NovelToon NovelToon
Ruang Rahasia Di Kamar Tante Feronica

Ruang Rahasia Di Kamar Tante Feronica

Status: sedang berlangsung
Genre:Balas Dendam
Popularitas:9.6k
Nilai: 5
Nama Author: Yan duwei

Mahen selalu membenci Tante Feronica, bibinya yang menghilang 10 tahun silam. Ayahnya selalu mengatakan bahwa Tante Feronica adalah orang jahat yang telah membuatnya mendekam dipenjara selama 12 tahun.

Namun, ketika Mahen mencoba mencari petunjuk atas apa yang terjadi 10 tahun lalu, dia tidak menyangka bahwa dia akan menemukan sebuah ruang rahasia di kamar Tante Feronica. Di dalam ruang itu, Mahen menemukan petunjuk-petunjuk yang membuatnya mulai mempertanyakan apa yang selama ini dia percayai.

Mahen mulai menyelidiki tentang apa yang terjadi di masa lalu dan mengapa ayahnya dipenjara. Namun, semakin dia menyelidiki, semakin banyak rahasia yang terungkap. Mahen harus menghadapi kenyataan bahwa ayahnya tidak seperti yang dia pikirkan.

Tante Feronica, yang selama ini dia anggap sebagai orang jahat, ternyata memiliki alasan yang kuat untuk melakukan apa yang dilakukannya. apakah Mahen akan bisa menemukan kebenaran dan memperbaiki kesalahan masa lalu?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yan duwei, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BANG BENG

setelah selesai dengan misinya, Naomi dan Adis bergegas kembali ke mobil.

"gimana her tugas lo?" tanya Naomi pada Herdi. "aman dia. lo sendiri gimana?" bukan Herdi yang menjawab melainkan Mahen.

"wishh... Naomi habis akting" Adis yang menyahut. Naomi mulai sibuk mengotak-atik laptopnya.

"kita tunggu sampe mobil itu balik ke rumah tadi" ucap Naomi kembali memberi arahan.

Mahen dan teman-temannya terus mengawasi Innova reborn yang sedari tadi mereka ikuti hingga mobil itu keluar dari mall dan kembali ke rumah bertembok tinggi.

Mahen memarkirkan mobilnya sedikit jauh dari gerbang rumah bertembok tinggi itu.

Naomi terus memantau rekaman kamera kecil yang ia selipkan di baju wanita paruh baya tadi.

"ini siapa? tante lo bukan?" tanya Naomi pada Mahen seraya menunjukkan layar laptop yang menampilkan seorang wanita berusia sekitar tiga puluh tahunan. wajahnya cantik, kulitnya putih, rambutnya sedikit kemerahan.

terlihat wanita cantik itu sedang berbicara dengan si wanita paruh baya yang mereka tebak adalah pembantu.

"bukan. mereka lagi ngomongin apa?" tanya Mahen. Naomi memasang headset bluetooth di telinganya, "ngomongin masakan doang sih, menu makan malam, nggak ada yang obrolan penting" jelas Naomi.

"kita nggak tau sampe kapan mereka pakai baju itu. kalau mereka udah ganti baju kita udah nggak bisa mantau dalem rumah itu lagi" ucap Naomi menjelaskan situasi.

"jadi gimana dong nanti?" tanya Adis. Naomi terdiam, "coba bertamu kesana, biar bisa masang kamera. ada yang berani?" tanyanya.

"kenapa nggak lo aja?" tanya Mahen. "pak Lin udah tau gue. bahkan gue pernah nabrak dia di restoran. yang ada dia langsung curiga" jawab Naomi.

"gue aja" celetuk Herdi menawarkan diri. "lo yakin?" tanya Mahen. "percaya sama gue. gue bakal berusaha semaksimal mungkin." jawab Herdi yakin.

"lo bilang aja mau nyari alamat rumah temen, namanya Lin, biar di kasih masuk sama penjaga gerbangnya" pesan Naomi. "Lo bawa ini, ini kamera bisa rekam suara juga kok" lanjutnya seraya memberikan tiga buah kamera kecil pada Herdi.

Herdi mengangguk mantap lalu bergegas keluar dari mobil.

"permisi pak!" ucap Herdi dari luar gerbang. satpam yang berjaga bergegas mendekati Herdi.

"maaf, siapa ya?" tanya si satpam. "saya mau ke rumah temen saya pak. namanya Lin, katanya rumahnya di sekitar sini. tadi saya tanya di sekitar katanya ini rumah Lin" jelas Herdi mengarang cerita.

"ini memang rumah pak Lin, tapi kalau ada temennya yang mau dateng pak Lin selalu kasih tau saya sebelumnya" jawab si satpam tidak percaya pada Herdi.

"mungkin lupa pak, saya mau ketemu pak Lin dulu biar bisa tau dia temen saya atau bukan" pinta Herdi.

"pak Lin nggak nerima tamu sembarangan, saya nggak berani izinin sampean masuk." tegas si satpam.

"ayolah pak, saya udah jauh-jauh dari Jakarta kesini, masa nggak di kasih masuk? kalau pak Lin beneran temen saya gimana?" rengek Herdi. benar-benar tidak seperti Herdi yang biasanya cuek dan tegas, demi Mahen ia rela merengek seperti bayi.

"sebentar, saya hubungi pak Lin dulu" ucap si satpam seraya berlalu masuk ke pos.

tak berselang lama si satpam pun kembali, "masuklah" ucapnya seraya membuka pintu gerbang dan mempersilahkan Herdi masuk.

