Kisah Nyata : Adakalanya cinta itu memang harus dilepas, bukan karena jika bersama akan saling menyakiti, Namun...jika terus bersama, akan ada banyak hati yg tersakiti.
Diangkat dari kisah nyata, Adeeva seorang guru honorer yang di buat jatuh cinta oleh Adrian, seorang pria berprofesi sebagai polisi. Kegigihan Adrian membuat Adeeva luluh dan menerimanya.
Namun masalah demi masalah pun mulai bermunculan. Membuat Adeeva ingin menyerah dan berhenti. Bagaimana cara mereka menyelesaikan permasalahan yang ada? Akankah mereka bisa bersatu atau justru harus saling merelakan?
Temukan jawabannya di novel ini. Yang akan membuatmu masuk ke dalam kisah percintaan yang mengharukan.
Note : Demi menjaga privasi tokoh sebenarnya, semua nama dan lokasi kejadian sudah di rahasiakan.
follow saya di
Ig : lv.edelweiss
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon LV Edelweiss, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Abang!
Arunika... kamu dimana? Arunika... Kamu bersembunyi membuat hari menjadi mendung. Tapi tidak dengan hati ini. Tampaknya, kamu sudah pindah ke dalam sanubariku ya? Yang membuat hari-hariku akhir-akhir ini menjadi sangat cerah.
Owh... ini hari senin. Aku tidak boleh terlambat. Alarm ku sedari tadi sudah berbunyi. Aku langsung bangkit dari tempat tidur. Berusaha untuk membunuh rasa kantuk ini. Sudah pukul 6 lewat.
"Abang jemput ya " Adrian pagi sekali sudah mengirim pesan
"Oke" Balasku
Selesai sholat aku langsung berkemas. Hari ini sedang kepingin makan nasi goreng pakai bumbu khas buatan ayah. Bumbu buatan ayah memang juara. Rasa dan aromanya sungguh mengggugah selera. Pantas saja, pelanggan yang sudah mencoba sekali pasti bakalan kembali.
"Uda sarapan belum? kalau belum kita sarapan dulu yuk. " Ajak Adrian
"Lagi bikin nasi goreng. Kapan-kapan aja lagi ya" Balas ku
"Mau dong nasi goreng buatan adek" Dia kembali mengirim pesan.
Huft, ini cowok emang banyak maunya gumamku. Aku mulai mengolah bahan-bahan untuk nasi goreng. Tidak butuh waktu lama untuk membuatnya karena semua bahan memang sudah ada.
Taraa..... nasi goreng buatan Adeeva akhirnya jadi juga. Aku lalu membungkusnya untuk Adrian. Dia pasti menyukai nasi goreng buatanku. Jelas, aku kan memang jagonya dalam hal masak memasak.
Aku sudah selesai berkemas dan siap berangkat ke sekolah. Sekarang aku sudah tidak perlu lagi susah-susah untuk berangkat sekolah dengan berjalan kaki. Soalnya, sudah ada seseorang yang siap mengantarku kemana saja.
Aku melihat Adrian dari kejauhan. Dia sudah tiba dengan sepeda motor capungnya. Aku masih berdiri seraya memainkan kakiku. Kali ini aku merasa sedikit gugup. Padahal ini adalah kali kesekiannya aku diantar olehnya. Apakah ini yang dinamakan dengan getar-getar cinta. Aih Adeeva, ngomong apa sih!?
Saat aku hendak naik ke motor Adrian, mobil polisi yang biasa menyorotku dengan lampunya lewat. Aku memperhatikannya. Kali ini ajaib. Tak ada lampu sorot dan klakson lagi didepan rumahku. Apakah lampunya sedang putus bola. Atau apakah klaksonnya sedang kehabisan baterai?
***
Kami sudah sampai di depan sekolah. Aku langsung turun dan memberinya nasi goreng yang tadi ku buat.
