Kaisar fikir setelah memiliki anak Jasmine akan berubah menjadi istri dan ibu yang baik, tapi ternyata dia salah.
Jasmine justru menjadikan Nala adiknya sebagai pengasuh anaknya serta mengurus semua keperluan Kaisar.
"Satu langkah lagi kamu keluar dari rumah, aku pastikan kita bercerai!" Kaisar.
Akankah keputusan Kaisar untuk bercerai dengan Jasmine adalah keputusan yang tepat dimana setelahnya dia menikahi Nala-adik Jasmine sendiri.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Tri Haryani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB. 10 Bercerai
Jasmine pulang kerumah sudah larut malam dan menarik kopernya masuk kedalam rumah. Ia tersenyum pada Kaisar yang duduk di kursi kerjanya. Pria itu sudah tiba lebih dulu dari luar kota dan berkutat dengan pekerjaannya untuk mengalihkan pikirannya.
Jasmine menghampiri Kaisar dan mencium bibir pria itu. Ia bersikap seolah tidak melakukan kesalahan padahal ia telah membohongi Kaisar dan tidak menghargai pria itu.
"Apa kabar, Sayang?" tanya Jasmine mengusap rahang Kaisar dan mendaratkan lagi kecupan di bibir pria itu.
"Baik," jawab Kaisar singkat. Dia malas berbicara banyak yang akan berakhir berdebat padahal ada banyak pertanyaan yang ingin ia ajukan pada wanita itu.
"Aku mandi dulu ya, Mas, capek banget," kata Jasmine yang ditanggapi deheman oleh Kaisar.
Jasmine merasa ada yang berbeda dari sikap Kaisar namun ia mengedikkan bahu dan tidak mau tahu yang penting dia tetap bisa berkarir.
Setelah mandi dan berpakaian Jasmine duduk di depan meja rias dan memoles tipis wajah cantiknya.
Kaisar bangkit dari kursi kerjanya dan menghampiri Jasmine yang sedang berdandan.
"Aku ingin bercerai, Jasmine, kita sudah tidak cocok lagi," kata Kaisar.
Jasmine menoleh pada Kaisar kemudian terkekeh. Perkataan pria itu ia anggap bualan karena Kaisar sangat mencintainya dan pria itu tidak akan pernah menceraikannya.
"Kamu ngaco deh, Mas, ayo ah kita tidur," kata Jasmine kemudian berjalan menuju ranjang dan berbaring di sana.
Jasmine memejamkan mata mengabaikan kaisar yang terus menatapnya.
...***...
"Apa ini?" Kaisar melempar kertas kearah Jasmine yang baru saja kembali ke kamar setelah berolahraga.
Jasmine mengambil kertas yang diremas Kaisar kemudian membukanya. Matanya terbelalak saat melihat kertas yang Kaisar lempar itu adalah bill hotel di mana dua hari kemarin dia menginap.
"Mas, aku bisa jelasin." Jasmine melangkah mendekat pada Kaisar berusaha untuk menjelaskan bill tersebut.
"Tidak ada yang perlu kamu jelasin, kamu sudah membohongiku, Jasmine!"
Tadi Kaisar ingin menukar kartu kredit di dompet Jasmine dengan yang baru namun ia justru menemukan bill hotel didalam dompet wanita itu.
"Aku tidak bermaksud membohongimu, Mas, kemarin aku memang mau ke Makassar tapi tidak jadi karena pemotretan dilakukan di sini," jelas Jasmine.
"Lalu kenapa kamu tidak pulang? Setidaknya kalau pulang kamu bisa mengurus Erlan dan mencurahkan sedikit kasih sayang untuknya," cerca Kaisar yang kasihan pada Erlan sebab Jasmine juga mengabaikannya.
"Aku nggak pulang karena takut kamu nggak mengizinkan aku pergi, Mas. Kamu tahu sendiri kan setiap aku mau pergi bekerja kita selalu berdebat dan bertengkar. Dan aku tidak mau terjadi seperti itu," jelas Jasmine.
Kaisar tersenyum miris. Wanita macam apa yang ia nikahi itu. Jasmine tidak memprioritaskannya, wanita itu juga tidak menghargainya dan lebih parahnya lagi Jasmine juga mengabaikan anaknya.
"Kita tidak akan berdebat bila kamu bisa mengatur waktu untuk karirmu, aku dan anak kita. Tapi apa? Selama ini kamu tidak pernah memprioritaskan aku dan Erlan dan tidak pernah menghargaiku sebagai suami. Kamu sangat egois, Jasmine!" kata Kaisar.
"Mas, kan kamu tahu sendiri aku mencintai karirku dan tidak mudah bagiku berada di titik sekarang ini," jelas Jasmine berusaha membuat Kaisar mengerti dirinya.
"Sudahlah, Jasmine, Aku lelah aku juga muak dengan sikapmu, aku sudah tidak sanggup lagi berlama-lama menjadi suami kamu. Sebaiknya kita bercerai dan jalani hidup kita masing-masing," kata Kaisar kemudian berlalu meninggalkan Jasmine yang memanggil namanya.
Jasmine mengejar Kaisar yang sudah menuruni tangga.
"Mas!" panggil Jasmine berusaha menghentikan Kaisar namun pria itu terus berjalan dan mengabaikan panggilan Jasmine.