Herdi tersenyum penuh kemenangan, tanpa membuang-buang waktu ia langsung berjalan cepat menuju pintu utama rumah mewah itu.

"nggak tingkat kayak rumah orang kaya pada umumnya sih, tapi luas banget, halamannya aja udah kayak taman kota" batin Herdi seraya menatap sekeliling.

tiba-tiba seorang pria bertubuh gempal dan rambut gondrong menghampirinya, "maaf, nyari siapa ya?" tanya pria itu pada Herdi.

"ee... nyari pak Lin," jawab Herdi sedikit ragu. "ohh.. silahkan masuk, sini-sini masuk aja. pak Lin-nya lagi kumpul keluarga, sebentar lagi juga keluar" ucap pria bertubuh gempal itu seraya membuka pintu utama dan mempersilahkan Herdi masuk.

Herdi duduk di sofa ruang tamu di temani oleh pria bertubuh gempal. "maaf, kalau abangnya sibuk silahkan saja, saya nggak papa nunggu pak Lin di sini sendiri" ucap Herdi.

"saya nggak sibuk-sibuk banget kok, oh ya, nama saya Abeng, saya kepercayaan di sini, terutama bagian kebun. siapa namamu? " tanya pria itu pada Herdi seraya memperkenalkan diri.

"saya Herdi, salam kenal bang beng" jawab Herdi sambil tersenyum.

tepat saat herdi selesai berucap, terlihat pak Lin berjalan keluar menghampiri Herdi dan Abeng.

"anda yang mengaku teman saya?" tanya pak Lin pada Herdi dengan nada dinginnya membuat Herdi sedikit gentar.

"eng.. iya pak, apa ini pak Lin?" jawab Herdi balik bertanya. "sejak kapan kita berteman?" tanya pak Lin lagi.

"ah.. maaf pak, saya salah orang" cicit Herdi seraya tersenyum nyengir. "jadi? saya bukan temanmu. silahkan pergi" usir pak Lin pada Herdi.

"waduh.. sadis juga" gumam Herdi dalam hati, "eng.. iya pak, saya izin numpang toilet dulu sebentar, kalau boleh" izin Herdi.

"antarkan beng" suruh pak Lin pada Abeng. "hayu, saya antar" Abeng berjalan mendahului Herdi.

Herdi berjalan seraya melirik sana-sini mencari tempat yang pas untuk menaruh kamera kecil yang di bawanya.

mata Herdi tak sengaja melirik ke atas, "mampus, cctv" Herdi berjalan lurus tanpa menoleh sana sini karena sadar pergerakannya tertangkap kamera cctv yang berada di sudut atas ruangan.

"meja makan" Herdi tersenyum saat melihat meja makan di depannya.

Herdi berjalan seraya menatap kaca pembatas ruang tengah dan ruang hewan seolah-olah ia sedang memandangi hewan-hewan yang di kandang di dalam sana.

Duk..

pinggang Herdi menabrak sudut meja makan, Herdi mengaduh seraya menunduk mengusap-usap pinggangnya yang terasa nyeri.

tepat saat itu juga Herdi menempel kamera kecil di sudut bagian bawah meja makan.

"aman, mudah-mudahan nggak ada yang liat" gumam Herdi dalam hati.

"Didi! sebelah sini toiletnya!" terdengar teriakan Abeng yang memanggil Herdi.

"iya bang!" Herdi berlari kecil menyusul Abeng yang sudah berdiri di depan pintu toilet.

"berani masuk sendiri? atau mau di temani juga?" tanya Abeng membuat Herdi melotot.

1
D_wiwied
jangan plin plan Hen, jangan suka mainin perasaan
Rahma Amma
lanjut
D_wiwied
hmm menurutku si al mencurigakan 🤔🤔
D_wiwied
bang beng.. kok? waduh 😱😬😬
D_wiwied
main detektif2 an ni, seruuu
Rahma Amma
Ethan jenius👍, lanjut ....
D_wiwied
cakepp, Ethan pinter 👍
Rahma Amma
penasaran.....lanjut thor
D_wiwied
smg segera ada titik terang
Rahma Amma
aku suka ceritanya,, ngak muter2
lanjut....
D_wiwied
saingan cinta.. 😂
D_wiwied: mahennya masih bingung tu, antara nao apa oca.. tp menurutku keknya cenderung ke nao ya
Dwi Ade: waduh😱 saingannya detektif handal nih😄
total 2 replies
Celty Sturluson
ceritanya keren abis! Thor, kamu hebat!
Dwi Ade: hallo, terimakasih sudah membaca karya tulis saya. maaf jika karya saya masih banyak kekurangannya 🙏
kritik dan saran saya terima dengan hati😊🙏
total 1 replies
Takahashi HitomiLửa
Lanjutin dong, penasaran banget!
Dwi Ade: hallo, terimakasih sudah membaca karya tulis saya. maaf jika karya saya masih banyak kekurangannya 🙏
kritik dan saran saya terima dengan senang hati 😊🙏
total 1 replies
Kelestine Santoso
Aku bisa merasakan perasaan tokoh utama, sangat hidup dan berkesan sekali!👏
Dwi Ade: hallo, terimakasih sudah membaca karya tulis saya. maaf jika karya saya masih banyak kekurangannya 🙏
kritik dan saran saya terima dengan senang hati 😊🙏
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!