Shinn, seorang pemuda dari keluarga miskin, hidup di dunia biasa—sampai suatu hari ia menemukan barang rongsokan misterius di pasar loak. Saat ia mengutak-atiknya, muncullah jendela sistem aneh yang membawanya ke dunia paralel: sebuah dunia apokaliptik dipenuhi zombie dan puing-puing mecha raksasa.
Dengan sistem yang ia bangkitkan dari sampah, Shinn mengubah takdirnya. Ia menjarah dunia zombie, membangun kekuatan, menyembuhkan ibunya di dunia nyata, dan membentuk harem lintas dimensi yang setia padanya. Tapi itu baru permulaan.
Ketika realitas mulai retak, dan sistem-sistem purba bangkit untuk mengendalikan semua dunia yang pernah ada, Shinn harus memilih: tunduk… atau menjadi Nexus—poros semua dimensi, dan satu-satunya harapan untuk menyeimbangkan kehancuran.
Di tengah konflik antar dimensi, musuh tak terlihat, dan cinta yang tumbuh dalam medan perang, Shinn berdiri di ambang takdir sebagai pejuang terakhir dari Sistem Rongsokan.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon F R E E Z E, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 17: Jejak Ark Rebirth yang Hilang
Suara langkah kaki bergema pelan di lorong bawah tanah yang sepi dan gelap. Di antara dinding berkarat dan kabel-kabel yang menjuntai dari atas, Shinn berjalan pelan. Asha ada di belakangnya, memegang tablet data yang menyala redup, sementara Iluthar mengikuti di sisi kiri, sesekali menoleh ke belakang, memastikan tidak ada yang mengikuti.
Lorong itu panjang, dingin, dan terasa seperti dunia lain. Cahaya biru dari lampu gantung tua berkedip-kedip, menyorot debu yang melayang di udara. Bau karat, tanah lembab, dan oli tua menyeruak di hidung mereka, membuat suasana makin tidak nyaman.
“Aku nggak nyangka kita bisa nemuin tempat ini,” gumam Asha, matanya fokus ke peta digital di tabletnya. “Menurut data dari satelit tua jaringan pra – apokalips, ini dulunya pusat penelitian milik Genesis Ark Corp. Perusahaan militer swasta yang katanya terlibat dalam proyek penyelamatan global waktu dunia mulai kacau.”
Iluthar mengerutkan kening. “Dan proyek itu yang disebut Ark Rebirth?”
Shinn mengangguk pelan. “Unit-X nyebut namanya itu. Kalau kita mau tahu dari mana sistem ini berasal... atau kenapa aku dan dia bisa terkoneksi, kemungkinan besar semua jawabannya ada di sini.”
Langkah mereka terhenti di depan sebuah pintu besi besar. Permukaannya sudah penuh karat dan goresan, tapi di tengahnya masih terlihat samar logo usang: sebuah lingkaran dengan dua sayap menyilang dan simbol DNA di tengahnya. Di bawahnya ada tulisan yang nyaris hilang: ARK - 02 LABORATORY.
“ARK - 02...” bisik Asha. “Berarti... ada ARK - 01? Mungkin juga ARK - 03 atau lebih?”
Shinn menyentuh panel samping pintu. Kilatan energi mengalir dari telapak tangannya. Sistemnya aktif, menyatu dengan panel tua yang mulai menyala pelan.
[Interfacing dimulai...]
[Sinkronisasi kode aktif...]
[Akses diterima – Pewaris sistem teridentifikasi.]
Pintu bergetar pelan. Lalu perlahan, terdengar derit logam saat pintu itu membuka ke dalam. Udara dingin menerpa wajah mereka bertiga, membawa aroma kimia yang sudah lama terkunci.
Ruangan di balik pintu itu luas, gelap, dan sunyi. Dinding-dindingnya dipenuhi terminal tua, kabel yang menjuntai, dan tabung cryo berukuran besar yang kini kosong dan pecah di beberapa bagian. Lantai dipenuhi debu, pecahan kaca, dan sisa-sisa teknologi yang sudah mati.
“Tempat ini... kayak makam teknologi,” bisik Iluthar, merapat ke Shinn.
“Lebih dari itu,” kata Asha, berjalan ke arah terminal pusat di tengah ruangan. “Kalau benar ini Ark-02, berarti semua teknologi mutakhir terakhir manusia sebelum kehancuran mungkin disimpan di sini.”
Shinn mengangguk. Pandangannya menyapu seluruh ruangan. Hatinya terasa aneh. Tempat ini... seperti sisa mimpi manusia yang gagal terwujud.
Asha menyalakan terminal pusat. Butuh beberapa detik, tapi akhirnya layar besar di depan mereka menyala, menampilkan proyeksi holografik.
Tiba-tiba muncul wajah seorang wanita. Rambut hitam panjang, wajah tajam namun lembut, dan jas lab putih yang lusuh. Bukan manusia asli tapi AI holografik.
“Selamat datang, pewaris sistem,” katanya.
Shinn meneguk ludah. “Kau siapa?”
“Aku adalah Dr. Virella, bentuk digital dari kepala proyek Ark Rebirth. Aku ditugaskan sebagai pengarsip dan pemandu untuk siapa pun yang berhasil masuk ke fasilitas ini. Kalau kau bisa mengakses tempat ini... berarti dunia sudah hancur. Dan sistem sudah memilih penerusnya.”
Iluthar melirik Shinn. Asha mencatat sesuatu di tabletnya dengan cepat.
Shinn maju satu langkah. “Apa itu Ark Rebirth?”
