"Jadilah kuat untuk segala hal yang membuat mu patah."
_Zia
"Aku mencintai segala kekurangan mu, kecuali kepergian mu."
_Darren
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon @nyamm_113, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BUBUR UNTUK DARREN
...RINTIK HUJAN
...
Zia terbangun, badannya terasa pegal karena tertidur dengan posisi duduk. Dia masih dalam kamar Darren.
“Astaghfirullah, badan aku. Pinggang aku.” Ujar Zia. Zia melepaskan tangan Darren yang masih menggenggam tangannya.
Zia segera pergi dari kamar Darren. Zia langsung masuk kedalam kamarnya, mengambil wudhu untuk sholat subuh.
Setelah sholat. Zia segera kedapur, merebus air jahe untuk suaminya. Minum air jahe dapat membantu mengurangi rasa mual dan sakit perut.
Zia juga merebus telur sebagai menu sarapan Darren, lalu membuat bubur dan roti panggang untuk Darren.
Setelah semua siap. Zia kembali kekamarnya untuk bersiap-siap kesekolah, dia tak membangunkan Darren. Sengaja, agar suaminya itu memiliki waktu tidur yang cukup.
“Udah siap.” Ujar Zia. Melihat dirinya dari pantulan cermin.
Sebelum benar-benar pergi. Zia kembali melihat Darren yang masih terlelap.
“Mas, aku berangkat dulu ya. assalamu’alaikum, jangan lupa makan.” Zia terkekeh pelan. Pelan-pelan dia mencium punggung tangan suaminya.
Lalu meninggalkan kamar yang sunyi itu.
***
Darren menggeliat, mengerakkan secara perlahan ototnya yang kaku. Rasa pusing masih dia rasakan.
“Akhhh.” Darren menyentuh kepalanya yang terasa pening.
Melihat tubuhnya yang tak memakai baju, buru-buru membuka selimut.
“Hufftt, untung.” Katanya.
Darren melihat jendela, berjalan mendekat. Lalu, membuka pintu dari kaca hitam itu. Di suguhi oleh kolam renang dan tanaman bunga.
Darren bergegas mandi, rasanya semua badannya lengket. Dia berusaha mengingat kejadian semalam namun yang dia ingat hanya Antoni yang terus mengoceh padanya.
Setelah mandi. Darren berjalan kearah dapur, hari ini dia meliburkan diri. Kepalanya masih pusing, lagi pula siapa yang berani melarangnya tak masuk kerja.
Setelah sampai di dapur. Darren menatap tudung saji, bukan dia yang membeli tudung saji itu. Pasti Zia.
Di atas tudung saji itu ada selembar kertas.
“Ini Zia, mas Darren jangan lupa sarapan. Dan minum juga jahenya, itu baik untuk mengurangi mual dan sakit perut.” By Zia.
Darren membuka tudung saji itu, dan terlihat masakan dari Zia.
“Bubur? Dia memberiku bubur? Dikara saya anak kecil, pake makan bubur segala.” Racau Darren. Namun dia tetap melahap makanan yang di sajikan itu.
Saat sedang menikmati makanannya. Darren merasakan getar di saku celananya, tanda ada panggilan masuk.
Dan munculah Nama si penelpon, yaitu Antoni. Darren segera menggeser tombol hijau, lalu mendekatkan pada telinganya.
Antoni
“Hm.”
^^^“Lo udah sehat?”
^^^
“Ya.”
^^^“Masih pagi loh, lo udah dingin lagi.”
^^^
^^^“Ngomong-ngomong, mobil mahal lo ada di gue. Nanti gue ke kantor lo.”^^^
“Ngak usah, bawa kerumah mobil saya.”
^^^“Formal lagi, yaudah. Gue jalan kesana, bay.”
^^^
“Ckkk.”
Tut
Darren melanjutkan makannya, lalu meminum hingga tandas jahe itu. Darren bukan anak manusia yang makan langsung pergi tanpa membereskan bekas makannya.
Darren mencuci bekas makannya, menyusunnya kembali. Lalu berjalan kearah ruang tamu, menunggu Antoni datang.
Di sekolah. Zia fokus membaca novel dalam perpustakaan, kedua temannya tentu saja ada dikantin. Dia merasa kenyang, jadi tak ikut dengan keduanya.
Saking fokusnya. Zia tidak merasakan seseorang telah duduk di sebelahnya, hingga si pelaku bersuara.
“Khammm.”
Zia tentu kaget, menatap kesisi kanannya dimana sosok yang dari kemarin dia hindari. Rasanya sangat enggan dengan orang ini.
“Zia, g-gue mau minta m-a-maaf soal kemarin. Gue salah.” Itu Anhar. Laki-laki urakan yang selalu melanggar aturan sekolah, namun dia memiliki jabatan sebagai ketua basket.
Zia menatap sekitarnya, hanya mereka berdua dan penjaga perpus. Zia segera mungkin berdiri, mengembalikan novel itu pada tempatnya.
“Aku udah maafin kamu, dan tolong jangan ganggu aku lagi Anhar.” Kata Zia.
Setelah mengatakan seperti itu. Zia melangkah pergi, meninggalkan Anhar yang terlihat kecewa.
“Lo minta gue buat ngak ngejar lo lagi? Gue bahkan ngak bisa ngak liat lo sehari ajah Zia.” Ucap Anhar. “Gue ngak bakalan nyerah, sebelum gue dapatin lo Zia Putri Nelson.” Lanjutnya.
