Javier dan Jihan, 2 pasangan yang sudah menjalin hubungan sejak duduk di bangku sekolah menengah atas itu terpaksa harus kandas karena tidak mendapatkan restu dari orang tua Javier.
" jika mereka tidak menerima mu, maka aku akan pergi. kita akan pergi bersama jauh dari mereka"
" tidak Javier, kita tidak akan melakukan itu"
" kita akan melakukannya"
" kamu harus menikah dengan wanita pilihan keluarga mu"
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Clarissa19, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
ep 26
pagi pagi sekali Jihan sudah sibuk di dapur. dia menyiapkan bekal untuk Naira dan Irfan yang akan pergi memancing. Naira sudah bangun sedari tadi karena dia sangat bersemangat untuk pergi. Kata Naira Niko dan bima juga ada, jadi Jihan menyiapkan bekal yang lebih.
" mommy beneran tidak ikut?" tanya Naira. padahal Naira berharap Jihan juga ikut agar lebih seru.
" tidak sayang, mommy tidak suka memancing" jawab Jihan.
Naira berfikir untuk apa dia ikut? Yang ada membuatnya lelah saja. di usia kehamilan tua seperti ini Jihan tidak kuat beraktivitas berlebihan karena itu membuatnya mudah lelah.
" bunda juga tidak ikut, kata bunda juga tidak suka memancing karena membosankan" ujar Naira.
" kenapa Naira suka mancing?" tanya Jihan.
" karena bisa dapat banyak ikan, kata Niko ikannya masih hidup "
ya jelaslah ikannya masih hidup. padahal jika Naira ingin ikan hidup bisa lansung meminta pada Jihan atau Irfan Tanpa harus mancing. Tapi mungkin Naira ingin berseru seruan.
" morning princess Daddy" sapa Irfan yang baru saja tiba di dapur dengan menggunakan baju casual.
" morning Daddy, Daddy sudah mandi?" tanya Naira melihat penampilan Irfan yang sudah segar.
" sudah, sekarang giliran Naira yang mendi. Setelah itu kita berangkat" ujar Irfan lalu mengajak Naira untuk ke kamar.
sekitar setengah jam lebih. Naira sudah siap dengan baju casual nya. dia juga memakai topi takutnya nanti matahari terik.
Irfan mengambil bekal dari Jihan lalu dia berpamitan " aku pergi dulu ya, jaga diri baik baik" ujar Irfan pada jihan. sudah seperti berpamitan tanpa bertemu lagi aja.
Irfan mengusap perut buncit Jihan lalu mencium nya penuh kasih sayang " Daddy pergi dulu ya sayang, baik baik di perut mommy. Jangan bikin mommy kesulitan oke?"
" kau hanya pergi sebentar, fan. Kenapa berbicara seolah kau akan pergi lama?" tanya Jihan.
Irfan terkekeh" jangan berfikir yang aneh aneh, aku hanya ingin mengucapkannya saja" ujar Irfan" boleh aku meminta sebuah ciuman dari mu, hanya kecupan saja" pinta Irfan.
Jihan menoleh ke arah mobil di mana Naira sudah duduk manis di dalamnya. Naira nampak sibuk dengan boneka beruang miliknya.
Jihan kembali menatap Irfan. dia menganggu lalu mengecup singkat kedua pipi Irfan membuat Irfan cemberut. Tumben sekali Irfan bersikap seperti anak kecil.
" kenapa hanya pipi? Bibir ku jadi cemburu melihatnya, kau harus adil, Jihan" ujar Irfan.
Jihan tersenyum lalu mengecup bibir Irfan. Saat hendak melepaskan nya, Irfan menahan tengkuk Jihan agar ciumannya tidak segera di lepas. meskipun hanya menempelkan saja Tanpa ada lumatan sama sekali.
" thanks you, baby" ujar Irfan " jaga diri mu baik baik oke? Aku pergi dulu. jaga anak ku juga" ujar Irfan lalu segera pergi .
∆∆∆∆∆∆∆
bima dan Irfan sibuk memancing. Ini memang hobi mereka jadi mereka tidak keberatan sama sekali untuk mengabulkan permintaan anak anak mereka.
Sedangkan Naira dan Niko duduk di tengah tengah Irfan dan bima. Di tangan mereka ada kotak bekal yang di isi dengan buah potong yang di siapkan oleh Jihan.
" Daddy, pancing kita bergerak" pekik Naira.
" tunggu sebentar, tunggu sampai ikan benar benar benar memakan umpan kita " ujar Irfan.
Disana bukan hanya ada mereka, ada beberapa orang lainya datang untuk menghabiskan liburannya dengan memancing.
Ada yang datang bersama teman dan keluarga. Ada beberapa anak seusia mereka juga. namun masing masing mereka sibuk sendiri.
hap!
