NovelToon NovelToon
Mendadak Jadi Sugar Baby

Mendadak Jadi Sugar Baby

Status: tamat
Genre:Tamat / CEO / Konflik etika / Penyesalan Suami / KDRT (Kekerasan dalam rumah tangga) / PSK / trauma masa lalu
Popularitas:6.9k
Nilai: 5
Nama Author: Byiaaps

Apa benar kalau zaman sekarang cari uang halal itu susah?

Hidup di lingkungan sekitar yang toxic, membuat Binar harus bertahan hidup dengan caranya sendiri.

Cara seperti apa yang ia pilih?

Jangan lompat bab untuk menghargai karya penulis, bila tak suka bisa skip saja, jangan mampir hanya untuk membaca secara acak.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Byiaaps, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 10

Semakin hari, Mira semakin tak nyaman dengan sakit ya ia rasakan di bagian kewanita*nnya. Hingga ia memutuskan untuk pergi ke dokter. Meski ia sudah sangat malas jika berurusan dengan keluar uang.

Setelah memeriksa organnya, seolah dokter sudah paham akar masalahnya, tanpa perlu melakukan pemeriksaan lanjutan.

“Apa Ibu sering berganti-ganti pasangan?” tanya dokter dengan mantap.

Menggeleng, Mira tak mengaku melakukannya karena ia adalah seorang janda.

Menghela nafas panjangnya, dokter seakan sudah tahu kebohongan pasiennya, karena beberapa kali mendapati pasien yang tak jujur seperti ini.

“Hanya Ibu dan Tuhan yang tahu, tapi saya hanya ingin menyampaikan kalau Ibu terkena penyakit menular sek*ual, yang di mana penyebab terbesar penularannya adalah melalui hubungan sek*,” ungkap dokter.

Awalnya Mira mengelak dan beralasan bahwa bisa saja ia terkena penyakit itu karena infeksi atau bakteri, tapi dokter yang lebih tahu akan hal ini hanya mengangguk pura-pura percaya.

Dokter kemudian meresepkan obat yang terbilang mahal untuk penyakit tersebut.

“Maaf, Dok. Apa tidak bisa pakai asuransi pemerintah?” tanya Mira ragu-ragu.

Menjelaskan bahwa di rumah sakit tersebut tidak bekerja sama dengan asuransi pemerintah, dokter menyarankan Mira mengunjungi rumah sakit lain yang menyediakan fasilitas pelayanan tersebut.

Jawaban dokter membuat Mira mau tak mau menebus resep di rumah sakit yang sama, karena sejauh ini hanya rumah sakit tersebut yang memiliki tim dokter spesialis yang berkompeten.

Selesai keluar ruangan dokter, ia menuju farmasi untuk menebus resep.

"Aku harus minta uang pada Binar, dia 'kan kaya sekarang," ujarnya lalu mengambil ponselnya.

Hingga 3 kali ia menghubungi anaknya, tak satu pun panggilannya diangkat.

“Sombong sekali anak ini! Nanti lah aku temui saja ke rumah Adrian yang dulu itu,” kesalnya.

Sementara itu, Amel yang baru saja memarkir mobilnya di parkiran kampus siang ini, tiba-tiba mendapat perhatian yang tak biasa dari sekelilingnya. Semua mata memandang ke arahnya. Hanya melirik kanan kiri, ia terus melangkah tak memedulikannya.

“Oh ini toh yang lagi viral itu? Apa tidak malu terkenal karena jadi ani-ani?" sahut salah seorang teman kampusnya.

“Bikin malu nama kampus aja, kuliah juga belum benar,” sahut yang lainnya.

“Apa tidak malu ya kalau sugar daddynya dia itu papa dari perempuan sebayanya sendiri. Anak tiriku seusiaku dong judulnya ahaha.” Yang lain seakan tak mau kalah.

Tak menanggapinya, ia buru-buru menuju ke kelasnya.

Sampai di kelas, semua mata juga tertuju padanya. Meski tak nyaman, ia tak peduli, meski juga rasanya ia ingin membentak mereka semua agar tak terus memperhatikannya. Hingga samar-samar, ia kembali mendengar suara sumbang dari teman-temannya.

