Married Via Audition

MENJADI ISTRI VERNANDEZ

Pernikahan berjalan dengan lancar, banyak sekali tamu-tamu penting yang Jolie undang termasuk orang-orang yang pernah menjadi klien-klien kerja Arky. Mereka semua datang dan sedikit terkejut melihat perbedaan umur Arky dan istri barunya, meski sebenarnya tidak ada masalah antara umur Arky dan Irie— jarak usia mereka hanya 17 tahun saja.

Yang menjadi keanehan adalah, jarak usia Irie dan Alina yang hanya selisih 2 tahun saja. Bukankah mereka akan terlihat seperti teman bukannya ibu sambung dan anaknya. Lucu sekali.

Para tamu memilih diam dan enggan mengatakan sepatah katapun, karena mereka tahu siapa Arky Vernandez itu.

.

.

.

Irie masih berdiri di dekat pintu tanpa bergerak sedikitpun. Jantungnya berdebar dengan cepat, pikirannya melayang kemana-mana. Dia sudah menikah! Kini dia punya seorang suami dan anak. Setelah menikah biasanya apa yang para pengantin lakukan? Tentu saja malam pertama.

Irie tak bisa mengendalikan dirinya sendiri. Dalam kediamannya, kedua tangannya bertaut gelisah dan sorot matanya masih mengamati seorang pria yang nampak sekali kebingungan, marah serta kesalnya.

Arky yang sudah melepas jas putihnya serta dasinya, pria itu memandang tajam Irie yang berdiri di dekat pintu.

“Berapa yang kau butuhkan?” tanya Arky tiba-tiba.

Langkah kakinya berjalan santai mendekati Irie yang tertegun akan pertanyaan Arky barusan.

“Ap-apa maksudmu?” tanya balik wanita bergaun pengantin putih itu masih kebingungan.

Arky terseringai miring mendengar jawaban lugu Irie. Dia sangat tidak menyukainya, dia tidak menyukai wanita lain selain istri pertamanya dan selama istrinya pergi, Arky selalu menganggap semua wanita hanyalah penipu.

“Jika kau butuh uang untuk hutangmu, aku bisa berikan. Kenapa kau tidak pergi, dan kenapa kau malah memilih menikah denganku HAH?” di akhir kalimatnya, Arky meninggikan suaranya hingga Irie sedikit tersentak kaget.

Manik hazel itu menatap lekat mata cokelat lumpur Arky. Tidak ada cinta, tidak ada dendam dan rasa takut meski Irie adalah sosok wanita yang mudah sekali menunjukkan perasaannya lewat ekspresi.

“Aku memang membutuhkan uang. Tapi bukan berarti aku ingin dikasihani tuan Arky.” Balas Irie. Kalian melupakan satu hal tentang wanita bernama Irie Bliss itu— dia memiliki satu sifat yang sangat berbeda dari yang lain yaitu harga diri yang tinggi. Jadi, jika dia menginginkan sesuatu, maka dia harus melakukan sesuatu terlebih dahulu agar mendapatkan apa yang dia ingin dapatkan, ya... Lebih tepatnya semacam barter namun itu bukan sebuah barang.

Tak sekalipun seseorang berani membalas ucapannya. Tidak wanita ataupun pria. Tapi kali ini seorang wanita berani membalasnya dengan kepercayaan diri yang tinggi.

“Aku menerima pernikahan ini, itu berarti aku menerima semua tantangan di kontrakmu. Aku memenangkan audisi yang Ibu Jolie adakan, jadi aku akan mendapatkan hadiah ku sesuai apa yang tercantum di kertas audisi dengan balasan, aku harus menikahimu. Jadi— aku menikahimu sesuai aturan yang ada.” Jelas wanita bermata hazel itu.

Rahang tegas Arky sudah berkedut, matanya yang tajam kini menjadi lebih menusuk dengan kerutan kedua alisnya yang nampak sekali emosi meluap namun pria itu masih tetap terlihat tampan. Irie mengakuinya, sungguh!

“Aturan?” pria itu mengangguk berulang kali dengan pelan dan ringan. Sementara Irie memberikan selembar kertas kontrak yang sudah dia tandatangani.

Arky menerima kembali surat tersebut. “Baik. Lakukan apa yang kau ingin. Jika kau gagal aku akan berikan hukuman lainnya sesuai yang aku inginkan.” Ujar Arky membulatkan keputusannya.

Irie setuju, dan jika saja kalian tahu bagaimana detak jantung Irie saat ini. Itu benar-benar kacau, kedua telapak tangannya berkeringat dingin ketika dia membalas perkataan Arky Vernandez. Setelah perdebatan kecil tadi, Arky akhirnya memilih pergi dari kamar meninggalkan Irie yang akhirnya juga bisa bernapas lega. Seperti seseorang yang kehabisan oksigen, dia merasa pria itu adalah galaksi yang menarik semua oksigen seseorang yang berada di dekatnya.

