Kisah cinta mama dan papa cukup membuatku percaya bahwa luka terkadang membawa hal manis, bagaimana mama pergi agar papa baik-baik saja, tanpa mama tahu, papa jauh lebih terluka sepeninggalnya.
Begitu juga dengan Tante Tania dan Appa Joon, tidak ada perpisahan yang baik-baik saja, tidak ada perpisahan yang benar-benar ikhlas. Bedanya mereka berakhir bersama, tidak seperti mama dan papaku yang harus berpisah oleh maut.
kukira kisah mereka sudah cukup untuk aku jadikan pelajaran, tapi tetap saja, aku penerus mereka dan semua ketololannya.
Aku, Davina David.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon timio, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Misi Ricky Selesai
"Kenapa? Ada apa? Kita pernah ketemu yang lebih parah, tapi kamu ngga begitu. Ada apa sama bayi itu?". Tanya Kau sambil menatap Davina yang duduk didepannya.
"Ingat gempa susulan waktu itu?", tanya Davina.
" Hmm."
"Kebetulan hari itu aku ikut ke lokasi, aku sama tim SAR denger suara nangis tapi lirih banget. Ada reruntuhan gedung, dan dari sana setelah dibongkar, tim nemuin bayi itu di pelukan mamanya yang udah meninggal, badan mamanya masih hangat Kai, bayi itu di selamatkan, lalu dikasih ke aku."
Kai dengan tenang mendengarkan cerita Davina tanpa menyelanya sedikit pun.
"Aku bawa ke Kids Camp dan aku masukin ke daftar bayi prioritas karena dia emang prematur dan dehidrasi parah. Kai, kamu harus tahu sebelum aku ketemu papaku, aku ketemu Appa Joon lebih dulu lewat tante aku, Tania Giddens, istrinya Appa sekarang. Waktu itu aku masih lima tahun, hidupku ngga kayak sekarang. Aku anak jalanan, yang hidup berdua bareng mamaku yang cuma tukang jualan rokok ditengah jalan raya."
Kai sedikit tersentak tapi tetap berusaha menahan ekspresinya, dan terus mendengarkan Davina.
"Kamu pasti kaget, itulah masa kecilku, didepan mataku aku ngeliat mamaku di hantam truk, berdarah-darah, di tandu, dimasukin ke ambulance, dan secara ajaibnya tante Tania nemuin aku ketakutan di pojok rumah sakit, plot twistnya ternyata mamaku adalah anak yang hilang di keluarganya, dia kabur dari papa Iyan karena hamil aku, takut bakal ganggu karirnya papa. It'a a complicated story right? Setidaknya aku lebih beruntung dari bayi itu, aku bisa ngerasain punya mama selama lima tahun, sedangkan dia, dia bahkan ngga kenal mamanya sama sekali. Dia udah hebat banget bertahan dibawah reruntuhan itu. Ajaib banget pelukan mamanya masih hangat. Aku namain dia Grace, bahkan dia udah dikenal jadi bayinya Mama Vina." Kekehnya lirih tapi sebulir air bening meluncur di pipi mulusnya.
Kai mendekat dan memeluk kesayangannya itu, ia tahu Davina sedang biru, sangat bisa ia pahami menyelamatkan bayi yang bernama Grace itu benar-benar membekas di hatinya.
"Sama seperti kamu sayang, kamu hebat, kamu udah bisa bertahan sejauh ini, kamu udah hebat banget."
Davina hanya tersenyum tipis pada Kai, dan sekali lagi ia jatuh cinta pada pria ini, begitu saja setiap harinya.
🍁🍁
Akhir-akhir ini gempa kembali hadir, kota yang perlahan-lahan kembali di bangun itu hancur sebagian. Pandora Town kembali diguncang bencana, seolah memang kota besar itu perlahan akan dihilangkan dari dunia oleh waktu. Tania sudah berulang kali memohon agar Davina kembali saja, apalagi kontraknya sudah lama berakhir, tapi tetap saja gadis itu bertahan.