Irfan narik pancingnya saat di rasa ikan sudah memakan kail pancing milik. " yee, dapat ikan" pekik Naira gembira kala Irfan berhasil mendapatkan ikan yang lumayan besar untuk ukuran ikan sungai.
" papa, punya kita kenapa tidak di makan oleh ikan?" tanya Niko lesu. Dia kan juga ingin mendapatkan ikan.
" sabar, sebentar lagi pasti dapat" ujar Bima.
Mereka memancing cukup lama. Irfan dan bima sama sama mendapatkan ikan. Yang paling gembira adalah Naira dan Niko. Mereka berencana untuk membakar ikan itu nanti.
Tiba tiba cuaca yang tadinya cerah berubah mendung. Rintik rintik hujan mulai turun. mereka Lansung mengemasi semua barang barang miliknya lalu berlari ke mobil karena hujan perlahan lahan semakin deras.
" ayo pulang dad, mommy sendirian di rumah" ujar Naira mengkhawatirkan Jihan.
" iyaa, kita akan segera pulang " ujar Irfan lalu segera menjalankan mobilnya.
Kilat dan petir mulai bersahutan. Angin pun bertiup cukup kencang membuat cuaca semakin dingin. Naira sangat mengkhawatirkan Jihan. Jika cuaca seperti ini pasti bawaannya teringat ke rumah dan orang rumah teringat pada orang yang tidak ada di rumah.
tiba tiba, sebuah truk pengangkut barang muncul di depan mobil Irfan. Irfan menginjak rem untuk berhenti namun rem nya tidak berfungsi.
Irfan jadi panik, dia terus berusaha menekan rem namun tetap tidak ada hasilnya hingga mobilnya berjarak semakin dekat dengan truk yang juga melaju ke arah mobilnya.
Irfan melepaskan sabuk pengamannya dia mencondongkan tubuhnya ke arah Naira lalu memeluk tubuh mungil Naira dengan erat agar Naira tidak terluka.
Brakk
Suara benturan terdengar sangat nyaring. Kaca mobil pecah dan bertebaran. tubuh Irfan terbentuk mobil dengan sangat keras akibat hantaman tersebut. Yang ada di benak Irfan sekarang ada memastikan Naira tidak terluka.
Mobil Irfan hancur parah. Truk pengangkut barang itu lansung pergi tanpa berniat bertanggung jawab. Naira menangis histeris memanggil ibunya.
" mommy..... Mommy" tangis pilu Naira terdengar bercampur dengan suara derasnya hujan.
Irfan sudah tidak sadarkan diri. Darah keluar dengan deras dari kepala dan tangan nya. Naira benar benar ketakutan saat ini.
suara petir terdengar begitu nyari membuat Naira semakin ketakutan. Ada beberapa mobil dan motor berhenti untuk memeriksa mobil Irfan. Beberapa orang mulai berdatangan dan berusaha membuka pintu mobil yang macet. sedangkan Naira terus menangis di dalam pelukan erat Irfan memanggil ibunya. Meskipun Irfan sudah tidak sadarkan diri, tapi pelukannya pada Naira sama sekali tidak melemah menandakan jika Irfan benar benar takut Naira terluka.
Suara ambulance terdekat. Naira dan Irfan di pindahkan ke mobil ambulans. Beberapa polisi datang mengamankan area tersebut.
∆∆∆∆∆∆
Jihan menunggu Naira dan Irfan di teras rumah dengan cemas. hujan turun sangat deras, kilat dan petir saling bersahutan di tambah dengan angin yang cukup kencang membuat Jihan semakin khawatir.
Jihan sudah berusaha menghubungi Irfan sedang tadi, namun panggilan nya tidak terjawab. Dia juga menghubungi bima untuk memastikan jika Irfan dan Naira tidak singgah di sana.
Kata bima Irfan dan Naira lansung kembali kerumah. Sedangkan bima dan Niko singgah di sebuah restoran untuk makan siang.
Dreett
ponsel Jihan bergetar. Jihan lansung melihat layar ponselnya yang menampilkan nama Irfan. Dia segera menjawab panggilan tersebut.
" apa ini dengan keluarga pemilik ponsel ini?" tanya seorang lelaki di seberang sana.
" i- iyaa, saya istrinya" jawab Jihan takut takut. Dia sangat takut dengan kemungkinan kemungkinan yang terjadi.
" suami dan anak anda mengalami kecelakaan mobil, sekarang sedang berada di rumah sakit merpati"
Deg
Jantung Jihan seakan berhenti berdetak. Tangannya bergetar hebat. Irfan dan Naira kecelakaan? Padahal tadi pagi mereka sedang baik baik saja.
Jihan berlari ke garasi lalu mengambil kunci mobil yang sengaja di letakkan di dinding. Jihan segera masuk ke mobil lalu menancap gas menuju rumah sakit menempuh hujan deras dan angin yang terus bertiup, serta kilat dan petir yang terus bersautan.