Fatimah gadis yatim piatu, dia dinikahi oleh Yusuf pengusaha muda dan tampan. Namun dia mengalami banyak sekali konflik rumah tangga mulai dari ibu mertuanya yang tidak menyukai dia. Dia juga divonis sulit hamil karena dia menderita PCOS. Hingga datanglah Gea teman masa kecil Yusuf yang merupakan calon menantu idaman ibu mertuanya. Bagaimana nasib pernikahan Fatimah? Mungkinkah Yusuf tergoda dengan Gea perempuan di masa lalunya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mawar Hitam Berduri, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 22 - Firasat Buruk Tentang Suamiku
Di rumah keluarga Fahrizi. Pukul 04.00 sore. Suasana tanpa begitu sangat sunyi sekali.
"Tumben jam segini sepi?" Gumam Gea, turun dari mobilnya.
Gea langsung berjalan ke depan pintu utama rumah, dia menekan bel.
Beberapa saat kemudian pintu terbuka. Dia melihat Desi yang berdiri di depannya.
"Gea?"
"Tante..." Kedua mata Gea mengedar ke seluruh isi ruangan rumah Fahrizi. "Tan, kok sepi banget. Mana yang lainnya."
"Mereka keluar semua, katanya mau ikut acara pengajian di luar."
"Oh.." Gea hanya manggut-manggut. Dia berjalan masuk. "Pantesan sepi."
"Ge, tante mau ke toilet, soalnya perut tante rasanya agak kongslet."
"Aduh, Tan. Bahaya. Tante harus segera ke dokter."
"Tante cuman salah makan aja, Ge."
Wajah Desi tampak pucat. Dia berkeringat dingin sambil menahan rasa sakit di perutnya dari tadi siang melilit.
"Yaudah, Tan. Aku ke kolam renang aja."
Gea duduk di pinggir kolam renang. Dia tersenyum licik. "Sebentar lagi, akan ku pastikan kalau aku bisa memiliki semua ini," batinnya.
*
"Harusnya kamu itu tahu diri jadi menantu!"
Fatimah terdiam menundukkan pandangannya.
"Gara-gara kamu, kalau Yusuf jadi durhaka! Kamu itu jadi perempuan gak ada gunanya!"
"Ma, cukup. Fatimah adalah istriku. Mama harusnya..."
"Mama gak tahu harus bilang apa ke kamu, Suf! Kamu sekarang suka melawan mama! Bahkan kamu lebih bela istri kamu yang nggak ada gunanya ini! Udah mandul, bikin malu keluarga aja!"
"Ma, cukup. Fatimah nggak salah dengan semua ini. Punya anak atau tidak adalah takdir Allah, Ma."
"Mama yakin kalau kamu dipelet sama dia! Kamu sudah berubah jadi anak durhaka!"
"Mama yang mulai duluan, bukannya Yusuf durhaka. Tapi dari dulu mama nggak pernah menganggap Fatimah baik di kedua mata mama!" Ucap Yusuf, dia berusaha menahan amarahnya.
"Terserah kamu!" Desi langsung pergi, dia kesal dengan putranya. "Demi belain istrimu yang mandul, kamu jadi durhaka. Mama nyesel merestui kamu dengan dia!" Gerutunya.
*
"Wanita itu memang licik sekali, mana bisa dia harus mengambil putraku! Aku yang mengandung sembilan bulan, bahkan aku yang merawatnya!" Dumel Desi, ibu Yusuf.
Desi duduk di bangku kemudi, dia terlihat marah. Dia memukuli setir mobilnya.
"Dasar menantu nggak tahu diri!"Kesalnya, kedua rongga hidungnya mengembang kempis. "Arggh!" Decak frustasi.
Kedua sorot mata Desi menyala.
"Aku akan buat kamu bercerai dari putraku! Aku akan menyeretmu ke jalanan!"
Desi menyalakan mesin mobilnya. Dia langsung melesatkan mobilnya keluar dari area halaman rumah Yusuf.
*
Di kamar.
"Mas, Harusnya kamu nggak kasar sama ibumu demi bela aku."
"Tapi ibu sudah kelewatan sama kamu kasarnya, sayang."
"Mas, tapi..."
"Udah, Sayang. Kamu tenang aja, mungkin ibu hari ini sedang tantrum. Lagian aku nggak akan mungkin ninggalin kamu, Sayang," Yusuf meraih kedua tangan Fatimah. "Apapun yang terjadi, aku nggak akan ke mana-mana sayang."
"Mas, kalau kamu mau nikah lagi, aku enggak apa-apa. Jika itu akan membuat ibumu bahagia."
Yusuf menatap Fatimah, dia melihat kedua mata Fatimah berkaca-kaca.
"Cukup kamu sayang, aku nggak akan pernah berpaling dari yang lain. Bahkan aku nggak akan pernah kepikiran nikah lagi. Cuman kamu yang ku mau," kecup singkat Yusuf di kening Fatimah.