📞 Tania : Apa karena dokter itu Vina? Makanya kamu bertahan mati-matian disana?
📞 Davina : Hah?!
📞 Tania : Appa kamu bilang kamu punya pacar diana.
📞 Davina : Tante, dengan atau tanpa Kai, Vina akan terus disini, percaya sama Vina, Vina bisa jaga diri. Namanya Kai tante, Kai Joseph, udah setahun Vina pacarin.
📞 Tania : Ngga kepo
📞 Davina : Halah... Isi pikiran tante udah Vina scan duluan.
Tut tut... Telepon diputus sepihak.
"Dasar... ", celetuk Davina sambil terkekeh.
"Seneng banget kayanya." Seru seseorang dengan dimple manisnya dan langsung duduk disamping Davina.
"Kemana aja dokter tulang, udah seminggu ngga keliatan."
"Biasa, dokter idaman kayak aku banyak penggemarnya." Ucap Ricky dengan wajah menyebalkan.
"Dih penggemar. Pasien iya. Ada apa nih, tumben banget nyamperin."
"Mau ke pusat kota, toko kelontong udah lumayan banyak yang buka, ada sebagian juga yang rusak karena gempa kemarin. Mau ikut ngga? Aku mau belanja kebutuhan, siapa tahu kamu juga ada perlu."
"Okay. Ayo." Girang Davina langsung berdiri.
Ricky malah tertegun, kenapa gadis ini mudah sekali menyetujuinya.
"Kamu ngga perlu izin Kai dulu?", tanya Ricky ragu.
"Hah? Kita kan cuma mau belanja kebutuhan, bukan mau nikah, aneh kamu." Semprot Davina.
"Langsung nikah juga boleh kok Vin. Heheh... ", balas Ricky langsung mengekor Davina yang sudah melangkah.
"Lagian nanti kalau dia tanya aku dimana, tinggal jawab, begitu doang kan. Let's go mas, aku juga butuh refreshing ini."
Ricky tersenyum tanpa mendebat apapun lagi, ia hanya terus berjalan disamping Davina dan masuk ke sebuah mobil milik rumah sakit yang biasa mereka gunakan untuk pergi ke pusat kota.
Sepanjang perjalanan mereka isi dengan perbincangan ringan seputar bagaimana kerja sama tim yang mereka jalani selama ini. Ricky dengan partnernya yang agak menyebalkan tapi cekatan, dan Davina dengan partnernya yang kini sangat memanjakan nya.
"Ya iyalah dia cowo lu. ", celetuk Ricky sembari menyetir.
Tidak ada yang terlalu istimewa dengan grocery date itu, jika sekilas orang lain akan melihat mereka seperti pasangan muda yang sedang berbelanja, beda halnya dengan kedua orang itu semakin lama keduanya merasa chemistry nya lebih kuat sebagai kakak beradik, perlahan Ricky juga menghapus perasaannya yang tersisa, membatasi hatinya agar tidak berkembang liar lagi, tapi juga sembari memperhatikan Kai, kalau-kalau pria itu berubah seperti dulu lagi kepada Davina.
Hingga hal yang sangat mereka takuti kembali terjadi. GEMPA.
🍁🍁
BREAKING NEWS :
Gempa berkekuatan 7,0 Skala Richter mengguncang pusat kota Pandora Town, sebuah gedung yakni Toserba terbesar yang dulunya masih berdiri kokoh kini rubuh separuhnya dan menimpa warga yang sedang berbelanja didalamnya. Belum diketahui jumlah korban karen tim SAR masih berusaha melakukan evakuasi. Reruntuhan gedung menyulitkan tim untuk menemukan korban, karena itu alat berat juga sedang ditunggu dilokasi untuk mempermudah proses evakuasi. Berikut liputan langsung dari tempat kejadian.
