NovelToon NovelToon
Saudara Tiri

Saudara Tiri

Status: sedang berlangsung
Genre:Mengubah Takdir / Kebangkitan pecundang / Keluarga / KDRT (Kekerasan dalam rumah tangga) / Menjadi Pengusaha
Popularitas:9.6k
Nilai: 5
Nama Author: ATAKOTA_

Menceritakan seorang anak bernama Alfin, anak kedua dari tiga bersaudara laki-lakinya
yang mana dirinya selalu saja jadi bahan perbandingan keluarga besar mereka. Dikarenakan Alfin tidak sepintar kakak adiknya, yang selalu saja menjadi kebanggaan keluarga mereka. Dengan segala pertimbangan dan perjuangan dari Lika liku kehidupan, akankah Alfin dapat mencapai segala impiannya untuk merubah nasib dari segala keterpurukan itu? Demi bisa menjadi pengusaha sukses di masa depan kelak? saksikan kepingan memori saudara tiri.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ATAKOTA_, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

perempuan misterius

"Astaga kak Doni, kakak ini bisa-bisanya becanda. Nanti kalau kakak kenapa-napa gimana?" Balas Alfin dengan wajah yang tampak kesal.

"Hehe.. iya deh maafin kakak ya," ucap Doni sembari mengelus rambut Alfin.

"Hmm.. ngak papa sih kak, namanya juga saudara wajarlah kita sekali-sekali becanda gini," balas Alfin tersenyum kegirangan.

"Hmm... Fin?,"tanya Doni sembari memegang pundak saudaranya.

"Yak kak ada apa?"

"Maafkan kakak pagi tadi ya, Kakak sebenarnya sudah berusaha keras ngajak kamu untuk bisa pergi liburan bersama keluarga kita. Cuma entah kenapa keluarga kita selalu saja menyalahkan kamu, bisa-bisanya ibu dan Agus berbohong tentang kamu. Aku pribadi sebagai seorang kakak, merasa sangat bersalah karena tidak bisa belaian kamu Fin," Ucap Doni dengan raut wajah murung.

"Hmm.. itu ya kak, y-a mau gimana lagi kak. Keluarga kita memang selalu seperti itu sifatnya," balas Alfin dengan ketabahan di dalam hatinya.

"Tapi Kamu ngak marah gitu sama keluarga kita Fin? Soalnya kalau kakak di posisi kamu, kakak ngak kebayang deh, sakit hatinya gimana," ucap Doni sembari menundukkan kepalanya.

"Ngak papa kok kak, Alfin sangat sayang dengan keluarga kita. ya meskipun Fin sering diperlakukan seperti ini, Alfin selalu mendoakan yang terbaik untuk kakak dan keluarga kita," balas Alfin yang tampak menenangkan kakaknya seraya tersenyum teduh.

"Kamu memang saudara yang baik Fin, kakak sangat bangga punya saudara seperti kamu," balas Doni sembari mengelus-elus rambut Alfin sekali lagi.

Alfin yang pada saat itu sibuk mempelajari materi dari kakaknya seketika tampak ngantuk setelah rambutnya itu di belai oleh sang kakak. Kakaknya Doni yang menyadari saudaranya itu sudah tidak sanggup belajar lagi, menyudahi pembelajarannya pada malam itu juga.

"Kakak sudahi belajarnya ya, soalnya kamu kelihatannya sudah ngantuk juga dan waktu Sepertinya sudah semakin malam," ucap Doni sembari menutupi bukunya.

"Ya kak, terimakasih untuk pengajarannya malam ini, Alfin sudah banyak sekali belajar dari kakak," balas Alfin yang sangat lesu seraya tetap memuji kakaknya.

"Ya syukurlah kalau begitu, Kakak pergi dulu ya. oh i-ya, nanti Materi yang sudah dipelajari itu besoknya di latih lagi ya supaya tidak lupa," balas Doni seraya menutup pintu kamar Alfin.

...****************...

Keesokan harinya merupakan tahun ajaran baru semester kedua tahun ini, terlihat Alfin yang sibuk mengemasi perlengkapan belajarnya di dalam tas. Ia terlihat sangat bersemangat untuk memulai aktivitas belajar pagi ini.

"Ibu, ayah?," tanya Alfin dengan raut wajahnya yang tampak takut sedikit ragu-ragu bertanya kepada orang tuanya, sebelum berangkat ke sekolah.

"Apa, mau jajan ya? Bukannya ibu sudah melebihkan uang jajan kamu Sabtu yang lalu," gertak ibu yang sedang merapikan dasi ayahnya.

"Fin! kamu itu tidak usah deh, sok-sokan minta uang jajan seperti Doni dan Agus. Kamu tau gak! mereka itu kan berbeda dengan kamu. Mereka itu perlu modal, untuk mendapatkan peringkat juara di sekolah ya wajar kan. Sedangkan kamu apa?" gertak Ayah merendahkan putranya.

