Dunrice, seorang pemuda berusia 20 tahun, dicap sebagai sampah masyarakat. Diusir dari keluarga, hidup di jalanan, dan dicemooh oleh semua orang. Kehidupannya bagaikan neraka, tanpa harapan dan masa depan.
Suatu malam, saat Dunrice terbaring di lorong gelap, seberkas cahaya misterius menyelimuti tubuhnya. Rasa sakit yang luar biasa mencengkeramnya, dan ketika cahaya menghilang, Dunrice terbangun di kamar tidurnya yang kumuh.
Di kepalanya, terdapat sebuah suara yang menyapa dengan ramah. Suara itu memperkenalkan diri sebagai A.I.S.T.E.N.A., sebuah sistem kecerdasan buatan yang tertanam di dalam otaknya.
A.I.S.T.E.N.A. menjelaskan bahwa Dunrice telah terlahir kembali ke masa lalu, 10 tahun sebelum masa suramnya.
Dunrice, yang dipenuhi tekad untuk mengubah masa depannya, mulai memanfaatkan kemampuannya dengan bantuan A.I.S.T.E.N.A. Ia berlatih keras, membangun kekayaan, dan mendirikan sebuah perusahaan raksasa. Keberhasilannya mengantarkannya ke puncak dunia bisnis, membungkam semua orang yang pernah meremehkannya.
Di tengah kesuksesannya, Dunrice juga bertemu dengan berbagai wanita cantik dan menarik. Terjalinlah kisah cinta yang rumit dan penuh intrik.
Namun, di balik gelimang kemewahan dan cinta, Dunrice masih dihantui masa lalunya. Ia harus menghadapi musuh-musuh yang ingin menghancurkannya, dan mengungkap rahasia di balik sistem A.I.S.T.E.N.A. yang tertanam di kepalanya.
Bisakah Dunrice mengubah takdirnya? Bisakah dia mencapai puncak dunia bisnis, cinta, dan kekuasaan?
Ikuti kisah Dunrice, sampah masyarakat yang terlahir kembali dengan sistem AI, dalam novel "Sampah Masyarakat dengan Sistem AI", genre action, romance, bisnis, terlahir kembali ke masa lalu, dan harem.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon HUDAXS, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 9: Perangkap dan Sekutu Tak Terduga
Judul: Jaring Kepalsuan: Perangkap dan Sekutu Tak Terduga
Tokoh:
Dunrice: CEO muda dan jenius di bidang teknologi informasi yang diburu Sarah Miller dan Tanaka Corporation.
Anya: Sahabat Dunrice dan programmer handal yang membantunya dalam pelarian.
Artemis: Peretas misterius yang membantu Dunrice dan Anya dalam misi mereka.
Sarah Miller: CEO Miller Tech dan dalang di balik Project Umbra.
Dr. Viktor Ivanov: Ilmuwan jenius yang bekerja untuk Tanaka Corporation dan tangan kanan Sarah Miller.
V.I.: Agen rahasia yang bekerja untuk organisasi pemberontak yang menentang Tanaka Corporation dan Project Umbra.
Cerita:
Ketegangan di Gudang Terbengkalai:
Di dalam gudang terbengkalai yang remang-remang, Dunrice, Anya, dan Artemis memantau forum online yang dibanjiri pesan dari para peretas yang tertarik dengan informasi "dimiliki" Dunrice. Detak jantung mereka berpacu kencang, diiringi rasa cemas dan penasaran.
"Pesan-pesan ini datang dari seluruh dunia," bisik Anya, matanya terpaku pada layar laptop. "Ada yang dari Rusia, Cina, Amerika, dan bahkan Afrika."
"Ini menunjukkan bahwa informasi yang kita pegang sangat berharga," gumam Dunrice, rahangnya mengeras. "Tapi kita harus berhati-hati. Sarah dan Tanaka Corporation pasti sedang mengintai."
Artemis, yang duduk di balik bayangan, mengetuk keyboardnya dengan cekatan. "Aku sedang melacak alamat IP pengirim pesan," ujarnya. "Tapi mereka menggunakan enkripsi yang rumit."
Dunrice menghela napas. "Kita harus menemukan cara untuk mendekripsi pesan-pesan itu," ujarnya. "Mungkin ada petunjuk yang bisa membantu kita menemukan V.I. atau sekutu lainnya."
Jebakan Terungkap:
Tiba-tiba, alarm di laptop Artemis meraung. Layar berkedip merah, menandakan adanya serangan virus.
"Sial!" Artemis menjerit, berusaha menghentikan penyebaran virus. "Sepertinya Sarah dan Dr. Ivanov sudah melacak kita!"
Dunrice dan Anya bergegas ke jendela, melihat sekelompok orang berpakaian hitam mendekati gudang. Mereka membawa senjata api dan tampak siap untuk menyerbu.
"Kita harus keluar dari sini!" teriak Dunrice.
Anya dan Artemis mengangguk, bergegas mengumpulkan barang-barang mereka. Dunrice mengaktifkan sistem AI yang tertanam di tubuhnya, meningkatkan kekuatan dan kecepatannya.
Pertarungan Sengit:
Pintu gudang didobrak paksa, dan para penyerang masuk dengan brutal. Dunrice, Anya, dan Artemis melawan dengan sekuat tenaga. Dunrice menggunakan kemampuan AI-nya untuk menghindari tembakan dan melumpuhkan musuh. Anya meretas sistem keamanan gudang, memicu alarm dan membuka jalan keluar. Artemis menembakkan drone yang diprogram untuk menyerang para penyerang.
Pertarungan berlangsung sengit. Dunrice terluka di lengan, tetapi dia terus bertarung dengan gigih. Anya berhasil membuka pintu darurat, dan mereka bertiga melarikan diri ke dalam kegelapan malam.
Kejutan di Tempat Pertemuan:
Di bawah sinar rembulan yang redup, Dunrice dan Anya berlari menuju taman terpencil yang telah ditentukan. Artemis, yang tidak ingin menunjukkan identitasnya, memantau situasi dari jauh melalui drone.
Tepat pada jam yang ditentukan, seorang pria berpakaian serba hitam muncul dari balik bayangan. Dia tinggi dan tegap, dengan wajah tertutup topeng.
"Kau Dunrice?" tanya pria itu dengan suara rendah.
Dunrice mengangguk. "Ya, dan ini Anya."
Pria itu menatap Anya sekilas, lalu kembali fokus pada Dunrice. "Aku V.I."
"Senang bertemu denganmu," kata Dunrice, mengulurkan tangan.
V.I. tidak menyambut uluran tangan Dunrice. "Langsung saja ke intinya," ujarnya datar. "Apa yang kau ketahui tentang Project Umbra?"
Dunrice menatap Anya, ragu-ragu. Anya mengangguk, memberi isyarat agar Dunrice melanjutkan.
"Aku tahu tentang tujuan Project Umbra," jawab Dunrice. "Sarah Miller ingin menguasai dunia dengan teknologi AI yang
