NovelToon NovelToon
Pemuas Nafsu Istri Sang Ketua Mafia

Pemuas Nafsu Istri Sang Ketua Mafia

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Mafia / CEO / Cinta pada Pandangan Pertama / Keluarga / Persaingan Mafia
Popularitas:5.2k
Nilai: 5
Nama Author: Vionnaclareta

Demi menjalankan misinya mencari tahu mengenai pelaku pembantaian massal keluarga Anthony, dengan rela Tuan Vigor menikahkan putri tunggalnya dengan seorang mafia yang merupakan putra sahabatnya untuk melancarkan misinya dan mendapatkan harta yang ia inginkan. namun lain halnya dengan si mafia, yang mempunyai tujuan lain dengan adanya ia masuk kedalam keluarga elit itu untuk bisa menguasai dan mengendalikan keluarga itu lewat Calon istrinya yang saat ini mendapat julukan Bloody Queen.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Vionnaclareta, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

kode password

Di sebuah tempat yang begitu terpencil dan jauh, dengan dengan berdinding bebatuan alam dan di selimuti oleh cuaca dinginnya terlihat seorang pria yang berumur sekitar 40 tahunan kini sedang duduk di atas kursinya sembari menatap ke arah layar tab miliknya.

 Jari lentiknya terus mengusap layar tablet dengan kedua bola mata yang terus terbinar menatap ke layar proyektor nya.

Salah satu ujung bibir pria itu terangkat "Semua keajaiban itu harus menjadi milikku, termasuk dia, bidadari cantik itu bagaimanapun caranya harus bisa menjadi ratuku." Ucapnya sembari melihat foto seorang gadis disana.

"Vigor, kalau kau bisa memenuhi semua permintaan dan janjimu itu, akan ku pastikan hidupmu akan terjamin dibawah naunganku, putrimu itu akan menjadi wanita paling beruntung didunia ini." Lanjutnya pada seorang pria yang sedari tadi berdiri di sampingnya.

"Tentu saja aku akan mewujudkan impianmu itu tuan."

"Aku tidak mau tahu, setelah misi ini selesai dan aku berhasil mendapatkan jantung mafia itu, kau harus segera mengurus perceraian Leo dan juga putrimu, mengerti." Ucapnya.

...***...

Sementara itu disisi lain seorang gadis baru saja berhasil membuka kedua kelopak matanya dan melihat atap langit yang terlihat tak asing lagi baginya. Dengan penampilan yang begitu berantakan gadis itu bangkit dari tempat tidurnya dan bermaksud untuk segera membersihkan dirinya.

Gadis itu berdandan begitu rapi menggunakan dress warna kuning yang Leo bawa untuknya, kini ia sedang duduk di depan cermin riasnya sembari sedikit memoles wajahnya, meskipun hari ini ia tidak tahu harus kemana, ia merasa ia harus terus terlihat cantik dan segar.

Ceklek! kriettt!

Terdengar suara derit pintu yang menandakan ada seseorang yang kini sedang ingin masuk kedalam kamarnya itu. Langkah kaki seseorang mulai terdengar, meskipun tahu siapa yang akan datang Yoona tetap tidak menggubrisnya ataupun memedulikan nya.

"Apa kepala mu masih terasa sakit?" Tanyanya.

"Lumayan." Jawabnya singkat sementara Leo mulai meletakan kantong obat yang baru saja ia beli.

"Cepat selesaikan dandanmu itu, dan segera turun sarapan agar kau bisa meminum obatmu." Ucapnya sementara Yoona yang mendengar itu mulai membuka kantong obat yang ada di depannya itu.

"Kenapa kau membelikan ku obat sebanyak ini hmm, andai kau tahu semua ini tidak akan terminum oleh ku." Ucapnya sembari melihat satu persatu wadah yang berisi obat yang ukurannya cukup besar baginya.

"Ohh obat apa ini? Jangan mentang Mantang aku tidak tahu apa apa tentang obat kau bisa memberiku sembarangan obat Leo." Ucapnya saat melihat kotak hitam yang seukuran telapak tangannya.

"Itulah kau, biasakan untuk mencoba dulu baru berkomentar, apa kau takut mati hanya karena sebutir obat hmm." Sahutnya yang dengan kesal Yoona pun langsung membuka kotak hitam itu, dan yang benar saja setelah membukanya wanita itu seketika terbungkam oleh isi dari kotak hitam itu.