"Nih.. pesanan nasi gorengnya" Aku menyodorkan bungkusan plastik ke arah Adrian. Dia mengambilnya dan seperti orang mencari sesuatu.
"Sendoknya nggak ada? " Tanyanya.
Aih ini orang, sudah dibikinin, bukannya bilang terimakasih malah banyak maunya.
"Nih... Pakek ini" Aku menunjuk tangannya.
Dia justru tertawa.
"Adek lucu" katanya
"Heh... iya lucu kayak pelawak" Aku melempar senyum sinis sesaat.
"Galak galak tapi abang suka" tambahnya mulai menggombal
"Iya galak. kayak singa. Awas nanti diterkam" Aku memperagai aungan singa
"Ih takut... ntar dimakan" Adrian lalu memutar balik motornya. berlalu meninggalkanku dengan senyum sumringahnya. Aku juga mengantarnya pergi dengan senyuman. Senyum kami seolah menyatu diangkasa. Bertemu awan dan berdiam di antara ribuan butir air hujan yang siap untuk jatuh ke bumi.
Sejak saat itu, aku dan Adrian semakin intens berkomunikasi. Kadang kami menghabiskan malam dengan telponan sampai kami tertidur. Tak tahu siapa yang duluan terlelap, yang jelas saat bangun baterai hape seringkali sudah habis.
Seperti Dua sejoli yang sedang di mabuk cinta pada umumnya. Aku hanya menunggu pesan darinya saja. Tidak ada yang lebih menyenangkan dan seru selain berbincang dengannya. Kadang kami membahas sesuatu yang tidak penting. Kadang kami berdebat sampai benar-benar bertengkar. Kalau sudah ribut, biasa yang paling cepat minta putus adalah aku. Hahaha.. Aku merasa si paling dicintai kadangkala juga merasa kasihan melihat Adrian. Apalagi saat aku bilang kata 'putus', dia seperti orang frustasi. Jujur, aku seringkali merasa sangat egois kepadanya. Kadang aku cuma memikirkan mau ku saja.
Persis seperti pada malam kemarin. Kami bicara lama di telepon. Adrian memintaku untuk memanggilnya dengan sebutan 'sayang'. Aku tidak mau.'ayang' pun aku tak mau. Terakhir dia memintaku untuk memanggilnya dengan sebutan 'Abang'. Pun aku bilang tidak.
"Terus maunya panggil apa? " Tanyanya mulai putus asa.
"Hmm... apa ya. Mungkin lebih tepatnya Dino " kataku
"Hah, Dino? Kok Dino? " tanyanya lagi
" Iya, Dino. nama panjangannya Dinosaurus" Aku pun tertawa geli
"Awas ya. Dasar putri dodol" balasnya
"Apa? putri dodol? curang... " Aku mulai ngambek
"Iya, itu cocok buat adek. Soalnya tiap diajak makan... selalu belepotan. sampe-sampeg ya, kerudungnya juga ikutan makan." Adrian membongkar kebiasaan burukku yang makan apa aja selalu kena kemana-mana.
"Baiklah baiklah.. panggil Abang aja. " Aku menyetujuinya.
Sejak malam itu, kisah dinosaurus dan putri dodol pun dimulai. Kisah yang aku tak tahu akan berujung kemana. Kisah yang di mulai dari sering berpapasan. Dari pandangannya kepadaku di setiap pagi bersama sinar Arunika. Namun aku tidak terlalu berharap akan semua ini. Aku dan hidupnya bagaikan langit dan bumi. Dia... adalah seseorang dengan sejuta bintang gemintangnya, sedangkan aku... aku dengan segala problema hidupku yang antah berantah. Tapi untuk saat ini, aku ingin menikmatinya. Menikmati bagaimana indahnya diperjuangkan dan di cintai. Dicintai dan mencintainya tanpa harus bercita-cita jauh nan tinggi.
Hai Arunika, besok lagi ya...?
kawen aja truss sama pak Edward udah beress.. gak banyak kali abis episode..