NovelToon NovelToon
Jodoh Kedua Dari Wasiat Suamiku

Jodoh Kedua Dari Wasiat Suamiku

Status: tamat
Genre:Tamat / CEO / Anak Kembar / Cinta Seiring Waktu
Popularitas:151.3k
Nilai: 5
Nama Author: Aisyah Alfatih

#Turun Ranjang

"Aisyah, jika aku pergi lebih dulu. Aku, ingin kamu menikah lagi dengan adikku, Galih."~Lucas Edward Hosea.

Istri mana yang tak terkejut saat mendengar ucapan suaminya, ketika menyuruh dirinya untuk menikah lagi. Hal itulah yang dirasakan Aisyah ketika Lucas memintanya untuk menikah lagi dengan sang adik, Galih.

Galih sebagai adik ipar sekaligus paman dari kedua keponakannya terpaksa menerima wasiat dari kakaknya, Lucas dan menikahi Aisyah.

Akankah, Aisyah bertahan dalam pernikahan keduanya itu atau Aisyah akan menyerah dan berpaling dari Galih suami keduanya?

Yuk, simak kisah mereka di Jodoh Kedua Dari Wasiat Suamiku!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Aisyah Alfatih, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Jodoh Wasiat-10

Begitu tiba di rumah. Galih langsung membuka pintu utama yang memang tak terkunci, suasana sepi menyergap. Tiba-tiba, terdengar suara Reza dan Rezi dari ruang makan. Hati Galih berdebar, dia tak ingin mengecewakan kedua ponakannya itu.

Dia bergegas menuju ruang makan dengan langkah ringan dan wajah yang ceria. Di ruang makan, terlihat Reza dan Rezi tengah duduk di kursi makan mereka, sibuk dengan makanan yang ada di depannya. Ada pelayan yang juga sedang menemani mereka makan. Padahal, Galih berharap Aisyah berada di sana menemani anak-anaknya untuk makan malam.

"Tuan, mau langsung makan atau mandi lebih dulu?"tanya Pelayan.

"Nanti saja, Bi. Anda boleh istirahat," Pelayan menunduk dan pergi dengan patuh.

Galih menahan perasaan sedihnya dan menampilkan raut wajah senang di depan kedua ponakannya. Dia berdiri di pintu, menatap dua bocah berusia enam tahun itu dengan penuh kasih sayang.

"Reza, Rezi, Om sudah pulang!" seru Galih sembari tersenyum lebar. Reza dan Rezi menoleh, wajah mereka berseri-seri melihat kehadiran Galih.

Galih melangkah masuk dan mendekat serta mengelus sayang pucuk kepala dua bocah itu. Tetapi, terlihat wajah Reza yang merenggut. Galih langsung bisa menebak jika Reza serta merasakan kesal saat ini.

"Ada apa? Katakan padaku!"titah Galih, seraya duduk di depan dua keponakannya. Rezi sibuk mengunyah makanannya. Sedangkan, Reza terlihat tak berselera untuk makan. Apalagi mengingat sikap Aisyah tadi membuat hati Reza bersedih. Meksipun Reza terlihat baik-baik saja tetapi dia masih anak-anak dan masih sangat membutuhkan sosok seperti Aisyah yang dulu yang sangat perhatian kepada mereka.

Reza menarik napas dalam-dalam dan mulai menceritakan semua perihal tadi sore. Galih yang mendengarkan itu membuat netranya melebar serta tangan terkepal di atas meja. Galih dapat merasakan betapa sedihnya Reza saat Aisyah bersikap seperti itu kepadanya.

Reza tertunduk lesu dengan raut wajah yang penuh kekecewaan. Dia tak berani memperlihatkan itu kepada Galih. Tetapi, Galih terkejut saat mendengar isak tangis Reza. Galih langsung bangkit dan mendekati Reza serta memeluk keponakannya itu.

"Reza, rindu Daddy. Bunda, nggak sayang sama kami lagi. Kami mau Daddy di sini!"ucap Reza dengan lantang dan terdengar jelas suara serak Reza akibat menangis. Mendengar tangisan Reza, Rezi pun menghentikan makannya lalu menoleh ke arah Reza yang saat ini sedang memeluk Galih dengan kedua tangan mungilnya di pinggang Galih. Rezi menatap Galih dan melihat Galih yang saat ini juga sedang menahan agar tak menangis di depan kedua ponakannya itu.

Galih mengusap lembut kepala Reza dan meminta Reza untuk bersabar dengan kondisi Aisyah seperti saat ini. Bahkan, Galih juga mengatakan jika ibu hamil hormonnya sangat berbeda dengan wanita biasa dan mudah marah dan menangis. Galih meminta Reza untuk mengerti kondisi Aisyah yang seperti saat ini.