"Hmm...sebenarnya bukan itu maksud Alfin yah ,tapi?"

"Ya Tapi apa? ayah mau buru-buru ke kantor nih! dengar omongan ngak jelas kamu pusing ayah," Balas ayahnya dengan angkuhnya.

"Sebenarnya, Alfin pulang sekolah nanti lama yah. Alfin ada kegiatan projek di sekolah, jadinya nanti Fin pulang telat," ucap Alfin yang sebenarnya ragu berkata jujur kepada orangtuanya.

Akan tetapi karena dirinya tidak ada pilihan lain untuk mempelajari hal baru. Alfin terpaksa berbohong kepada orang tuanya, dengan tujuan nantinya sepulang sekolah ia bisa menyempatkan diri untuk bisa belajar ilmu baru di bengkel pak Anton.

"Mau pulang, mau kemana kek ibu sudah ngak peduli sama kamu. Sudah, pergi sana!" gertak ibu yang merasa jengkel melihat putranya Alfin.

Menyadari kedua orang tuanya memang tidak menaruh perhatian terhadap dirinya, Alfin hanya bisa bersabar atas perlakuan yang tidak mengenakkan itu. Dirinya, terlihat pergi seorang diri ke sekolah dengan berjalan kaki. Dibandingkan, dengan para saudaranya yang telah terlebih dahulu di antar jemput oleh mobil pribadi suruhan ayahnya.

......................

Di dalam hingar-bingarnya kelas, Alfin terlihat duduk sendirian di kursi bagian belakang. Dirinya, merupakan siswa biasa saja yang tidak terlalu mencolok di kelasnya. menyebabkan tidak ada siswa manapun, yang mau berteman dengan Alfin.

Pada saat pembelajaran hendak di mulai, terlihat guru masuk di dalam kelas. Yang diiringi dengan langkah kaki seorang siswi pindahan yang mengikutinya dari belakang.

"Selamat siang anak-anak, hari ni kita kedatangan salah satu siswi pindahan pondok pesantren di luar kota. Ibuk harap, kalian bisa berteman baik dengan teman baru Kita ini. Ucap ibu guru tersebut seraya memperkenalkan siswi baru itu.

"Halo teman-teman, perkenalkan nama saya Rini Andriani. Teman-teman bisa memanggil saya dengan sebutan Rin, oh i-ya saya berasal dari pondok pesantren al-fatah di kota bandung. Saya harap, teman-teman semuanya bisa berteman baik dengan saya," ucap wanita misterius itu dengan cadar hitam yang menutupi wajahnya.

Meskipun wajahnya tidak terlihat jelas, para siswa laki-laki sudah sangat kegirangan melihat penampilan perempuan itu, yang tampak sangat mempesona. tubuhnya terlihat sangat ideal, dengan kulit putih bersih ditambah lagi berpenampilan muslimah. serta dengan sorot matanya yang sangat indah, berbinar bagaikan mutiara di dalam genangan air meluluhkan hati siapa aja yang melihatnya.

Alfin yang merupakan pria biasa, yang tidak terlalu memperdulikan orang-orang di sekitarnya, tiba-tiba dengan kedatangan wanita itu seketika menarik perhatiannya. Ia mulai merasa keheranan Setelah perempuan itu memperkenalkan namanya, karena panggilan dan suaranya itu terasa sangat tidak asing bagi Alfin. Di dalam pikirannya, timbul banyak pertanyaan. "siapa perempuan itu?"

"Oh panggilannya Rin ya, kamu bisa duduk di kursi bagian belakang itu Rin," ucap ibu guru seraya mengarahkan Rin ke tempat duduknya.

Terlihat ia menundukkan wajahnya demi menjaga pandangannya terhadap lawan jenis, sembari melangkah pelan di jalur tengah pembatas antara tempat duduk laki-laki dan perempuan. Untuk menuju kearah kursi kosong di bagian paling belakang.

"Fin Kamu minggir ke depan sana, biar aku saja yang duduk di sini," ucap teman sekelasnya yang hendak memindahkan tempat duduknya, supaya bisa duduk bersebelahan dengan perempuan cantik itu.

"Eh Tapi?"

"Loh ananda! kamu tidak boleh! Mengusir temanmu seperti itu," ucap ibu guru seraya menegur siswanya itu.

"Heeh, kamu sih Fin! enak banget kamu ya, lain kali kita tukeran tempat duduk saja," ucap teman sekelasnya, yang merasa sangat kesal.