Salah seorang temannya mengatakan bahwa apa bangganya memiliki barang-barang mewah dari hasil pekerjaan yang tak halal.

Karena tak betah di dalam kelas, ia pun kabur menuju ke toilet.

Memastikan tak ada siapa pun di toilet, ia lalu menghubungi seseorang. “Halo, Om Rehan, aku mau tanya, apa Om punya anak seumuranku?”

“Ada, Sayang, memang kenapa? Dia tidak kuliah di kampus yang sama denganmu kok,” jawab Om Rehan dari ujung panggilan.

Kesal karena omnya itu tak mengatakan sedari dulu, Amel menduga anak Om Rehan lah yang pasti dengan sengaja memberitahu teman-teman kampusnya tentang profesi sampingannya ini.

“Tenang, Sayang, yang penting kamu tampak tenang saja dan jangan gelisah. Sudah, lebih baik kamu siapkan saja untuk kebersamaan kita nanti," pinta Om Rehan menenangkan sugar babynya.

***

Nasib Binar kini masih belum ada kejelasan sampai kapan ia akan dikurung di dalam kamarnya, justru mungkin setiap hari semakin menyakitkan.

Akhir pekan ini, Adrian kembali mengundang wanita yang sama seperti saat itu, yang ternyata adalah mantan kekasihnya. Kemesraan mereka seakan sengaja ia tunjukkan di hadapan Binar. Hingga hal ini membuat Binar mengamuk pada suaminya.

“Kamu bahkan tak pernah sekali pun mengajakku ke kamarmu, padahal aku istrimu sendiri! Sedangkan dia, kamu tega bermesraan dengannya di hadapanku! Apa sebenarnya tujuanmu menikahiku!” amuknya ketika ia mendengar suara percakapan suaminya dan wanita itu di dalam kamar.

Binar bahkan tak takut melempar gelas kaca di atas meja kerja Adrian, hingga mental mengenai dinding.

“Binar!” teriak Adrian menahan tangannya agar tak mencekam leher istrinya.

Seakan keberanian Binar adalah bentuk trauma pada kisah lalunya bersama Aji, hingga jijik rasanya jika hubungannya kembali diganggu oleh wanita lain. Jika kemarin-kemarin ia hanya mampu protes dengan nada tinggi terhadap perlakuan Adrian, tapi kali ini ia bisa beraksi lebih dari sekadar berteriak. Tak hanya itu, Binar juga mengamuk dengan menampar wanita itu.

Hingga tamparan itu berbalas dengan tamparan Adrian pada Binar. Suasana seketika hening, termasuk isak tangis Binar juga ikut berhenti. Di dalam kamar yang sunyi itu hanya diramaikan oleh tatapan tajam antara Adrian dan Binar.

“Aku tidak tahu apa alasanmu menyakitiku. Kamu tidak pernah sekalipun mengatakannya apalagi membuktikannya. Aku tidak pernah merasa bersalah padamu maupun keluargamu, karena aku tak pernah mengenal kalian sebelumnya. Satu hal penting yang paling aku sesali dalam hidupku adalah, aku selalu salah menaruh hatiku pada orang yang aku anggap tepat. Secepat itu kamu buat patah hatiku sirna akibat pengkhianatan mantan pacarku dulu, tapi sekarang justru kamu gantikan dengan pengkhianatan yang lebih jahat lagi." Binar keluar kamar Adrian dengan jalan yang masih pincang.

Sementara Adrian tak mampu berkata apa pun selain menatap kepergian istrinya.

Sejak saat itu, Binar benar-benar kehilangan semangat hidupnya karena takdir yang datang padanya selalu buruk. Teringat akan ucapan Adrian yang mengatakan bahwa ia bisa saja mematikannya, kini dengan senang hati ia ingin mati di tangan suaminya. “Jika itu membuat tujuanmu tercapai.”

Makanan yang diantar padanya, tak lagi disentuhnya. Meski dipaksa seperti apa pun, mulutnya tetap terkunci rapat. Ia seakan sudah tak peduli pada ancaman maupun bentakan Adrian.

Hingga 3 hari sudah tak ada asupan makanan maupun minuman yang masuk ke dalam tubuhnya.

“Tuan, Tuan,” teriak Rini, salah satu ART, berlari memanggil tuannya.

