"Cari tahu siapa wanita itu!"
"Segera temukan ia, bawa kehadapan ku!"
"Aku tidak akan membiarkan hidupnya tenang setelah kematian Andrew, wanita itu harus membayar perbuatannya pada adikku".
Amarah Flint Myron Gladwyn 35 tahun tak terkendali malam itu setelah mendapat kabar, Andrew adik satu-satunya meninggal dunia akibat kecelakaan di jalan tol.
Emosi nya semakin memuncak setelah membaca sebuah pesan di handphone Andrew. Bahwa ia patah hati, mengetahui kekasih nya berkhianat.
Flint berdiri tepat di samping jasad Andrew yang sudah terbujur kaku di kamar mayat rumah sakit.
Manik abu-abu milik laki-laki itu menyimpan amarah yang tak terbendung lagi.
"Kaylaa...
"Siapa kau.. berani bermain-main dengan keluarga Gladwyn"
"Kau harus membayar semuanya. Kau tidak bisa lari dari ku ja*ang!"
Jemari tangan kokoh itu meremas kuat handphone Andrew yang ada di tangannya.
"Aku akan membalas kematian mu, Andrew. Tidak akan kubiarkan gadis itu hidup tenang dan damai untuk selamanya!".
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Emily, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 34
Flint menempelkan IDcard di depan pintu kamarnya. Seketika pintu itu terbuka. Flint menarik tangan Kaylee agar masuk, namun Kay tampak ragu-ragu melangkah masuk.
Ia bingung, apa yang harus di lakukan nya sekarang.
"Apa kau akan berdiri di sana terus Kaylaa? Kata mu kau akan mengobati luka ku", ujar Flint sembari membuka satu persatu kancing kemejanya.
"T-api..
"Ah kau lamban sekali, Kaylaa. Aku bisa kehabisan darah", ujar Flint terlihat menahan sakit di bahu nya.
Melihat Flint begitu membuat Kaylee segera masuk kamar Flint. Ia tidak mempedulikan hal lainnya. Kaylee ingat betul bagaimana Flint menyelamatkan nya beberapa saat yang lalu. Jika tidak ada Flint bisa saja lukisan besar itu menimpa Kaylee. Bisa di bayangkan ngerinya jika Kaylee yang kena.
"Apa yang harus aku lakukan sekarang?", pikirnya.
Flint duduk bersandar sofa berukuran besar yang ada di kamarnya. Kamar itu dua kali lipat besarnya di banding kamar Kaylee.
Kaylee mendekati Flint ketika terdengar bel berbunyi. "Sepertinya itu asisten mu Roland, aku akan membukakan pintu", ucap Kaylee.
"Hem", jawab Flint menyandarkan kepalanya, sesekali meringis.
Ketika pintu terbuka, terlihat Roland berdiri dengan kotak obat di tangannya. Ia juga memberikan pil pereda sakit untuk diminum bos-nya. Roland hanya mengantarkan obat itu ke tangan Kaylee, ia tidak masuk menemui Flint jika tidak di perintahkan bos-nya tersebut. Apalagi saat ini ada Kaylee bersamanya.
Kaylee melihat Flint sudah melepaskan seluruh pakaiannya atasnya. Kaylee menelan saliva, menatap tubuh Flint begitu maskulin. Otot-otot tercetak sempurna di setiap detail tubuhnya.
"Apa kau hanya berdiam diri di sana, Kaylaa?"
Ucapan Flint seketika menyadarkan Kaylee dari lamunannya. "Oh iya. Aku mengambil air hangat dulu", ucap Kay sambil menaruh kotak obat di meja dekat Flint. Kemudian gadis itu membalikkan badannya mengambil air hangat.
Beberapa saat kemudian, Kaylee duduk menghadap Flint. Ia membersihkan luka Flint dengan air hangat terlebih dahulu, kemudian membasahi kain kasa dengan larutan antiseptik, mengusap perlahan luka memanjang yang di alami Flint. Beruntung lukanya tidak terlalu dalam.
"Sekarang luka mu aman, tidak usah kuatir akan terkena air dan infeksi", ujar Kaylee sambil menempelkan plester berukuran besar, kedap air di atas luka Flint. Pekerjaannya selesai sudah.
Kaylee membersihkan obat-obatan yang ia pakai. Menyusunnya kembali ke dalam kotak.
"Biarkan saja di sana", ujar Flint pada Kaylee yang sepertinya enggan menatapnya.
"Sebaiknya kau beristirahat tuan, aku akan kembali ke kamar ku", ucap Kaylee hendak beranjak dari sofa. Namun Flint menahan tangannya.
"Aku tidak mau kau memanggilku tuan. Panggil nama ku saja, seperti kau memanggil Thomas", ucap Flint menatap Kaylee dengan sangat lembut.
Kaylee mencoba menghindari nya, namun jemari Flint menahan wajah cantik itu agar menatap nya. Jantung Kaylee berdebar kencang. Kelopak mata Kaylee mengerjap-ngerjap. Gadis itu ingin menunduk kan kepalanya. Jujur ia tidak sanggup jika harus bertatapan tanpa jarak seperti sekarang.
"Apa kau takut dengan ku, Kaylaa? Aku bisa mendengar detak jantung mu", ucap Flint terdengar serak.
"A-ku.."
Detak jantung Kaylee kian berdebar kencang. Ketika wajah Flint semakin mendekati nya. Kaylee bisa merasakan hembusan nafas Flint di wajahnya.
Kaylee memejamkan mata, ketika merasakan bibir Flint di atas bibir nya. Terasa begitu hangat. Flint menyatukan bibirnya pada bibir Kaylee yang bergetar hebat.
Seketika aliran panas menjalar ke tubuh gadis itu. Terlebih sekarang Flint menciumnya begitu hebat. Membuat akal sehat Kaylee lenyap seketika.
Perasaan gadis itu berkecamuk antara ingin menyudahi atau terus merasakan kupu-kupu yang berterbangan di perut nya.
Bukannya berusaha menghentikan ciuman Flint, perlahan Kaylee membuka mulutnya seakan-akan memberikan izin pada laki-laki itu untuk bertindak lebih jauh.
Keduanya berciuman mesra. Ciuman panjang dan mendalam. Bahkan mulut Kaylee men*esah di buatnya.
"Ah Kaylaa.."
Kedua tangan Flint membingkai wajah Kaylee yang terlihat sangat pucat. Bahkan Flint melihat manik indah Kaylee berkaca-kaca.
Kaylee hendak menundukkan kepalanya, namun tangan Flint menahan nya. "Aku menyukaimu Kaylaa Morgan. Sejak pertama melihat mu aku sudah menyukai mu", ucap Flint mengungkapkan perasaan nya.
Bahkan ia lupa siapa Kaylaa Morgan. Ia lupa niat awalnya... untuk membalas kematian Andrew adiknya. Yang Flint yakini, Kaylaa Morgan lah sebagai penyebab tewasnya Andrew.
Flint mengusap bibir Kaylee yang beberapa saat lalu begitu nikmat rasanya. Flint menempelkan keningnya pada kening Kaylee. "Kau mempengaruhi ku sejak malam itu Kaylaa. Sangat sulit melupakan mu", bisik Flint tepat di depan bibir Kaylee yang membeku. Ia
Kaylee memejamkan matanya. Namun mendengarkan penuturan Flint dengan sangat jelas yang mengungkapkan perasaannya saat ini.
...***...
Jangan lupa kirim Like, vote, kopi ya 🙏