Rin yang pada saat itu menundukkan kepalanya, seketika dikagetkan setelah Mendengar nama Alfin di sebut yang seketika membuatnya, langsung menoleh kearah Alfin. Dirinya, merasa sangat panik setelah mengetahui yang duduk di sebelahnya itu adalah Alfin. Pemuda yang waktu itu dibantu oleh keluarganya.

Alfin yang merasa perempuan tersebut terus menatapnya, seketika membuatnya merasa sangat canggung setelah bertatapan langsung dengan perempuan itu. Terlihat dari raut wajahnya yang sangat gelisah sesekali tampak membuang muka.

Pembelajaran hari itu dimulai, seperti biasanya. ibu guru, terlihat menuliskan beberapa perintah soal di papan tulis. Untuk menguji para muridnya supaya bisa jawaban pertanyaan yang ditulis itu.

Terlihat beberapa siswa-siswi yang maju menuliskan jawaban dari setiap pertanyaan itu. Alfin yang pada saat itu tampak ragu-ragu untuk maju ke depan, merasa kurang percaya diri, meskipun dirinya merasa tahu jawab dari pertanyaan itu sebab sebelumnya ia telah mempelajari rumus tersebut setiap malam bersama kakaknya doni.

"Izin menjawab Bu," ucap Rin melangkah pelan menuju ke depan kelas yang membuat sorot mata siswa laki-laki tertuju padanya.

"Hadeh udah terjawab semua, kenapa sih bukan aku saja yang maju ke depan tadi?" gumam Alfin dalam hati merasa kecewa dengan dirinya sendiri yang tidak berani mengambil keputusan.

Kring!...kring!..kring!

Bunyi lonceng sekolah, yang seketika membuat semua siswa merasa sangat bersemangat untuk beristirahat. Berbeda dengan alfin dirinya, hanya tertunduk lesu diatas meja. Karena dirinya tidak mendapatkan uang saku dari orang tuanya.

Rin yang pada saat itu hendak keluar bersama teman-teman barunya, tampak memperhatikan Alfin yang sepertinya tidak memiliki teman yang mau mengajaknya keluar untuk beristirahat.

"Itu namanya Alfin kan? kenapa dia tidak keluar ya," tanya Rin kepada teman perempuannya.

"Biasalah dia itu orangnya pendiem, jadinya emang ngak ada yang mau berteman dengan dia. ngak usah deh dekat-dekat sama dia ya, rumornya dia itu aslinya pemarah," balas siswi itu.

Alfin yang merasa dirinya di gunjing dari belakang seketika langsung keluar dari kelasnya untuk menuju ke mushala sekolah.

"Hadeeh dimana-mana aku selalu saja di gunjing dari belakang, mending aku solat Duha saja dari pada seperti orang kebingungan di dalam kelas," ucap Alfin yang terlihat mengambil wudhu di musholla sekolah.

Rin yang pada saat itu hendak melaksanakan solat Duha, sebelum masuk ke dalam kelasnya seketika merasa takjub melihat Alfin berwudhu. yang sepertinya hendak melaksanakan solat Duha juga.

"ternyata Alfin dia laki-laki yang baik, aku sebelumnya salah menilainya," gumam Rin di dalam hati dengan senyuman indah dibalik cadarnya.

Terlihat mereka berdua, sholat dengan sangat khusyuk meskipun Alfin tidak menyadari bahwa Rin ada di barisan Saf bagian belakang, yang ditutupi oleh tirai pembatas antara Saf pria dan wanita.

"Ya Allah ya Tuhanku, hamba memohon pertolongan kepada mu ya Rabb. berikanlah kesehatan untuk keluarga hamba terkusus untuk kakak hamba juga ya Allah, serta berikanlah hamba mu ini kemudahan saat belajar ya Rabb," ucap Alfin seraya menengadahkan tangannya.

"Amin," balas Rin. Yang Bersamaan mengaminkan doa Alfin seketika itu langsung membuat Alfin merasa sangat terkejut reflek menoleh kebelakang,

"Siapa sih, Yang membalas doa ku tadi?" gumam Alfin di dalam hati, Wajahnya tampak kebingungan karena merasa sangat tidak asing dengan suara itu.

...****************...

Setelah belajar seharian penuh hari tampak pantang, menunjukkan waktu pukul 2 sore. terdengar suara alarm sekolah yang berdering-dering menandakan telah berakhirnya waktu sekolah hari ini.

Tampak Alfin memandangi para saudaranya Doni dan Agus di depan gerbang sekolah yang sedang di jemput oleh mobil pribadi suruhan ayahnya.

"Heh Enak sekali seperti kakak dan adik, mereka selalu saja mendapatkan perlakuan khusus dari Ibu dan Ayah," gumam Alfin di dalam hatinya merasa sangat iri atas perlakuan khusus orang tuanya terhadap para saudaranya.

