MENAKLUKKAN HATI TUAN PEMARAH

POV DEWA...

Hari ini adalah hari pernikahan ku. Aku tak menyangka ternyata kepulangan ku kembali ke tanah air untuk menjalani pertunangan dan pernikahan hasil dari perjodohan kedua orang tua ku.

Sungguh, aku tak habis pikir dengan jalan pikiran mami dan papi ku itu. Di abad 21 ini masih saja sibuk menjodoh-jodohkan anak mereka.

Lihat saja, aku yakin tak lama lagi adik perempuan ku Mona juga akan di carikan calon suami oleh mereka...

Mau marah, tapi takut durhaka. Mau kabur, tentu tak akan bisa. Pengawalan sejak aku kembali hingga di hari pernikahan ku sungguh sangat ketat.

Entah ada berapa banyak bodyguard yang kini terlihat berbaur dengan para tamu undangan.

Ah, sungguh, sekedar memikirkan bagaimana cara untuk kabur saja sulit, apalagi merealisasikan nya..

Sesungguh nya aku sudah memiliki kekasih. Nama nya Abigail Caroline, kami sudah menjalani hubungan ini sejak 5 tahun lalu.

Dia sebenarnya masih ada keturunan darah Indonesia, sebab ayah kandung nya memang berasal dari pulau S*matera, hanya saja dia terlahir dan besar di salah satu negara di eropa barat, sebab ketika hamil dulu, entah karena alasan apa, ayah dan ibu nya memutuskan untuk berpisah.

Tapi tidak di sangka ternyata abigail 100% mewarisi gen ibu nya, dia gadis bule dengan tinggi badan yang hampir mencapai 180cm. Ya. Cukup tinggi untuk ukuran seorang wanita meskipun aku masih jauh lebih tinggi dari nya..

Menurut cerita abi, sampai detik ini dia tak tau bagaimana rupa ayah kandung nya. Karena sejak kecil dia di sudah di doktrin oleh ibu nya bahwa dia hanya punya satu ayah dan dia adalah yang kini menjadi suami sang ibu.

Rumit, bukan ? Begitulah kira kira cerita kehidupan abigail menurut versi nya yang dia ceritakan pada ku..

Tapi itu tak jadi masalah bagi ku, sebab aku sama sekali tak perduli dengan itu semua. Selama wanita itu baik dan tidak macam macam, maka aku pun akan tetap bersama nya apapun yang terjadi.

Itulah cara ku mencintai nya, aku akan menaruh kepercayaan sepenuh hati meski sampai detik ini pun abigail masih tak dapat ku hubungi..

Ya, sejak kepergian ku hari itu, entah kenapa sampai sekarang kekasih ku itu tak dapat di hubungi. Aku sudah mengerahkan seluruh orang ku untuk mencari keberadaan nya, tapi wanita itu seolah lenyap bak di telan bumi.

Bahkan Rafa, asisten pribadi yang sejak lama menjadi orang kepercayaan ku pun tak bisa menemukan abigail.

Aku mencoba untuk melupakan sejenak masalah hilang nya abigail yang tiba tiba ini karena di sudut hati ku ada keyakinan yang sangat besar bahwa wanita ku itu pasti dalam keadaan baik baik saja..

***

Sebelum aku lanjutkan cerita ku, aku ingin mengenalkan kalian dengan gadis yang kini telah sah menjadi istri ku.

Dia adalah Alicia, yang biasa di panggil dengan nama pendek nya, Cia..

Cia terlahir dari pasangan suami istri uncle diki dan aunty chacha. Kedua orang tua cia dan kedua orang tua ku adalah sahabat baik. Konon kata nya, persahabatan mereka terjalin bahkan sebelum uncle diki dan aunty chacha menikah.

Sebenarnya cia memiliki seorang kakak perempuan bernama Alshiva. Entah hanya perasaan ku atau mereka memang begitu, tapi sejak pertama kali mengenal mereka, aku sudah curiga bahwa kedua gadis yang bersaudara itu tak pernah akur.

Tapi sekali lagi, aku tak perduli!

Terserah mereka mau musuhan atau apa, itu bukan urusan ku. Dan meski status ku dengan Cia sudah berubah, aku tetap tak akan mencampuri urusan nya. Begitu pun sebalik nya, aku tak mau cia mencampuri semua urusan ku.

Saat ini di atas pelaminan sudah dua kali gadis kecil itu menegur ku. Berani sekali memang.

