Arrabella terbangun dan statusnya sudah menjadi istri seorang pria. Yang Ella tahu, dia menghadiri acara pernikahan sahabatnya, tapi dia tidak mengingat kejadian selanjutnya sama sekali.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon author Yura, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 24
Ella menghela nafas sebelum akhirnya memasuki kantor Jason. Dia yakin pasti pria itu akan semakin mengejeknya jika tahu dirinya tak jadi membayar hutang itu.
"Kenapa berdiri di sini, Ella? Ayo cepat masuk! Tuan Jason akan mengumumkan sesuatu dan menyuruh kita untuk berkumpul," ucap Harry. Pria itu kebetulan melintas di sana dan melihat Ella yang malah bengong di depan ruang masuk kantor.
"Harry, kau mengagetkanku saja!" Ella mengusap dadanya kemudian menggandeng lengan Harry dan berjalan memasuki kantor bersama.
Keduanya langsung bergabung dengan karyawan lainnya. Jason sedang berdiri di tengah karyawan bersama Alexa di sana. Beberapa karyawan pun terlihat menyapa Alexa, sepertinya mereka sudah saling mengenal sebelumnya.
"Ella, kenapa ada seorang gadis di samping Tuan Jason?" bisik Harry bertanya pada Ella.
Ella terdiam dan memperhatikan Jason yang terlihat begitu serasi di sana bersama Alexa.
"Dia kekasih Tuan Jason," ucap Ella pelan, membuat Harry langsung terkejut.
"Apa! Jadi Tuan Jason mencampakkan mu begitu saja?!" Suara Harry terlalu keras, sehingga membuat perhatian semua orang tertuju padanya.
Jason merasa terganggu oleh suara bisikan Ella dan Harry. Ekspresinya berubah menjadi dingin saat melihat Ella menggandeng lengan Harry.
Alexa, yang melihat Ella pun menyapanya.
"Hai, Ella! Kenapa tidak bergabung di sini? Jason akan memberi pengumuman penting," sambut Alexa ramah.
Namun, pandangan Jason tetap fokus pada Ella dan Harry. Karyawan lain mulai merasa kebingungan dengan atmosfer yang tiba-tiba menjadi dingin di ruangan itu.
"Sebagai pengumuman pertama saya hari ini," ucap Jason, suaranya tegas. "Saya ingin memberitahu bahwa Alexa akan menjadi sekretaris baru kita. Sementara itu, Ella akan dipindahkan ke divisi pemasaran."
Terdengar bisikan dan keheranan di antara karyawan. Jason tanpa banyak berkomentar, segera meninggalkan ruangan menuju kembali ke ruangannya dengan raut wajah yang dingin.
Alexa segera menyusul Jason. Di ruangannya, Jason menyambutnya dengan serius. "Ada sesuatu yang perlu kita bicarakan, Alexa."
Sementara itu, Harry mencoba menghibur Ella, "Jangan khawatir, Ella. Mungkin ada peluang baru di divisi pemasaran. Kita akan dapatkan cara agar semuanya baik-baik saja." Harry menepuk pundak Ella.
Ella mencoba tersenyum meski hatinya sedikit kecewa. Dia berusaha meyakinkan dirinya bahwa pindah ke divisi pemasaran adalah pilihan yang tepat. Tetapi, melihat kedekatan Jason dan Alexa membuatnya merasa sesak.
Di meja kerjanya yang baru, Ella mencoba fokus pada tugas-tugas barunya. Namun, bayangan Jason dan Alexa terus melayang di benaknya, meninggalkan perasaan campur aduk yang sulit dijelaskan.
Ella langsung berdiri dari tempatnya ketika menyadari ada barang miliknya yang tertinggal di ruangan kerjanya sebelumnya.
"Harry, aku pergi sebentar," ucap Ella dan langsung berlari keluar dari ruangan itu.
"Eh, mau kemana, Ella?!" seru Harry, namun Ella sudah menghilang dari balik pintu.
Harry menghela nafasnya. Sejujurnya dia merasa kasihan melihat sahabatnya yang seolah di campakkan begitu saja. Dari awal Harry sedikit curiga ada sesuatu yang terjadi antara Ella dan juga Jason.
Sementara itu di ruangan Jason.
Jason duduk di sofa dengan pikiran yang terus melayang pada Ella yang menggandeng lengan Harry. Dia terus mengumpat dalam hati, kenapa Ella terlalu dekat dengan pria lain? Jason merasa tak suka melihatnya. Menurutnya Ella adalah miliknya, dan tidak ada yang boleh menyentuhnya selain dirinya.
"Kau kenapa, Jason?" tanya Alexa yang sudah menyusul Jason. Gadis itu langsung duduk di samping Jason, mengusap lembut pundak pria itu dengan penuh perhatian.
