NovelToon NovelToon
Gadis Kecil

Gadis Kecil

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / cintapertama
Popularitas:12.7k
Nilai: 5
Nama Author: Kinanovia

Gadis kecil yang bernama amora, merupakan gadis yang cantik dan lemah lembut
Amora berasal dari keluarga berada, namun hidupnya tidak bahagia
Ayah yang sangat ia sayangi meninggal dunia karena kecelakaan, dan ibunya dari dulu sangat membencinya bahkan tidak mengharapkan kehadirannya di dunia ini
Apakah hidup Amora akan terus menyedihkan?
Apakah ia akan bahagia? Ikuti kisah hidup Amora

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Kinanovia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Dehidrasi

Henry merebahkan tubuh Amora di tempat tidur dengan bantuan paman Lukas, Henry keluar kamar Amora untuk mengganti bajunya yang basah kuyub. Paman Lukas pun ikut keluar kamar untuk membangunkan Lea. Ia terpaksa membangunkan Lea untuk menggantikan baju Amora yang basah agar anak itu tak kedinginan. Karena tidak mungkin juga dirinya ataupun Henry yang menggantikannya.

Lea tengah menggantikan baju Amora, setelahnya ia pun mengompres dahi Amora karena suhu tubuh anak itu kembali demam seperti beberapa hari yang lalu. Kemudian Lea merebahkan tubuhnya di samping Amora, ia akan menemani Amora. Hal seperti ini sudah biasa di lakukan karena memang dari Amora bayi, Lea lah yang mengasuhnya. Lea sudah biasa tidur bersama dengan Amora dalam satu tempat tidur.

Lea memiringkan tubuhnya menghadap Amora, ia menatap Amora yang sedang memejamkan matanya. Anak itu tidur pulas dengan wajah yang terlihat memucat. Tak terasa air matanya keluar, ia sungguh tak menyangka kenapa ini harus terjadi pada Amora. Anak kandung tapi di perlakukan seperti bukan anak kandung. Sungguh miris sekali...

•••

Lea masih tertidur pulas ketika mendengar suara gemericik air yang berasal dari kamar mandi. Ia berusaha membuka kelopak matanya dengan mengusap wajahnya menggunakan kedua tangannya.

Ia melirik ke arah Amora, namun anak itu tidak ada. Lea beranjak bangun dari tempat tidurnya hendak ke kamar mandi. Pintu kamar mandi terlihat terbuka sebagian, air terdengar masih mengucur. Ia pun membuka pintu itu dengan lebar dan masuk ke dalamnya. Matanya membulat tatkala melihat Amora yang memejamkan matanya tengah duduk di bawah wastafel dengan wajah yang sangat pucat dan tubuhnya begitu lemas.

"Nona... " seru Lea

Amora terdiam, ia masih memejamkan matanya, nafasnya beradu dengan cepat. Entah apa yang terjadi dengannya.

"Nona Amora kenapa? jawab bibi non, jangan membuat bibi khawatir" Lea semakin khawatir karena tak ada respon dari Amora, ia pun beranjak keluar dari kamar mandi. Ia keluar kamar berniat memanggil Henry untuk meminta bantuan lekaki itu.

Lea mencari Henry di halaman depan, yang sudah ia yakini pasti Henry berasa disana.

"Henry... " panggil Lea

Henry yang sedang duduk menikmati kopi bersama paman Lukas pun beranjak berdiri, "ada apa Lea? kenapa kau terlihat panik?" tanya nya...

"Itu... itu nona Amora" seraya menunjuk ke dalam rumah.

"Ada apa dengan nona Amora? apa terjadi sesuatu dengannya?" Henry pun tak kalah paniknya.

"Ada apa Lea? tolong bicara yang jelas?" ucap paman Lukas yang kini berdiri di samping Henry, ia pun tak kalah paniknya, tak sabar mendengar jawaban Lea.

"Nona Amora tidak sadarkan diri di kamar mandi, tolong bawa dia kerumah sakit" seraya menarik tangan Henry.

Henry dan paman Lukas pun mengikuti Lea ke kamar Amora. Bibi Rose yang melihat mereka pun menjadi penasaran, kenapa wajah mereka bertiga terlihat panik, kenapa mereka semua menuju kamar nona Amora. Bibi rose pun akhirnya mengikuti mereka.

Sesampainya di dalam kamar mandi, Henry menggendong Amora dan bergegas membawanya ke rumah sakit bersama Lea.

Namun sebelum itu, Lea hendak berpamitan kepada Nilam untuk membawa anak majikannya itu ke rumah sakit terdekat, namun bibi Rose melarangnya.

"Segera bawa nona Amora ke rumah sakit, biar aku yang berbicara dengan nyonya Nilam"

"Baiklah bi, terimakasih"

Bibi Rose hanya menganggukkan kepalanya, tak lama ia hendak ke kamar Nilam.

"Ada apa bibi pagi-pagi ke kamarku?" tanya Nilam yang duduk di depan cermin rias, ia terlihat sedang memoles wajahnya dengan make up sebelum berangkat ke kantor.

Bibi Rose berdiri di samping Nilam, "Maaf nyonya, saya hanya mau memberitahukan bahwa nona Amora baru saja di bawa ke rumah sakit oleh Henry dan Lea"

Nilam sejenak menghentikan aktivitasnya, "kenapa memangnya?", ia pun menoleh pada bi Rose.

" Nona Amora sakit lagi, tadi juga... "

"Sakit lagi? merepotkan saja" pungkas Nilam, seraya melanjutkan aktivitasnya kembali.

