NovelToon NovelToon
Jerat Cinta Sang Teknisi

Jerat Cinta Sang Teknisi

Status: tamat
Genre:Tamat / Duda
Popularitas:5k
Nilai: 5
Nama Author: Deyulia

Jabar, Teknisi senior yang jatuh cinta lagi pada Operator di mesin yang ia pegang. Setelah beberapa tahun menduda, ini kali pertama dia jatuh cinta lagi. Operator baru itu namanya Clara masih muda dan cantik, tapi pemalu.

  Mungkin inilah jalan cinta Jabar yang mulus bak jalan tol. Ketika Jabar memberi tumpangan pada Clara untuk berteduh di rumahnya karena hujan yang lebat, beberapa orang tetangga sempat heran dan curiga. Namun, Jabar tidak kalah gertak, dia mengaku kalau Clara adalah istri barunya yang baru beberapa hari dinikahi.

  Apakah kebohongan Jabar akan terendus massa ataukah ini jalan cintanya untuk yang kedua kali naik pelaminan? Natikan kisah serunya di karya "Jerat Cinta Sang Teknisi".

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Deyulia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 10 Menikah Benaran

  Besoknya, setelah Jabar dan Syafa sarapan. Pak RT tiba-tiba mendatangi rumah Jabar ditemani salah satu warga yang sepertinya seorang pemuda karang taruna.

  "Assalamualaikum, Nak Jabar. Wah kebetulan nih ada di depan, seperti mau pergi saja." Jabar sejenak terkejut dengan kedatangan Pak RT yang tiba-tiba.

  "Iya, nih, Pak RT, kebetulan kami mau keluar ada perlu," sahut Jabar.

  "Kalian pasti mau jalan-jalan pagi di hari Minggu ini. Untung saja kalian belum pergi, karena ada sesuatu yang ingin kami sampaikan pada Nak Jabar dan istri," berita Pak RT, seraya memberikan selembar kertas yang isinya sebuah data-data yang harus diisi oleh Jabar sebagai kepala keluarga baru.

  "Kami datang kemari, tidak lain ingin meminta data kalian berdua sebagai keluarga baru di kampung ini, karena seperti Nak Jabar tahu, setiap warga yang tinggal di sini harus memberikan laporan data pada pihak RT dan RW untuk kemudian ditembuskan pada pihak kelurahan," jelas Pak RT.

  Jabar tertegun sejenak, dia paham betul maksud Pak RT, tapi yang dia bingungkan kini adalah status pernikahan dia dan Clara yang sesungguhnya hanyalah suami istri bohongan.

  "Tapi Pak RT, status kami kan masih nikah siri. Apakah memang harus mengisi data dan menyerahkan KTP kami masing-masing?" tanya Jabar bimbang.

  "Tidak apa-apa, datanya isi saja dulu. Nanti jika foto copy buku nikahnya sudah siap, maka segera hubungi kami, karena ini untuk pendataan penduduk dan untuk pembuatan KK baru," ujar Pak RT. Jabar mengangguk paham.

  "Baik, nanti jika kami sudah siap semuanya, kami akan segera menghubungi Pak RT. Terimakasih atas pemberitahuannya Pak RT." Jabar manggut pada Pak RT juga pemuda karang taruna itu.

  "Baiklah, kalau begitu saya dan Biyan selaku karang taruna di sini, pamit. Mohon maaf sudah mengganggu hari Minggunya Nak Jabar dan istri. Kami tunggu kabarnya dari Nak Jabar," ujar Pak RT berpamitan, lalu membalikkan badan dan meninggalkan rumah Jabar.

 Setelah Pak RT dan pemuda karang taruna itu pergi, Jabar menarik lengan Clara dan kembali ke dalam, lalu mengunci pintu rumah.