Jason menoleh ke arah Alexa. Namun tiba-tiba tanpa Jason duga, Alexa langsung mencium bibirnya. Gadis itu terus bermain-main dengan bibir Jason.
Jason hanya diam saja menerima pagutan bibir Alexa. Jason ingin memastikan sesuatu. Dan ternyata dia menyadarinya.
Alexa adalah gadis yang selalu membuatnya tertarik dan pertama kali merasakan sebuah gejolak dalam dirinya. Itulah alasan mengapa Jason begitu terpuruk ketika Alexa tiba-tiba menghilang.
Jason sudah memberikan seluruh hatinya untuk Alexa. Hanya Alexa yang mampu membuatnya berdesir dan berdegup kencang ketika bersamanya. Namun, kali ini begitu berbeda. Jason tak merasakan apa-apa ketika Alexa mencium bibirnya, bahkan sedikitpun Jason tak tergoda dan tidak ada niatan untuk membalas ciuman itu.
Sementara itu, Ella yang melintas melewati pintu ruangan Jason yang sedikit terbuka terlihat terkejut melihat pemandangan yang membuatnya semakin merasa sesak. Ella menutup mulutnya, tiba-tiba air matanya berlinang tanpa ia minta.
'jadi ini alasannya memperkerjakan Alexa menjadi sekretarisnya? Kenapa disini terasa begitu sakit?' Ella memegangi dadanya.
Tak ingin merasa semakin sesak, Ella pun segera mengambil sesuatu miliknya di ruangannya dan langsung pergi dari sana.
Jason perlahan melepaskan ciuman itu dan sedikit memundurkan tubuhnya dari Alexa.
"Lexa, sebaiknya jangan lakukan ini lagi. Kita harus profesional ketika sedang di kantor. Dan lagipula kita tidak seharusnya melakukannya hal seperti ini lagi," ucap Jason, membuat Alexa kecewa.
"Kenapa, Jason? Bukankah sebelumnya dulu kita sering melakukannya? Apa yang salah dengan yang ku lakukan?" tanya Alexa ingin tahu.
"Ya, dulu memang kita sering melakukannya, Lexa. Dulu memang aku pernah begitu mencintaimu dan ingin selamanya bersamamu. Tapi semenjak kau menghilang, entah sejak kapan perasaan itu mulai tak kurasakan lagi. Aku terus berusaha memastikan tentang perasaanku padamu setelah kita bertemu kembali beberapa hari yang lalu hingga saat ini. Tapi perasaan itu lagi-lagi tak kurasakan," ucap Jason menjelaskan segala bentuk rasa hatinya.
Alexa tercenung di tempatnya. Pernyataan itu begitu mengoyak perasaannya. Apa yang di harapkannya tak sesuai dengan angannya. Alexa tersenyum kecut.
"Kalau begitu kenapa Kau malah menerimaku bekerja kembali di perusahaanmu, Jason? Apa kau ingin mentertawakan perasaan yang hanya aku yang masih merasakannya?"
Jason menggeleng. "Tidak, Lexa. Aku sama sekali tidak ingin mentertawakan mu. Aku hanya tidak ingin mengubah apapun yang menjadi bagianmu, kecuali hatiku," balas Jason.
"Apa karena ada gadis lain?" tanya Alexa.
Jason terdiam. Dia mengangguk ragu, Jason masih belum tahu jelas tentang perasaannya.
Alexa semakin kecewa. Rupanya apa yang dilakukannya untuk mendekati Jason hanya sia-sia. Alexa tahu Jason tipe pria seperti apa. Jason tidak akan mudah jatuh cinta, dan sekalinya pria itu jatuh cinta, maka dia tidak akan melepaskan.
"Bolehkah aku tahu siapa dia, Jason?"
"Lexa, sebaiknya kita bahas saja mengenai pekerjaan. Aku tidak ingin membicarakannya sekarang." Jason berusaha menghindari pertanyaan Alexa. Dia tidak ingin semakin menambah luka Alexa.
Alexa mengangguk paham. "Baiklah, kalau begitu mulai sekarang aku akan mencoba profesional.
Jason mengangguk. Dia lalu menyuruh Alexa untuk pergi ke ruangannya dan mempersiapkan keperluan pekerjaan untuk hari ini.
Alexa mengangguk paham dan segera ke ruangannya sendiri dengan rasa berat.
Jason juga melangkah keluar dari ruangan menuju ke bagian divisi pemasaran. Semua karyawan di sana tampak heboh ketika Jason menapakkan kaki di sana.
Jason langsung menuju ke satu ruangan dimana di sana ada 3 meja karyawan, salah satunya adalah meja Ella.
