Kisah cinta antara dua anak manusia yang di pisahkan jarak dan waktu, kehidupan yang keras dan penuh dengan manipulasi membuat mereka saling terpisah satu sama lain. Akankah Samudra dan langit akan bersatu…? Jika penasaran dengan ceritanya, baca novel ini ya…? Jangan lupa tinggalkan komentar dan like nya, karena dengan like dan komentar kalian bisa menambah semangatku untuk melanjutkan cerita selanjutnya, salam hangat…
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Na_1411, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Sikap random angel.
Tok.. Tok.. Tok..
terdengar bunyi suara ketukan di depan pintu kamarku, aku yang sudha terlelap tidur merasa sangat terganggu dengan ketukan pintu yang berulang ulang. Saat aku akan membuka kataku, tampak pandangan mata di sekitarku menggelap.
Ku raba meja nakas di sampingku, saat aku temukan handphone ku segera ku tekan tombol senter untuk menerangi ku di dalam kegelapan ruangan kamar yang aku tempati.
Tok.. Tok.. Tok..
Terdengar bunyi suara ketukan lagi di depan pintu kamar, dengan segera aku turun dan melihat siapa yang telah mengganggu tidur ku nyenyak ku kali ini. Dengan penerangan senter dari handphone ku, aku dalam melihat di mana letak pintu yang ada di kamar ini.
Aku langkahkan kakiku perlahan menuju ke arah pintu, ku buka knop pintu dan tampak nona angel yang tampak ketakutan sambil menyelimuti tubuhnya dengan selimut tebal, akupun menggeryit heran melihat nona angel yang berada di depan kamarku.
“Nona angel.” Lirih ku memastikan itu benar benar majikanku atau makhluk lain yang sengaja menakutiku.
“Sam, temani aku tidur. Aku takut tidur sendirian, mana lampu mati lagi.” Aku terkesiap mendengar permintaan nona angel yang menyuruhku menemaninya tidur, aku masih berdiri di depan pintu. Sedangkan nona angel langsung menarikku masuk kedalam kamarnya, aku yang tidak siap mengikuti nona angel seperti seekor binatang peliharaan. Dan akupun tersadar saat nona angel menutup pintu kamarnya, perlahan aku manatap nona angel yang akan membaringkan tubuhnya di atas kasur.
“Nona saya.”
“Kamu tidur di sofa sam, dan ingat jangan macam macam sama aku. Aku bisa memecatmu kapan aja, jika kamu berbuat sesuatu saat aku tidur.” Aku hanya bisa diam dan menuruti apa yang nona angel perintahkan, dengan langkah perlahan aku berjalan ke arah sofa yang bagiku terlalu sempit untuk tubuh jangkung ku.
Sofa yang berukuran tidak lebih dari dua meter tersebut membuatku harus menekuk ke dua kaki panjang ku, dengan terpaksa aku meringkuk seperti seorang bayi di atas sofa tersebut.
Mataku sudah mulai sangat mengantuk dan tak terasa aku tertidur di sofa tersebut dengan rasa kantuk ku.
Pagi pun tiba, rasa pegal yang aku rasa membuatku harus merentangkan kedua tanganku dan kakiku. Cuaca yang sangat dingin membuatku merasa sangat kedinginan pagi ini, aku lupa memakai selimut saat tidur malam tadi. Oh iya bagaimana bisa aku menyelimuti tubuhku, sedangkan tadi malam nona angel dengan tidak sabaran menarikku keluar kamar dan sepertinya kamarku tadi malam masih aku biarkan terbuka.
Aku menatap nona angel yang masih tidur dengan lelap, dengan langkah perlahan aku mengendap endap keluar dari kamar nona angel. Sengaja aku lakukan itu karena aku tidak ingin membangun akan dia, dan aku akan beristirahat sebentar di tempat tidurku.
Saat aku membuka pintu kamar nona angel, aku dikejutkan dengan suara oma yang menegurku.
“Kenapa kamu bisa keluar dari kamar angel sam, apa kalian tidur bersama…?”
Dengan tatapan penuh ketakutan, dan bibirku yang seketika kelu tak mampu menjawab. Aku terdiam sesaat sebelum menjawab pertanyaan oma, aku langsung memutar otakku untuk memberikan jawaban yang masuk akal ke oma yang masih menatapku.
“Saya mau membangunkan nona angel nyonya..”
