"Love doesn't always end well." Kata-kata Malefince dalam film Malefince terus terngiang di telinga Natalia Hadasa, gadis cantik 21 tahun, mengisahkan duka di hati Natalia. Mengapa cinta yang dikhianati begitu menyakitkan. Bahkan kadang menyisahkan dendam, seperti yang dialami Malefince. Seorang peri yang cantik dan baik hati tetapi menjadi jahat karena cintanya dikhianati sang kekasih. Tuhan, aku takut jatuh cinta karena aku tidak mau terluka. Bukan karena film Malefince, tetapi karena ibunya yang menderita karena dikhianati papanyak, dan banyak lagi wanita yang menderita karena cinta. Sebab cinta tidak selalu berakhir dengan baik. Begitu menurut Natalia.
Tapi apakah Natalia tetap dengan defense mechanism- nya jika cinta itu tiba-tiba datang menyentuh hatinya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Harijati, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Pergi membawa luka
Pada saat Natalia magang di PT Cipta Buana Corps, ia mendapat nilai sempurna. Nilai yang memberinya peluang untuk ditarik menjadi pegawai PT Cipta Buana setelah meraih gelar sarjana teknik sipil. Peluang lain adalah mendapatkan sponsor untuk melanjutkan jenjang S 2.
PT Cipta Buana mempunyai program beasiswa untuk karyawan magang dengan nilai excellent. PT Cipta Buana Corp juga bekerja sama dengan kampus teknik Surabaya untuk memberikan beasiswa kepada mahasiswa berprestasi.
Dan Natalia lulus memenuhi semua syarat tersebut.
Dengan predikat cumlaude Natalia mengajukan beasiswa ke kampus dan PT Cipta Buana. Kebetulan yang bertanggung jawab menangani program tersebut adalah Reno. Dari situlah komunikasi Reno dan Natalia terjalin. Akhirnya Reno jatuh cinta pada Natalia. Meski Natalia tidak bisa menerima cintanya, Reno tetap profesional dengan tetap memproses pengajuan beasiswa Natalia. Dengan predikat cumlaude dan prestasinya Natalia lolos mendapat beasiswa Rhodes dari University of Oxford di Inggris.
Sampai di Surabaya, Natalia langsung pulang ke rumahnya.
"Loh kok sudah pulang Nat. Katanya dua Minggu." Tanya Bu Norma.
"Nat pulang karena ada pemberitahuan, kalau Nat lolos beasiswa ke Oxford ma, doa Nat dijawab Tuhan." Jelas Natalia dengan gembira
Dipeluknya mamanya sebagai ungkapan bahagianya. Di sela-sela euforia bahagianya, Natalia menangis sesenggukan.
Bu Norma heran mendengar Natalia menangis sesaat setelah sukacita. Ia merenggangkan pelukannya dan menatap Natalia dengan dalam.
"Kamu menangis bukan karena terharu kan Nat? " mama Natalia mengernyitkan dahinya.
"Tangisanmu, seperti orang yang sedang menyimpan duka." Tebak bu Norma.
"Natalia sedih karena akan pisah sama mama dan Nathan.Jarak kita jauh ma. Dan selama dua tahun Natalia tidak bisa ketemu mama dan Nathan. Nathalia merasa ga sanggup pisah sama mama dan Nathan.' tangis Natalia pecah. Bu Norma kembali memeluknya.
Ia menghela nafas berat. Ia juga merasa berat bila harus berjauhan dengan putrinya. Selama ini mereka sudah biasa bersama. Setelah ia ditinggalkan suaminya, hanya Natalia dan Nathan yang ia miliki.
Air mata Bu Norma akhirnya menetes juga. Kembali ia menghela nafas panjang. Ia tidak boleh sedih, itu bisa membuat Natalia akan semakin sedih.
"Natalia, untuk menggapai mimpimu kamu harus kuat. Ga selamanya kamu bersama mama. Bila kamu nikah, toh kamu juga akan ninggalin mama dan tinggal sama suamimu. Anggap ini latihan berjauhan dengan mama." Hibur Bu Norma.
" Ih....mama siapa juga yang mau nikah. Lagian Nat mau selamanya sama mama." Protes Natalia dengan bibir manyun.
Bu Norma tertawa, dibelainya rambut putrinya dengan lembut, sekalipun Natalia lebih tinggi darinya.
"Putri mama ini cantik dan pinter. Pasti banyak cowok yang suka. Cuma kamu saja yang nutup diri. Jangan jadikan kegagalan pernikahan orang tuamu dan pengkhianatan papamu sebagai alasan untuk kamu ga mau nikah. Banyak pria yang setia dan bertanggungjawab. Mama selalu berdoa supaya Tuhan beri kamu jodoh pria yang bener-bener mencintaimu dengan tulus dan setia."
Natalia menunduk, dipejamkannya matanya. Teringat Yosef. Teringat nasip percintaannya yang berakhir tidak baik. Meskipun Natalia sendiri yang terlebih dahulu mengakhirinya.
