NovelToon NovelToon
Eternal Fog

Eternal Fog

Status: sedang berlangsung
Genre:Teen / Action / Sci-Fi / spiritual / Sistem / Persahabatan
Popularitas:841
Nilai: 5
Nama Author: Chira Amaive

Kabut berbahaya yang disebut dengan Eternal Fog kerap kali menyerang kota. Tingkatan berbahaya dan jenis yang ditimbulkan kabut tersebut berbeda-beda. Ada beberapa warna yang membedakan jenis-jenis kabut tersebut. Ada pun penyebab Eternal Fog adalah semburan napas dari monster yang disebut Strano dan menghuni area di luar kota yang disebut Danger Mori. Oleh karena itu, keamanan kota dijaga oleh para Occhio. Sebutan untuk para pembasmi Strano dan Eternal Fog.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Chira Amaive, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Chapter 9 Kabut Putih

Seorang gadis berambut warna-warna ukuran pendek buru-buru menghapus air matanya ketika terdengar suara gagang pintu terbuka. Kemudian kembali menyantap sarapannya yang berupa makanan lunak itu. Sudah seminggu dia mengalami demam.

Itu adalah Ginela. Ia satu kamar bersama delapan occhio lainnya. Asrama untuk kelas A biasanya ruangannya paling luas sehingga membuat banyak occhio. Beda halnya dengan kelas lain yang biasanya diisi oleh dua sampai lima orang saja.

"Wah, sepertinya makananmu sudah hampir habis. Aku senang akhirnya nafsu makanmu kembali lagi," ucap Ginela semangat.

Shiroi tersenyum tipis.

Tiba-tiba, Ginela berlari semangat menuju tempat tidur Shiroi. Namun seketika wajah Ginela berubah heran sebab dari dekat wajah Shiroi terlihat sembab.

"Loh, kamu habis nangis?" Ginela bertanya.

"Tidak," jawab Shiroi singkat.

"Tapi wajahmu merah seperti orang habis nangis."

Tubuh kekar ala atlet renang Ginela memegang kening Shiroi. Memastikan suhu tubuh gadis itu.

"Sudah hampir sembuh. Tenang saja, besok kamu akan sembuh dan bisa beraktivitas seperti biasanya. Jangan menangis lagi, ya." Ginela menghibur.

Namun Shiroi tidak terlihat terhibur. Makin tampak wajah muramnya dan tidak bisa terkontrol lagi. Sementara Ginela membereskan bekas makan Shiroi dan meletakkannya di meja dekat ranjang. Ginela adalah perempuan yang rajin. Hingga sering kena teguran pekerja khusus bersih-bersih karena Ginela sering mengambil pekerjaannya. Bukan karena tidak ingin dibantu, tapi mereka tidak ingin mendapatkan gaji secara cuma-cuma. Para pekerja di markas occhio memang disiplin dan tekun semua. Sebab cara memilihnya pun tidak kalah ketat dengan cara seleksi pemilihan anggota occhio.

"Ada masalah apa, Shiroi?" tanya Ginela. Kini ia duduk di kasur Shiroi.

"Seharusnya aku tidak pernah berada di sini. Eliot telah salah memilihku. Sekeras apa pun aku berjuang, nyatanya aku memang tidak layak untuk menjadi bagian dari anggota occhio." Shiroi berkata.

Tiga anak lainnya penghuni kamar tersebut datang. Tertawa bersama dan membicarakan menu sarapan tadi.

"Juru masak kita benar-benar akan membuat kita sakit perut semua. Bagaimana mungkin ia berpikir untuk memberikan menu super pedas untuk sarapan," ucap Shajar. Salah satu occhio yang berada pada kelompok Cora waktu itu.

Di belakangnya ada seorang gadis bertubuh mungil, mirip tubuh Shiroi namun sedikit lebih berisi. Dia yang waktu itu dikatakan buncit oleh Dean. Namanya Kireiry.

"Benar.Tapi ekspresi teman-teman yang kepedasan sangat lucu." Kireiry bertutur.

Sementara tawa Shajar semakin keras. Sesaat, obrolan Ginela dan Shiroi terjeda. Namun Shajar, Kireiry dan satu occhio lainnya segera menghampiri Shiroi dan Ginela.

"Hai, Shiroi! Kelihatannya kamu sudah sehat, ya. Kami merindukanmu!" seru Shajar. Padahal, ia yang waktu itu membicarakan fisik lemah Shiroi bersama Cloudy. Tapi, sekarang mereka berteman baik setelah diletakkan pada kamar yang sama. Sebelumnya, mereka tidak berada pada kamar yang sama.

"Bisakah aku mengundurkan diri dari keanggotaan occhio?" tanya Shiroi.

Semua terkejut setelah mendengar pertanyaan dari Shiroi.

"Ada apa, Shiroi? Semua tahu bagaimana kerasnya perjuanganmu untuk bisa sampai di tempat ini. Tiga kali percobaan dan gagal semua. Tapi, Eliot berbaik hati memberikanmu posisi di tempat ini," ujar Ginela.

