah itu, dan kau harus memberi kami, tempat tinggal! Kau tidak mau Ranu menjadi gembel kan?!"

"Kenapa harus pindah? Rumah itu sudah aman dan bagus! Jika suami Ibu ingin menjualnya, dia juga harus membelinya lagi"

Ibunya geram, beliau kemudian mengangkat tangannya, untuk menampar Stella, tapi tangannya terhenti di udara, wanita paruh baya itu, melihat ke arah kiri. "Lepaskan tanganmu, Morgan!"

1
Iren Nursathi
lanjut dong penasaran nih thor
Janice SN: Udah kak🤗🤗
total 1 replies
Iren Nursathi
lanjuuuuuuut thor
Janice SN: udah kak🤗
total 1 replies
Selfi Selfi
semangat kk...
lanjutkan



kita saling suport yukヾ(^-^)ノ
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!