Aku lihat oma menggeryit setelah mendengar jawabanku, akupun menutup mulutku saat aku tidak sengaja memanggil angel dengan sebutan nona. Sedangkan yang oma tahu jika aku adalah temannya nona angel, seketika aku langsung meralat ucapanku agar oma tidak curiga.
“Maksud saya, saya mau membangunkan angel nyonya.”
“Hmm….”
Keringat dingin sudah mengucur deras di pelipisku tanpa aku harus berolah raga pagi ini, rasa gugup membuat keringatku keluar denagn sendirinya tanpa aku harus berlari dan push up atau sit up pagi ini.
“Jawaban oma cuma Hmm… udah tanpa ada embel embel yang lain.” Batinku setengah kesal.
Aku lihat oma berbalik dan pergi, sepertinya beliau akan ke dapur. Dilihat dari langkahnya yang akan menuju ke arah dapur, akupun segera masuk ke dalam kamarku. Melihat tempat tidur yang masih berantakan karena ulahku semalam, dengan segera aku membaringkan tubuhku ke atas kasur yang terlihat sangat empuk.
Aku akan tidur beberapa menit sebelum nona angel bangun, agar otot otot tubuhku bisa kembali normal seperti semula. Dan tubuhku tidak terasa pegal, karena semalaman aku yang tidur dengan posisi meringkuk.
Tak perlu menunggu lama akhirnya aku dapat terbang ke alam mimpi, di mimpiku aku bertemu dengan langit yang tiba tiba mendatangiku ke kota. Senyuman langit yang selalu aku rindukan selama ini, membuatku menarasa senang dan sangat bersemangat.
Rasanya di dalam mimpiku, aku jalan jalan bersama langit ke pantai. Deburan ombak yang bergulung gulung, berulang kali mendatangiku dan langit yang tengah bermain pasir di pinggir pantai.
Saat kami tengah asik akan membangun sebuah kastil di pinggir pantai, datang bergulung gulung ombak akan menerejang kami. Akupun segera membawa langit pergi dengan menggeret tangannya pergi menjauh dari bibir pantai, tapi sayang kami terlena ombak tersebut.
Aku segera membuka mataku, dengan nafas yang ngos ngosan aku segera mendudukkan tubuhku. Aku merasakan wajahku terlihat basah kutip seperti siraman air, aku membantin… apa jangan jangan memang benar aku sedang berada di pantai tadi bersama langit dan terkena ombak.
Seketika aku membuka mataku lebar lebar dan meraup muka ku yang terlihat basah kuyup, sayup sayup aku yang masih belum sepenuhnya sadar mendengar tawa seorang wanita yang sangat aku kenal.
Refleks aku menoleh melihat ke arah wanita yang sednag menertawakanku, aku mengeryit menatap nona angel yang tertawa sambil memegangi perutnya.
“Hahaha… makanya bangun sam, aku bangunkan kami dari tadi nggak bangun bangun. Malah berulang kali kamu memanggil langit.. langit… memang siapa itu langit, pacar kamu atau…”
Aku segera turun dan langsung masuk ke kamar mandi tanpa menjawab pertanyaan nona angel, kebetulan di dalam kamar yang aku tempati ada kamar mandinya di dalam.
Mungkin nona angel merasa kesal dengan tingkahku, tapi jujur aku juga sangat kesal dengan dia. Karena sudah menggangguku sejak tadi malam sampai sekarang, rasanya aku sangat ingin kembali ke perusahaan tuan alex saja kalau begini, tapi semua sudah terlanjur dna aku harus sabar menghadapi temperamen nona angel yang sudah menunjukkan sifat aslinya.
Aku sengaja lebih lama di dalam kamar mandi, berharap nona angel sudah pergi dari kamar ku. Sekitar dua puluh menit aku berada di dalam kamar, dan saat aku keluar aku melihat nona angel masih berada di dalam kamarku dengan memainkan ponsel pintarnya.
“Kamu mandi sekalian sam,” nona angel menatapku dari atas sampai bawah. Aku tak mempedulikan pandangan matanya, segera aku merapikan penampilanku pagi ini.
“Kita pulang jam berapa nona…?” Tanyaku mengalihkan topik pembicaraan.
“Kita sarapan dulu, setelah itu kita pulang.”
Akupun mengangukan kepalan ku, dan berjalan menggambil jaketku yang berada di kepala kursi.