Menikahi Pria Koma S2

"kembalikan, apa yang kau lakukan dengan ponsel ku?" kata maudy berdiri dan hendak mengambil ponsel dari saku celana elgara.

"aku meminta mu membuatkan aku kopi karena aku ingin bekerja lembur di rumah malam ini, dan kau mengabaikan nya, malah bermain ponsel semaunya," ucap elgara seketika terlihat seperti anak kecil yang selalu sensitif kalau di abaikan.

"astaga aku tidak mendengar nya, kembalikan ponsel ku, aku akan membuatkan sekarang," kata Maudy berusaha mendekati Elgara yang menghindar.

Namun tiba-tiba saja kaki Maudy terbentur di dekat meja depan Sofa tersebut membuat dirinya kehilangan keseimbangan dan akhirnya tanpa sengaja memeluk Elgara untuk menahan tubuhnya agar tidak jatuh.

"Aduh sakit sekali," ucap nya menahan sakit di lutut nya.

Sementara itu Elgara yang juga kaget dan refleks memeluk tubuh sang istri untuk menahannya agar tidak terjatuh.

"Kau benar-benar seperti anak kecil," kata Elgara memegang kedua pundak Maudy.

"Ini semua karena mu, aduh sakit sekali," kata Maudy sedikit terpincang-pincang.

Elgara menarik Maudy dan kemudian mendudukkan nya di sofa tempat Maudy duduk sebelum nya.

"Coba aku lihat," kata Elgara dalam keadaan tak sadar ia mempedulikan sang istri.

Sementara itu Maudy memegang lutut yang lumayan memerah karena benturan.

"Di sini?" tanya Elgara menatap memar yang ada di lutut Maudy.

"Astaga jangan di tekan itu sakit," ucap Maudy refleks menepuk tangan Elgara yang menekan lutut nya.

"Kau memukul ku?" Elgara kesal dan menatap Istrinya dengan tatapan tajam.

"Kau menyakiti ku," ujar Maudy lagi.

"Sudah lah," jawab Elgara memalingkan wajahnya.

"Masih mau aku buatkan kopi? Kembalikan dulu ponsel ku," pinta Maudy sambil mengulurkan tangannya.

"Tidak perlu, aku bisa membuat nya sendiri," Elgara berdiri dan kemudian berjalan pergi dari dalam kamar.

Sementara itu Maudy melongo mendengar ucapan Elgara barusan, tak di sangka malah mau membuat kopi sendiri.

Selang beberapa menit kemudian ia pun kembali, tentu nya dengan secangkir kopi di tangan nya.

Ia melirik Maudy sekilas dan kemudian berjalan menuju meja kerja nya.

Sementara itu Maudy menatap kesal sang suami karena tidak mengembalikan ponselnya.

"Menyebalkan," umpat Maudy.

"Aku bisa mendengar umpatan mu, kemari kau," kata Elgara tampa mengalihkan pandangannya dari laptop.

"Tidak ada, aku tidak mengumpat mu, aku mengumpat meja yang sudah membuat kaki ku sakit," jawab Maudy dengan alasan yang tepat.

"Kemari kataku," ujar Elgara lagi.

Maudy pun berdecak kesal sambil kemudian berdiri dan berjalan menghampiri Elgara.

"Ada apa?" tanya nya.

"Duduk di sini," Elgara menepuk paha nya sambil menatap Maudy.

Seketika mata Maudy membulat sempurna karena permintaan Elgara yang tidak pernah terbayangkan di benak nya.

"Apa? Kenapa aku harus duduk di sana? Kau kan sedang bekerja," ungkap Maudy tidak mau.

"Paha ku pegal, dengan kau duduk di sini akan sedikit lebih baik, lagipula kau tidak cukup besar untuk menghalangi pandangan ku," ujar Elgara lagi.

"Aku tidak mau, aku ingin tidur saja," ujar Maudy yang kemudian hendak berlalu pergi, namun dengan cepat Elgara menarik tangan nya dan membuat Maudy jatuh ke pangkuan nya.

"Lepaskan, astaga lepaskan aku," kata Maudy mencoba bangkit kembali.

"Diam lah aku harus menyelesaikan pekerjaan ku," ujar Elgara tidak mempedulikan Maudy.