Keputusannya sudah bulat. Ia ingin bercerai dengan Jasmine dan menjalani hidup masing-masing tanpa ikatan pernikahan.
Selama ini juga ia merasa menjadi seorang duda padahal memiliki istri. Ia juga sering memperingati Jasmine namun wanita itu selalu mengabaikan peringatannya.
"Arrgghh!" teriak Jasmine ia tidak berhasil menghentikan Kaisar yang kini sudah masuk ke dalam mobil dan mengemudi meninggalkan rumah.
Kaisar menemui pengacara dan menyerahkan berkas-berkas perceraiannya. Ia sudah sangat yakin untuk bercerai dengan Jasmine dan tidak akan pernah berubah pikiran.
Kaisar juga meminta Nala mengemasi pakaiannya karena ia akan tinggal di apartemen untuk sementara waktu hingga resmi bercerai dan Jasmine keluar dari rumahnya.
"Apa yang kamu lakukan, Nala?" tanya Jasmine saat melihat Nala melipat pakaian Kaisar dan memasukkannya ke dalam koper.
"Kak Kaisar mau tinggal di apartemen, Kak, jadi aku diminta mengemasi pakaiannya," kata Nala membuat Jasmine terkejut mendengarnya.
Dia sejak pagi menunggu Kaisar pulang bahkan izin tidak melakukan pemotretan tapi ternyata pria itu tidak pulang dan akan tinggal di apartemen.
"Jangan kamu kemasi lagi pakaiannya dia tidak akan tinggal di apartement," titah Jasmine melarang malam melanjutkan pekerjaannya.
"Tapi, Kak, ini Kak Kaisar sendiri yang memintaku mengemasinya," balas Nala.
"Lakukan apa yang aku katakan karena kamu bekerja denganku bukan dengan Mas Kaisar," kata Jasmine kemudian berlalu.
Ya, meskipun Nala adalah adik kandungnya namun Jasmine menganggap Nala sebagai asisten dan pengasuh anaknya.
Jasmine mengemudikan mobilnya menuju apartement Kaisar dimana sebelum menikah ia sering datang berkunjung. Dia akan membujuk Kaisar untuk tidak menceraikan dirinya.
Tiba didepan pintu apartement Kaisar, Jasmine meneka sandi apartement namun dua kali melakukannya dia tidak berhasil membukanya.
“Apa ini? Kenap salah terus?”
Jasmine menekan kasar bell apartement hingga tidak lama berselang pintu tersebut dibuka oleh pemiliknya.
“Kenapa kamu mengganti passwordnya?”
“Mau apa kamu kemari?” Bukannya menjawab Kaisar justru balik bertanya.
"Aku ingin membicarakan perceraian kita."
Jasmine hendak melangkah masuk ke dalam apartemen namun Kaisar menghalanginya.
"Untuk apa dibicarakan? Sudah jelas aku akan menceraikanmu."
"Biarkan aku masuk dulu, kita bicara di dalam," pinta Jasmine.
"Tidak perlu! Sebaiknya kamu pulang karena aku tidak akan berubah pikiran. Aku akan tetap menceraikanmu dan menikah dengan wanita yang bisa menghargaiku dan membawa kebahagiaan untukku," kata Kaisar hendak menutup pintu namun Jasmine berhasil menahan tangannya.
"Mas, aku tidak mau bercerai denganmu, aku mencintaimu, Mas," lirih Jasmine membuat Kaisar tersenyum sinis.
"Kamu tidak menghargaiku, Jasmine, kamu juga tidak memprioritaskan aku dan juga Erlan. Kamu egois dan kita tidak akan pernah bahagia bila terus bersama."
Jasmine menggelengkan kepala dengan mata yang mulai memanas mengeluarkan air mata. Tidak bisa ia pungkiri bahwa dirinya tidak ingin kehilangan Kaisar. Dia mencintai pria itu namun ia juga mencintai karirnya.
"Aku mohon maafkan aku, Mas, aku menyesal, aku janji akan berubah, tapi tolong jangan ceraikan aku," lirihnya.
"Sudah terlambat, Jasmine, aku sudah mengajukan perceraian kita ke pengadilan dan aku tetap ingin bercerai denganmu," kata Kaisar yang sama sekali tidak terpengaruh oleh perkataan Jasmine.
"Aku mohon, Mas, beri aku kesempatan untuk memperbaiki hubungan kita." Jasmine mengusap air matanya kemudian memegang tangan Kaisar dan menggenggamnya erat.
"Maaf, Jasmine, tapi aku tidak bisa melakukannya. Tidak ada jaminan kamu akan berubah setelah ini dan keputusanku sudah bulat aku akan tetap bercerai denganmu!" tegas Kaisar kemudian melepaskan tangan Jasmine dan menutup pintu apartementnya.
Tubuh Jasmine luruh ke lantai. Ia pikir kata cerai yang Kaisar ucapkan hanyalah bualan semata namun ternyata ia salah. Kaisar benar-benar menceraikan dirinya.
tamat....
kan rangga belum ketemu sama shafira
gimana rasanya mengurus anak, seorang jasmin mau mengurus anak, nikmati aja, sakit lagi si erlannya, ya wajar karna dipisahkan dg orang tua yg dg kasih sayang mengasuh dan nerawatnya dr bayi