Cinta membuat orang gila dan membuat orang juga membuat luka. Mencintai seharusnya tidak menyakiti dan tidak memaksa, karena cinta tumbuh harus dengan perasaan saling. Saling menyayangi, saling mengerti dan juga saling berkorban.
Kisah ini berkisah tentang seorang gadis bernama Kanaya yang harus bertemu kembali dengan sosok Ario yang sudah lama dia lupakan.
Tapi takdir kembali mempermainkan perasaan dan hidupnya setelah dia mengalami keadaan yang sulit karena sebuah pertemuan yang tidak disengaja itu membuat dia mengingat masa lalunya yang kelam.
Bagaimana kisah Kanaya dan Ario selanjutnya? Apakah mereka akan bersatu atau mereka kembali berpisah?
Saksikan kisahnya di sini di novel berjudul " Luka Hati "
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Juwita Simangunsong, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
10. Prihatin
" Hari ini Arka boleh pulang tapi untuk sementara Arka tidak boleh capek - capek harus banyak istirahat." begitulah kira-kira kata dokter spesialis anak yang juga bekerja di rumah sakit Pelita Kasih yang bernama Indra yang bertugas menggantikan Kanaya sementara.
" Baik dokter ... tapi..." Arka tidak melanjutkan kalimatnya dia menyapu ruang kamar yang beberapa hari ini ditempatinya.
" Tapi apa jagoan kecil?" dokter Indra tersenyum.
" Dokter Tante cantik mana?"
" Dokter Tante cantik?" dokter Indra mengulang kembali ucapan Arka.
" Iya Dokter Tante cantik!"
" Ohh maksudnya dokter Kanaya dokter Kanaya dokter?" kata Nadia me jelas kan yang dimaksud oleh Arka cucunya.
" Iya Dokter dimana Dokter Tante cantik." Arka penasaran karena sedari tadi dia mencari sosok Kanaya tapi dia tidak melihatnya.
" Ohh Dokter Tante cantik sedang izin karena ada urusan keluarga, penting katanya." jelas dokter Indra.
" Wah aku tidak bisa ketemu dong." Arka kecewa mengetahui Kanaya tidak ada.
" Bisa datang saja ke sini paling juga besok dia masuk lagi karena dia pergi sebentar kok." Dokter Indra tersenyum manis pada Arka dan memberikan cubitan pelanggan pada salah satu pipi jagoan kecil itu.
" Iya deh besok Arka ikut Opa kerumah sakit biar ketemu Dokter Tante cantik." Arka senang membayangkan wajah Kanaya.
" Iya boleh tapi Arka harus benar-benar sembuh dulu baru ikut Opa kerumah sakit ya sayang?" kata Marino sambil tersenyum pada cucu kesayangannya itu.
" Ok Opa." Arka juga tersenyum.
" Kalau begitu dokter Indra permisi dulu ya jagoan kecil." kata dokter Indra tersenyum manis pada Arka.
" Ok deh dokter ... Opa kita pulang yok Arka bosan disini soalnya tidak ada dokter Tante cantik , lagi pula Arka mau tidur di kasur empuk Arka." kata Arka bersemangat ingin pulang.
" Iya tapi Papa kamu belum datang." karena tadi Ario pergi ke ruangan administrasi untuk menayangkan alamat Kanaya pada HRD rumah sakit itu.
" Assalamualaikum." suara Nadia terdengar seraya pintu kamar rumah sakit itu dibuka.
" Waalaikumsalam Bagaimana sayang apa kamu sudah tahu alamat nya?" kata Nadia ingin tahu.
" Alamat apa?" Marino bingung kenapa Nadia menanyakan alamat karena Nadia belum sempat membicarakan apa yang sebenarnya terjadi.
" Nanti aku jelaskan di rumah sekarang kita pulang dulu ya Mas?. Kasihan Arka dia kan perlu banyak istirahat seperti kata dokter Indra tadi." kata Nadia sambil membereskan semua barang barang Arka yang dibantu oleh bik Atun yang tadi sempat Nadia suruh ke rumah sakit untuk membantu dirinya membereskan barang - barang Arka.
Tidak memerlukan waktu yang lama akhirnya mereka sampai di rumah dan Ario mengantarkan Arka ke kamar nya.
Nadia dan Marino ke kamar mereka dan Nadia menjelaskan semuanya yang terjadi. Marino kecewa tapi dia tidak bisa berbuat banyak karena memang Ario anak nya juga bersalah bahkan sangat bersalah karena Ario telah menodai Kanya hingga hamil.
" Kalau begitu ceritanya Papa tidak mau mencampuri urusan mereka dan aku juga sebagai atasan Kanaya tidak mau membuat Kanaya tertekan."
" Tapi tidak bisa seperti itu dong Pa, Kanaya sekarang tahu dia itu seorang ibu. Ibu dari cucu kita?"
" Aku tahu Ma tapi ... Tidak lantas kita menyuruh Kanaya tinggal di sini dan merawat Arka. Satu lagi perlu Mama ketahui mereka bukan pasangan suami istri tidak mungkin mereka tinggal satu atap."
" Maka dari itu Papa bantu Ario untuk bersatu dengan Kanaya."
