NovelToon NovelToon
Warisan Mutiara Hitam 3

Warisan Mutiara Hitam 3

Status: sedang berlangsung
Genre:Mengubah Takdir / Budidaya dan Peningkatan / Fantasi Timur / Balas Dendam
Popularitas:58.7k
Nilai: 5
Nama Author: Kokop Gann

(Warisan Mutiara Hitam Season 3)

Gerbang dimensi di atas Pulau Tulang Naga telah terbuka, menyingkap "Dunia Terbalik" peninggalan ahli Ranah Transformasi Dewa. Langit menjadi lautan, dan istana emas menjuntai dari angkasa.

Chen Kai, kini menyamar sebagai "Tuan Muda Ye" yang arogan. Berbekal Fragmen Mutiara Hitam, ia memiliki keunggulan mutlak di medan yang melanggar hukum fisika ini. Namun, ia tidak sendirian.

Aliansi Dagang Laut Selatan, Sekte Hiu Besi, dan seorang monster tua Ranah Jiwa Baru Lahir memburu Inti Makam demi keabadian. Di tengah serangan Penjaga Makam dan intrik mematikan, Chen Kai harus memainkan catur berdarah: mempertahankan identitas palsunya, menaklukkan "Istana Terbalik", dan mengungkap asal-usul Mutiara Hitam sebelum para dewa yang tidur terbangun.

Ini bukan lagi perburuan harta. Ini adalah perang penaklukan.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Kokop Gann, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Gema Raja Hitam

Tiga hari telah berlalu sejak pertempuran di Alun-alun Langit Runtuh.

Di dunia luar, tiga hari adalah waktu yang singkat. Namun di Kepulauan Hantu, tiga hari ini telah mengubah peta kekuatan selamanya. Berita tentang kekalahan memalukan Divisi Ketiga Sekte Naga Teratai menyebar lebih cepat dari wabah penyakit.

Cerita itu bermutasi dari mulut ke mulut. Ada yang bilang seorang Iblis Kuno bangkit dari kubur. Ada yang bilang seorang Dewa Pedang turun dari langit. Namun, satu nama mulai terukir di benak setiap bajak laut, pedagang, dan tetua sekte di Laut Selatan:

Raja Hitam.

Di Pasar Hantu 'Karang Seribu', harga informasi mengenai lokasi Makam Kuno melonjak seratus kali lipat. Aliansi Dagang menutup mulut rapat-rapat, namun ketakutan di mata Nona Peramal saat ia kembali menjadi bukti yang cukup bagi banyak orang.

Sementara itu, di dalam Istana Terbalik, suasana sangat hening.

Luo Sha berdiri di depan pintu Ruang Bawah Tanah. Ia tidak tidur selama tiga hari. Zirah peraknya masih bernoda darah kering yang belum sempat ia bersihkan. Ia berdiri seperti patung penjaga, tangannya tidak pernah lepas dari gagang pedang.

Di belakangnya, dua belas Automaton Logam Dewa berdiri dalam formasi setengah lingkaran, mata ungu mereka menyala redup dalam mode siaga.

"Wakil Ketua," suara mekanis salah satu Automaton memecah kesunyian. "Pertahanan perimeter telah diperbaiki 80%. Badai dimensi telah dikalibrasi ulang."

"Bagus," jawab Luo Sha datar. "Lanjutkan patroli. Bunuh apa saja yang mendekat dalam radius sepuluh mil."

"Dilaksanakan."

Para Automaton bubar.

Luo Sha menghela napas panjang. Ia menoleh menatap pintu batu di belakangnya. Di dalam sana, di pulau tengah Sungai Waktu yang telah kering, Chen Kai sedang beristirahat.

Tiba-tiba, pintu batu itu bergetar.

KRAK.

Pintu terbuka perlahan.

Luo Sha segera berbalik dan berlutut. "Tuan Muda!"

Sesosok pria berjalan keluar dari kegelapan. Chen Kai mengenakan jubah hitam baru yang sederhana. Wajahnya tidak lagi pucat, namun ada aura kelelahan yang mendalam di matanya. Rambut hitamnya kini memiliki seuntai uban putih di pelipis kanan—harga kecil yang harus dibayar karena memanipulasi waktu secara berlebihan.

"Bangunlah, Bai," kata Chen Kai, suaranya tenang. "Berapa lama aku tidur?"

"Tiga hari di waktu dunia luar, Tuan," lapor Luo Sha. "Hampir satu bulan di dalam ruang waktu yang dipercepat."

Chen Kai mengangguk. Ia meregangkan lehernya. Otot-ototnya terasa kaku, namun meridiannya terasa lebih lebar dan kuat dari sebelumnya. Pertarungan hidup mati melawan Tetua Gu telah memaksanya melampaui batas, memadatkan fondasi Inti Emas-nya menjadi sekeras berlian.

"Laporan situasi?"

"Armada Sekte Naga Teratai mundur total dari sektor ini. Mata-mata kita—beberapa burung hantu jiwa yang saya sebar—melaporkan bahwa mereka sedang berkumpul ulang di Pulau Tengkorak Merah, sekitar lima ratus mil ke utara."

"Mereka ketakutan," gumam Chen Kai. "Tapi ketakutan itu tidak akan bertahan lama. Tetua Gu kehilangan lengan, harga dirinya hancur. Dia akan kembali dengan membawa bala bantuan dari markas pusat. Mungkin dalam tiga bulan, atau enam bulan."

Chen Kai berjalan menuju balkon istana yang menghadap ke lautan awan di bawah (yang sebenarnya adalah langit). Ia menatap hamparan putih tanpa batas itu.

"Kita butuh lebih dari sekadar boneka dan dinding badai, Bai," kata Chen Kai. "Kita butuh pasukan yang hidup. Pasukan yang bisa tumbuh."

