Choi Lia, gadis cantik yang terkenal memiliki sifat arogant. Mencintai Lee Taeyong, sayangnya rasa sukanya bertepuk sebelah tangan. Untung ada sahabatnya, Giselle yang selalu ada untuknya.
Han Jisung, cowok pendiam dan penuh perhatian. Kemana mana selalu bersama Winter, entah apa hubungan di antara keduanya. Tak ada yang tahu pasti.
Cinta seiring waktu, kata yang tepat untuk Lia dan Jisung.
Tapi?
Ada sebuah rahasia tersembunyi ?
Lia? Jisung? Winter? Taeyong? Giselle?
#StrayKids
#AESPA
#ITZY
#NCT
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Bening Hijau, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
TigaPuluhSatu
Untung, rumah Lia dekat pantai. Jadi helikopter milik Jisung bisa mendarat.
Kalau tidak, mungkin helikopter tersebut mendarat di dekat laut.
Bercanda, okey.
Tok Tok Tok
Ibu Lia yang sedang memberikan obat kepada Suami nya, menyuruh Doyoung anak tertua nya untuk membuka pintu.
Doyoung yang sedang asyik menonton anime, bangkit dari duduk nya. Mengunakan bantuan tongkat kayu, dia berjalan menuju Pintu untuk membukaan pintu.
Siapa yang datang ?
Tumben, ada orang yang mau bertamu ke Rumah nya pas malam hari.
"Kakak" Doyoung segera membalas pelukan sang adik, seketika air matanya turun melihat Lia pulang ke rumah.
"Kamu udah? Lulus, dek? Kok pulang?"
"Belum Kak, Lia memang saja datang ke sini".
"Ehemm".
Deheman singkat berasal dari Jisung yang sejak tadi di abaikan.
Lia mengandeng tangan Jisung. "Kak, kenalin ini pacar Lia", memperkenalkan sang kekasih kepada kakak nya.
"Kenalin, Kak namaku Han Jisung biasa di panggil Jisung", membungkukan badan sebagai tanda hormat kepada yang lebih tua.
Doyoung lalu mempersilahkan keduanya untuk masuk ke dalam. Soalnya tak enak kalau terus terusan ada di luar.
Ibu Lia yang melihat kedatangan putrinya, segera memeluk sang putri tercinta. Menangis haru, karena saking rindu nya dengan Lia.
"Siapa? Bu?" Itu suara Ayah Lia yang mencoba bangkit dari kasur nya.
Melihat hal tersebut, Jisung lalu berlari menuju Kamar Ayah Lia. Membantu Ayah Lia untuk turun dari kasur nya menuju ruang tamu.
Tentu, Ayah Lia terkejut melihat orang asing di rumah nya.
"Kamu? Siapa ya nak?" Ayah Lia sekarang sudah duduk di sebuah kursi yang ada di sana.
"Aku Jisung, Paman dan Bibi , Pacar dari anak Paman dan Bibi" Jisung memperkenalkan diri sambil membungkukan badan kembali.
Respon Orang Tua Lia terhadap Jisung, keduanya tersenyum. Karena tampang pemuda tersebut begitu sopan dan baik hati.
Jisung lalu menyerahkan bahan belajaan yang dia beli tadi. "Ini, ku belikan untuk Paman dan Bibi. Ku harap kalian mau menerima nya, menyusun 5 kotak secara rapi di atas meja.
Hadiah ini sunguh mewah bagi mereka, sudah lama tak memakan hidangan dari laut.
"Tunggu, sebentar. Ibu akan memasak untuk kalian" Ibu Lia langsung pergi dari sana, di susul oleh Lia tentu nya.
.
.
.
.
.
"Makasih, udah bawa aku pulang" Jisung tersenyum tipis mendengar perkataan Lia.
Sekarang keduanya berada di luar sedang menikmati keindahaan pantai di malam hari.
"Gak usah, bilang kayak begitu. Kamu kan gadisku jadi bahagia mu..."
"Aku mau denger rayuan mu" Lia mencela ucapan Jisung, gadis itu sekarang pura pura menutup telinga nya.
Buat Jisung jadi gemas aja, perlahan lahan dia turunkan tangan Lia dari telinga nya. "Ya udah, malam ini aku gak akan rayu kamu. Tapi....", mulai mendekat kan wajah nya di hadapan Lia.
"Dek! Sana cepat tidur sudah malam!".
Buru buru Lia berlari menuju Rumah, teriakan Doyoung menyelamatkan nya. Kalau tidak bibir nya sudah habis.
Padahal tadi, Jisung gak ada niatan sama sekali mencium Lia. Cuma mau mengoda saja.
Tak terasa Pagi telah tiba....
Jisung dan Lia keduanya bersiap siap untuk pulang ke Seoul. Mereka akan mengunakan alat transportasi Kereta kali ini.
"Cepat! Berantakan Rumah ini!".
Mendengar teriakan keras dari luar Rumah membuat seluruh Keluarga Choi kaget dan panik.
Keadaan Rumah Lia begitu sangat kacau dan berantakan.
"Apa yang kalian lakukan!? Hentikan atau ku laporkan polisi perbuatan kalian!".