Rin yang pada saat itu ditengah kerumunan para siswi perempuan, terlihat memperhatikan Alfin yang tampak murung terlihat dari raut wajahnya yang sangat sedih.

"Ternyata Alfin orangnya seperti itu ya, bersikap seolah-olah tidak terjadi apa-apa meskipun di dalam hatinya merasa sangat kecewa,"gumam Rin di dalam hati.

Terlihat mereka pulang berjalan kaki meskipun semua murid menggunakan masing-masing kendaraannya.

Tit!.. tit!..

Bunyi suara klakson motor seorang siswa laki-laki yang menawarkan dirinya untuk mengantarkan Rin untuk pulang bersamanya.

"Dek, pulang sama Abang yuk, nanti Abang anterin sampai rumah deh," ucap siswa itu.

"Udah pulang aja sana! aku bisa jalan kaki sendiri," Balas Rin yang menolak keras tawaran itu.

Terlihat Rin memandangi Alfin dari kejauhan dirinya tidak berani berbicara langsung dengan Alfin hanya bisa memandanginya dari jauh.

1
Ita Xiaomi
Bukannya berdoa utk keselamatan anak2xnya malah sibuk bertengkar dan mengucapkan kata-kata yg kasar.
Ita Xiaomi
Kak Doni jgn meninggal dong.
Kan katanya nanti Alfin akan jaga kakak dan adiknya hingga sukses. Jd kk Doni hrs selamat jg.
Was pray
ini ceritanya pembantaian oleh manusia iblis, tokoh-tokoh yg diunggulkan dlm cerita ini tokoh yg berhati iblis semua, sementara tokoh yg baik tersingkir dan tersungkur
Ita Xiaomi
Seram. Ceritanya sadis. Aku takut bacanya.
Was pray
alfin anaknya baik, rendah hati walau hidup di keluarga yg tidak bermoral, tapi sayangnya otaknya terlalu bebal
Ita Xiaomi
Alhamdulillah. Tq kk udah kembali berkarya. Berkah&Sukses selalu.
endang krw
Alhamdulillah yg di tunggu2 cerita nya tour da lama di tunggu, lanjut tour.
Protocetus
Mampir ya ke novelku Bola Kok dalam Saku
ATAKOTA_: ok kak😊
total 1 replies
Ita Xiaomi
Ceritanya bagus, ngeri jg. Bs jd pembelajaran utk kita klo di luaran sana ada org2x kejam dan keji yg begitu tega terhadap anak2x. Anak2x butuh perlindungan dr org2x dewasa. Kita hrs selalu berdoa dan memohon perlindungan ALLAH.
Ita Xiaomi: Sama2x kk.
ATAKOTA_: terimakasih untuk dukungannya ya 😊
total 2 replies
Ita Xiaomi
Cepat bantu anak-anak tersebut jgn sampai jatuh korban. Gunakan semua peralatan lengkap dan canggih utk penyelamatan. Jgn sampai terlambat. Kasihan anak2x. Keji sekali mereka. Baru ini aku baca org yg begitu keji dan kejam terhadap anak2x. Ngeri.
Aulia Rahmatul Hasanah
Ya Allah lindungi alfin dan doni🥺🥺
Ita Xiaomi
Pak polisi penjahatnya malah lepas. Ndak punya helikopter ya pak utk ngejar? Aku jd mengharap ada hero lain yg bs nangkap tuh Rian. Kasihan anak2x yg jd korban.
Ita Xiaomi
Ndak kuat bacanya. Moga Doni dan Alfin selamat. Kasihan mereka dah banyak menderita. Segera lah mereka berdua bahagia.
piyo lika pelicia
wah cerita yang bagus
NoComent🇮🇩🇮🇩
/Facepalm/salah ternyata Kat Ibu.. ralat , komenku yg di atas. kalau nama boleh pake kapital
NoComent🇮🇩🇮🇩
setelah tanda koma harusnya huruf kecil tapi kalo pake titik pake kapital.
ATAKOTA_: terimakasih banyak atas sarannya 🙏 maklum pemula 😊
total 1 replies
Ita Xiaomi
Sedihnya. Moga hingga dewasa mereka berdua tetap bersama. Mereka sukses, sehat dan bahagia.
Ita Xiaomi
Jahat sekali.
Alhamdulillah di tempat tinggal ku org2x nya ndak spt ini.
Ita Xiaomi
Ditunggu kelanjutannya kk. Semangat berkarya. Berkah&Sukses selalu.
Ita Xiaomi: Sama kk.
Insyaa ALLAH.
ATAKOTA_: terimakasih banyak mohon terus dukungannya ya😊
total 2 replies
Ita Xiaomi
Sedihnya. Aku klo dah baca tentang anak2x yg teraniaya ndak kuat rasanya😭😭😭
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!