"Eliot tidak berbaik hati. Ia hanya kasihan. Seleksi itu bukan cara remeh. Seleksi ketat dilakukan sebab untuk melihat siapa yang paling berhak lolos dan menjadi bagian dari occhio. Sedangkan, aku jauh dari itu. Lihat saja. Belum genap empat bulan aku di sini dan sudah tidak terhitung berapa kali aku dirawat. Bahkan semua perawat bosan melihat isi ruang perawatan yang itu-itu saja. Aku terlalu lemah untuk menjadi seorang occhio. Begitulah kenyataannya. Eliot hanya terlalu naif membiarkan orang lemah sepertiku masuk ke sini." Shiroi mengungkapkan kepedihannya.

☆☆☆

Taman bermain dengan berbagai macam permainan anak-anak pada pagi yang sejuk di hari minggu itu padat sekali. Dipenuhi oleh anak-anak dan para orang tua yang mengawasi. Kota Solar Wind di hari libur memang tak pernah sepi. Beberapa hari belakangan ini juga cuaca sedang bagus-bagusnya.

Di tepi taman itu, melintas dua orang occhio. Ialah Soren dan Annora. Mereka mengisi hari libur dengan keliling kota. Waktu mereka hanya dua jam. Jika lebih dari itu, maka mereka akan dihukum. Jadi, mereka hanya pergi ke tempat yang dekat dari markas. Salah satunya adalah taman bermain kanak-kanak itu.

"Siapa yang bisa menikmati hari libur dengan waktu dua jam saja," keluh Annora.

Soren mengangkat bahu. Mereka mengitari jalanan taman untuk melangkah ke gerbang. Ada dua ayunan yang kosong di pojok sana. Mereka berdua duduk di sana.

"Archie itu keren sekali ya, Soren."

"Mungkin maksudmu bodoh."

Annora mengembuskan napas, "Tidak. Sungguh kerena. Dia selalu bisa memprediksi dengan teliti segala sesuatu. Bukan berarti apa yang ia alami beberapa hari yang lalu adalah karena keteledorannya."

"Aku hampir selalu satu tim dengannya, Annora. Aku ragu jika sebentar lagi kami berempat akan menjadi tim tetap."

"Ya, aku pun berpikir demikian. Walaupun terbersit harapan bahwa aku juga ingin bergabung dengan kalian." Annora bertutur.

Teriakan anak-anak terdengar melengking. Ada yang rembutan tempat hingga saling pukul, ada juga yang terjatuh dan segera dihampiri orang tuanya, ada juga yang enggan berbagi cemilan ketika teman-temannya meminta. Situasi dunia kanak-kanak pada umumnya.

"Sudah aku bilang, jangan mau satu tim dengan Archie." Soren mengulangi kata-kata yang sering is ucapkan.

"Ah, kamu masih saja meremehkanku. Aku yakin bahwa aku akan menjadi lebih baik dengan satu tim dengan kalian berempat. Empat occhio terkuat di kelas G. Bahkan, aku yakin kalian akan lebih kuat lagi. Menyaingi tim Ivory misalnya."

Setengah jam tersisa sebelum durasi izin mereka habis. Mereka berdua tidak tahu harus melakukan apa lagi dengan waktu singkat seperti itu.

"Kita akan pulang lima belas menit lagi," ucap Soren.

Annora mengangguk, kemudian melayangkan pandang pada anak-anak yang asik bermain. Namun, lama kelamaan seperti ada yang aneh. Mereka berdua segera menyadarinya dan langsung berdiri dari ayunan.

"Hei, siapa yang membakar sampah di tengah kota seperti ini?" keluh salah satu orang tua yang menemani anaknya.

Annora dan Soren yang merupakan anggota occhio, jelas tahu bahwa itu bukanlah asap biasa karena membakar sampai. Itu adalah eternal fog! Sementara mereka tidak membawa occhio mask maupun occhio eyes. Namun, tidak ada pilihan lain selain bertarung. Lagipula, itu hanya kabut putih. Jenis eternal fog paling lemah. Tapi, bukan itu poinnya. Melainkan bagaimana eternal fog bisa masuk ke kota tiba-tiba. Di tengah-tengah kota pula.

"MENJAUH DARI TAMAN INI!" Annora berseru lantang sambil berlari memberikan informasi tersebut kepada orang-orang yang berada di sekitar taman. Eternal fog langsung pekat berada di wilayah taman.

Alarm darurat dari markas pusat terdengar. Bagaimana mungkin mereka terlambat mendeteksinya? Tapi, cara munculnya eternal fog ini memang benar-benar ganjil.

Soren dan Annora berusaha mengevakuasi anak-anak yang berada di taman.

Namun, saat Annora hendak menarik seorang anak yang berada di atas perosotan, tiba-tiba muncul dari bawah perosotan itu seekor strano ukuran kecil. Mungkin seukuran kucing hutan dewasa.

Dengan cepat, Annora melompat ke atas perosotan dan menggendong anak itu. Lantas turun menjauh. Tanpa senjata dan sambil menggendong anak kecil membuat pertarungan akan sulit.

Suara ketakutan langsung meledak.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!