Racun Kesesatan

Di lantai dua, di atas Bar Night Club ada sebuah bangunan yang dinamai Moonlight House.

Moonlight House adalah sebuah rumah pelacuran kelas elit yang hanya bisa di masuki oleh para orang kaya.

Sama seperti Bar Night Club, hanya saja di tempat ini dikhususkan untuk para orang kaya mencari kesenangan dengan merasakan nikmatnya tubuh-tubuh wanita cantik yang sedang membutuhkan uang.

......................

Saat Yukari telah kembali dari lantai bawah untuk bertemu dengan Raphael, dia dihampiri oleh pria tua bau yang sedang menyeret putrinya kesana.

Dua penjaga datang berlari-lari begitu pria tua bersama putrinya itu berhasil menerobos masuk dan malah menemui Yukari secara langsung.

"Maafkan kami Nona Yuka! Pria tua ini memaksa untuk masuk, padahal ini bukanlah tempat yang bisa mereka masuki sembarangan!" Kata kedua penjaga yang tersengal-sengal.

Yukari mengangkat tangannya dan memberikan kode kepada kedua penjaga itu untuk segera mundur. Dia yang akan membereskan masalah yang sedang ada di hadapannya.

Kedua penjaga itu mengerti dan kemudian pamit mengundurkan diri. Mereka berdua mengawasi Yukari dari jarak yang sangat jauh.

"Selamat datang di Moonlight House! Silakan duduk terlebih dahulu~" sambut Yukari dengan senyum ramah di wajahnya.

Dia melihat gadis cantik dengan baju lusuh di hadapannya, gadis itu menangis tersedu-sedu saat diseret oleh ayahnya menuju ke tempat ini. Gadis itu sudah tau apa maksudnya jika sudah berada di tempat ini.

"Jadi? Sebagai pelanggan atau sebagai pekerja?" Tanya Yukari tanpa basa-basi menanyai si pria tua.

"Tentu saja saya ingin menjual putri saya ini!" Pria tua itu menunjuk putrinya dengan senyum menjijikan.

Yukari hanya terdiam menatap lekat ke gadis muda yang tak berdaya itu. Dia sudah biasa dengan situasi yang seperti ini, karena itulah pekerjaan yang sedang dia jalani.

"Berapa harga yang akan bapak tawarkan kepada kami?" Tanya Yurika pada si pria tua.

"Berapapun! Anda bisa menilainya sendiri! Berapapun anda membayarnya, akan saya terima! Saya tidak bisa memberi harga pada seorang manusia yang masih hidup hehehe" Kata pria itu terkekeh tanpa rasa berdosa dia tega menjual anaknya sendiri.

"Tidak ayah! Ayah kumohon!" Kata gadis itu memohon kepada ayahnya.

"Diam! Jadilah putri yang berguna!" Bentak ayahnya yang membuat gadis kecil itu menangis kembali.

"Hmm, jadi apa yang menyebabkan anda ingin menjual putri anda sendiri?" Tanya Yukari menyela pertengkaran antara ayah dan anak itu.

"Anak tak berguna ini! Selama setahun dia hanya diam di rumah tanpa mencari pekerjaan! Dia hanya beban! Tamat sekolah bukannya kerja malah nganggur! Setidaknya, dengan menjualnya sekarang dia berubah menjadi orang yang berguna untuk ayahnya!" Jelas pria tua itu dengan suara keras.

"Bukan begitu ayah! Jika aku pergi, siapa yang akan mengurus ayah di rumah?" Tanya putrinya yang masih mengeluarkan air mata.

"Aku tidak butuh di urus! Yang kubutuhkan adalah uang! Uang adalah segalanya! Apa kau mengerti? Aku tidak perduli lagi, hmm Nona? Cepat berikan harga penawarannya, bukankah dia adalah produk yang bagus?" Kata pria tua menjijikkan itu berbicara pelan di hadapan Yukari.

"Hmm dia terlihat tidak terawat dengan baik. Aku akan memberimu segini, apa kurang?" Kata Yukari

Dia memberi segepok besar uang dan menaruhnya di tangan pria tua itu.

"Wahh ini sudah lebih dari cukup Nona! Tidak ku sangka putri tak berguna ini akan seberharga ini" Kata pria itu

Pria itu kegirangan bukan main, dia berterimakasih kepada Yukari dan mendorong putrinya. Dia pergi keluar setelah mendapatkan uang.

