Kiara seorang putri manja yang hidup penuh kemewahan, tiba-tiba terbangun di sebuah gubuk dengan seorang pria di samping nya.
"Mau minum istriku?" tanya pria itu membuat Kiara terdiam.
Siapa sangka, dirinya berpindah tubuh menjadi seorang istri yang memiliki suami miskin di desa kecil.
Tidak bisa hidup dengan kesusahan, Kiara akan merubah kehidupan barunya dengan pengetahuan kehidupan sebelumnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Putri Nilam Sari, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Rezeki Tak Terduga
Rasa dilema menghampiri Viola. Dirinya merasa senang karena ada pembeli yang akhirnya datang, tapi disisi lain dirinya tidak mungkin menjual gelang yang dipesan khusus itu pada orang lain.
Keterdiaman Viola membuat sang pembeli itu kembali memanggilnya. Karena dirinya tidak punya banyak waktu. "Kenapa belum dibungkus juga? Aku sedang buru-buru. " Ucap nya lagi.
"Iya, tapi maaf sebelumnya.... Aku tidak bisa menjual yang ini padamu. Maaf, karena ini merupakan pesanan seseorang. " Ucap Viola.
"Kalau begitu kenapa diletakkan di tempat yang sama? " Ucap pria itu menyanggah.
"Aku sudah meletakkan pembatas di tengah. Mungkin terjatuh, sekali lagi aku minta maaf. Tapi ada model yang tak kalah cantik."
Pria itu langsung menggeleng. " Tidak, aku tertarik pada kedua nya. Iya atau tidak. "
"Tidak, aku minta maaf. Jika anda mau, aku bisa membuatkannya seperti keinginan anda."
"Tidak, aku tidak punya waktu untuk kesini lagi.. Ini hari terakhir ku. Aku bayar lebih untuk keduanya. " Pria itu terus bersikukuh dan memberikan penawaran lebih.
Viola tersenyum sambil menggelengkan kepalanya. "Maaf, tapi aku tidak menjualnya. Meskipun anda menawar nya dengan harga tinggi. "
"Kau akan rugi nona." Hanya itu yang keluar dari bibir pria itu, dirinya kemudian langsung meninggalkan Viola beserta dagangannya.
Viola menghela nafasnya sejenak. Dirinya kembali duduk sambil merapikan gelang-gelang nya. Dirinya tidak sadar pembatas yang ia berikan sudah roboh, sehingga bergabung dengan gelang-gelang lainnya.
"Kepercayaan lebih utama dibandingkan uang, aku bisa saja mengambil nya. Tapi itu tidaklah benar." Viola memegang teguh prinsip nya, ada kalanya sesuatu tidak bisa ditukar oleh uang.
Suara kereta kembali terdengar dan perlahan menjauh. Viola hanya bisa menatap jalanan di hadapan nya yang kosong kembali.
"Tidak apa Viola, jika itu rezeki mu. Maka dia akan datang dan tidak akan tertukar."
Manik Viola kembali menatap jam yang tergantung di stasiun. "Masih begitu lama untuk kereta berikut nya. Sebaiknya aku pulang dulu, tidak ada makanan untuk makan siang. Dan... Aku bisa membuat beberapa gelang lagi." Viola memutuskan untuk pulang terlebih dahulu setelah menimbang beberapa hal.
Sepasang kakinya melewati toko-toko buah. Dirinya melihat-lihat sejenak buah-buahan yang disusun rapi. Ketika dirinya kembali melangkah, sebuah buah semangka tampak menggelinding ke arah nya.
"Eh? " Viola jadi terhenti dan mengambil nya. Dirinya melihat ke arah datangnya semangka.
Dan benar saja, terlihat seorang wanita yang mulai menua tampak berlari kecil. "Semangka nya... "
"Terimakasih! " Ucap wanita itu dengan napas terengah-engah.
"Kedai bibi dimana? Biar aku bawakan. Setelah berlari-lari kecil, bibi pasti lelah. " Ucap Viola membuat senyum terbentuk diantara wajahnya dengan sedikit keringat.
"Terima kasih, ayo... " Viola mengikuti langkah wanita itu. Berjalan cukup panjang, akhirnya sampai.
"Letakkan disini. " Viola meletakkan buah semangka itu kembali ke tempat nya.
"Baiklah, kalau begitu... "
"Ehhh! Tunggu dulu. Setidaknya minum dulu. " Ucap wanita itu sebagai ucapan terimakasih nya.
"Tidak perlu bibi." Tolak halus Viola.
"Tidak baik menolak rezeki. Duduk lah dulu. " Viola akhirnya mengangguk dan duduk di salah satu bangku.
Wanita pemilik toko itu tampak ke belakang dan tak lama kembali dengan minuman. "Ayo minumlah." Viola tersenyum kecil.
"Ngomong-ngomong, bibi tidak pernah melihat mu. Kau baru datang ya? "
"Iya, aku belum sempat berkeliling lebih. " Balas Viola.
"Rumah mu dimana? "
"Tak jauh dari stasiun, dekat persimpangan kedua di sebelah kanan. " Jelas Viola.
"Aaa... Rumah yang sudah lama kosong itu."
"Iya."
"Tidak mungkin sendiri, dengan suami ya? " Viola mengangguk membuat wanita itu tersenyum.
"Pengantin baru ternyata. " Ucap nya menggoda Viola.
"Habis dari pasar? " Viola menggeleng.
"Bukan, tapi stasiun... Saya menjual kecil-kecilan."
"Oh ya? Jual apa? " Tanya wanita itu dengan excited.
"Gelang." Wanita itu tampak melirik sejenak keranjang Viola.
"Wah, bagus sekali. Berdiri dimana? "
"Sebelum nya di depan, tapi tadi pindah ke belakang. Ada yang menempati. " Jawab Viola.
Wanita itu mengangguk paham dan tak lama kembali berujar. "Ya, begitulah.... Karena itu jika punya uang nanti, lebih baik buat kios sendiri. Supaya tidak bisa diambil oleh orang lain. "
"Benar, semoga saja. "
"Jangan diambil hati ya. Tapi jika orang itu benar-benar salah, maka tidak apa diberikan perhitungan. "
"Terimakasih bi atas minumannya. Saya harus kembali, karena suami menunggu. "
"Sebentar! " Viola kembali tertahan.
"Bawa ini! Kebetulan bibi masak banyak. Maksudnya anak bibi datang dengan keluarga kecil nya dari kota. "
"Tapi... "
"Tidak baik menolak rezeki. Ambillah, kebaikan ini ucapan terimakasih atas kebaikan... Emh...."
"Viola bibi. " Ucap Viola.
"Nama yang bagus dan cantik seperti orang nya. Semoga jualan mu laris manis. "
"Terima kasih banyak dan bibi juga. " Viola menatap beberapa kotak yang didapatkan nya.
"Tidak melulu soal uang, aku mendapatkan rezeki dalam bentuk lain. Ini akan memberikan waktu lebih untuk membuat gelang. " Ucap Viola dengan bahagia dan kembali melangkahkan kakinya.
Bersambung....
Jangan lupa like, komen dan favorit serta hadiah nya ya.