Gadis Rental Ceo Arogan

"Ren? Kamu ada di sini?" sapa seseorang dari arah depan Serena.

Gadis itu langsung terpaku pada tempatnya. Ia ingin mundur atau berbalik arah tapi ia tak sempat. Pria yang pernah mengisi masa lalunya ternyata sudah sangat dekat dengan tempatnya sekarang berada.

Huffft

Dunia ternyata hanya selebar daun kelor, kenapa aku harus ketemu dia lagi si?

"Ren, kamu gak jawab aku?" ucap pria itu lagi.

Dengan memaksakan diri untuk tersenyum, ia pun mengangkat wajahnya berusaha untuk tetap baik-baik saja.

"Ah ya. Aku..." Belum sempat Serena melanjutkan kata-katanya, Bima sudah berada di sampingnya dan langsung merengkuh pinggangnya posesif. Serena pun bertambah tak nyaman.

"Bim? Jaga tanganmu!" tegur pria itu tak suka. Ia ingin meraih dan memisahkan tubuh Bima dan Serena tapi tangannya langsung ditepis oleh putra Arjuna Raka Sastrowardoyo itu.

"Hey! Kenapa kamu?" tanya Bima santai.

"Ah ya, kalian udah saling kenal ya?" lanjut pria itu dengan tatapan bergantian pada Serena dan juga Gilbert.

"Serena pacar aku Bim. Jadi sebaiknya kamu lepaskan tanganmu pada tubuhnya!" tegas Gilbert emosi.

"Oh ya?" Alis Bima langsung terangkat sinis.

"Ya, dia pacar aku. Dan kamu? Mana pasangan kamu yang ingin kamu perkenalkan itu!"

Bima langsung terkekeh lucu.

"Dia ini istriku Gilbert. Serena Ibrahim adalah pasangan halal aku. Jadi aku lebih berhak padanya daripada kamu!" balas Bima tak kalah tegasnya.

"Hah? Kamu pasti ngaco!" erang Gilbert tak percaya.

"Aku? Ngaco! Kamu yang ngaco. Jelas-jelas aku sudah menikahinya, dan kamu malah ingin mengakuinya juga? Dasar pecundang!"

Wajah Gilbert langsung berubah warna. Rahangnya tampak mengeras. Ia pun menatap Serena dengan tatapan tajam.

"Ren? Katakan itu tidak benar!" ucap pria itu dengan volume suara yang mulai meninggi sampai mengundang perhatian banyak orang.

Serena melirik Bima kemudian menjawab, "Itu memang benar. Aku adalah istrinya pak Bima."

"Apa? Kamu istrinya? Tapi sejak kapan?" Gilbert melotot tajam. Perasaan, ia belum memutuskan hubungan dengan Serena tapi kenapa gadis itu begitu cepat berpindah ke lain hati?

"Sejak beberapa jam yang lalu," jawab Bima kemudian mengecup bibir Serena singkat.

"Brengsek kamu Bim!" geram Gilbert semakin kesal.

Bima pun menyeringai kemudian menyentuh kembali bibir Serena dan mengulumnya lembut. Sengaja ia lakukan untuk lebih memanas-manasi Gilbert, sang musuh bebuyutan.

Akan tetapi, ia justru kebablasan dan malah memperdalam ciumannya. Tubuh Serena membeku. Ia begitu kaget dengan aksi tiba-tiba suaminya.

Gadis itu tak bisa menolak karena itu adalah perbuatan suaminya sendiri. Pria itu sah-sah saja melakukan itu padanya meskipun terasa sangat memalukan karena berada di tempat umum.

Gadis itu merasakan kakinya langsung tak menapaki bumi. Pria itu suka sekali mengambil kesempatan dalam kesempitan.

Gilbert meradang. Ia tak menyangka kalau Bima akan sangat berani seperti ini di hadapannya.

"Kamu benar-benar brengsek ya Bim. Tak tahu malu dan juga tak tahu sopan santun!" geram Gilbert dan langsung meninggalkan tempat itu.

"Hey! Berhenti kamu!" teriak Bima setelah melepaskan tautan bibirnya pada bibir Serena.

"Kamu sudah kalah. Dan ingat janjimu untuk tidak pernah muncul dihadapan aku apapun yang terjadi!" lanjut pria itu mengulang janji dan taruhan mereka berdua.

"Gak. Aku akan merebut Serena dari kamu Bim, karena ini tidak adil namanya!" balas Gilbert dengan wajah memerah karena emosi dan juga malu.

"Dasar pecundang kamu. Kamu pikir kamu akan bisa mengalahkan aku heh?!" tantang Bima ikut-ikutan emosi. Tubuhnya bahkan sudah melompat ke arah Gilbert dan siap untuk memberikan pelajaran pada pria itu.

"Kamu yang pecundang anak mami! Kamu tidak adil. Harusnya kamu mencari wanita lain dan menikahinya. Lalu kenapa kamu malah memilih Serena heh?!" balas Gilbert tak mau kalah.

"Hey apa peduliku. Toh, Serena tak menolak. Dan yang paling penting adalah, aku sudah bisa menunjukkan padamu kalau aku bisa mendapatkan istri tanpa campur tangan mama dan papaku. Jadi enyahlah dari hidupku sekarang juga!" jawab Bima tegas.

Gilbert langsung merasakan kepalanya berasap. Ia sungguh tak terima kalau Serena yang jadi istri Bima dalam acara taruhan ini.

"Aku gak terima. Serena itu pacar aku. Hubungan kami baik-baik saja sejak dulu. Kamu tidak tahu ya, kalau sudah lama ingin menikahnya!" tolak Gilbert.

Bima langsung terkekeh lucu. Ia sangat senang dengan penderitaan yang dialami oleh Gilbert.

"Mengalahkan kamu adalah takdir baik bagiku pecundang. Semesta pun tahu itu. Jadi sekarang, saatnya kamu mengakui kekalahan kamu."

"Tidak Bim. Aku samasekali tidak setuju, dan aku pastikan kamu akan mendapatkan balasan yang setimpal dari kesalahan kamu ini Bim."

"Hahahaha, gak waras ya kamu?" ucap Bima tertawa semakin kencang.

"Kamu itu benar-benar sangat aneh, kamu yang bertaruh agar aku mencari pasangan tanpa andil papa dan mamaku. Lalu sekarang, kenapa kamu tak terima heh?!"

"Karena Serena adalah pacar aku brengsek!"

"Hahaha, kamu sudah terlambat. Aku yang terlebih dahulu menikahinya. Jadi kamu harus bersabar dan menerima semuanya."

"Gak akan brengsek! Aku gak akan terima!" balas Gilbert emosi. Bima semakin senang saja dibuatnya. Pria itu pun lantas berucap, "Tapi tenang saja, kalau aku sudah bosan, aku akan memberikannya padamu kok!"

Deg

Serena yang sejak tadi hanya diam saja dengan perdebatan mereka berdua langsung tercekat kaget dengan kata-kata terakhir suaminya itu.

Apa?

Pria itu ingin menyerahkan aku pada Gilbert saat ia sudah bosan?

Enak saja! Dikiranya aku ini barang yang gampang saja diambil dan diserahkan kepada orang lain yak?

Meskipun kita berdua hanya nikah kontrak dan tak ada perasaan samasekali, aku juga tak mau lah diperlakukan seperti itu.

Dasar kejam!

Tunggu saja apa yang akan aku lakukan padamu pak Bima.

🌺🌹🌺

* Tobe Continued.