"Ini Untukku?" Tanya Yoona yang masih terpesona dengan sebuah tali yang berlapis emas putih dengan di hiasi bandul Berlian yang menyerupai butiran salju.

"Apa ada orang lagi disini selain dirimu? Aku akan membunuhmu jika kau menghilangkan ataupun membuangnya."

"Tapi sepertinya aku kenal dengan warna berlian ini."

"Biar ku pakaikan untukmu." Ucap leo sembari menyisihkan rambut panjang Yoona dan mengeluarkan kalung itu dari wadahnya.

Leo mengaitkan dua ujung kalung itu di leher jenjang Yoona sementara Yoona hanya diam menatap pantulan dirinya dan juga Leo yang terpampang jelas di cermin riasnya.

"Cantik sekali." Lontar Leo ketika menatap pantulan bayangan Yoona di cermin.

"Apa?"

"Berlian nya sangat cantik sekali, tidak rugi aku memilih dan merancang nya selama seminggu." Sahut leo.

"Aku akan menyiapkan sarapan, kau jangan membuat ku menunggu lama." Lanjutan yang langsung pergi begitu saja meninggalkan Yoona.

Setelah menyelesaikan aktivitas nya, Yoona pun akhirnya keluar juga dari dalam kamarnya, di berjalan ke arah dapur dan melihat Leo yang sedang menghidangkan satu persatu makanan yang sudah ia buat tadi.

"Kemari dan makanlah, kau jangan membuat ku kesal karena hanya melihat mu berdiri menatap ku disana." Ucap Leo sembari menatap ke arah gadis yang sedari tadi berdiri menatap nya.

Yoona menarik satu kursi dan duduk disana sembari melihat ke arah Leo yang masih sibuk menyiapkan hidangan sarapannya.

"Darimana kau mendapatkan semua bahan ini?" Tanya Yoona ketika melihat hidangan udang pedas manis dan juga cumi cumi. Sebab yang dia tahu tempatnya saat ini jauh dari pemukiman desa.

"Aku menyuruh luca berbelanja tadi." Sahutnya sembari duduk di kursi yang ada di sebrang Yoona.

"Luca? Dia disini? Kenapa dia tidak ikut sarapan juga?" Tanya Yoona lagi.

"Sejak kapan kau mulai memikirkan seseorang hmm, aku menyuruh nya untuk memeriksa sesuatu disini." Jawabnya.

"Tidak,,,aku hanya bertanya apa tidak boleh?" Sahutnya.

Leo mengambil sepiring nasi dan meletakkan dua udang dan cumi di atasnya, pria itu meletakan hidangan yang telah ia siapkan itu di depan Yoona, sementara gadis itu dari tadi benar benar tidak bisa melepas pandangannya dari nya.

"Apa sekarang menatapku menjadi hobi barumu hmm." Ucapnya yang merasa merinding sebab Yoona menatapnya dengan ekspresi yang begitu datar dan kosong tidak ada ekspresi apapun yang terpoles di wajahnya.

"Kalau kau terus seperti itu, lama lama kau akan kerasukan setan disini." Lanjutnya.

Yoona mengangkat ujung bibirnya seakan akan kalimat itu terdengar lucu baginya, Yoona meraih alat makannya dan mulai memakan makanan yang sudah disiapkan Leo untuknya.

"Aku heran, sebenarnya apa tujuanmu membeli vila ini, menurutku tidak ada hal yang spesial disini, tempatnya juga begitu suram, apa yang kau sukai dari villa ini." Tanyanya penasaran sebab selain tempatnya terpencil, villa itu juga memiliki nuansa yang begitu menyeramkan karena mungkin pemiliknya tidak pernah merawat nya.

"Karena tempat ini adalah milik keluarga Anthony."

"Lalu?"

"Apa kau tidak mengenal keluarga Anthony, tidak mungkin jika kau tidak mengetahuinya, putri dari seorang yang sedang memburu kekayaan keluarga ini tidak tahu apa apa." Lanjutnya.

"Keluarga Anthony? Sebenarnya siapa mereka? Aku selama ini tidak pernah ingin tahu tentang misi misi papa? Tapi karena semua orang tahu dan terus membahasnya membuat ku geram dan penasaran dengannya, sebenarnya apa hebatnya keluarga itu?"