Ah. Rasanya aku ingin cepat cepat membawa nya ke Jerman. Aku ingin tau setelah kita tinggal bersama, apa nyali nya masih seberani itu pada ku..

Masih banyak tanda tanya dalam benak ku, kenapa harus bocah ingusan itu yang menjadi istri ku..

Benar. Kalian tidak salah, bocah ingusan, begitu aku menyebutnya. Dulu saat kami masih kecil, cia itu sering sekali terkena flu. Membuat air hidung nya banyak, dan itu sangat menjijikan sekali...

Jika di banding dengan kakak perempuan nya, cia jelas kalah telak. Dia tidak cantik, tidak juga menarik di mata ku.

Namun entah kenapa saat aku mengucapkan ikrar janji pernikahan di hadapan penghulu, kedua orang tua ku dan orang tua nya ada 'rasa lain' yang menerobos sanubari ini. Getaran yang entah, aku pun tak bisa mengartikan nya.

Mungkin karena terbawa suasana atau memang aku yang tak sadar, saat alicia keluar dari tempat persembunyian nya dengan gaun pengantin berwarna putih untuk pertama kali nya aku terpukau. Dia cantik, sangat cantik...

Gaun ketat yang melekat di tubuh nya yang ramping serta riasan wajah yang nampak natural membuat alicia tampil berbeda hari ini.

Tatapan mata ku bahkan hanya tertuju pada bocah ingusan itu. Debaran jantung ini kian berpacu ketika Alicia datang pada ku dan langsung menarik tangan ini untuk di cium nya.

Dan sekali lagi, seperti orang bodoh, setelah cia mencium punggung tangan ku dengan takzim, aku tiba tiba mendaratkan satu kecupan di kening gadis itu, dalam dan lama..

Aku begitu menikmati moment itu sampai mata ku terpejam beberapa detik. Dan saat tepuk tangan tiba tiba menggema, seketika itu juga kesadaran ku pun kembali. Seakan akan kejadian barusan di luar kendali ku. Sampai detik ini aku masih terheran heran dengan kelakuan ku saat itu, kenapa aku sampai sebegitunya terpesona hanya karena penampilan cia yang 'biasa biasa saja' itu...

Pokoknya aku tidak boleh lengah lagi. Jangan sampai kejadian tadi terulang kembali. Sangat memalukan!

Aku mencium kening bocah ingusan itu ? Ciihhh! Jijik sekali! Rugi bandar nama nya..

Aku pria tampan nan rupawan pewaris tahta kerajaan Havidi terpesona oleh bocah ingusan itu. Tidak mungkin! Jelas sangat tidak mungkin!

Alicia. Tunggu saja pembalasan ku nanti. Aku tak akan membiarkan mu menggoda ku lagi! Kamu itu hanya bocah ingusan yang menyebalkan, jangan harap kamu bisa menggantikan posisi abigail di hati ku.

🍂

Hari pun sudah berganti, dan sampai lah di hari terakhir pesta pernikahan dewa dan cia. Pesta malam ini hanya di tujukan untuk sanak keluarga saja, tidak ada tamu yang boleh hadir selain keluarga besar mereka..

Dewa dan Cia menjadi bahan bulan bulanan keluarga mereka yang saling berceloteh dan melontarkan tanya perihal malam pertama kedua nya.

Cia hanya menjawab dengan senyum yang di paksakan. Sementara dewa, dia diam saja dengan raut dingin sambil terus sibuk dengan telepon genggam nya.

"Sudah, sudah. Kalian ini, sudah pada tua tapi masih saja suka nanya nanya urusan ranjang orang lain.." Mami luna mencoba menengahi karena kasihan dengan menantu nya yang seperti sedang di kuliti hidup hidup oleh para om dan tante nya..

"Maaf.. Cia izin ke toilet dulu.." Cia bangun dari duduk nya, sambil tersenyum pamit, kemudian berjalan sendiri menuju toilet di hotel itu..

Bugh!

AHh..

🍂

🍂

Hayoo.. Kira kira cia kenapa tuh ko pake 'AHh AHhan' segala 🤔

Cari tau jawaban nya di Chapter 10 besok, ya 💜

🍂

Sudah hari senin lagi neh, Jika berkenan kasih Vote nya buat karya otor ini ya bestie bestie aku 🥰

Semoga yang udah kasih novel otor Vote, Rezeki nya semakin bertambah 😇 Aamiin

Dan semoga yang belum kasih Allah bukakan pintu hati nya 🤭🤗 (bercandaa)

Love You All 💜💜💜💜

🍂