Grace, gadis SMA yang bercita-cita menjadi musisi terkenal bersama bandnya, secara tidak sengaja terikat dalam takdirnya sebagai penjaga kitab penakluk arwah.
Maka dimulailah petualangan Grace yang ingin menjadi musisi ditengah permasalahan demi permasalahan yang harus dia hadapi sebagai penjaga kitab.
Mampukah Grace menggapai impiannya sebagai musisi terkenal sekaligus penjaga kitab penakluk arwah, Atau malah gagal?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon icebreak20, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
chapter 10 : ancaman festival 3
Esok harinya, terlihat Rico dan Sonya berada di sebuah warnet, dan kini berdiri di depan operator warnet yang terperangah melihat wajah Sonya yang cantik.
"Hai..." ucapnya pelan sambil menatap wajah Sonya yang bingung dan menatap Rico.
"Rudi Ardian, dia tinggal di sini kan?" ucap Rico pada operator warnet yang mengangguk, dan gak lama pintu yang berada di ujung lantai satu warnet itu terbuka, memperlihatkan Rudi yang tengah mengenakan celana boxer pendek dan kaus singlet hitam dengan rambut basah habis mandi melihat kedatangan dua orang itu.
"Rico? Sonya? Ada perlu apa? Sampai datang berkunjung kesini?" sapa Rudi sok ramah sambil menghampiri mereka.
"Yah... Kita ada beberapa hal..."
Belum selesai Rico bicara, Rudi sudah memberikan gestur agar pemuda itu diam, lalu mengambil laptopnya.
"Yah, sebelum lu datang, gue juga udah ngelakuib beberapa riset, soal insiden di festival kan?" tebak Rudi yang dibalas anggukan kompak Rico dan Sonya.
"Rif, buatin gue mie goreng soto satu, kalian mau juga?" ucap Rudi pada temannya, lalu bertanya ke Rico dan Sonya yang kompak menggeleng.
"Oke... Kalau gitu teh aja buat dua, kopi satu, gpl Rif," ucap Rudi pada si operator warnet bernama Arifin.
"Ini warnet bukan warung," omel Arifin sebelum pergi meninggalkan mereka.
"Oke, back to business, gue dapet dua video yang menunjukkan sudut pandang lain dari cctv di area festival, tepatnya di stand makanan, dan juga di pintu masuk," ungkap Rudi yang menyalakan rekaman di laptopnya dan menunjukkan sebuah klip mesin pemanggang di dua stand yang mengeluarkan asap secara tiba-tiba.
"Bisa bareng gitu ya," gumam Sonya yang dibalas anggukan Rudi.
"Ini clip yang gue dapet di CCTV depan parkiran," ucap Rudi yang menunjukkan sebuah klip mobil dua motor yang semula bisa menyala tiba-tiba mati sendiri.
"Aneh," gumam Rico yang melihat itu, dibalas anggukan setuju Sonya.
"Ada yang lebih aneh lagi," jawab Rudi pada Sonya dan Rico, sambil menyatukan klip itu bersamaan dan menunjuk waktu terjadinya peristiwa itu.
"Waktu yang bersamaan, dan tebak?" ucap Rudi sambil menatap mereka.
"Bersamaan dengan waktu ledakan lampu panggung ya?" tebak Sonya yang dibalas jentikan jari serta acungan jempol dari Rudi.
"Jadi peristiwa tersebut terjadi karena ada aktivitas elektromagnetik aneh yang kebetulan membuat beberapa perangkat tiba-tiba rusak?" tebak suara seorang gadis berambut coklat panjang yang tersenyum manis pada Rico, Sonya, dan Rudi.
"Halo, kita ketemu lagi ya, kalian dari Science 24 kan?" sapa gadis itu ramah pada mereka.
"Yups, kamu Tiara dari Evelyn sister kan?" ucap Sonya pada gadis itu dan dibalas senyum dan anggukan pelan.
"Gue kira standar cewek cantik dah mentok di Sonya dan Anggika..." gumam Rudi yang disikut oleh Rico.
"Luka lu gapapa kan?" tanya Tiara ke Rico dengan wajah cemas.
"Aman kok," jawab Rico pada Tiara yang tersenyum lalu teringat sesuatu.
"Ah iya, ini bayarannya kak, sejam lima ribu kan ya?" ucap Tiara yang tersadar lalu berjalan dan memberikan selembar uang lima ribu rupiah pada Rudi, pemuda yang masih bengong menerima uang tersebut.
"Ehhm gue duluan ya, ga nyangka kalian tertarik juga sama peristiwa aneh di festival itu, kata orang di internet katanya itu dilakukan sama hantu atau anomali arwah gitu, tapi yaah namanya juga netizen pecinta konspirasi... Bye!" ucap Tiara setelah melambaikan tangan lalu berjalan meninggalkan mereka.