Anak seusia Reza dan Rezi diminta untuk mengerti dengan kondisi seberat itu, padahal mereka sendiri tidak tahu apa yang terjadi pada ibu mereka saat ini. Mereka hanya tahu baru saja kehilangan Daddy mereka. Tetapi, mereka tak pernah tahu kondisi dan mental hati orang dewasa, tetapi di sini Galih malah meminta mereka untuk ngertiin Aisyah.

Merasa kedua anak itu sudah mulai tenang. Galih meminta mereka untuk pergi ke kamar. Sedangkan, Galih akan pergi menemui Aisyah. Meskipun, Galih meminta Reza untuk mengerti dengan sikap Aisyah. Galih sendiri kecewa dan kesal dengan sikap Aisyah yang begitu mengabaikan kedua ponakannya itu. Galih tak mau jika Reza dan Rezi merasa kesepian setelah kehilangan Lucas dan kini merasakan jarak dengan Aisyah juga. Galih tak ingin itu terjadi.

Galih menghela napas panjang, kemudian dengan langkah berat, dia mulai menaiki satu persatu anak tangga menuju kamar Aisyah. Tanpa ragu, dia membuka pintu kamar tanpa mengetuk terlebih dahulu.

Aisyah yang sedang duduk di atas kasur dengan laptop di atas pangkuannya langsung terkejut melihat Galih yang tiba-tiba masuk ke dalam kamarnya begitu saja.

"Kamu ini apa-apaan, Galih?! Tidak tahu sopan santun, ya? Ini kamar orang, tahu!" bentak Aisyah dengan wajah memerah. Namun, sebelum Aisyah bisa melanjutkan kata-katanya, Galih langsung memotong dan berbicara dengan nada tinggi.

"Aku tidak peduli tentang sopan santun sekarang, Aisyah! Kamu tahu apa yang telah kamu lakukan? Kedua ponakanku menangis dan mengadu padaku karena kamu mengabaikan mereka tadi sore! Mereka butuh perhatian dan kasih sayang, bukan diperlakukan seperti itu!" Galih menatap Aisyah dengan sorot mata tajam. Aisyah terdiam sejenak, kemudian menundukkan kepalanya.

Dia mencoba mencari alasan untuk membela diri, tetapi tidak ada yang bisa dia katakan. Air mata mulai menggenang di sudut matanya, tetapi dia berusaha keras menahannya.

"Kedepannya, tolong jangan ulangi lagi kesalahan ini. Mereka sudah kehilangan Daddy mereka, jangan sampai mereka merasa kehilangan kamu juga!" lanjut Galih dengan suara yang lantang.

Aisyah hanya mengangguk pelan dan tak melihat ke arah Galih yang berdiri di ambang pintu kamarnya.

"Tak masalah kamu membenciku. Tapi, tolong! Jangan libatkan mereka dalam masalah kita. Mereka masih anak-anak dan belum paham betul dengan apa yang terjadi pada kita. Kamu tahu betul Reza itu adalah orang yang mudah bawa perasaan jika ada yang menyakitinya. Aku jarang melihat Reza menangis tetapi ketika melihatnya bercerita tentang kamu sembari menangis, hati ku sangat hancur, Aisyah! Aku benar-benar sangat kecewa dengan sikapmu itu," Galih berkata sembari menatap wanita yang berdiri di depannya itu tanpa memberi komentar apapun.

"Ku harap kamu bisa lebih perhatian lagi pada mereka. Apalagi sebentar lagi mereka akan masuk sekolah dan itu akan membuat mereka jarang bertemu denganmu. Ketika mereka mengenal dunia luar kamu menyesal pun takkan ada guna lagi,"setelah mengatakan itu Galih pun berbalik dan pergi meninggalkan kamar Aisyah.

Aisyah terduduk di lantai kamarnya yang dingin sembari memeluk kedua lututnya dan menangis. Aisyah menyesal atas sikapnya kepada Reza dan Rezi. Tetapi, dari hati yang paling dalam Aisyah belum rela kehilangan Lucas untuk selamanya sehingga itu membuatnya sakit saat melihat Reza yang begitu mirip dengan Lucas. Bayang-bayangan Lucas masih menghantuinya seakan tak memberi cela bagi Aisyah untuk hidup tenang setelah kepergian Lucas.

1
Heni Nurhaeni
mewek aku bacanya thooorr
Sumiati 32
Naura jadi pelakor
Sumiati 32
aneh kelakuan Aisyah
an
keren
Sefi Widyawati
Bagus Thor
mochamad ribut
up
mochamad ribut
lanjut
mochamad ribut
up
mochamad ribut
lanjut
mochamad ribut
up
mochamad ribut
lanjut
mochamad ribut
up
mochamad ribut
lanjut
mochamad ribut
up
mochamad ribut
lanjut
mochamad ribut
up
mochamad ribut
lanjut
mochamad ribut
up
mochamad ribut
lanjut
mochamad ribut
up
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!