"Keluarga terkaya yang berhasil menaklukkan 4 wilayah negara yang ia jadikan sebagai wilayah industri nya, kekayaannya begitu melimpah sehingga suatu hari semua itu musnah hanya di tangan seseorang yang entah siapa dia, itulah kenapa banyak orang yang ingin mendapatkan nya." Jelasnya sementara Yoona hanya diam mendengar penjelasannya.

"Apa sekaya itu dia, sehingga mereka begitu tergila gila dan ingin mendapatkan nya termasuk dirimu?" Ucapnya yang membuat pria itu menyengir dan menatap ke arah lain sembari meminum minuman miliknya.

"Mereka mati Matian merebutkannya, tanpa mereka tahu kalau keluarga Anthony masih punya cucu terakhir yang masih hidup sampai saat ini, aku tidak mau menanggung resiko besar Yoona, aku hanya sekedar membantu, aku tidak mau ikut campur dalam hal semacam itu."

Yoona mengalihkan pandangannya "Cihh dasar mulut besar." Geramnya.

Setelah menghabiskan sarapannya Leo pun menyibukkan diri bersama asisten pribadinya, entah apa yang mereka bahas dan lakukan di lantai bawah, sementara Yoona duduk bersantai di ayunan gantung yang ada di lantai atas sembari memainkan handphone miliknya.

"Sebenarnya apa yang mereka lakukan, sepertinya begitu sangat serius." Ucapnya sebab pada awalnya ia benar benar tidak peduli dengan apa yang Leo lalukan, apalagi bersangkutan dengan pekerjaan pribadinya.

Ia terus fokus pada handphone miliknya hingga beberapa saat kemudian terdengar suara dering handphone, suara itu berhasil mengalihkan pandangan Yoona dan mulai menatap ke sekelilingnya dan melihat handphone yang terus bergetar di atas meja makan.

" Cihh dasar bodoh, bisa bisanya dia meninggalkan handphone nya saat bekerja." Gumamnya yang berusaha acuh, dan berpikir pria itu akan naik dan mengambil handphonenya.

Namun handphone itu terus berdering sehingga membuat Yoona begitu tidak nyaman langsung beranjak dari tempat duduknya dan menghampiri handphone yang terus berdering tidak jelas itu.

"Sebenarnya mahluk bodoh mana yang terus telfon hmm, apa dia tidak punya pekerjaan lain selain mengganggu orang." Gerutunya.

Gadis itu meraih handphone yang sedari tadi terus bergetar di atas meja, ia mulai menyalakan handphone itu dan ia dikejutkan dengan Lock screen miliknya. Gadis itu dibuat terdiam oleh pemandangan yang ia lihat.

"Wahh kapan dia mengambil foto ini, dasar dia asal memotret tanpa ijin padaku terlebih dahulu, dia bahkan hanya menampilkan rambut ku saja." Gerutunya sebab meskipun itu terlihat seperti foto aib tapi foto itu terlihat begitu cantik.

Sebuah pesan tiba tiba masuk dan hanya terlihat sebuah nama yang tertera disana. "Dari mamanya ternyata." Lanjutnya yang lanjut membuka handphone itu karena penasaran dengan isi handphone milik pria yang ia benci itu.

Namun niatnya terhenti saat sebuah deretan angka tiba tiba muncul. "Ahh benar, bodohnya aku, kata sandinya." Ucapnya yang membuat gadis itu mulai berpikir sebab tidaklah mungkin ia akan memakai angka yang mudah.

"Satu, satu satu...." Usahanya namun secara tidak langsung tebakannya itu salah.

"Benar juga, tidak mungkin semudah itu, lagi pula dia bukan orang yang pelupa."

"Ahh sudahlah, lagipula kenapa aku mengurusi hal semacam ini." Lanjutnya nya sembari meletakkan kembali handphone itu.

Namun dibalik itu hati dan pikiran nya terus bergeming seakan akan ia sangat penasaran dengan isi handphone nya itu, ditambah lagi lock screen nya yang membuatnya semakin penasaran ingin menjelajahi isi handphone nya.

Yoona mengambil handphonenya miliknya dan mencari sesuatu di galeri handphone miliknya, hingga ia menemukan sebuah foto KTP yang pernah Vigor kirimkan padanya.

Yoona mengambil kembali handphone milik Leo dan mulai memasukan beberapa angka yang berkaitan dengan tanggal lahirnya, namun semua usahanya sia sia, semua angka yang ia masukan sama sekali tidak membantu nya.