"Bye..." ucap Rudi yang ikut melambaikan tangan dan tersenyum padanya.
"Anomali arwah..." gumam Rico pelan.
Sementara Sonya malah teringat dengan kejadian di rumah kosong yang menimpa Indra.
"Apa jangan-jangan peristiwa yang sama," gumam Sonya yang terlihat berbalik dan kembali melihat klip CCTV tadi.
**********
Di perpustakaan kota, terlihat Della dan Linda malah sibuk mencari sesuatu sambil mengitari ruangan perpustakaan kota yang besar.
"Kita mau nyari apaan sih Lin?!" omel Della yang berjalan ngekorin Linda.
"Yee ikut aja dulu susah banget," gerutu Linda sambil mengecek satu persatu buku yang tersusun di rak buku di sisi kiri dan kanannya.
"Udah hampir satu jam kita gini Linda! Lu ngerjain gue ya?!" omel Della pada Linda yang menyuruh gadis berambut pendek itu diam.
"Ini di perpus Della, ga boleh berisik," ucap Indah sambil fokus ke buku-buku yang ia baca sedikit judulnya lalu kembali berjalan.
"Lu sebenernya nyari apaan sih?! Biar gue bisa bantu cari juga," omel Della yang membuat Linda berhenti lalu berbalik menatapnya.
"Sebenernya... Gue mau nyari buku yang membahas tentang kejadian-kejadian yang terjadi di kota ini dulu," jawab Linda pada Della.
"Hah?! Bukannya lu lebih suka pelajaran bahasa Inggris daripada sejarah? Kenapa tiba-tiba jadi maniak sejarah gini?" tanya Della heran.
"Ini namanya upaya seorang Linda Cahyani buat berubah menjadi lebih baik... Emang lu," jawab Linda yang terlihat membuat Della makin kesal dan kembali ngekor dia.
Namun saat jalan, gadis itu ga sengaja menabrak seorang pemuda, beruntung dengan sigap ia menangkap tubuh Linda agar tidak terjatuh.
"Nathan?!" kaget Della yang melihat pemuda itu, sementara Linda malah senyum-senyum sendiri.
"Della... Linda? Kalian ngapain disini?" tanya Nathan sambil berdiri di depan mereka berdua.
"Gatau nih Nat, si Linda gajelas," ucap Della yang membuat Linda salah tingkah.
"Eh... Engga! Ini anu, gue emang mau cari buku," jawab Linda sambil mikir dan ga sengaja liat sampul buku Nathan.
"Nah itu! Buku yang gue cari!" ucap Linda sambil nunjuk buku di tangan Nathan.
"Oh, kamu suka juga? Ini novel lama sih cuman banyak mention hal-hal yang ada di kota Abhipraya," ungkap Nathan menjelaskan isi bukunya, sebelum memberikan pada Linda.
"Wah bener! Ini loh buku yang gue cari Del!" ucap Linda pada Della yang memasang gestur wajah mencibir, walau diabaikan oleh gadis itu.
"Thanks banget Nat," ucap Della yang dijawab anggukan oleh pemuda itu.
"Apa disini juga ngebahas anomali tipe arwah?" tanya Della pada Nathan yang akan pergi.
"Anomali tipe arwah?" tanya Nathan yang natap Della.
"Iya, yang lagi rame di internet setelah kejadian festival itu, katanya ada yang bilang ini dilakukan anomali tipe arwah," ungkap Della pada Nathan yang menggeleng.
"Engga sih, cari di internet aja sih banyak sumbernya, cuman pengertiannya kan sama anomali yang tercipta dari energi dan peristiwa buruk yang terjadi di sebuah tempat dan pada akhirnya membentuk kumpulan energi berwujud arwah para korban," ungkap Nathan pada mereka.
"Lu tau soal ginian Nat?" tanya Linda yang dibalas senyum pemuda itu.
"Penasaran aja, itu yang gue dapet dari sumber sih, yaudah gue balik dulu," jawab Nathan singkat sebelum akhirnya pergi meninggalkan mereka.
*********
"Gue harus tanya soal kitab itu ke kakek, tapi kakek baru datang ini bukan waktu yang tepat," gumam Grace yang berdiri di depan pintu selama beberapa menit, hingga membuat Tiana yang mengawasi sambil tiduran di kasur kebingungan.
"Ngapain sih Grace?" gumam Tiana bingung, sementara Grace terlihat berdiri diam mengingat kejadian beberapa saat yang lalu.
******
"Ah ternyata masih aman disini ya!" ucap kakek Grace senang sambil memegang kitab itu.