“Lupakan dia untuk sementara, lebih baik kau mandi irie.” Gumam wanita cantik berkulit putih itu segera masuk ke kamar mandi dengan mengangkat gaun bawahnya agar lebih mudah berjalan.

Di sisi lain. Arky yang hendak keluar rumah, tanpa disengaja pria itu berpapasan dengan sang putri semata wayangnya, Alina.

Dua orang anak dan ayah itu saling beradu pandang sejenak sampai Alina memutuskan pergi dengan wajah kesalnya juga jejak air mata yang dapat Arky lihat bahwa putrinya usai menangis.

Sebagai seorang ayah, Arky tahu betul apa yang membuat Alina menangis. Dan dia sendiri tidak bisa berbuat banyak, bahkan untuk menghibur putrinya saja Arky tak sanggup.

...***...

Keesokan paginya. Perlahan, Irie membuka kedua matanya yang berasa berat sekali untuk di buka kembali. Sambil menguap kecil, wanita itu melihat ke sekitarnya, dia sadar bahwa Arky tidak tidur di kamar yang sama. Wangi pria itu juga tak tercium oleh hidung Irie.

Beginilah nasibnya. Menikah namun tak seperti seseorang yang sudah menikah. Kenapa Irie tidak menjadi pengasuh saja? Semuanya sudah terlambat.

Tiba-tiba, Arky masuk dengan keadaan yang sudah rapi. Aroma yang hilang kini kembali tercium lagi. Irie mengamati pria bertubuh kekar itu sibuk menyiapkan berkas-berkas kerjanya tanpa menoleh sedikitpun ke arah Irie yang masih duduk di ranjang.

Dengan sengaja Arky tak ingin memandang wajah istri barunya itu hingga mereka nampak seperti dua orang asing.

Melihat persiapan Arky, tentu saja sebagai seorang istri Irie segera berdiri dan menghampiri pria yang kini menatap berkasnya di meja bundar dekat jendela besar. Kedua tangannya kembali bertaut di depan, wajahnya terlihat gugup, lebih gugup dari semalam.

“Ap-apa kau ingin kopi? Aku bisa— ”

“Tidak usah.” Jawab Arky langsung memotong pembicaraan Irie tanpa menatapnya.

Wanita itu langsung terbungkam, mengatupkan bibirnya rapat-rapat serta menahan kesabarannya saat dia harus mencoba menjadi istri yang baik.

Selesai dengan barang-barangnya, Arky langsung membawa tas kerjanya, melewati istrinya begitu saja tanpa pamit ataupun mengeluarkan kata-kata lainnya lagi. Tak ada yang bisa Irie lakukan selain diam dan menuruti semua perilaku suaminya.

.

.

.

Di meja makan, terlihat seorang wanita tua bernama Jolie sedang menunggu kehadiran ketiga orang. Di rumah sebesar itu satupun tak ada yang datang dan sarapan pagi bersama. Ketika Jolie melihat Arky menuruni anak tangga, senyuman terukir kecil di bibir wanita tua itu.

“Dimana Irie?” tanya Jolie ketika dia tidak melihat keberadaan Irie di dekat Arky. Seharusnya sebagai pengantin baru, mereka harus turun bersama-sama, apalagi hari ini hari pertama Irie menjadi keluarga Vernandez.

“Aku berangkat. Ibu jangan lupa makan, dan sampaikan salam ku kepada Alina.” Pamit Arky tanpa basa-basi. Pria itu langsung saja melengos pergi tanpa menjawab pertanyaan ibunya.

Jolie menatap sedih ke punggung Arky yang semakin jauh, lalu beralih menatap ke arah tangga, dimana Irie baru saja turun dan menghampirinya. Seraya tersenyum wanita itu seperti biasa-biasa saja.

“Selamat pagi Ibu Jolie!” sapa Irie.

“Selamat pagi, Irie!” balas balik wanita tua itu.

“Bagaimana malam pertama mu?!” tanya Jolie sekedar menggoda saja, meski dia tahu kalau Arky tidak akan mungkin mendekatinya apalagi menyentuhnya. Irie hanya tersenyum remang mendengarnya.

“Kami hanya mengobrol!” balas wanita cantik itu masih dengan senyuman mengembang.

“Kau bisa memanggil Alina? Ajak dia sarapan bersama kita.” Pinta Jolie kepada Irie.

Seketika Irie menelan ludah, mendengar dia haus membangunkan macan putih lainnya. Setelah dengan Arky kini dia harus menghadapi gadis ketus dan jutek itu.

Irie menarik napas dalam-dalam. “Aku akan memanggilnya!” ucapnya yang selalu dengan keyakinan dan penuh percaya diri.

......°°°......

HAI GUYSS!!!!!! TERUNTUK KALIAN PEMBACA KU YANG UWUUWUW!!! JANGAN LUPA TINGGALKAN JEJAK SEMANGAT KALIAN.

LIKE☑️

COMENT☑️

VOTE☑️

FAVORIT☑️

RATE BINTANG ☑️

THANKS AND SEE YA ^•^