Gadis malang itu kini ditinggal sendirian di tempat seperti itu. Dia tidak henti-hentinya menangis, membuat Yukari merasa kesal.

"Berhentilah menangis" Kata Yukari sembari mengusap air mata gadis itu dengan tangannya yang ramping dan cantik.

"Ma-maafkan saya... Hiks-hiks" Gadis itu malah makin menangis.

"Siapa namamu?" Tanya Yukari.

"Sukma" sahut Gadis yang mengaku bernama Sukma itu.

"Berapa umurmu?" Tanya Yukari.

"19 tahun" jawab Sukma singkat.

Ini pertama kalinya Yukari mendapatkan pekerja yang berumur 19 tahun. Biasanya yang datang kemari hanyalah orang yang sudah berada di atas 25 tahun.

"Sangat disayangkan kau terlahir sebagai anak si tua itu" Yukari tersenyum begitu mengucapkan kata yang menyakiti hati si gadis.

"Pergi mandi sana! Kamu bau!" Kata Yukari yang kemudian memanggil seseorang untuk mengantar Sukma ke tempat pemandian.

......................

Sementara itu, di lantai bawah lebih tepatnya di Bar Night Club tempat Genya bekerja.

Kini Genya sudah mulai terbiasa dengan pekerjaannya dan sudah tidak begitu merasakan kecanggungan lagi.

Makin malam makin rame, pengunjung banyak yang berdatangan. Ada saat Genya merasa dilecehkan, begitu dia membawakan minuman untuk para pelanggan, tangan pelanggan malah meraba-raba pantatnya.

Genya mulai berani melawan,

"Maaf Tuan, disini tidak menyediakan jasa pemuas nafsu anda. Jika anda menginginkan nya, silakan pergi ke lantai atas" Kata Genya dengan sopan.

Si pelanggan yang ditolak oleh Genya merasa tersinggung, dia tidak terima jika Genya mengatakan hal itu.

Tapi temannya menghentikan pria yang tersinggung itu, akhirnya laki-laki itu tidak jadi melakukan tindakan yang mungkin saja akan membahayakan Genya.

Begitu kembali, Genya mendapatkan pujian dari Yurika.

"Hebat Genya! Kau berhasil melakukannya! Lain kali aku akan memberimu sedikit parfum wangi untuk melindungi mu dari para bajingan seperti mereka" kata Yurika yang menyemprotkan sedikit parfumnya ke Genya.

"Apakah parfum ini bisa menangkal orang-orang seperti mereka?" Tanya Genya polos.

Yurika tertawa begitu mendengar pertanyaan tak masuk akal itu dari Genya. Dia benar-benar tidak menyangka gadis kecil itu sangatlah polos.

"Haha aku penasaran, dimana Gin mendapatkan mahluk kecil yang begitu polos ini?" Kata Yurika.

Mendengar nama Raphael disebutkan, Genya seketika langsung ingin menanyakan sesuatu tentang laki-laki itu.

"Nona Yuri, saya penasaran bagaimana Tuan Raphael begitu di hormati dan tidak ada yang berani dengannya?" Tanya Genya serius.

"Ya karena dia adalah pemilik tempat ini. Kenapa kau menanyakan hal yang sudah kau ketahui?" Jawab Yurika.

Genya yang mendengar jawaban itu merasa kurang puas. Bukan jawaban yang seperti itu yang dia inginkan, dia menginginkan jawaban yang berupa alasan.

"Bukan itu, tapi hampir semua orang mengetahui namanya. Bukankah dia masih begitu muda? Bagaimana dia bisa membesarkan namanya sampai seperti itu jika dia hanya memiliki sebuah Bar dan rumah pelacuran?" Tanya Genya.

Dia cukup berani menanyakan hal seperti itu di depan Yurika. Tatapan Yurika langsung dingin begitu mendengar pertanyaan tidak sopan dari Genya.

"Di meja sebelah sana seperti nya ingin memesan sesuatu. Hampiri mereka! Dan satu lagi, panggil dia dengan sebutan 'Tuan'! Apa kau mengerti?" Kata Yurika yang tiba-tiba berubah menjadi dingin.

Genya merasa aneh dengan Yurika, dia tidak mengerti kenapa setiap orang yang dia tanyai mengenai Raphael, tidak ada yang mau memberikan jawaban kepadanya.

Ada pepatah mengatakan 'semakin sedikit yang kau tau, maka itu akan semakin baik'. Namun tidak akan ada orang yang mampu menahan rasa penasarannya, jika sebuah kejanggalan begitu nyata terasa.