Kebetulan Ella ada di sana, mengerjakan proyek kerjanya dengan sedikit lesu. Dia terlalu asyik dengan laptopnya sehingga tak menyadari Jason yang memasuki ruangan itu.
Harry langsung menyenggol Ella karena saat ini Jason sudah berdiri di samping Ella. Jason menatap tajam pada Harry, tak suka melihat Harry di sana.
Harry menelan ludahnya susah. "Ella, sepertinya aku harus pergi sebentar ke toilet," ucap Harry. Pria gemulai itu langsung kabur dari sana.
"Harry, kau mau kema...na...." Ella terkejut melihat Jason di sampingnya.
"Kenapa kemari? Bukankah kau sedang asik bercumbu dengan kekasih mu?" sindir Ella merasa kesal.
Jason menatapnya dengan tatapan sulit di tebak. Jason lalu menarik kursi Ella menghadapnya dan menguncinya di sana, membungkukkan badannya sehingga wajah mereka saling berdekatan.
"Lalu apa yang kau lakukan hmm? Kau sendiri terus menempel pada pria lain! Aku tidak suka melihatnya!" Jason menatapnya tajam.
"Aku? Pria mana yang kau maksud? Lagipula, bukankah itu hal yang sepadan jika aku dekat dengan pria lain juga?!"
Jason merasa geram, dia langsung mencium bibir Ella, membuat gadis itu terkejut. Ella marah dan kesal. Bibir Jason baru saja menempel pada bibir wanita lain. Dan sekarang bibir itu malah seenaknya menciumnya.
Ella tak terima, dia mendorong kuat tubuh Jason dan menatapnya tajam.
"Jangan pernah menciumku lagi! Aku tidak suka! Dasar pria brengsek!" Ella tanpa ragu langsung menampar pipi Jason, kemudian dia berlari pergi dari sana.
Ella begitu marah. Dia tidak suka Jason terus mempermainkannya. Pria itu selalu seenaknya sendiri tanpa memikirkan perasaannya.
Jason mematung di tempatnya. Entah mengapa hatinya sakit melihat Ella yang menolaknya.
***
Jason masih termenung di meja kerjanya. Pikirannya tak hentinya memikirkan tentang Ella.
Alexa datang dan mengatakan jika malam ini perusahaan di undang di sebuah pameran. Perusahaan harus memamerkan produk terbaiknya nanti malam.
"Bagaimana, apa kau akan menerima undangan ini? Kebetulan nanti disana kita akan bersaing dengan produk dari beberapa perusahaan ternama," tanya Lexa.
"Terima undangan itu, Lexa. Aku ingin tahu bagaimana produk dari perusahaan lainya yang akan bersaing nanti."
Alexa mengangguk mengerti. Dia sedikit senang karena nanti malam akan datang bersama Jason. Alexa masih sedikit berharap tentang hubungannya dengan Jason.
"Jangan lupa untuk mengajak Ella. Dia yang akan memperkenalkan produk perusahaan kita nanti," lanjut Jason.
Lexa mengerutkan keningnya. Entah mengapa dia tidak suka melihat kedekatan Jason dan Ella. Alexa berpikir jika mungkin saja Ella gadis yang Jason maksudkan, walaupun hatinya berusaha menampiknya. Alexa berpikir jika Ella jauh di bawahnya. Menurutnya, Ella tak selevel dengannya.
Alexa benci memikirkan itu semua. Walaupun dia tahu jika Arion menyukai Ella, tetap saja Alexa menganggap Ella jauh dibawahnya.
"Baiklah, kalau begitu aku akan memberitahunya." Lexa segera pergi menemui Ella.
"Hai, Ella," sapa Lexa menghampiri Ella yang kebetulan berada di pantry.
"Nona Alexa?"
"Aku hanya ingin mengatakan jika nanti malam aku dan Jason mengajakmu untuk pergi ke sebuah pameran untuk produk unggulan perusahaan. Kami ingin kau yang menjelaskan tentang produk Kita nanti," ucap Lexa memberitahu.
"Oh iya, jangan lupa memakai pakaian yang bagus. Aku tidak ingin kau mempermalukan perusahaan nantinya," imbuh Alexa dan langsung pergi. Sikap Alexa membuat Ella terkejut. Sebelumnya Alexa bersikap baik dan ramah padanya, tapi kali ini sikapnya berbeda.
***
Malam harinya.
Jason sudah bersiap dengan stelan jasnya, sementara Ella juga sudah siap dengan gaunnya. Sejujurnya Ella ingin menolak ikut, tapi Jason tidak mengizinkannya.
Ella terus mendiamkan Jason sejak pulang dari kantor. Saat ini mereka berada dalam mobil menuju ke tempat acara.