" Tidak Ma ... Kalau Ario mau dia harus berjuang sendiri." kata Marino tegas " Aku tidak mau menggunakan jabatan aku untuk memaksa Kanaya. Biarlah Ario memperjuangkan cintanya dan aku harap Mama tidak membantu Ario dengan mendatangi Kanaya secara pribadi, Papa tidak suka."
" Aku harus bantu Ario Pa."
" Tidak Ma."
" Kenapa Pa? Kita orang tua nya."
" Karena sesuatu yang dipaksakan tidak akan berakhir baik, jadi biar mereka menyelesaikan masalah mereka sendiri." kata Marino dengan suara sedikit pasrah karena dia tahu kesalahan yang dibuat oleh Ario tidak mungkin begitu saja di maafkan oleh Kanaya. Seperti yang dia lakukan dulu ke Nadia, perlu waktu dan tenaga untuk bisa kembali mengambil simpati Nadia agar Nadia mau memaafkan dirinya.
" Papa tidak mau bantu?" Nadia memohon kepada sang suami.
" Papa hanya bisa tolong dengan mengijinkan Ario menjadi anak Papa karena dia tidak mungkin menjadi Dirut rumah sakit karena seorang Dirut rumah sakit haruslah seorang dokter. Lagi pula Mama juga harus ingat bagaimana perjuangan Papa untuk bisa kembali mendapatkan maaf dan kepercayaan Mama kan? Tidak mudah itu perlu perjuangan dan juga kesabaran." tegas Marino pada Nadia istrinya yang sebenarnya kurang setuju dengan pendapat sang suami. Menurut Nadia Marino bisa dengan muda melakukan semua dengan kekuasaan yang dia miliki tetapi dia harus berjiwa besar dengan semua keputusan sang suami.
" Jadi bagaimana caranya mereka bisa dekat?" Nadia bingung kalau sudah begini.
" Seperti kata Mama kemarin, dia perlu Arka untuk bisa membantu nya."
" Maksudnya Arka di suruh sakit gitu? Tidak aku tidak mau cucu ku sakit atau pura- pura sakit! " kata Nadia tidak setuju dengan pendapat Marino.
" Ya tidak begitu siapa juga yang bilang Arka harus sakit atau pura - pura sakit, ya kan bisa dengan menyuruh pihak sekolah Arka bekerja sama. Untuk pemeriksaan gratis disekolah misalnya atau penyuluhan untuk kesehatan anak di sekolah Arka." usul Marino pada Nadia.
" Ooh iya kok tidak terpikirkan ya Pa." kata Nadia dengan lembut dan tersenyum.
" Makanya jangan suuzan dulu sebelum mendengar semua apa yang ingin diberitahukan oleh suami." Marino mencubit hidung sang istri pelan.
" Iya maafkan Mama ya Pa." Nadia tersenyum dan memeluk tubuh Marino yang masih terlihat gagah di umur yang sudah memasuki setengah abad.
" Iya sayang tentu Papa maafkan Mama." kata Marino mencium puncak kepala Nadia.
" Mama ke kamar Arka dulu ya Pa ... Mau lihat keadaan Arka." Nadia langsung beranjak dari kamar dan pergi ke kamar Arka.
Sampai di kamar Arka Nadia melihat Arka sedang tertidur pulas di pelukan Ario, Nadia jadi tidak tega untuk mengganggu mereka akhirnya Nadia pergi dari kamar itu dan kembali ke kamarnya.
" Kok cepat banget lihat Arka nya?" tanya Marino heran karena tidak seperti biasanya Nadia akan berlama-lama di kamar Arka.
" Biasa Arka tidur pulas banget Mama jadi kasihan kalau mengganggu Arka. Lagi pula Ario juga sepertinya ikut tidur mungkin karena dia capek memikirkan tentang Kanaya yang ternyata masih hidup." kata Nadia depan nada prihatin melihat keadaan anak dan cucunya yang tidak pernah mendapatkan kasih sayang dari seorang ibu karena neneknya telah membohongi dirinya.
kenapa
di novel (cintai aku istriku) mu saat pemeran utama wanita melakukan kesalahan semudah itu dimaafkan dan kalian buat kakater pemeran utama pria nya bodoh yang terus saja bertahan dan Terima saja diperlakukan begitu dan akhirnya semudah itu dimaafkan dan lagi kalian tidak berani hadirkan wanita lain yang baik pada sang pemeran utama pria
sangat berbanding jauh
di novel2 (banyak novel mu) yang pmeran utama pria buat salah , makan tidak semudah itu dimaafkan harus dapat balasan dulu, dibuat mengemis maaf dan berjuang keras dapat kesempatan, karakter pemeran utama wanita tegas tidak mudah memaafkan, dan kalian hadirkan pria lain yang baik pada sang pmeran utama wanita
disinikita bisa lihat karakter kalian sebagai wanita jika kalian salah mau dimaafkan dengan semudah tapi saat suami kalian buat salah kalian tidak semudah itu memaafkan sadar tidak ini sifat wanita2 egois
oklah untuk kesalahan2 kecil masih bisa dibilang egois tapi kalau sudah masuk untuk kesalahan2 besar ini bisa di sebut munafik
pahamilah ini bukan menghina tapi memberitahukan kalian agar novel kalian udah bagus dari segi karya seni dan bagus juga dalam segi moral