"Tapi..."
"Aku nggak mau kamu paksa aku buat duakan kamu. Aku yang nggak sanggup adil nantinya. Cukup kamu yang ku mau."
Pelukan hangat Yusuf ke Fatimah, seakan membuat kenyamanan di hati Fatimah.
*
Di kamar, pukul 21.00. Gea tampak gelisah. Dia mondar - mandir di kamarnya. Dia memikirkan sebuah cara demi mendapatkan Yusuf.
"Nggak, aku harus bisa membuat Yusuf jatuh dalam pelukkanku, aku nggak rela kalau dia masih sama wanita mandul itu!" Senyuman licik Gea. "Bagaimanapun caranya aku akan merebutnya," tawa liciknya.
*
Di ruang tengah, Fatimah duduk sambil membaca buku tentang parenting. Dia tampak sungguh-sungguh. Namun, mendadak hatinya tidak tenang. Dia kepikiran dengan Yusuf.
"Ya Allah, semoga mas Yusuf baik-baik saja," gumam Fatimah, menatap jam dinding menunjukkan pukul 22.00.
Hati Fatimah gelisah, dia meraih ponsel yang ada di meja dekat tempat duduknya. Dia merasa dadanya sesak, pikirannya serasa tidak karuan.
Ponsel Yusuf tidak bisa dihubungi, dia semakin cemas. Dia merasa hatinya makin tidak tenang. Dia memejamkan kedua kelopak matanya sebentar. Dia merasa tak menentu.
*
Di Jalan Kamboja, Pukul 22.00. Yusuf mendorong gerobak baksonya. Mendadak kumpulan preman menghampirinya.
"WOE! BERHENTI!"
Yusuf menghentikan mendorong gerobaknya, dia melihat ada lima orang preman menghadangnya.
"Ada apa, Bang?"
"Ceilah! Pakai nanya segala!" Ucap salah satu preman bertato tengkorak.
"Jangan enak-enakkan kamu lewat sini tidak setor uang pajak," pria tubuh kekar itu menghampiri Yusuf, dia menatap bengis. Sambil menodongkan sebuah pisau lipat ke arah leher Yusuf. Dia juga memberikan isyarat terhadap beberapa anak buahnya untuk mengambil uang jualan bakso keliling Yusuf.
"Bang, jangan diambil semua!" Ujar Yusuf.
"Enak aja kamu, masa jualan di sini nggak bayar uang pajak!" Bentak salah satu preman.
"WOEY!"
Beberapa preman menoleh, setelah mendengarkan teriakkan lantang seseorang di belakang. Begitu juga dengan Yusuf.
"Zakaria," gumam Yusuf.
"Anak ingusan mau ikut campur! Mau setor nyawa kamu!" Teriak lantang salah satu preman.
Zakaria maju menghampiri mereka.
"Dasar pengecut! Beraninya cuman keroyokkan!"
"Tutup mulut kamu!"
"Sini kalau berani, satu lawan satu!"
"BOCAH INGUSAN!" Preman tato tengkorak itu geram, dia langsung menghampiri Zakaria, sementara yang lainnya menghajar Yusuf hingga babak belur.
Zakaria mengeluarkan jurus-jurus andalannya, dia menghajar satu persatu preman - preman itu.
Gerobak bakso milik Yusuf dihancurkan, bahkan Yusuf tidak berdaya, dia mencoba bangkit dan merangkak di aspal. Dia menahan rasa sakit di tubuhnya.
"Ayo maju semua kalian! Biar ku habisin kalian!" Tantang Zakaria, dia langsung menghajar satu persatu preman-preman itu dengan jurus mautnya.
Sementara salah satu preman itu, membawa pisau berlari ke Zakaria, namun Yusuf bangkit, dia langsung melindungi Zakaria. Pisau itu tertusuk tepat di perut Yusuf hingga terjadi pendarahan.
Preman-preman itu langsung kabur.
"MAS?!" Kedua mata Zakaria melotot, dia langsung membopong Yusuf ke mobilnya. Dia segera melarikan ke rumah sakit.
*
Di kontrakan hati Fatimah terasa tidak tenang, dia sulit menghubungi Yusuf. Dia langsung bergegas ke kamar mandi mengambil air wudhu.
Fatimah langsung mengambil Al-Qur'an. Dia segera membaca ayat-ayat suci. Dia berharap mendapatkan ketenangan dan kabar baik tentang suaminya.
Mendadak ponsel Fatimah berdering, dia langsung menjawab panggilan tersebut. Dia merasa dadanya sesak dan shock. Dia meneteskan air mata hingga menjatuhkan ponselnya ke lantai.
[Halo!] Suara itu masih terdengar dari ponsel tersebut.
*
Kalian Tim mana nih?
1. Yusuf vs Fatimah
2. Argantara vs Vika
Selamat membaca yaaa.....
tokoh jahat dibuat lebay jahatnya
tokoh baik dibuat lebay baiknya