"Apa dia punya angka spesial, tanggal favorit, tidak mungkin juga kalau tanggal pernikahan bukan?" Ucapnya yang terus menebak sembari terus mencoba namun gagal hingga ia harus menunggu 30 detik untuk memasukan kembali kode password nya.

"Benarkan." Ucapnya.

Yoona terus berpikir keras untuk menebak password handphone nya, sebab ia pikir mungkin ia akan mendapatkan banyak keuntungan jika berhasil membuka handphone Leo itu, sebab sebagian besar manusia menyimpan banyak rahasia di handphonenya.

Otaknya terus berputar hingga tiba tiba terlintas sebuah opini di dalam benak nya.

"Biasanya jika pasangan memasang foto pasangannya sebagai lock screen maka kode password nya tidak jauh dari foto itu." Yoona menyengir sembari menatap kembali layar handphone Leo "mustahil,,," ucapnya sembari memasukan kembali beberapa angka disana.

Dan yang benar saja layar kunci itu seketika terbuka dan menampilkan halaman utama pada ponsel itu. Melihat hal itu membuat Yoona langsung melempar handphonenya itu ke meja, seakan akan ia tidak percaya dengan apa yang ia lihat itu.

"Apa apaan ini." Ucapnya sembari menatap layar ponsel yang masih menyala di atas meja.

***

Sedangkan disisi lain langkah kaki yang beriringan terus terdengar di setiap sudut dinding yang menghimpit sebuah tangga kecil, dua pria itu dengan perlahan berjalan menuruni anak tangga yang terbuat dari bebatuan dengan sebuah senter handphone yang menjadi sarana penerangan nya saat ini.

"Luca pegang handphone mu dengan benar, tangga ini terlihat begitu terjang." Ucap Leo pada pria yang saat ini sedang berjalan di belakang nya."berhati-hati lah tuan, saya sedang berusaha semaksimal mungkin." Sahut luca.

" Haishh entah dimana aku meletakkan handphone ku tadi." Geramnya.

Anak tangga itu begitu panjang hingga membutuhkan waktu kurang lebih lima belas menit untuk menempuh nya.

"Saya baru tahu kalau ada ruangan semacam ini disini, sebab tuan Luan sempat memberikan denah vila ini saat pembayaran kemarin."

"Sebab tidak ada yang tahu keberadaan tempat ini luca, bahkan si mafia itu saja mungkin juga tidak tahu, dari pintu masuknya saja sudah terlihat tidak mungkin bukan." Jawabnya sebab mengingat mereka tadi bisa masuk dari sebuah dinding kamar yang ada di lantai bawah.

Setelah menempuh ratusan anak tangga akhirnya mereka sampai di depan sebuah pintu besi. Melihat hal itu Leo pun langsung membuka pintu besi itu hingga terlihat sebuah ruangan kerja yang cukup luas disana.

Kondisi ruangan itu masih terlihat begitu utuh entah itu sofa, meja, kursi kerja, bingkai foto, lemari bahkan komputer, hanya saja tempat itu begitu kotor dan berdebu memang karena mungkin sudah lama tidak di gunakan dan di bersihkan.

"Ini adalah second roomnya tuan Anthony, aku membeli vila ini hanya ingin untuk masuk kemari, lagi pula aku juga harus menyelamatkan vila ini bukan." Ucap nya dan membuat luca hanya mengangguk, sebab ia juga tahu bahwa pemikiran tuannya itu memang susah di tebak.

"Jika sang pemiliknya sekarang saja tidak tahu, bagaimana tuan bisa tahu kalau ada ruangan semacam ini disini?" Tanya luca lagi sembari menatap tuannya yang kini sedang sibuk menggeledah isi lemari yang penuh dengan buku dan file file lama.

Leo menghela nafas panjang. "Sebab disinilah perbuatan kotor dan zina itu terjadi luca, sudah kau jangan banyak bertanya coba cari beberapa petunjuk yang bisa kita gunakan disini." Jawabnya dan membuat luca kembali terdiam lali mulai mencari dan menggeledah tempat itu.

'dua misi yang harus ku selesaikan adalah menyelamatkan Yoona dan menggagalkan misi tuan Vigor, kedua misi itu benar benar harus berjalan dan berhasil.' batin Leo yang terus berusaha mencari petunjuk yang bisa ia gunakan untuk melancarkan misinya itu.

1
kirom hasran
Seru banget!
Libny Aylin Rodríguez
Aku butuh lebih banyak kisah seru darimu, cepat update ya thor 🙏
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!