Katakanlah Anhar terobsesi dengan Zia, pertemuan tak sengaja menimbulkan benih-benih cinta pada hati Anhar. Keseringan di tolak halus oleh Zia membuatnya merasa semakin ditantang untung memenangkan sosok wanita berhijab itu, hingga rasa cinta digantikan dengan rasa obsesi.
***
Darren menatap jengah Antoni, pria minim akhlak itu tengah duduk di sofa bak seorang pemilik rumah.
Menaikkan kakinya keatas meja, cemilan milik Zia tentunya dilahap habis oleh Antoni dan TV yang menampilkan siaran indosiar.
“Yaelah! Baru juga kejedot meja, udah meninggal ajah tuh lakinya.” Ocehnya. “Lemah amat dah tuh cowok.” Lanjutnya.
Darren mendengus, jika tau seperti ini. Dia lebih memilik masuk bekerja dari pada harus mendengarkan ocehan Antoni, seperti emak-emak yang menjadi korban sinetron saja.
“Buset! Suaminya meninggal, dia malah party. Ckkk, ckkk.” Lanjutnya. Semakin seru saja film ibu-ibu komplek ini.
Bugh
Darren melempar bantal sofa pada wajah Antoni. “Pulang sana, kau menganggu waktu ku.” Ujar Darren. Menatap sinis Antoni.
“Harusnya lo tuh bersyukur, karena gue berbaik hati datang nemenin lo. Dan lo ngak merasa kesepian.” Tutur Antoni. Tak mau kalah dengan Darren.
“Pulang sana, saya muak liat wajahmu!” Ucapan tajam Darren.
Antoni dramatis. “Sungguh teganya dirimu mas! Gue ngak like you lagi.”
Lagi-lagi Darren mendengus. “Pulang sana, kepala saya tambah pusing.”
Setelah mengatakan seperti itu. Darren meninggalkan Antoni yang menatap tak percaya Darren, sungguh teman kurang berprisahabatan.
“Kau sungguh…”
“Bereskan sebelum pulang!” Itu perintah. Darren benar-benar meninggalkan Antoni.
Antoni misuh-misuh sendiri. “Gue kok nyesal ya datang kesini, kenapa ngak gue pake ajah tuh mobil atau ngak gue gadaikan sekalian.”
Dirinya bangkit, membereskan sampah-sampah makanan ringan. Dia sudah berjanji menggantikan cemilan Zia, jika dia kembali berkunjung kerumah ini lagi.
Setelah beres. Antoni berteriak, meneriaki Darren yang entah di dengarnya atau tidak.
“Gue pulang! Nanti malam noking ya!”
Setelah itu, dia berjalan keluar rumah. Dia dijemput oleh supir pribadinya.
***
Zia sangat lelah, disekolah tadi. Ada kelas tambahan hingga sore hari.
“Assalamu’alaikum.” Ucapnya. Membuka pintu utama rumahnya dengan pelan.
Dia menatap sekitarnya ini sangat sepi, biasanya jika dia pulang sekolah. Uminya selalu menyambut dirinya dengan pelukan hangat, pertanyaan yang tak pernah terlewatkan.
‘Bagaimana hari ini?’
'Capek ya?’
‘Anak umi semangat.’
Dia merindukan uminya, kedua orang tuanya. Zia merindukan mereka, sangat.
Zia berjalan kedapur. “Biasanya udah ada makannya di meja makan, sekarang harus masak dulu baru ada.”
Zia tersadar. “Ehh, astagfirullah. Zia sadar, ngak boleh gitu.” Tutur Zia. Memukul-mukul pelan mulutnya.
Tak
Tak
Tak
Suara langkah kaki menghentikan aktifitas Zia.
“Mas, mau kemana?” Tanya Zia.
Darren sudah rapi dengan pakain santainya. “Bukan urusan mu.” Jawab Darren dengan nada cuek.
“Maaf mas.” Ucap Zia. Dia sangat takut jika Darren menatap tajam dirinya.
Darren tidak menghiraukan Zia. Melangkah keluar rumah, tujuannya adalah menemui seorang teman lama yang ditugaskan untuk mencari kekasihnya. Bukan tapi ‘mantan kekasih’.
Zia menatap punggung tegap itu, taka da pelakuan lembut ataupun hangat selama menikah. Tapi Zia tak menyerah.
“Aku janji, bakal berusaha buat merubah sifat mas Darren. Aku pasti bisa, umi saja bisa ubah abi. Kenapa anaknya ngak bisa.”
Berjuang sendiri dalam mencintai memang menyakitkan, tapi. Manusia itu dinamis, bisa berubah seiring berjalannya waktu.
Cinta bisa berubah karena terbiasa, yang ada dihati pasti kalah dengan yang selalu ada disampingmu.
“Zia harap, mas Darren bisa membalas perasaan aku. Jika pun tak bisa, setidaknya mas Darren tau ada seorang yang dengan tulus mencintainya.”
Jangan lupa tinggalkan jejak ya.
tinggalkan kritik dan pesan kalian
terimakasih banyak
di lanjut Thor,,, penasaran 🤔
moga Darren cepat menyadari nya🤔🤭🤲
lanjut Thor. ku ingin si Darren hancur,, udah menyia yia kan berlian
yakinlah Lo bakalan nyesel Darren,,,
bikin tuan arogan bertekuk lutut 💪👍🏻😍