Adrian yang saat itu akan berangkat ke kantor, dibuat terkejut dengan laporan Rini yang mengatakan bahwa Binar pingsan.

Bergegas, Adrian berlari menuju kamar istrinya. Dilihat istrinya itu sudah pucat pasi. Ia yang panik, segera menggendong Binar dan membaringkannya di atas kasur.

“Telepon dr. Lukman sekarang juga!” titahnya penuh kecemasan, takut sesuatu akan terjadi pada Binar.

Rini dengan cepat menghubungi dokter keluarga tuannya.

Adrian juga meminta Rini untuk mengambilkan aromaterapi dan air untuk memancing kesadaran Binar.

“Binar, Binar.” Adrian menggoyang-goyangkan tubuh sang istri, berharap akan segera membuka matanya.

Hingga hampir 30 menit kemudian, dr. Lukman datang dan dipersilakan memeriksa Binar, sedang Adrian masih menampakkan raut wajah penuh cemasnya.

Selesai dokter memeriksa, ia pun mengajak Adrian berbincang mengenai kondisi Binar yang diduga mengalami dehidrasi dan kurangnya aliran oksigen ke dalam tubuhnya. Ia meminta agar Binar mengonsumsi makanan penuh gizi kompleks, serta air putih yang banyak. Seketika perasaan bersalah pun hadir dalam diri seorang Adrian.

“Kalau kelamaan, fatal akibatnya, apalagi jika aliran oksigen ke otak tidak lancar,” lanjut dr. Lukman.

Tak lama setelah dokter pamit dan memberikan beberapa vitamin, Binar membuka matanya perlahan.

Adrian yang akan membantunya bangun, mengurungkan niatnya dan meminta Rini untuk membantu Binar berada dalam posisi setengah duduk. Ia pun keluar kamar dan memerintahkan Nia untuk membawakan makanan ke kamar Binar. Masih dalam keadaan rasa bersalah, Adrian kembali ke kamarnya.

Setelah pingsannya Binar, Adrian sering melihat ke kamarnya, hanya untuk memantau kondisi istrinya yang drop. Saat Binar tengah tertidur, diperhatikannya wajah sang istri yang masih tampak lemah. Sejujurnya, ada rasa iba dalam dirinya atas penyiksaan yang ia lakukan, apalagi Adrian bukan seorang yang terlahir dengan karakter bengis nan kejam. Tapi bila mengingat kedua orang tuanya, jiwa teganya tiba-tiba muncul begitu saja. Hingga tiba-tiba ia mengalihkan pandangannya ketika Binar membuka matanya.

Kali ini, Binar tak lagi mau memanggil atau protes pada suaminya, ia justru membalikkan tubuhnya membelakangi posisi Adrian berdiri, seolah tak ingin berinteraksi dengannya.

Adrian lalu keluar, karena ponselnya berdering tanda ada panggilan masuk.

“Halo,” sapanya dalam panggilan telepon sang asisten.

“Pagi, Pak, saya ingin memberi saran, apa tidak sebaiknya Pak Sapto saja yang menggantikan sopir kantor yang resign, dari pada kita merekrut orang baru. Mengingat, beliau dulu sudah lama ikut dengan Pak Farid,” usul sang asisten.

“Suruh dia ke kantor secepatnya, menemui saya.” Entah mengapa, Adrian langsung menyetujuinya karena ia ingin sekali bertemu lagi dengan mantan sopir ayahnya itu.

...****************...

1
Anto D Cotto
lanjutkan, crazy up thor
Anto D Cotto
menarik
Yuliana Tunru
hidup di kota mmg kejam ya binar setiap t4 bagaikan hutan yg setiap saat bisa jd santapan hinatang buas ttp semangat untuk hidup benar dan bsik binar ..biarkan adruan hudup dgn.penyesalan
Yuliana Tunru
lanjut
Yuliana Tunru
orang aneh kasuhan binar
Yuliana Tunru
knp adrian x gitu ya apa gila atau ada dendam khusus
Yuliana Tunru
rasa x kyk.mimpi aneh ya..apa adrian benar2 tulus atw jgn2 binar jd tumbal pesugihan gitu..maaf thor jd nganyal kyk novel2 horor tp smoga z binar benar2 bernasib baik
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!