  "Bahaya, Dek. Sepertinya kita tidak bisa pisah rumah. Kalau kita pisah rumah, maka para warga dan Pak RT akan curiga dengan kondisi kita yang sebenarnya. Untuk itu, jika ingin kondisi kita aman, abang ada satu cara," ucap Jabar dengan nafas yang ngos-ngosan persis dikejar Polisi.

  "Cara? Cara apa, Bang?" heran Clara seraya menatap wajah Jabar lekat sampai tidak sadar bahwa Jabar juga sedang menatap ke arah Clara, sehingga momen saling tatap mata itu tidak bisa dihindarkan lagi.

  Clara langsung mengalihkan pandangannya ke arah lain, dengan perasaan malu.

  "Kenapa sih Dek harus malu segala? Tatap saja, kagak bayar kok, he he," goda Jabar, diakhiri tawa. Clara seketika malu dengan perubahan wajahnya yang memerah.

  "Lalu, cara yang tadi Abang bilang itu, apa?" Clara bertanya dengan pelan.

  "Cara yang aman buat kita adalah ...."

  "Adalah apa?" Clara penasaran dan tidak sabar dengan jawaban dari Jabar.

  "Kita harus menikah beneran."

  "Apa?" Clara terkejut dengan mata yang melotot. Dia tidak menduga bahwa Jabar akan mengatakan hal itu. Meskipun dalam hatinya menyukai Jabar, tapi untuk menikah sepertinya tidak dulu. Sebab Clara masih muda dan masih banyak yang ingin dia capai.

  "Menikah?" gumannya lagi masih dengan nada terkejut.

  "Iya, menikah. Kalau kita tidak menikah, bagaimana bisa kita memberikan bukti buku nikah untuk data kependudukan kita di kampung ini?" ucap Jabar sembari menatap lekat ke arah Clara, berharap Clara memberikan jawaban yang mengena.

***

  Satu bulan kemudian, setelah keduanya sepakat akan mengikat janji dengan sebuah ikatan pernikahan. Akhirnya di kampung halaman Clara, di Bogor, mereka berdua mengikat janji suci pernikahan dengan pesta yang sederhana.

  Dalam waktu yang terbilang singkat, Jabar dan Clara menyiapkan segalanya. Setelah persyaratan administrasi terpenuhi semua, tanpa aral perintang, pernikahan sederhana namun hikmat itu berjalan lancar dan sakral.

  Karena Clara sudah tidak memiliki saudara lelaki dari garis keturunan ayah, maka Clara dinikahkan oleh wali hakim dari pihak KUA. Setelah rukun nikah terpenuhi, akhirnya prosesi ijab kabul itu segera dilaksanakan, meskipun diiringi tangis haru air mata Clara.

 Clara begitu sedih saat membayangkan, di hari pernikahannya tidak ada kedua orang tuanya di samping. Sedangkan sang ibu, sudah menikah lagi dengan seorang lelaki dari pulau Sumatera. Pada saat diberi kabarpun, sang ibu meminta maaf karena tidak bisa hadir.

  Sementara lelaki yang pernah Jabar sebutkan yang merupakan saudara laki-laki dari ayahnya yang kini tengah bekerja di Brunei, itu hanyalah fiktif belaka. Saat itu Jabar mengarang cerita, hanya demi mengakali supaya Pak RT tidak banyak bertanya. Lalu di sinilah kini Jabar dan Clara menikah.

  "Saya terima nikah dan kawinnya Clara Salsabila binti almarhum Bapak Tohpati Jiwaraga dengan seperangkat alat sholat dan emas sebesar 15 gram dibayar tunai." Kalimat ijab kabul yang meluncur mulus dari bibir Jabar, terdengar menggema seisi ruangan yang ukurannya tidak begitu luas.

  Dengan didandani ala pengantin sederhana, dan menikah dengan pesta sederhana, wajah Clara yang cantik, semakin terlihat cantik dan berseri. Sesekali Jabar mencuri tatap ke arah Clara, dia benar-benar jatuh cinta untuk yang kedua kalinya, setelah gagal mencuri hati Dara, mantan operator di mesin yang sama sebelum dia resign, ini kali keduanya Jabar bisa mencintai seorang gadis perawan ting-ting.