"Astaga gedungnya rusak bener, kasian banget orang-orang." Seru seorang perawat yang berjaga di bagian informasi.
Kai yang kebetulan sedang berada di dekat mereka hanya terdiam melihat televisi berlayar besar itu. Ia sudah terbiasa sekali dengan berita serupa dalam hampir dua tahun ini.
"PASIEN TIBA... "
Teriakan yang sama sekali sudah biasa Kai dengar, tidak ada kekalutan apapun mendengar teriakan itu. Ia hanya sigap dan berdiri tegap untuk segera mengejar pasiennya. Sempat terbersit juga di pikirannya kenapa kekasihnya belum kelihatan juga, padahal berita bencana sudah disiarkan, biasanya jika sudah seperti itu Davina bahkan sudah menunggu di pintu kedatangan menunggu ambulance, ikut berlarian dengan petugas medis sambil mendengarkan kondisi pasien.
Tapi...
Deg
"RICKY... RICKY... DENGERIN AKU RICKY... RICKY.... RICKY... DENGER AKU KAN??!! RICKY.... RICKY BALIK RICKY.... RICKY.....!!! HIKS... RICKY.... KEMBALI RICKY".
Kai sempat lupa caranya bernapas, melihat Davina muncul dengan babak belur terlihat jelas sekujur tubuhnya terluka, ia di dorong bersama dengan Ricky yang sudah terlentang pasrah di atas brankar dorong, sambil terus terisak ia melakukan kompresi di dada Ricky, pikirannya sudah ribut sekali, entah sudah bercabang kemana-mana. Pria ini termasuk dalam salah satu orang yang tidak ia kehendaki untuk kehilangannya. Ricky Nam, pria dimple sahabat kesayangannya.
Davina tidak sempat memperhatikan sekeliling bahwa ia sedang melewati pacarnya yang mematung. Kai berusaha mengumpulkan kesadarannya dan berlari mengikuti Davina yang jejeritan itu. Setibanya ia masih melihat Davina melakukan kompresi di dada Ricky.
"Vina... ", seru Kai.
Davina terus sibuk menaik turunkan tekanan tangannya di dada Ricky.
"Berhenti Vina, udah... "
Air mata Davina terus berjatuhan, masih terus memompa jantung Ricky.
"Sayang, stop... Dia ngga mau, udah stop". Seru Kai pelan karen sebelumnya ia sudah bertanya pada tim medis ambulance yang datang bersama Davina, bahwa sudah sejak 30 menit lalu dokter Ricky tidak menunjukkan tanda-tanda apapun. Jantungnya sudah berhenti berdetak sejak 30 menit lalu.
"Vina... "
"NGGAK... DIA MASIH MAU BANGUN... DIA MASIH MAU... ". bentak Davina.
Hati Kai sungguh sakit melihat bagaimana hancurnya penampilan gadisnya ini. Rambutnya berantakan, dagu, pelipis, batang hidungnya terluka, kedua sikut bajunya bahkan robek, jelas juga terlihat keduanya terluka, luka menganga di paha kiri Davina yang masih terlihat mengeluarkan darah.
"Sayang... Udah, ayo. Dia ngga mau lagi sayang, stop, jangan paksa dia lagi."
Davina menatap Kai dengan dalam, tangannya yang sejak tadi naik turun di dada Ricky, perlahan berhenti dan benar-benar berhenti. Kini mata hazel yang indah itu benar-benar penuh dengan air bening yang sejak tadi memang sudah mengucur deras. Kai yang matanya juga sudah berkaca-kaca mendekat dan mengangkat tubuh kekasihnya dari jasad Ricky.
"Kamu bilang d-dia ngga m-mau lagi? Ngga b-bangun lagi gitu? Hah? M-maksud k-kamu apa?", tanyanya pelan sekali, dan brugh....
.
Mas dimple dokter tulang kesayangan Davina, see you in another life mas 😭
.
.
.
TBC... 🍁