"Maksud Tuan... kita akan merekrut murid?" tanya Luo Sha ragu. "Tapi lokasi ini terisolasi."

"Bukan murid biasa," Chen Kai tersenyum tipis. "Kepulauan Hantu ini penuh dengan sampah masyarakat. Buronan, budak yang kabur, kultivator sesat yang dikhianati sektenya. Orang-orang yang tidak punya tempat pulang."

Ia berbalik, matanya berkilat tajam.

"Sebarkan berita, Bai. Katakan pada dunia: Sekte Mutiara Hitam membuka gerbangnya. Kami tidak peduli masa lalumu, dosamu, atau asal-usulmu. Jika kau punya bakat dan kesetiaan, kami akan berikan kekuatan untuk membalas dendam pada dunia yang membuangmu."

"Syaratnya hanya satu: Mereka harus bertahan hidup melewati Hutan Batu di lantai bawah makam ini."

Luo Sha tertegun sejenak, lalu senyum kejam mengembang di wajahnya. Itu adalah rekrutmen ala jalan iblis. Menyaring emas dari lumpur melalui darah.

"Saya mengerti, Tuan. Berita ini akan menarik ribuan orang putus asa."

"Lakukan," perintah Chen Kai. "Sementara kau mengurus rekrutmen, aku akan mempelajari sisa catatan Xing Tian di perpustakaan istana. Aku perlu menemukan cara untuk menyempurnakan Tebasan Akhir Zaman. Teknik itu terlalu boros energi. Jika aku bisa menggunakannya tanpa pingsan... tidak ada yang bisa menghentikan kita."

Chen Kai berjalan kembali ke dalam istana. Langkahnya mantap.

Ia bukan lagi pelarian yang bersembunyi di balik topeng. Ia adalah Tuan Tanah. Ia adalah Raja.

Dan kerajaannya baru saja mulai dibangun di atas tulang-belulang musuhnya.

Sementara itu, di Pulau Tengkorak Merah.

Di dalam tenda medis darurat yang didirikan di atas sisa kapal induk yang terbelah, teriakan kesakitan terdengar memilukan.

"AAARGH! SAKIT!"

Tetua Gu berbaring di atas meja. Tabib terbaik sekte sedang berusaha menyambungkan lengan baru ke bahunya. Namun, setiap kali mereka mencoba menempelkan daging baru, sisa energi kelabu yang tertinggal di lukanya memakan daging itu.

"Energi ini... tidak mau hilang, Tetua!" kata tabib itu dengan gemetar. "Ini seperti kutukan waktu. Sel-sel di luka Anda membeku dalam keadaan 'terpotong'. Tidak bisa disembuhkan dengan cara biasa."

"Sialan!" Tetua Gu menendang tabib itu hingga terpental keluar tenda.

Ia duduk dengan napas terengah-engah, menatap bahu kanannya yang buntung. Kebencian di matanya begitu pekat hingga bisa membakar udara.

"Kau pikir kau menang? Kau hanya membangunkan naga yang sebenarnya."

Ia mengambil batu komunikasi jarak jauh dengan tangan kirinya. Batu itu berwarna merah darah, khusus untuk menghubungi Patriark Naga Teratai di Benua Tengah.

"Patriark," ucap Tetua Gu saat batu itu bersinar. "Saya gagal. Tapi saya menemukan sesuatu yang lebih berharga dari kegagalan ini."

"Katakan," suara berat dan kuno terdengar dari batu itu.

"Anak itu... dia memiliki teknik yang menggabungkan Waktu dan Ruang. Dia adalah ancaman bagi hegemoni kita."

Hening sejenak.

"Menarik. Tetap di sana, Gu. Jangan menyerang lagi. Aku akan mengirimkan 'Unit Bayangan Naga'. Dan... mungkin aku sendiri yang akan turun tangan jika bocah itu benar-benar semenarik itu."

Hubungan terputus.

Tetua Gu menyeringai mengerikan.

"Nikmatilah takhtamu selagi bisa, Raja Hitam. Kiamat sedang datang kepadamu."

1
Nanik S
Ternyata Loisha bisa swlamat
Nanik S
Joooooost
Nanik S
Putri Lan... jangan biarkan Tetua Besi hidup
Evi Sirajuddin
Mana adikmu KAI 🤭
Chen Ling
Nanik S
Kalau penjaga Gerbang srigala Mutan lalu Tuan Rumahnya sekuat apa
Nanik S
Lanjutkan
Nanik S
Lembah kematian
Hendra Yana
makin seruu
BankToso
sehat selalu thor, semangat update ya thor 👍🙏
Nanik S
Kemana Gadis kecil itu
Nanik S
Blaaaaar.... ambil apimu... Hangus dan Gosong 🤣🤣🤣🤣
Nanik S
Nah begitu Kai... gadis kecil perlu ditolong agar tidak patah semangat
@ᴛᴇᴘᴀsᴀʟɪʀᴀ ✿◉●•◦
Kai🌺⚔️🌼
@ᴛᴇᴘᴀsᴀʟɪʀᴀ ✿◉●•◦
Sriiiinkz 🌼⚔️🌺
Nanik S
Prang.... buang saja resep Sampah
Inulsyila
gaspollll
@ᴛᴇᴘᴀsᴀʟɪʀᴀ ✿◉●•◦
Yuhuuuuu 🌼⚔️🌺
Nanik S
Harusnya gadis itu diajak sekalian Kai
@ᴛᴇᴘᴀsᴀʟɪʀᴀ ✿◉●•◦
🌺⚔️🌼Jlebz
@ᴛᴇᴘᴀsᴀʟɪʀᴀ ✿◉●•◦
Yeaaah 🌼⚔️🌺
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!