NovelToon NovelToon
Kakak Atau Suami?

Kakak Atau Suami?

Status: sedang berlangsung
Genre:Teen / Romantis / nikahmuda / Cinta Seiring Waktu / Dijodohkan Orang Tua / trauma masa lalu
Popularitas:9.5k
Nilai: 5
Nama Author: Your Aunty

Kendati Romeo lebih tua belasan tahun, dengan segudang latar belakang militer, dia masih bersedia menikahi Ansela, yang kala itu masih duduk di bangku SMA.

Tapi tentunya, ini diikuti dengan beberapa kesepakatan. Berpikir bahwa hubungan mereka tidak mungkin bertahan lama, mengingat perbedaan usia mereka. Alih-alih suami dan istri, mereka sepakat untuk seperti kakak-adik saja.

Setidaknya, itulah yang dipikirkan Romeo! hingga ketika tahun berlalu, dunianya berahkir jungkir balik.

••

Dia mendapati, bahwa Ansela adalah seseorang yang paling dia inginkan, dan paling tidak bisa dia gapai, meski gadis itu disisinya.

Dengan tambahan persaingan cinta, yang datang dari sahabatnya sendiri, yang kepada dia Romeo telah berhutang nyawa, ini hampir membuatnya kehilangan akal.

“AKU BUKAN KAKAKMU! AKU SUAMIMU.”


••

Baca perjuangan sang Kapten, di tengah sikap acuh tak acuh sang Istri. ✨

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Your Aunty, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 10

Romeo mengikuti instruksi Jordan dan mendapati Ansela yang sedang membaca di area kolam. Untuk sejenak dia benar-benar ragu harus seperti apa. Memanggil, mendekat atau bagaimana?

Romeo terlalu bingung di tempat, sampai Ansela sendiri yang menyadari kehadirannya.

"Kak, kenapa disitu?"

Romeo tertegun dengan nada tenang itu. Dia pikir Ansela setidaknya akan menolak untuk berbicara padanya. "Sela...?" Ada sedikit perasaan tercekat dileher Romeo, tapi dia memberanikan diri untuk mendekat dan duduk disamping Ansela.

Tapi begitu, Ansela yang memulai percakapan, malah kembali fokus pada bukunya. Mengabaikan Romeo, yang sudah disebelahnya.

"Soal tadi, ... itu tidak seperti yang kau lihat Sela. Wanita itu hanya sedang dalam keadaan tidak stabil, makanya dia datang dan langsung memelukku. Em, tapi jangan salah, suaminya sudah datang menjemput tadi. Itu benar-benar kesalahpahaman." Jelas Romeo langsung.

Ada cukup waktu bagi Romeo, untuk menyelesaikan kalimatnya. Dia tidak tahu kenapa dia kesulitan, padahal sebenarnya dia cukup lugas dan tidak peduli apa orang lain akan menerima atau tidak perkataannya.

Tapi meski dia kesulitan, dia berusaha menjelaskan yang sebenarnya pada Ansela.

Tapi sayang, hingga akhirnya saat dia selesai, dia tidak langsung ada tanggapan dari Ansela.

"Sela?"

Dengan panggilan ini, Ansela akhirnya melepaskan buku yang menjadi fokusnya. Dia menoleh, dan menatap Romeo langsung pada matanya.

"Apa dia wanita yang Kakak katakan sebelumnya? kekasih yang dijodohkan dengan pria lain?"

Romeo merasa tidak nyaman dengan cara Ansela memandangnya. "I-iyaa, tapi tidak ada hubungan apapun lagi diantara kami. Aku bersumpah. Bahkan sebenarnya, semua yang terjadi lebih dari yang aku duga." Ujar Romeo sedikit putus asa, mengingat kebenaran yang baru dia ketahui.

Ansela hanya mengangguk. Dia membenarkan posisi duduk, yang tadinya sangat santai. "Kakak menjelaskan terlalu banyak saat itu adalah ranah pribadi. Tapi apa bisa aku mengatakan sesuatu?"

Romeo mengangguk tegang. Terbiasa melihat Ansela yang malas dan santai, kini saat melihat gadis itu serius, dia menjadi segan. Karena aura Ansela pun, tiba-tiba ikut menekan.