"Ma, Natalia mau langsung ke perusahaan. Janjian dengan pak Reno untuk mengurus keberangkatan Natalia ke inggris. Nanti malam temani Nat belanja baju hangan dan keperluan lainnya ya ma. Soal paspor dan visa sudah diurus orang suruhan pak Reno."
"Pak Reno baik sekali ya Nat. Padahal dia termasuk bos di perusahaan."
"Iya ma, pak Reno baik sekali. Ia sudah menganggap Natalia seperti adiknya."
Natalia tiba di perusahaan setelah jam makan siang dan istirahat karyawan. Natalia langsung menemui Reno ke ruangan pria itu.
"Selamat ya Nat, kamu lolos." Sambut Reno dengan menjabat tangan mengucapkan selamat kepada Natalia.
" Terima kasih pak. Semua juga berkat dukungan perusahaan dan pak Reno."
"Saya akan mengantarmu ke London. Saya ga tega melepasmu sendirian. Karena ini pertama kali kamu ke luar negeri, apalagi akan.tinggal selama dua tahun di sana."
" Terima kasih pak, maaf saya jadi merepotkan bapak terus." Jawab Natalia dengan sungkan.
" Saya ga merasa repot. Kebetulan saya juga mau meninjau perusahaan yang di Liverpool."
" Kita akan berangkat hari Sabtu. Soal urusan dengan pekerjaanmu di perusahaan, saya sudah minta HRD dan pak Hendra yang mengurus semuanya. Kamu jangan kuatir. Fokus dengan studimu supaya selesai tepat waktu." Jelas Reno.
"Terima kasih pak." Natalia merasa lega dan bersyukur karena Tuhan membuat semuanya mudah. Tinggal dua hari baginya untuk mempersiapkan semuanya.
Tidak lupa Natalia pamit ke teman-teman di divisinya. Terutama kepada pak Hendra selaku manajernya.
Maya memeluk Natalia dengan menangis sesenggukan.
"Jangan lupa kirim kabar ya Nat. Aku bakalan kangen sama kamu. Aku sekarang paling cantik di ruangan ini." Kata Maya bercanda untuk menghibur hatinya yang sedih ditinggal selama dua tahun.
Natalia tertawa kecil mendengar gurauan Maya.
" Aku akan sempatkan kirim kabar ke kamu May."
"Sayang sekali ya Nat, kamu ga bisa lagi ngeliat wajah ganteng Presdir kita." canda Maya.
Degh. Dada Natalia terasa sakit mendengar Maya menyebut nama Yosef. Dia tidak tahu apakah Yosef menghubunginya atau tidak. Karena Natalia sudah memblokir nomor ponsel Yosef.
Natalia sungguh-sungguh ingin menghindar dam melupakan Yosef. Dia tak bisa membunuh perasaannya kepada Yosef. Sepertinya Natalia tidak akan bisa melupakan Yosef. Fisiknya mungkin menjauh, tapi hatinya tetap diisi Yosef sepenuhnya.
Waktu berlalu. Natalia sudah pergi ke Oxford diantar Reno. Natalia merasa bahagia campur terharu, saat melihat langsung universitas Oxford. Serasa bermimpi dapat menjadi bagian kampus bergengsi dan kampus ternama di dunia.
Reno tidak mengijinkan Natalia tinggal di asrama. Natalia tinggal di apartemen sederhana dekat kampus yang disewa Reno. Natalia sungguh diperlakukan istimewa oleh Reno.
Reno memastikan Natalia aman dan nyaman. Semua dia lakukan karena rasa sayangnya pada Natalia. Sayang seorang kakak kepada adik. Reno dua bersaudara, dan semuanya cowok.
Dia tidak bisa memiliki Natalia sebagai kekasih, karena itu tidak mungkin. Natalia tidak mencintainya dan orang tuanya tidak merestuinya.
Reno mengajak Natalia jalan-jalan seputar Oxford dan London. Memperkenalkan tempat-tempat di sekitar Oxford dan Inggris.
Natalia menikmati acara jalan-jalannya. Tak lupa ia mengabadikan tempat-tempat yang ia singgai dengan berfoto ria. Baik sendiri ataupun berdua dengan Reno.
Dia berencana mengirim foto-foto itu kepada ibunya dan Maya. Dan ada yang akan ia unggah ke akun media sosialnya.
Malam harinya, Reno kembali ke hotel. Sedang Natalia sudah menempati apartemen kecilnya. Lalah, itu yang ia rasakan.
Natalia membaringkan tubuhnya di atas kasurnya. Ingin segera tidur, tetapi kembali bayangan wajah Yosef melintas di otaknya. Sedih, ingin menangis, dadanya terasa sesak. Berlahan air matanya turun. Hatinya terluka.
Luka karena cemburu, dan luka karena cintanya yang tak bisa dibunuhnya.
Dalam benaknya Natalia berpikir, " Mungkinkah Yosef akan mencarinya, bila tahu Natalia sudah pergi ? Ataukah Yosef tidak peduli karena sudah ada Miranda?