Mau tidak mau Maudy pun akhirnya menuruti keinginan Elgara, ia duduk di pangkuan Elgara dengan mata yang mengantuk.

Sementara itu Elgara yang sebenarnya kecanduan dengan bau tubuh sang istri menyatakan banyak alasan untuk tetap dekat dengan nya hal itu membuat kenyamanan dirinya bersama sang istri.

Beberapa puluh menit pun berlalu, entah berapa kali Maudy menguap dan akhirnya ketiduran di pangkuan Elgara dengan kepala yang menyender di dada sang suami.

Elgara menyadarinya dan dengan pelan ia mengendong Maudy lalu meletakkan nya di atas ranjang.

"Dasar kerbau," ungkap nya dengan suara kecil.

Keesokan harinya.

Maudy membuka mata nya dan melihat Elgara yang saat itu tertidur pulas di meja kerja nya.

"Kapan aku berjalan menuju ranjang?" tanya Maudy kepada dirinya sendiri.

Ia kemudian bangkit dan duduk di pinggiran ranjang, dan berfikir mana mungkin dirinya berjalan dalam keadaan tidur menuju ranjang kecuali Elgara yang memindahkan nya.

Maudy berdiri dan kemudian berjalan menghampiri Elgara.

Ia melihat wajah tampan sang suami yang saat ini sedang tertidur pulas.

"Apa yang dia kerjakan sampai-sampai harus ketiduran di sini?" ucap Maudy sambil menatap Elgara dari dekat.

Namun tampa sengaja tangan nya menyentuh pipi Elgara, dengan cepat Elgara terbangun dan memegang tangan Maudy.

"Apa yang sedang kau lakukan?" tanya nya masih memegang tangan Maudy.

"A-aku, ada nyamuk, aku melihat ada nyamuk di sana," ungkap Maudy gugup karena ketahuan memeprhatikan orang yang sedang tidur.

"Cih, di kamar ku tidak ada nyamuk nya," Elgara melepaskan tangan Maudy dan kemudian berdiri dari duduknya.

"Mau ke mana?" tanya Maudy menghalangi langkah suaminya.

"Mau mandi, kenapa kau mau ikut?" ujar Elgara lagi.

"Tidak mungkin, kau sangat mesum," jawab Maudy segera menyingkir dari jalan Elgara.

Elgara tersenyum tipis dan kemudian berjalan masuk ke kamar mandi dengan handuk nya.

"Ada apa dengan nya, sejak kembali dari kantor semalam dia seperti sangat beda tidak segalak biasanya," batin Maudy yang kembali duduk di tepi ranjang.

Sementara itu di kamar mandi.

"Aku harus membuat nya jatuh cinta kembali kepada ku, setelah itu aku akan mencampakkan nya dan mempermainkan nya, ya dengan begitu dia akan sangat sakit hati dan juga menderita," kata Elgara sambil tersenyum miring ia kemudian mengguyur tubuh nya dengan air shower.

Ternyata ini hanyalah tak tik kecil Elgara yang ingin membuat Maudy menderita. Ternyata ia ingin mempermainkan perasaan Maudy.

Satu jam pun berlalu.

Elgara telah pergi ke kantor dan Maudy pun bergegas bersiap-siap karena dia harus pergi ke galeri seni Gaza, ini hari pertama nya dia kembali bekerja dan melukis lukisan milik Hans.

Sementara itu di perusahaan Elgara.

"Ada yang salah dengan mu, kenapa sepertinya kau hari ini sangat bahagia?" tanya Hans yang kini berjalan masuk ke dalam ruang kerja Elgara sambil membawa beberapa berkas.

"Tentu, aku sudah punya cara ku sendiri untuk membuat wanita itu merasakan penderitaannya." ujar Elgara sambil memainkan pulpen nya.

"Maksud mu Maudy? Apa lagi yang akan kau lakukan dengan nya?" tanya Hans. Namun kali ini Hans tidak bahagia dengan perbuatan Elgara.

"Aku memutuskan untuk bersikap baik dengan nya, dan membuat dia jatuh cinta kepada ku, lalu dengan itu aku bisa menyakiti nya seperti mencampakkan nya begitu saja," ujar Elgara dengan akal bodohnya.

Seketika Hans terdiam dan menatap Elgara dengan tatapan yang tidak bisa di jelaskan.

Bersambung ....