NovelToon NovelToon
The Chosen One

The Chosen One

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Fantasi
Popularitas:183
Nilai: 5
Nama Author: Irvan Al-Lana

Seorang laki-laki berumur 15 tahun yang Ingin membalas kan dendam nya kepada para iblis yang telah membunuh kedua orang tua nya, namun ia tidak memiliki kekuatan atau pun sihir yang dapat membinasakan para iblis, namun semua itu berubah karna kehadiran kakek kakek misterius

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Irvan Al-Lana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 6 : Melatih fokus

Semalaman Radit latihan hanya untuk membelah batu yang kecil saja, namun itu tidak semudah apa yang di bayangkan, berulang ulang kali dia gagal dan gagal, namun ia terus mencoba tanpa menyerah sedikit pun, bahkan sampai malam sudah mendekati subuh, dia masih terus mencoba untuk memecahkan batu itu namun ia terus saja gagal membelah batu kecil itu.

"masih belum bisa bro?" tanya kakek Shin yang tiba tiba saja muncul di belakang Radit.

"Hmm.... masih belum bisa kek" ucap Radit dengan raut wajah sedih.

"kau masih belum paham caranya ya? gunakan hati mu nak, jangan terlalu fokus kepada kekuatan fisik mu, hati mu lah yang mampu mengendalikan tenaga dan kekuatan mu, jika kau bisa mengendalikan emosi dan menggunakan hati mu maka kau juga akan bisa mengendalikan kekuatan mu itu" ucap Kakek Shin.

"ucapan kakek itu ada benar nya Tuan, jika kau saja tidak bisa mengendalikan hati mu maka kau tidak akan bisa menggunakan mana, karna mana juga butuh pengendalian yang maksimal, jika kau saja tidak bisa mengendalikan kekuatan mu, maka kau tidak akan bisa mengendalikan Mana" ucap Axell.

"akhh tapi aku masih bingung bagaimana caranya menggunakan hati? , Axell"

Radit, yang sedang berbicara kepada Axell lewat pikiran nya, kemudian ia berbaring di bawah pohon beringin yang rindang, memandangi langit yang biru sambil memikirkan apa yang di ucapkan kakek Shin tentang menggunakan hati, namun tak lama kemudian Axell berkata lagi

"kau terlalu berfokus pada kekuatan fisik mu Tuan, namun kau tidak pernah fokus pada apa yang ada di dalam hatimu".

"ayo coba lagi sampai kau bisa, tapi ingat segala sesuatu itu harus di lakukan dengan hati, atur emosi mu atur pikiran mu jangan selalu mengandalkan kekuatan mu" ucap Axell sang dewi pengetahuan itu.

"baiklah akan ku coba "

Radit, kemudian berdiri mengambil batu kecil lalu memfokuskan pikiran nya kemudian ia menyentuh batu kecil itu dengan jari telunjuk di tangan sebelah kanan nya lalu menekan nya, tapi batu kecil itu tetap saja hancur berkeping-keping.

"coba lagi tapi kali ini harus lebih fokus lagi dengan hati dan perasaan mu, ayo kau pasti bisa, semangat" ucap Axell menyemangati nya.

lalu Radit mencobanya kembali, tapi kali ini ia mencoba lebih fokus lagi, mencoba sangat fokus dan tenang, tapi tetap saja batu itu hancur dan bukannya terbelah, namun ia tidak menyerah dan patah semangat, mencoba nya lagi sampai ber ulang-ulang kali, memfokuskan kan dirinya lebih dalam lagi, sudah hampir 300 batu yang ia hancurkan tapi tidak ada hasil nya sama sekali.

hari berganti malam lagi tapi Radit masih berlatih membelah batu itu, bahkan untuk makan dan tidur saja dia tidak mau, karna tekad nya yang sangat kuat, Kakek melihat nya masih memfokuskan pikiran nya pada batu itu takjub dengan kegigihan nya yang luar biasa.

"hei nak, hari sudah gelap ayo tidur, kau sudah begadang semalaman, kau juga belum makan seharian nanti kau terkena Asam Lambung, latihan nya bisa di sambung esok hari" Ucap kakek mengkhawatirkan kondisi Radit.

namun Radit hanya diam tidak menjawab perkataan Kakek Shin, pikiran nya terlalu fokus terhadap batu itu.

"Setidaknya makan lah dulu, makan lah sikit nanti sakit"

Namun Radit masih tidak menanggapi perkataan Kakek Shin, karna merasa tidak di acuh kan oleh Radit, Kakek Shin akhirnya masuk kedalam rumahnya, menarik selimut lalu tidur.

keesokan harinya kakek Shin keluar dari rumah nya dan melihat Radit yang masih berdiri dengan mata terpejam dan batu di tangan nya, ia masih memfokuskan diri pada batu itu.

