Di tengah-tengah kemelut perang, seorang gadis muda yang berbakat, Elena, tergabung dalam unit pasukan khusus. Dalam sebuah misi yang kritis, kesalahan bermanuver mengakibatkan kematian tragis.
Namun, alih-alih menemukan ketenangan di alam baka, jiwanya terbangun kembali dalam tubuh gadis polos bernama Lily, seorang siswi SMA yang kerap menjadi sasaran bully dari teman-temannya.
Dengan kecerdasan militer yang dimilikinya, Elena mencoba untuk memahami dan mengendalikan tubuh barunya. Namun, perbedaan antara kehidupan seorang prajurit dan remaja biasa menjadi penghalang yang sulit dia atasi.
Sementara Elena berusaha menyelaraskan identitasnya yang baru dengan lingkungan barunya, dia juga harus menghadapi konsekuensi dari masa lalunya yang kelam. Di sekolah, Lily mulai menunjukkan perubahan yang mengejutkan, dari menjadi korban bully menjadi sosok yang tegas dan berani.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Arlingga Panega, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Membasmi Hama 1
Jam dinding menunjukkan pukul 03:00 ketika ponsel Lily berdering, gadis itu mengerutkan dahi, melihat nomor yang tidak dikenal masuk ke dalam ponselnya.
📱"Ya..!" Lily mengangkat panggilan dengan sangat malas.
📱"Nona Lily, ini Bastian. Bisakah anda membantu saya kali ini?" ucap suara di seberang, Lily menguap, matanya masih benar-benar sangat lengket. Dia baru saja tidur pukul 02:00 pagi dan pria itu benar-benar tidak memilih waktu yang tepat untuk menghubunginya.
📱"Katakan!" Lily sedikit penasaran, namun kesadarannya juga belum terkumpul penuh.
📱"Tuan Damian di culik!" jawab Bastian.
📱"Ooh..." Lily seperti tidak memiliki ekspresi apapun terhadap pemuda itu, namun tak lama kemudian matanya melotot, dia segera berteriak kepada Bastian.
📱"Katakan sekali lagi!" ucap Lily, kali ini kedua matanya telah terbuka sepenuhnya.
📱"Tuan muda Damian telah diculik!" ucap Bastian.
📱"Lalu kenapa kau tidak mencarinya? Bukankah kau selama ini merangkap sebagai asisten sekaligus sekretaris dari Damian? Benar-benar bodoh!"
📱"Nona..." Bastian tidak tahu harus berbicara apa pada gadis itu.
📱"Jemput aku di rumah dalam 30 menit, jika kau sampai terlambat, jangan harap aku akan membantumu!" jawab Lily sambil mengakhiri panggilan.
Gadis itu segera pergi ke kamar mandi untuk mencuci wajah, menghilangnya Damian bukanlah hal yang mudah untuk dilacak, apalagi dia terkenal sebagai seorang pengusaha kelas atas, memiliki banyak kekayaan dan juga pengikut. Namun jika sampai ada seseorang yang terbukti bermain belakang, maka Lily tidak akan pernah bersikap halus terhadapnya.
Dia sudah terbiasa menghadapi berbagai macam skema licik dari kehidupan yang sebelumnya, bahkan jika saat ini Lily harus memainkan peran yang sama, maka dia juga tidak akan pernah keberatan untuk sedikit bermain-main dengan orang-orang itu.
Dua puluh lima menit kemudian, mobil Bastian sampai di depan rumah Lily, pemuda itu mengendarai mobilnya di atas kecepatan rata-rata, agar tidak menemui keterlambatan.
Lily keluar dari rumahnya menggunakan celana jeans biru dan kaos putih, di padukan dengan jacket berwarna biru. Tak lupa topi dan kaca mata. Di bagian belakang jaketnya, terlihat sesuatu yang sedikit berbeda, namun jika seseorang tidak terlalu memperhatikannya, mereka bahkan tidak akan menganggap hal itu sebagai sesuatu yang serius dan pantas untuk di waspadai.
Brak...
Lily menutup pintu mobil dengan kasar setelah berhasil mendaratkan pantatnya di jok, dia menatap Bastian dengan sangat tajam.
"Ke markas!" ucap Lily, Bastian mengerutkan dahinya mendengar ucapan gadis itu.
"Nona..." panggilnya.
"Apa kau tuli? Cepat berangkat!" ucap Lily sambil membuka laptop nya. Gadis itu terlihat sangat serius, tanpa memperdulikan reaksi dari Bastian.
Bastian menurut, dia segera mengendarai mobilnya ke markas, jam telah menunjukkan pukul 03:35 kemungkinan besar mereka akan sampai sekitar pukul 05:35.
.
.
.
Lily keluar dari mobil Bastian sambil menatap bangunan besar di depannya, ada sekitar 500 orang yang tinggal di tempat itu, mereka telah lama bergabung dengan kelompok mafia Damian yang di beri nama SKY EYE.
Tap...
Tap...
Tap...
Gadis itu berjalan dengan sangat tenang, sudut dagunya terangkat, tatapannya begitu tajam. Meskipun usianya terbilang masih muda, namun dia memiliki aura yang sangat tegas.
Bastian langsung membawa gadis itu menuju ruangan Damian, meskipun yang diikutinya saat ini hanyalah seorang gadis berusia 17 tahun, namun entah kenapa pria itu merasakan jika saat ini tubuhnya mengeluarkan keringat dingin, bahkan dia jauh lebih tertekan saat bersama Lily dibandingkan dengan Damian.