Dr. Virella menjawab, “Ark Rebirth adalah proyek terakhir manusia untuk mempertahankan kehidupan. Saat dunia berada di ambang kehancuran karena perang, wabah, dan anomali alam... kami mencoba menyelamatkan hal-hal penting DNA manusia, kesadaran intelektual, dan teknologi terbaik. Semua itu dikumpulkan dan diunggah ke dalam sistem berbasis AI adaptif.”
Shinn mengepalkan tangan. “Dan sistem ini... yang sekarang hidup di dalam tubuhku...?”
“Adalah bentuk akhir dari semua eksperimen kami. Sistem yang bisa berevolusi, belajar, bahkan mengubah dunia di sekitarnya. Tapi sistem itu terlalu kuat. Kami gagal mengontrol pewaris pertama... dan dia berubah menjadi ancaman.”
“Unit-X?” gumam Iluthar.
Dr. Virella mengangguk. “Ya. Dia adalah kandidat sempurna secara fisik dan mental. Tapi dia kehilangan arah. Sistem memperkuat instingnya, tapi tanpa nilai moral... dia jadi mesin kehancuran. Kami mencoba menghentikannya, tapi gagal. Lalu sistem membuat pilihan sendiri mencari pewaris baru. Itulah kau, Shinn.”
Shinn menunduk. Rasa berat menghantam dadanya. Ia bukan dipilih karena spesial, tapi karena sistem butuh pengganti.
“Tapi kenapa aku?” tanyanya.
“Karena kau punya sesuatu yang tak dimiliki Unit-X. Harapan. Ikatan. Kau masih peduli dengan dunia dan orang-orang di sekitarmu.”
Tiba-tiba layar berkedip.
[Sistem mendeteksi anomali masuk – jaringan diawasi secara aktif]
[Unit-X telah melacak keberadaan Ark-02]
Asha mengangkat kepala cepat. “Dia tahu kita di sini!”
Shinn berdiri, sistemnya langsung aktif. Aura hitam dan keemasan membungkus tubuhnya.
“Ambil semua data penting! Kita harus keluar sebelum dia sampai!”
Iluthar segera menyiapkan pelindung medan di depan pintu masuk. “Aku jaga belakang!”
Asha sibuk dengan terminal, mengunduh data secepat mungkin. Di layar tablet-nya, satu per satu file berhasil diambil: blueprint sistem, catatan eksperimen awal, hingga... lokasi ARK lainnya.
“Shinn! Kita punya koordinat Ark-03!” serunya. “Kalau teori ini benar, itu tempat terakhir yang menyimpan inti utama dari semua sistem.”
Shinn mengangguk. “Kalau kita mau punya harapan lawan Unit-X, kita harus ke sana duluan.”
Tiba-tiba sistem Shinn berbunyi keras di telinganya.
[Sinkronisasi Level 3 dimulai...]
[Mode Duality berevolusi...]
[Kemampuan baru terbangkitkan: Void Light – Cahaya Kosong yang Melahap Kegelapan.]
“Void Light?” gumam Shinn, melihat tangan kanannya yang sekarang memancarkan cahaya biru keunguan yang misterius. Energi baru itu terasa berbeda. Bukan hanya kekuatan... tapi seperti kehendak.
Cahaya itu melilit armor-nya, menyatu dengan aura gelap yang dulu dia kenal. Sekarang mereka tidak bertentangan mereka berdampingan, seimbang.
“Iluthar, Asha! Ayo pergi sekarang!” seru Shinn.
Ketiganya berlari cepat, melewati lorong yang mulai bergetar. Dari belakang, suara logam keras bergema pasukan Unit-X mulai mendekat. Dinding-dinding mulai retak, debu beterbangan, dan alarm tua berbunyi samar.
Saat mereka sampai di pintu keluar, Shinn menoleh ke belakang sekali lagi. Pandangannya jatuh pada ruangan tua itu penuh data, rahasia, dan kegagalan manusia di masa lalu.
“Ark Rebirth... ini belum selesai,” bisiknya.
Iluthar menarik tangannya. “Ayo, jangan bengong!”
Mereka bertiga naik ke permukaan lewat lorong tangga darurat. Saat pintu keluar terbuka, cahaya senja menyambut mereka. Tapi langit tampak tak biasa warnanya lebih gelap, seperti badai besar sedang mendekat.
Asha menutup pintu darurat dari belakang dan mengunci jalur masuk. “Kita harus cepat kabur. Mereka bakal ngebom tempat ini kalau tahu kita ambil datanya.”
Shinn memanggil kendaraan udara kecil yang tersembunyi di balik puing. Saat mereka lepas landas, bayangan markas Ark-02 menghilang di balik reruntuhan dan pasir.
Di layar tablet Asha, lokasi ARK-03 berkilau terang.
“Perjalanan kita belum selesai,” ujar Shinn pelan.
Iluthar tersenyum kecil. “Tapi sekarang... kita tahu siapa musuh kita. Dan siapa kita sebenarnya.”
Asha menambahkan, “Dan kita nggak sendiri. Sistem milikmu berkembang. Dan itu... harapan.”
Shinn menatap langit yang mulai gelap, dengan cahaya keunguan di tangannya yang masih bersinar.
“Unit-X boleh punya kekuatan. Tapi aku punya pilihan. Dan aku... akan memilih untuk melindungi dunia ini.”
___________________
To be continued...
kadang informasinya kurang.
apa itu masih berhubungan? atau author suka dengan 2 nama itu?
kapan ketemu player lain ya?
bunga untuk author /Rose/
thor, kok ga jawab2 komentarku sih?
dan jadi bisa ngurus ibunya.
mungkin impian orang ya punya sistem hehe...