"apakah dia melakukan nya lagi semalaman? dia sudah dua hari begadang tanpa tidur, dia juga belum makan selama dua hari, aku salut dengan tekad nya yang kuat" ucap kakek Shin dalam hati.

tapi tak lama kemudian Radit menekan jarinya ke arah batu itu dan batu itu tetap hancur berkeping-keping, membuat Radit duduk terdiam tak bergeming.

"jangan menyerah ayo coba lagi kau pasti bisa, gambate!" ucap kakek Shin sambil membawakan sarapan bubur dengan campuran sayur dan kacang-kacangan dengann lauk ikan bakar yang kelihatan nya enak.

"sebelum melanjutkan latihan lebih baik kita sarapan dulu, aku sudah menyiapkan sarapan untuk kita berdua"

kakek Shin, Mengajak nya sarapan bersama, kemudian Radit duduk di sebelah kakek Shin dan memakan makanannya dengan lahap, wajarlah sudah dia hari dia tidak makan, kemudian kakek menyuguhkan nya teh hangat manis yang bisa menambahkan semangat.

"Mengapa Susah sekali mengatur kekuatan ini kek" Ucap Radit.

"Sebenarnya tidak sesulit itu Nak, kau hanya tidak fokus kepada hati dan perasaan mu" Hanya kata kata fokus saja yang terus di ucapkan oleh kakek Shin, namun Radit masih belum mengerti dengan kata fokus pada hati dan perasaan.

setelah selesai makan Radit melanjutkan latihan nya seperti sebelumnya, namun batu itu masih saja hancur seperti sebelumnya, namun aneh nya batu itu tidak hancur berkeping-keping seperti sebelumnya yang hancur berkeping-keping, ia terus mencoba dan mencoba walaupun batu itu masih saja hancur walaupun tidak berkeping-keping.

setelah satu Minggu berlalu tapi Radit masih belum bisa membelah batu itu, keesokan harinya kakek Shin yang sedang memancing terkejut karna teriakan Radit memanggilnya.

"kakek!, aku berhasil!" teriak Radit memanggil orang tua yang sedang memancing itu.

Radit berlari ke arah kakek Shin yang sedang memancing dan menunjukkan sebuah batu kecil kemudian menutup matanya dan menekan batu itu, seketika batu itu terbelah menjadi dua.

"wah! bagus, bagaimana kau bisa melakukan nya?" tanya kakek Shin ingin tau.

"aku memfokuskan pikiran ku dan mengatur jumlah tenaga yang ingin ku keluar kan, dan hasil nya begini hehe" Ucap Radit dengan senyum kebahagiaan.

"akhirnya kau mengerti juga bagaimana cara mengendalikan kekuatan mu, dan sekarang coba belah batu besar itu dengan tenaga mu" ucap kakek Shin sambil menunjukan sebuah batu besar yang ada di dekat mereka.

kemudian Radit berlari menuju ke batu itu memejamkan matanya lalu terdiam tanpa berbicara sedikit pun, sudah setengah jam waktu berlalu namun Radit masih tidak bergerak sama sekali, suasana menjadi hening .

"lama sekali fokus nya, seperti nya aku sempat membuat kopi" ucap kakek tua itu.

lalu kakek Shin pulang ke rumahnya menyeduh secangkir kopi untuk di minum lalu kembali ke tempat tadi sambil membawa secangkir kopi yang hangat, lalu kakek Shin duduk dan meminum kopinya dengan santai, tak lama kemudian Radit melompat dan menghempaskan tangan nya ke batu besar itu, seperti layaknya Atlet karate, lalu batu itu terbelah menjadi dua, membuat kakek Shin terkejut dengan apa yang terjadi, sampai-sampai membuat nya tersedak oleh kopi buatan nya sendiri.

"aku berhasil!" teriak Radit dengan girang.

"yah kau berhasil, ohok…" ucap kakek Shin sambil terbatuk akibat tersedak kopi.

"tapi terlalu lama cobalah lebih cepat lagi" ucap kakek Shin.

"Baik!!"

akhirnya setelah dua Minggu Radit berhasil menyempurnakan pengendalian kekuatan fisik nya, tanpa harus berfokus semalam setengah jam, dia sudah bisa membelah batu besar menjadi dua bagian, dengan cepat. lalu latihan apalagi yang akan di berikan kakek Shin selanjutnya?

To be continued...

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!