Tiba-tiba ponsel Jason berdering, itu panggilan dari Alexa yang memintanya untuk menjemputnya karena mobilnya mogok di jalan.
"Kita akan menjemput Alexa dulu. Mobilnya mogok tak jauh dari sini," ucap Jason.
Ella hanya diam saja. Ketika terlihat di depan Alexa terlihat berdiri di dekat mobilnya, gadis itu melambaikan tangannya.
Alexa terkejut melihat Ella berada di dalam mobil. "Ella? Bagaimana kalian bisa berangkat bersama?" tanya Alexa penuh selidik.
"Kebetulan aku bertemu di jalan tadi, Nona. Masuklah, aku akan pindah ke kursi belakang," ucap Ella yang sudah membuka pintu mobilnya.
Jason menatap tajam Ella, namun sayangnya Ella tak melihatnya dan langsung berpindah ke kursi belakang.
'gadis bodoh! Kenapa malah pindah ke belakang sih dia!' batin Jason kesal.
Sepanjang perjalanan hanya ada keheningan. Jason terus melirik Ella dari spion, sementara Alexa memperhatikan Jason.
'jadi benar, Ella gadis itu? Aku tak terima gadis sepertinya mengalahkan ku!'
Akhirnya mereka telah sampai. Alexa sengaja langsung mengajak Jason untuk bertemu dengan beberapa petinggi perusahaan lainnya dan meninggalkan Ella.
Ella melangkah keluar dari mobil dengan malas. Dia paling tidak suka dengan acara seperti ini sejak dulu ketika daddy-nya sering mengajaknya.
"Ella, kau datang juga?" sebuah suara membuat Ella menatap ke arah orang itu.
"Arion? Kau juga di sini?"
Arion tersenyum, "tentu saja. Bagaimana jika kita masuk bersama?" tawarnya.
Ella mengangguk. "Tentu."
Acara berlangsung cukup lama. Ella telah memperkenalkan produk perusahaan JK dengan apik tadi, membuat semua orang takjub.
Jason terus saja memperhatikan Ella yang terus bersama Arion. Pria itu mengepalkan tangannya tak suka.
"Lexa, aku harus pergi ke toilet sebentar," ucap Jason. Dia ingin mencari Ella karena tak terlihat oleh pandangannya. Dia tidak ingin Ella dekat-dekat dengan Arion.
Alexa mengangguk. Namun dia langsung mengikuti Jason diam-diam.
Jason yang melihat Ella sedang berbicara dengan Arion pun langsung menghampirinya dan menariknya menjauh dari Arion tanpa memperdulikan tatapan orang-orang.
"Jason, apa-apaan kau ini?!" protes Ella pelan.
"Sudah ku katakan tidak boleh dekat-dekat dengan pria lain!"
Ella berdecak, "kau sendiri terus menempel pada gadis lain, kenapa aku tidak boleh?" tantang Ella.
Alexa yang melihatnya dari kejauhan merasa cemburu. Dia melihat pemilik perusahaan yang begitu terkenal berjalan tak jauh dari Ella dan Jason. Alexa memiliki ide untuk mempermalukan Ella.
"Aku tidak akan membiarkan gadis sepertimu merebut posisi ku, Ella. Kau itu jauh di bawahku!" gumam Alexa. Dia berjalan cepat menghampiri Ella dari belakang.
Ketika dia sudah hampir dekat, Alexa berpura-pura tersandung dan menabrak Ella dari belakang. Ella pun terdorong ke depan dan tanpa sengaja menabrak tubuh seseorang dan minuman di tangannya tumpah mengenai pakaian orang itu.
Jason terkejut melihatnya. Seseorang yang Ella tabrak adalah sosok penting.
"Maaf... Saya sungguh tidak sengaja, Tuan—” Ella terdiam ketika melihat kearah orang itu.
Di belakangnya, Alexa tersenyum puas. Semua orang menatap ke arah Ella. Dia yakin Ella pasti akan sangat malu saat ini.
"Maaf, Jason. Aku tadi tersandung dan tidak sengaja menabrak Ella," ucap Alexa berpura-pura.
Jason masih fokus pada Ella. Dia ingin menghampiri Ella, tapi dia terkejut ketika Ella tiba-tiba menangis begitu kencang.
"Huwaa...! Kenapa kau jahat sekali Daddy... Kenapa Daddy tega memblokir black card Ara...?" Ella menangis dengan kencang tanpa perduli dengan tatapan orang-orang.
Rupanya orang yang Ella tabrak adalah Steve. Dia menatap jengah pada Ella yang menangis begitu kencang.
"Bukankah kau sendiri yang ingin mandiri tanpa bantuan ku. Aku hanya melakukan yang seharusnya saja, Ara." Bukannya menenangkan putrinya, Steve malah membuat Ella semakin menangis kencang.