"Aman kok kek hehe," ucap Grace canggung saat melihat kakeknya memegang kitab itu, dan ekspresinya sama sekali tidak berubah, berbeda dengan dirinya yang malah mengalami kejadian yang membuatnya trauma hingga sekarang (eps 1)
"Kirain kakek emang sengaja ninggalin buku itu," jawab Gracia ke kakeknya.
"Haah, kakek lupa ambil balik waktu itu Grace, kirain malah hilang ternyata ada di rak lemari cucu kesayangan kakek," ucap sang kakek pada Grace.
"Tapi kamu ga pernah pegang atau baca kan?" tanya kakek Grace dengan nada curiga ke Grace yang panik dan menggelengkan kepalanya.
"Engga, ga pernah buka kok," jawab Grace panik sementara sang kakek hanya tertawa melihat ekspresi panik cucunya itu.
"Ya sudah gapapa," ucap kakek Grace sambil berjalan keluar dari kamar cucunya.
******
"Tanya... Engga... Tanya... Engga," gumam Grace yang terlihat menempelkan kepalanya di Pintu.
"Grace?" tanya Tiana mencoba mendekat.
"Ah udah! Tanya aja deh!" jawab Grace yang membuka pintu dan berjalan keluar menghampiri sang kakek yang tengah memegang Kitab penakluk arwah tadi, namun saat akan menyapa kakeknya tiba-tiba ponselnya berbunyi.
"Kek, Grace keluar dulu ya!" ucap Grace pada kakeknya setelah membaca pesan lalu segera kembali masuk ke kamarnya.
Beberapa saat kemudian terlihat Grace kini tiba di depan komplek bersama Sonya.
"Rico tiba-tiba pergi? Gak gentle banget tuh anak," gerutu Grace sembari menatap Sonya yang tengah fokus menyetir.
"Engga, emang aku yang suruh kok... Kesepakatan bersama sih tepatnya," ungkap Sonya pada Grace.
"Emang ada apa? Lu juga bisa-bisanya ngelakuin hal kaya gini tanpa sepengetahuan gue," ucap Grace manyun, sementara Sonya yang mendengar itu hanya tersenyum.
"Aku ga mau ganggu momen kamu sama kakek, makanya sebisa mungkin aku berusaha tangani masalah ini sendiri dulu," jawab Sonya dan akhirnya berhenti di depan sebuah rumah.
"Permisi?" ucap Sonya dan terlihat di depan rumah itu tampak Daniel hendak keluar dan kaget melihat kedua gadis itu berdiri di depan gerbang rumahnya.
"Kalian... Science24 kan?" tanya Daniel yang dibalas senyum dan anggukan kepala dari kedua gadis itu.
*********
Sementara di tempat yang berbeda, terlihat Rico mendatangi kembali lokasi festival itu.
"Anomali macam apa... Yang bisa membuat rentetan kejadian kaya gitu ya?" gumam Rico sambil melihat ke arah panggung dengan tatapan kosong.
"Lu udah tau kan? Anomali arwah sejatinya hanyalah arwah biasa yang tidak bisa berbuat apa-apa, dia tercipta dari memori kelam suatu peristiwa yang akhirnya menyatu dengan energi alam di sekitarnya dan membentuk suatu makhluk," ucap sebuah suara di belakang Rico dan ternyata adalah Nathan.
Melihat pemuda tinggi di hadapannya, tentu Rico hanya diam dengan tatapan waspada.
"10 tahun yang lalu, pernah terjadi peristiwa kematian yang menimpa seorang gitaris band di tempat ini, karena kelalaian beberapa oknum panggung yang harusnya kokoh malah tubuh dan menimpa sang gitaris itu hingga membuatnya terluka, sebelum otopsi kepolisian menyebut kematian sang gitaris terjadi karena tertimpa besi, namun faktanya dia meninggal karena terkena setrum beberapa kabel yang putus dan tidak sengaja menyetrum dia," terang Nathan yang berdiri di samping Rico.
"Berarti makhluk itu sudah ada di tempat ini selama sepuluh tahun kan? Lantas mengapa dia baru mengganggu saat festival tahun ini?" tanya Rico pada Nathan penuh selidik.
"Ada dua faktor, pertama adalah adanya sebuah pihak yang ingin memanfaatkan para anomali tipe arwah untuk suatu tujuan, entah dendam atau sesuatu pada panitia penyelenggara festival, dan yang kedua... Adalah keinginan sang arwah untuk melihat adiknya bermain," ucap Nathan pada Rico yang terdiam mendengar ucapan pemuda itu.
"Jadi... Gitaris band yang meninggal sepuluh tahun lalu itu... Beneran kakak lo?!" kaget Grace setelah mendengar penjelasan dari Daniel yang tengah fokus memperbaiki gitarnya.
To Be Continued