"Kenapa nyonya berbicara seperti itu?" tanya bibi Rose dengan yang berkerut.

"Anak itu semalam kehujanan, mungkin lebih tepatnya hujan-hujanan" jawab Nilam dengan santai.

"Tapi nyonya, tadi... "

"Jangan membuat moodku di pagi hari menjadi buruk bibi" pungkasnya lagi.

"Maaf bibi Rose, jika sudah tidak ada yang di bicarakan lagi lebih baik keluar sekarang" sambungnya.

"Permisi nona" pamit bibi Rose.

Setelah perginya bibi Rose, Nilam melamun seperti tengah memikirkan sesuatu. Moodnya menjadi buruk, ia menjadi tak semangat pagi ini.

•••

Nilam sudah berangkat ke kantornya, Henry dan Lea mengantar Amora ke rumah sakit.

Kini di rumah hanya ada paman Lukas, bibi Rose dan asisten rumah tangga lainnya.

Bibi Rose terlihat sedang membersihkan dapur, ia tak menyadari bahwa paman Lukas datang menghampiri nya, dan kini berada di sampingnya. Membuat bibi Rose kaget dan mengelus dadanya.

"Ada apa Lukas?" tanya Bibi Rose

Paman Lukas usianya tiga tahun lebih muda dari bibi Rose, "apa bibi tahu, kenapa nona Amora sakit lagi?"

"Memangnya kenapa?" Bibi Rose penasaran lalu mengajak Lukas untuk duduk di kursi yang ada di dapur, namun sebelum itu ia meminta asisten yang lain untuk membersihkan rumah di setiap sudutnya.

Tak heran, rumah Nilam begitu luas, maka dari itu ia memperkerjakan banyak asisten rumah tangga. Mereka semua tinggal di paviliun yang berada di belakang rumah.

"Semalam nona Amora pergi dari rumah bi?" ucap paman Lukas dengan nada pelan.

"Apa... ?" Bibi Rose berteriak

"Jangan teriak bibi, pelan kan suaranya"

"Iya maaf, aku hanya kaget saja. Kenapa nona Amora pergi dari rumah? sebelum nyonya Nilam berangkat, ia sempat berbicara kepadaku bahwa tadi malam nona Amora kehujanan, atau mungkin hujan-hujanan" jelasnya

"Semalam nona Amora menangis, sepertinya di marahi oleh ibunya. Tapi aku sendiri tidak tau alasannya apa. Henry ku perintahkan untuk mengejar nona Amora karena aku khawatir. Terlebih lagi cuacanya tadi malam dingin dan mendung. Untung saja Henry menemukannya.

Paman Lukas menjelaskan semuanya kepada bibi Rose.

Bibi Rose seolah tak percaya dengan yang di ceritakan oleh Lukas. Bagaimana mungkin nona Amora pergi dari rumah saat hampir larut malam.

Sebenarnya apa yang di lakukan Nilam pada anaknya, kenapa anaknya begitu nekat pergi keluar rumah, bahkan tadi pagi ia seolah tak peduli dengan keadaan anaknya.

•••

Di rumah sakit

Terlihat dua orang sedang duduk di depan ruang IGD sebuah rumah sakit. Wajah mereka terlihat panik. Ya... orang itu tak lain Henry dan Lea.

Henry dan Lea tengah menunggu Amora yang di periksa oleh dokter di dalam ruang IGD.

Lea beranjak berdiri, ia mengintip di balik jendela transparan. "Kenapa lama sekali?" tanya Lea

"Kau yang sabar, duduklah dulu" jawab Henry

"Bagaimana aku bisa sabar, sudah berapa menit nona Amora ada di dalam?" Lea benar-benar tidak sabar ingin mengetahui keadaan Amora.

"Baru 15 menit Lea, kau yang tenang. Ayo sini duduklah lagi" Henry menepuk kursi yang ada di sampingnya. Lea pun duduk kembali di samping Henry.

"Aku takut terjadi apa-apa dengan nona Amora" ucap Lea, matanya terlihat berkaca-kaca.

"Tidak akan terjadi apa-apa. Percayalah" Henry mencoba menenangkan Lea.

Ia paham betul bagaimana perasaan Lea. Wanita yang di sampingnya ini sangat menyayangi Amora. Ia yang merawat Amora sedari bayi. Jadi tak heran jika Lea menyayangi Amora seperti anak kandungnya sendiri.

Tak selang berapa lama, dokter pun keluar. Henry dan Lea beranjak berdiri menghampiri dokter tersebut yang di ketahui bernama Felix.

"Bagaimana dengan keadaan nona Amora dok?" tanya Lea, ia merasa tak sabar.

"Amora dehidrasi berat, sepertinya sebelum tak sadarkan diri ia sempat muntah-muntah" jelas sang dokter

"Tapi nona Amora baik-baik saja kan dok?" tanya Henry

"Keadaan Amora sangat lemas tuan, ia kekurangan begitu banyak cairan. Untuk beberapa hari ini, saya sarankan supaya Amora di rawat dulu"

"Iya dok tidak apa-apa, yang penting anak itu bisa cepat pulih dok"

"Baiklah, akan saya siapkan kamar inapnya"

1
Murni Dewita
👣
Eunice Djojokusumo
Buruk
Eunice Djojokusumo
Kecewa
Yukishiro Enishi
Thor, aku sudah tidak sabar untuk baca kelanjutannya!
Yume✨
Terus semangat nulis, cerita ini bikin mood aku ke atas.
Người này không tồn tại
Menyentuh jiwaku
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!