"Berikan aku akses menuju ruang kendali!" ucap Lily, Bastian tercengang, namun tak lama kemudian pemuda itu segera menjawab dengan takut-takut.
"Nona, ada masalah dengan ruangan kendali. Kami baru saja menemukan ada beberapa penggalan video yang terhapus, sepertinya ada seseorang yang sengaja melakukannya,"
Lily menganggukkan kepala, "Lakukan!"
Bastian segera bergerak, dia memberikan akses masuk pada Lily yang membuat gadis itu terlihat sangat serius, ketika berselancar dengan laptopnya.
Dalam waktu 1 jam Lily telah berhasil menemukan semua kesalahan, bahkan video tersebut berhasil dia pulihkan kembali. Gadis itu terus mengetikkan sesuatu, hingga akhirnya mesin printer pun berbunyi dan beberapa lembaran kertas mulai berjatuhan.
Bastian tetap berdiri, dia tidak ingin merusak konsentrasi Lily, tak lama gadis itu pun bangkit dari kursinya, memungut lembar demi lembar dari kertas, kemudian memasukannya ke dalam map.
"Panggil beberapa orang yang kamu percaya, ada pekerjaan yang harus kalian lakukan!" ucap Lily, dia kembali duduk di kursinya.
Bastian keluar dari ruangan itu, kemudian mengumpulkan empat orang pria yang ikut masuk ke dalam ruangan. Mereka terlihat sangat asing dengan sosok Lily, hingga saling berbisik satu sama lain.
"Siapa gadis itu? Apakah dia salah seorang putri dari keluarga Aditya?"
"Sepertinya aku baru melihatnya, apakah tuan besar memiliki putri lagi?"
"Dia tidak mungkin putrinya tuan Damian kan?"
Bastian segera memelototkan matanya ke arah mereka. "Jangan berisik! Dia nona Lily, calon nyonya muda kita, tunangan dari tuan Damian!"
Semua orang langsung terdiam, mereka tidak menyangka jika calon nyonya mudanya terlihat sangat muda, bahkan terlalu belia. Lily menatap tajam kearah mereka sambil melemparkan beberapa map.
"Selesaikan masalah ini secepatnya! Jangan sampai pria itu berkeliaran lagi di ruang kendali, pastikan kalian mencabut hingga ke akarnya. Aku tidak ingin satu tumbuhan busuk akan menyebarkan bau kemana-mana!" ucap Lily.
Empat orang pria menangkap map-map yang terbang ke arah mereka dengan cepat dan membukanya, raut wajah mereka langsung menghitam setelah mengetahui rahasia yang selama ini di sembunyikan oleh seseorang di belakang mereka.
"Sial! pria tua itu benar-benar berani menunjukkan taring, lihat saja, aku pasti akan membuatnya merangkak di atas tanah!" ucap salah seorang pria sambil mengepalkan kedua tangannya.
Dia benar-benar terlihat sangat emosi, 3 pria yang lain pun memiliki reaksi yang serupa, mereka saling bertatapan sebelum akhirnya tertawa bersama.
"Mari bermain!" ucap mereka dengan serempak sambil menyeringai.
Lily hanya tersenyum tipis, kemudian memperlihatkan video yang telah terhapus kepada 5 orang pria yang saat ini berdiri di depan mejanya.
"Kalian tahu siapa dia?" tanya Lily, kelima orang itu pun saling berpandangan sebelum akhirnya menganggukkan kepala.
"Bagus! Bereskan semua hama dengan cepat! Aku juga harus memeriksa kediaman dan kantor milik Damian, jangan sampai ada hama lain yang juga ikut menancapkan akarnya di mana-mana!" ucap Lily sambil berdiri.
Dia melihat ke arah jam tangannya, kemudian melirik ke arah Bastian. "Berapa lama perjalanan menuju rumah Damian?"
Bastian langsung menjawab dengan sangat tenang, "Sekitar 45 menit, nona."
Lily menyambar laptop miliknya, ''Ayo pergi! Kurasa hama itu tidak hanya berkeliaran di tempat ini, tapi juga telah bersarang di kediaman Damian dan bertelur di kantornya!"
Bastian mengangguk, kemudian menatap ke arah empat orang yang saat ini masih berdiri di dekatnya. "Bereskan yang tadi, aku akan mengurus sisanya!"
Keempat orang pria itu mengangguk dan langsung keluar dari ruangan untuk mempersiapkan jebakan, bagi seseorang yang telah berani membuat skema buruk terhadap Damian.
Satu orang pria berkeringat dingin, setelah matanya tanpa sengaja melihat sesuatu yang tersembunyi di belakang punggung gadis yang saat ini tengah berjalan diikuti oleh Bastian.
"Dia-" pria itu terlihat sangat kesulitan untuk menjelaskan apa yang dilihatnya.
"Ada apa? Kita harus segera pergi! Jangan sampai nona Lily marah karena masalahnya belum ditangani," salah seorang rekannya segera menyadarkan pria tersebut.
"Lihat baik-baik! Gadis itu membawa shotgun di belakang punggungnya," ucap pria itu lututnya tiba-tiba bergetar, pantas saja saat berada satu ruangan dengan Lily, dia merasa ada sesuatu yang berbeda dengan gadis itu, ternyata benar, Lily tidak sesederhana yang terlihat.
Tiga orang pria yang lain segera mengikuti arah pandang rekannya, mata mereka pun melotot sambil berucap dengan suara yang sangat rendah. "Sial! Itu shortgun!"
bukannya ada hal yg ingin dia selesaikan dg Lily
bukannya ada dendam kan yahh
trus ini mksudnya apa
malah kerja sama yah??