"... Begini, entah dijodohkan atau tidak, setiap hubungan memiliki aturannya masing-masing. Disini kita sudah sepakat, bahwa Kakak bisa memberikan semuanya, selain cinta dan sex? begitu bukan?"

Wajah Romeo memerah seperti udang rebus, mendengar Ansela menyebut aktifitas tempat tidur, dengan cara yang kasar dan lantang.

"Maka ingatlah, ... semua yang Kakak janjikan itu, di dalamnya yang terpenting adalah rasa hormat. Aku tidak peduli bagaimana hubungan kalian. Tapi aku peduli, jika di dalamnya ada nama baikku. Namaku akan terikat dengan namamu. Aku benci orang lain membicangiku di belakang, apalagi sampai merasa kasihan. Aku yakin Kakak sudah bertemu Kak Jordan bukan."

Ansela mencoba menjelaskan, bagaimana dia terganggu dengan hal ini. Rasa kasihan di mata Jordan padanya, benar-benar membuat Ansela tidak nyaman. Seolah-olah dia adalah wanita lemah, yang patut dikasihani.

Romeo mengangguk pelan. Kerongkongannya kering, bahkan hanya untuk menelan. Ya, dia mengerti apapun yang dia lakukan kini, akan tersangkut paut dengan Ansela.

"Maaf, kakak minta maaf."

"Sudah sampai situ saja. Aku tidak ingin membahas itu lagi." Ansela melepaskan ketegangan dengan cepat dan segera memberi punggungnya sandaran.

Tapi Romeo jelas belum puas kemana pembicaraan ini berjalan, "Apa kau tidak marah lagi pada Kakak?"

Ansela menggeleng, "Aku sebenarnya tidak marah, hanya tersinggung saja." Dia mengatakan itu sambil tersenyum konyol.

Jordan yang berdiri di balik pintu, tiba-tiba merasa iri. Dia iri dengan ketenangan dan kecepatan Ansela mengatasi masalah. Hah, ... pasti menyenangkan, memiliki pasangan yang tak banyak drama seperti Ansela. Pikirnya.

Tapi begitu, Jordan merasa lebih bahagia, karena keduanya sudah menyelesaikan kesalahpahaman. Jadi dia memutuskan untuk mendekat.

"Jus datang! Jus datang!" serunya dengan senyum di wajah. "... Ini minuman untuk Tuan Putri kita." Ujarnya, yang memberikan jus pada Ansela.

"Jangan minum, itu asam sekali!" Peringat Romeo cepat. "Sela jangan, ... itu adalah jus lemon ala militer, jadi tidaklah ramah di lambung."

Tapi Jordan beradu menentang Romeo. "Ya itu adalah seninya! rasakan dan beritahu apa kau suka. Tapi Kakak yakin kau pasti akan akan menyukainya."

"Jangan, itu akan membuat perutmu sakit. Kau tidak akan menyukainya." Tahan Romeo sekali lagi. Dia pun tak tahan, untuk menatap Jordan garang, "Kau lebih tua, tapi tidak berguna."

Tapi Ansela adalah definisi anak muda sejati. Semakin dilarang, malah semakin penasaran dia. Tanpa menunggu dan aba-aba, dia meneguk air lemon itu. Tingkat keasaman yang tinggi, hampir membuatnya tidak bisa membuka mata.

"Apakah enak?" tanya Jordan.

"Huaaaaaaa .... ini enak!" Ansela mengangkat gelas itu dengan semangat, membuat Jordan tertawa.

Melihat ini, Romeo sedikit tidak senang.

Dia diantara perasaan tidak mengerti, kenapa Ansela mampu menoleransi minuman asam itu? dan kenapa Jordan begitu percaya diri, bahwa Ansela akan menyukainya?

Tak lama mereka berbincang-bincang sedikit, hingga Jordan akhirnya harus permisi, karena panggilan telefon. Melihat kini hanya dia dan Ansela yang tersisa, Romeo mendekatkan diri. Dia sebenarnya masih belum selesai dengan perbincangan mereka tadi, tapi tidak enak dengan kehadiran Jordan.