Dua orang berbadan besar yang sedang mematahkan pagar Rumah lalu menghentikan aksi nya. Mereka takut mendengar ancaman tersebut. Dua orang besar tersebut lalu bersembunyi di belakang Tuan mereka.
"Hey, Bung! Kau tak usah ikut campur! Lagian kau bukan Keluarga mereka!" Sunguh perkataan yang begitu angkuh dan sombong dari seorang Pria yang kelihatan nya hanya berbeda umur 5 tahun dari Jisung.
Jisung tak gentar sedikit pun dengan Pria tersebut, malah berjalan dengan senyum miring di wajah nya.
"Nak Jisung, mundur aja biar Ibu ajah yang bicara dengan Tuan Mark" Ibu Lia tak ingin ada perkelahian di rumah nya.
"Tenang, Bibi. Jisung gak akan hajar dia" Jisung mengubah ekspresi wajah nya menjadi tenang saat berbicara dengan Ibu Lia. Dia menyakinkan Ibu Lia bahwa dirinya tidak akan melakukan tindakan bodoh yang nantinya merugikan dia.
Mark melihat pemandangan di depan nya dengan senyuman remeh serta menatap Jisung dengan tatapan sinis. Sebaliknya, Jisung juga melakukan hal serupa.
"Baiklah! Aku gak suka melihat drama kalian lagi! Langsung ke intinya saja, kedatang ku ke sini menagih hutang kalian sebesar 100 juta Won! Aku tak sudi menambahkan kalian waktu lagi! Kalau sampe besok kalian tak melunasi nya! Maka anak kalian! Lia harus bersedia menjadi istri ke-2 ku!".
Amarah Jisung terpancing mendengar ucapan Mark, rasanya dia ingin membunuh pria itu sekarang. Tapi, dia kan sudah berjanji kepada Ibu Lia tak ingin membuat keributan.
Melihat Jam di ponsel nya, waktu masih menujukan pukul 8 pagi. Masih ada waktu untuk kembali ke Seoul. "Dalam waktu 5 jam, uang tersebut akan di hadapan matamu" ucap Jisung sinis sambil menghubungi seseorang.
"Jisung? Apa yang ingin kau lakukan?" Lia mendekat ke arah Jisung yang sedang mencoba menghubungi seseorang.
"Halo, Nenek ini Jisung. Jisung mau minta...." Jisung menjeda kalimat nya sejenak, dia menyentuh bahu Lia menyakinkan nya kalau masalah ini akan selesai.
Jisung lalu pergi sedikit menjauh dari sana untuk berbicara secara pribadi dengan sang Nenek dalam sambungan telepon.
" 1 jam lagi, helikopter ku akan datang. Aku harap anda sabar menunggu! Tuan", menepuk bahu Mark dengan senyuman miring di wajah nya. Sunguh rasanya Jisung ingin, ya begitulah.
Dalam hati, Lia bersyukur masalah keluargan nya akan selesai berkat bantuan dari Jisung. Tapi, di sisi lain dia merasa menjadi beban.
" Jisung, aku berjanji bila nanti aku berkerja pasti akan membayar hutang Keluarga ku kepada mu sedikit demi sedikit".
Jisung menaruh jari telunjuknya di pertengahan bibir Lia, dia tak ingin mendengar perkataan apa pun dari sang kekasih.
1 jam berlalu...
Helikopter yang mengantar Jisung dan Lia kemarin telah tiba, mendarat tak jauh dari Rumah Lia.
Dengan segera, Jisung menghampiri helikopter tersebut hanya sebentar. Lalu kembali ke Rumah Lia dengan 1 Tas besar.
"Suruh, anak buah mu menghitung uang dengan teliti!" Jisung melemparkan Tas tersebut di depan Mark.
Lia berserta Keluarganya, melihat Mark serta anak buah nya menghitung uang dari dalam Tas. Seumur hidup mereka, baru pertama kali melihat uang sebanyak itu di depan mata mereka.
"Jumlahnya pas, kalau begini kan enak jadinya" Mark dengan anak buah nya membereskan uang tersebut karena hendak pergi dari sana.
"Tunggu dulu, Tuan Mark kita belum selesai bicara" Jisung menghadang jalan Mark beserta anak buah nya.
Jisung menyerahkan sebuah berkas, meminta Mark untuk mendatangi nya.
Mark membaca berkas tersebut, ternyata berisi surat perjanjian yang isinya Mark dan anak buah nya tak akan menganggu Keluarga Lia lagi selama nya. Tentu, Pria tersebut menyetujui toh urusan mereka telah selesai.
"Bibi, Paman dan Kak Doyoung kami izin kembali ke Seoul" Jisung dan Lia pun berpamitan untuk pergi dari sana.
Mereka pulang dengan naik Helikopter lagi.
.
.
.
.
.
Nenek Han yang sedang memeriksa beberapa dokumen memijat pelipis dahinya begitu kencang. Dia ingin segera menemui Jisung, cucu laki laki nya.
semangat berkarya kakak...
ada iklan untuk mu biar semngt nulisnya/Joyful/
bunga untuk kakak/Rose/