  Sore harinya setelah acara pernikahan yang digelar secara sederhana di salah satu kerabat terdekat sang ibu, Jabar mengajak Clara pulang, kembali ke Bekasi untuk menjalani kehidupan rumah tangga dan bekerja.

  Dengan menaiki grab, Jabar dan Clara berpamitan pada sanak keluarga Clara. Meskipun sedih harus meninggalkan kampung halamannya. Namun, Clara terus menatap ke depan, seiring mobil grab itu berjalan semakin menjauh dari halaman rumah saudaranya, mengantarkan dua sejoli yang baru saja mengikrarkan janji suci pernikahan, ke kota Bekasi.

  "Pernikahan kita ini sah secara agama maupun negara, dan kita pun kini memiliki bukti yang absah sebagai suami istri. Untuk itu, jika Adek masih ingin bekerja, sebaiknya kita rahasiakan pernikahan kita. Bagaimana, apakah Adek setuju? Jabar menatap Clara penuh harap.

  Dengan pelan namun pasti, Clara mengangguk dengan wajah menunduk.

  "Karena kita sudah suami istri, maka dari itu, kita harus tidur satu kamar. Dan kamar kita sekarang berada di atas," ujar Jabar membuat Clara tidak bisa berkata-kata selain mengikuti ucapannya.

  Meskipun dalam hati Clara begitu senang bisa bersanding dengan Jabar, tapi Clara sesungguhnya masih belum siap jika malam nanti Jabar ingin meng-unboxingnya.

  Nantikan kisah selanjutnya. Bersambung.

1
Noviyanti
Ceritanya menarik dan cukup menghibur, alurnya juga bagus. semangat terus authornya
Lina Zascia Amandia: Hehhe... mksh Kak Novi. Karya Kak Novi lebih bagus.
total 1 replies
Noviyanti
eh kok cepet amat udahannya, udah happy ending aja nih.
Lina Zascia Amandia: Iya Kak Nov. Soalnya udah kehilangan ide.
total 1 replies
Noviyanti
syukurlah hardi sadar diri
Teteh Lia
ikut senang untuk kebahagiaan semuanya.
Lina Zascia Amandia: Terimakasih Teh kehadirannya...
total 1 replies
Teteh Lia
ya kan bang... ada yang ngarep lho. ngapain jadi pebinor. ok
Teteh Lia
begitu donk bang Hardi. jangan bermusuhan
Nasir
Bagus, ceritanya pendek gak bertele2.
Teteh Lia
padahal Clara nya juga ga pernah ngerespon bang Hardi kan ya.
Lina Zascia Amandia: Nggak kayaknya Kak...
total 1 replies
Teteh Lia
lagian si Hardi. Maruk banget... udah punya cewe, malah ngincer cewe lain juga.
Noviyanti
hehe kasian si hardi itu
Noviyanti
ya dia udah nikah cuma belom pesta doang di
Noviyanti
wah apa orang itu si hardi ya?
Lina Zascia Amandia: Mungkin..
total 1 replies
Teteh Lia
malah kena skak balik. wkwk
Lina Zascia Amandia: Mksh Teh...
total 1 replies
Teteh Lia
malu ga tuh. udah ngata-ngatain. eh salah ...🤭
Teteh Lia
mereka udah nikah. kali. yang ada elu yang bakal malu.
Noviyanti
hore jeboll juga
Lina Zascia Amandia: Wkwkkwk
total 1 replies
Noviyanti
persiapannya sungguh sangat matang ya, baru pulang jabar maen hajar aja
Noviyanti
wah bisa jadi
Lina Zascia Amandia: Hehheheeh
total 1 replies
Noviyanti
bukan naksir lagi, tapi udah jadi bini bang
Ihda Rozi
lanjut
Lina Zascia Amandia: Ok....
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!