Namun melihat bahasa tubuh Ansela yang sudah bersandar malas, Romeo tiba-tiba kehilangan niatnya. Dia tidak yakin, akan seperti apa membahas hal yang telah lalu tadi. Dengan pertimbangan, dia memilih membicarakan rencana ke depan.

"Sela, apa kau yakin akan kembali subuh?"

Ansela mengangguk, "Ya, aku kan masih harus sekolah." Setelah melaksanakan pernikahan, Ansela memang harus kembali untuk ke sekolah, jadi dia mengambil penerbangan jam dua pagi.

"Mm, Kakak akan sering-sering kesana." Ujar Romeo, yang tanpa sadar terus menerus menatap profil samping Ansela yang sangat cantik. Hingga tidak tahan, untuk tidak meninggalkan komentar.

"Kau sangat cantik, dimasa depan akan ada banyak pria yang menyukaimu."

"Tapi aku sudah menikah! kemudian akan bercerai, lalu menjadi janda di usia muda. Siapa yang akan mau?"

Mendengar ini Romeo merasa bersalah. "Bicara apa hah? Jika kau akhirnya memiliki seseorang yang kau cintai, maka Kakak akan membawanya sendiri padamu. Baik dia ataupun keluarganya, akan Kakak pastikan tidak ada yang bisa menolak dirimu."

Mendengar ini Ansela tertawa, jelas Romeo cukup konyol juga. Dia kemudian membalikkan pertanyaan, "Lalu bagaimana, jika ternyata aku tidak bisa menemukan seseorang?"

Romeo tertegun, apalagi kini Ansela menatap langsung ke matanya.

Tidak pernah terpikirkan olehnya, bahwa gadis secantik Ansela, tidak akan menemukan pria lain. Namun mendengar Ansela berucap seperti itu, Romeo tiba-tiba merasa tenggelam dalam mata gadis itu, hingga tidak sadar berucap. "Maka kau hanya perlu mengatakannya, dan aku akan mengambil tanggung jawab sepenuhnya terhadapmu."

Deg.

Mendengar Romeo menggunakan kata aku, dibanding Kakak, untuk sesaat itu terasa benar-benar aneh bagi mereka berdua.

"Kau akan mengambil tanggungjawab atas diriku?" Ansela mengulang, dengan sebelah alis terangkat.

"Ya, aku akan mengambil dan memberikan semuanya. Tapi sampai saat itu, aku berharap kau menemukan seseorang yang benar-benar kau cintai. Sehingga tidak perlu ada penyesalan apapun."

Intensitas percakapan mereka meningkat, dengan penggunaan bahasa yang tidak biasa.

Jika Romeo bisa jujur sekali lagi, dia takut, kalau-kalau mereka memutuskan bersama secara serius, tapi Ansela kemudian jatuh cinta pada orang lain.

Ansela menarik sudut bibirnya. "Mm, baiklah. Lihat saja kedepannya." Ujar Ansela mengakhiri percakapan dengan kedipan mata. Membuat nafas Romeo tercekat.

1
V'marbe
ceritanya gak pernah mengecewakan
selalu beda dari yang lain
tapi satu yang PASTI ceritanya selalu bagus
Fairuz Nuna
bagus
Umie Irbie
kenapa anselanya penyakitan siiii,.😒😫
Umie Irbie
ngg suka sama sikap sela,. males nya kebangetan,. 😡😡😡😡😡😡 ngg masuk akal malas nya 😒
Umie Irbie
sweeet bngeeeet dialognya 😀
王贝瑞: Mampir juga kak ke My Secret Lover 😄
total 1 replies
Umie Irbie
romeo bodoh,. 😡😡 berarti ini bener2 ngg ada romantisnya donk 😫
Umie Irbie
ngg suka sama sifat malas sela😩😫 ngg suka wanita pemalas,. bisa di rubah ngg yaaaaa jadi mandiri dan punya martabat 🤭
Sweet_Fobia (ᴗ_ ᴗ )
Ngga kecewa sama sekali.
Umie Irbie
awal yg menarik 😀 mudah di fahami ceritanya 👍
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!